Vano terus memanggil Ziva sambil mengedor pintu kamar itu. Tapi Ziva tidak perduli sama sekali dengan Vano. yang memanggil namanya.
Ziva lebih memilih masuk kekamar mandi, dan berendam di dalam Bathtub. Karena itu jauh lebih membuatnya tenang dari pada berdebat dengan Vano. Dan Ziva juga merasa sedikit lelah. Hinga Ziva tertidur di dalam Bathtub itu.
Sementara Vano berniat ingin mendobrak pintu kamar Ziva. Akan tetapi ia takut akan ke marahanan Ziva dan dia memilih pergi dan duduk di ruang keluarga. Setelah tiga puluh menit Vano menunggu tiba-tiba ponselnya berdering.
Drettttt dreeett.
[Sayang]
"Ya Keyla" kata Vano. Setelah sambungan telponya tersambung.
"Sayang kamu di mana? aku di kantor kamu. Tapi Arman bilang kau udah pulang satu jam yang lalu" tanya Keyla dengan manja.
"Kamu tadi juga udah ke kantor. Terus sekarang kekantor lagi. Udah sore begini aku juga udah mau pulang kerumah. Kan kamu bisa tunggu aku di rumah" kata Vano.
"Aku engga sabar tunggu kamu di rumah." jawab Keyla.
"Memamgnya ada apa?" tanya Vano.
"Kamu tau kan sayang temen aku yang namanya Megan. Itu. Yang suaminya pengusaha tambang batu bara?"
"Em. Terus" kata Vano.
"Dia sayang baru beli cincin berlian keluaran terbaru" kata Keyla lagi.
Vano sudah sangat hapal dengan maksud Keyla. Karena Vano sudah sangat mengenal Keyla yang memiliki sipat angkuh dan ia tidak ingin ada yang menyaiginya.
"Em terus" jawab Vano.
"Kamu juga beliin aku dong sayang. Dia di beliin suaminya waktu suaminya ke jerman" Kata Keyla dengan semangat.
"Ini yang membedakan Ziva dan Keyla" batin Vano.
"Iya nanti aku belikan" jawab Vano.
"Makasih sayang" jawab Keyla.
Biip!
Keyla langsung memutuskan sambungan telepannya. Bahkan Keyla tidak menanyakan seperti apa keadaan suaminya.
"Tidak pernah sekali pun dia. Bertanya apa aku sudah makan. Apa lagi ketika aku pulang kerja dengan lelah. Secangkir kopi pun tidak ia tawarkan" gumam Vano. Sambil memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pusing.
Vano kembali berjalan menuju kamar Ziva. Vano berharap kali ini Ziva akan membuka pintu untuknya.
"Zivanya"
Tok Tok Tok!.
"Ziva" Vano terus menggedor dan memangil Ziva. Tapi Ziva yang sudah tertidur di dalam Bathtub tidak mendengar sama sekali Vano memanggilnya.
Vano memutuskan pulang kerumah besarnya. Di mana ada kedua orang tuanya dan Istrinya di rumah itu. Vano keluar dari rumah itu dengan rasa kesal, sadih dan perasaan yang tidak menentu.
Setelah beberapa menit mengemudi Vano kini sudah sampai di kediamannya. Vano pulang dengan rasa kesal di hatinya.
Clek!.
Vano membuka pintu utama rumah besarnya itu. Terlihat wajah Keyla dan Sinta sedang duduk di sofa. Keduanya sedang meminum secangkir teh. Vano terus berjalan tidak perduli pada dua wanita itu.
"Sayang" Keyla memanggi Vano. Karena Vano merewatinya begitu saja.
Vano menghentikan langkahnya. Dan berbalik melihat Keyla yang ada di belakangnya. Keyla berjalan setengah berlari memeluk Vano.
"Sayang kamu jadi kan beliin aku. Perhiasan keluaran terbaru?" tanya Keyla sambil bergelanyut manja di leher Vano.
"Em" jawab Vano. Mengangguk.
"Oke. Kalau gitu kamu langsung ke kamar terus mandi. Badan kamu bau" kata Keyla. Lalu Keyla menjauh dari Vano.
Vano mulai berjalan kembali menuju kamarnya. Di kepalanya hanya ada Ziva. Entah apa kelebihan gadis delapan belas tahun itu. Sehingga Vano begitu memikirkannya.
Clek!.
Vano membuka pintu kamarnya. Dan ia berjalan masuk.
Huuuft!
Vano menghembuskan napasnya kasar.
"Entah kapan Keyla bisa. Memperhatikan aku" gumam Vano.
Karena Vano ingin istrinya yang menyiap kan segala kebutuhannya. Dan selalu memperhatikannya. Tidak seperti Keyla. Istrinya itu hanya mengerti masalah belanja sedangkan untuk mengurus dirinya tidak mengerti.
Vano masuk kedalam kamar mandi. Dan mulai membersihkan dirinya. Tidak berapa lama kemudian Vano sudah selesai dengan ritual mandinya. Ia mengambil baju sendiri di lemari.
"Semoga Ziva bisa menjadi istri seperti yang ku inginkan" batin Vano.
Clek!.
Pintu kamar Vano terbuka. Keyla masuk dan memeluk Vano dari belakang.
"Sayang bikinin aku kopi dong" kata Vano. Karena ia ingin sekali minum kopi buatan istrinya. Tapi selama menikah tidak pernah satu kali pun Keyla menyeduhkannya secangkir kopi.
"Engga ah yang. Aku suruh pembantu aja" kata Keyla.
Huuft!.
Vano masih mencoba bersabar dengan tingkah Keyla. Ia tidak mau membuat keributan. Karena ia sedang malas berdebat. Apa lagi ia takut Keyla marah.
"Sayang empat hari lagi. Kita mau resepsi jadi besok kita ke butiq untuk Fitting Dress. Kamu jangan lupa" kata Keyla.
"Em" jawab Vano cuek.
"Sayang" Keyla membawa Vano duduk di ranjang. Vano mengikuti keiginan Keyla.
"Sayang" panggil Keyla lagi.
"Em" jawab Vano lagi.
"Kamu kenapa sih sekarang. Kamu seperti sudah berubah sama aku." Kata Keyla. Karena memang sekarang Vano sering kali menghindari Keyla.
"Maksud kamu?" tanya Vano.
"Kamu sekarang udah berubah jauh. Kalau dulu apa yang aku mau kamu tidak banyak berpikir. Setiap aku mengatakan apa yang aku mau kamu langsung berikan. Tidak seperti sekarang" kata Keyla yang mulai marah pada Vano.
"Oh begitu?" Vano tidak menanggapi Keyla sedikit pun. Di kepalanya hanya ada Ziva.
"Ziva apa kamu masih mengacuhkan ku" batin Vano.
"Vano!. Kamu kenapa sih? Kamu udah engga cinta lagi sama aku iya?" Keyla berbicara sambil berteriak di wajah Vano.
"Keyla cukup!" Vano mulai membentak Keyla.
"Kamu. Kamu membentak aku. Kamu udah engga sayang sama aku" kata Keyla.
"Cukup Keyla. Apa kau pernah berpikir bagai mana aku. Aku sangat lelah tapi kau sama sekali tidak perduli dengan ku. Bahkan aku meminta anak saja tidak mau kau berikan. Karena kau takut tubuh mu yang sexy itu menjadi rusak" kata Vano. Ia sudah tidak bisa lagi menahan kemarahan nya. Ia sudah cukup sabar menghadapi Keyla. Tapi kali ini habis sudah kesabarannya.
"Kau kenapa Vano. Bukan kah kau tidak pernah mempermasalahkannya. Lalu kenapa kau mempermasalahkan anak" kata Keyla yang tidak mau kalah.
"Aku sudah muak Keyla. Kau sama sekali tidak pernah mau tau tetang keinginan ku" Vano mengeluarkan emosinya.
Vano mulai malas berdebat dengan Keyla. Karena ia merasa itu percuma saja. Mau bagai mana pun Vano berbicara. Keyla tetap lah Keyla yang keras kepala. Yang egois. Yang ia tau ia hanya mementingkan dirinya sendiri. Tanpa memikirkan orang lain.
Vano melangkah kearah pintu. Dan keluar dari kamar itu. Vano tidak perduli dengan Keyla yang terus memanggilnya. Ia ingin pergi dan menenangkan diri. Saat ini ia lebih memilih sendiri dari pada di rumah ia pusing dengan tingkah Keyla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
lah ngapain juga dipertahkan ..situ yg bodoh, mamam tuh cinta 😏
2024-02-05
0
Lisa Halik
sanjung banget tu keyla
2022-12-25
0
Sunarti
dua istri emang ada bedanya
2022-11-19
0