"Daffa,Daffi kalian di rumah baik-baik ya" Ziva berpamitan pada kedua adik kembarnya.
"Kakak kenapa sih siang kerja malam juga kerja Kakak engga capek apa?" kata Daffi yang protes karna Ziva tidak pernah berhenti bekerja siang dan malam.
"Iya kak, emang kak Ziva engga capek"kata Daffi yang duduk di kursi yang sama dengan Daffa sambil menonton televisi.
Ziva yang berdiri di pintu hendak keluar kembali melangkah masuk, Ziva mendekati kedua adik kembarnya dan Ziva duduk di tengah-tengah kedua adik kembarnya.
Daffa yag duduk di sebelah kiri dan Daffi di sebelah kanan Ziva. kedua adik kembar Ziva memeluk Ziva dan ia pun memeluk kedua adiknya.
"Daffa sama Daffi harus bisa mengerti keadaan kita, sekarang kita cuman hidup bertiga jadi kita harus kuat" Ziva berusaha memberi pengertian pada kedua adiknya.
"Tapi Kak kenapa Kakak harus selalu bekerja" Tanya Daffi.
"Sayang dengerin Kak Ziva" Ziva turun dari kursi dan duduk di lantai sementara kedua adiknya duduk di kursi.Ziva memegang kedua tangan adiknya dengan tangan Ziva yang menggabungkan tangan adiknya.
"Kakak rindu sama Mama dan Papa, apa kalian juga rindu sama mereka?" Ziva bertanya pada kedua adiknya.
"Iya kak" keduanya menjawab bersamaan.
"Nah karena kita semua rindu sama Mama dan Papa Kakak ingin membeli rumah yang dulu kita tempati bersama Mama dan Papa, jadi kalau kita rindu sama Mereka kita bisa tidur di kamar mereka, kalian ngertikan?" Ziva berusaha memberi pengertian pada kedua adiknya karena ia memang ingin tinggal di rumah yang memiliki kenangan dengan orang tuanya.
Daffa dan Daffi meneteskan air matanya karena mengingat orang tuanya, mereka pun menginginkan kembali ke rumah itu karena keduanya merindukan rumah orang tuanya yang menyimpan banyak kenangan.
"Hey, kenapa nangis itu kan keinginan kalian?"tanya Ziva karna memang dulu sewaktu mereka pertama kali tinggal di kontrakan itu kedua adiknya mengatakan suatu saat nanti mereka ingin bisa tinggal di rumah orang tuanya yang meninggalkan banyak kenangan itu.
"Iya kak" Daffa dan Daffi menjawab sambil menganggukan kepala.
"Nah kalau gitu Kakak harus kerja supaya bisa nabung terus rumah itu kita beli lagi" kata Ziva.
"Iya Kak kita juga mau bantu Kakak kerja" kata Daffa yang di angguki Daffi.
"Kalin serius mau bantu Kakak?" tanya Ziva.
"Iya" keduanya menjawab.
Ziva tersenyum memandeng wajah Daffa dan Daffi, Hufh! Ziva menarik napas dan memegang kedua pipi adik kembarnya.
"Kalau kalian mau nolong Kakak boleh" kata Ziva.
"Kakak serius" tanya Daffi karena keduanya tampak bahagia mendengar ucapan Ziva untuk membantu Kakaknya dalam bekerja.
"Iya"jawab Ziva.
"Hore asik, Daffi nanti kita kerja di tempat cuci mobil pak hendri ya" kata Daffa yang di angguki Daffi.
"Bukan" kata Ziva.
"Apa nya yang bukan tadi Kakak bilang kami boleh bentu Kakak kerja" kata Daffi yang kebingungungan.
"Jadi gini kalian bantu Kakak denga cara, pertama kalian engga boleh nakal, terus harus jadi orang kuat artinya engga boleh jadi anak cengeng, terus harua bisa mandiri dengan mengerjakan semua hal sendiri dan kalian harus sekolah dan jadi anak pinter supaya Mama sama Papa senang lihat kalian di surga karna kalian jadi anak baik" kata Ziva berusaha memberi adiknya pengertian.
"Oh gitu ya Kak" kata Daffi.
"Ya Kak Daffa janji bakalan sekolah dengan baik supaya Kakak bisa duduk di rumah dan kami yang cari uang buat Kaka" Kata Daffa.
"Ya Kak" Daffi meng iya kan ucapan kembarannya.
Ziva meneteskan air matanya, ia tersenyum dan merasa terharu mendengar ucapan kedua adiknya, ia sangat bersukur memiliki dua adik yang mengerti ke adaan mereka.
"Kalau gitu mulai sekarang Kakak harus kumpulin uang banyak buat beli rumah kita yang dulu terus buat sekolah kalian berdua" kata Ziva.
"Ya Kak" jawab Daffa dan Daffi.
"Kakak pergi dulu dan kalian harus di rumah baik-baik ingat nontonnya jangan sampe tengah malam besok harus sekolah" Kata Ziva.
"Siap Bu Boss" jawab Daffi.
"Kakak pergi dulu"kata Ziva.
Kini Ziva sudah keluar dari rumahnya ia pergi dengan menaiki taxy ia pergi dari rumah dengan memakai kemeja lengan panjang di lapisi jaket dan rok sampai di lututnya.
Dari rumah Ziva memang selalu memakai baju sopan karna tidak ingin adiknya tau apa pekerjaannya da Ziva juga tidak mau membuat kedua adiknya merasa sedih walau pun mereka masih duduk di bangku SD tapi sedikit banyaknya mereka tau apa itu pekerjaan wanita malam.
...-----------...
Kini Ziva sudah sampai di Club malam yang biasa ia datangi untuk bekerja menjadi pelayan namun sepertinya malam ini pekerjaannya akan bertambah karena harus melayani tamu yang di pinta oleh Mami germo di Club itu dan juga demi bisa lepas dari Vano.
"Ini demi Om gila itu engga ngancam aku lagi" batin Ziva.
Ziva sudah berganti baju sexy paha mulusnya sudah terpampang ia sudah terbiasa dengan mata hidung belang yang memandangnya.
Rambutnya terurai dadanya sedikit terbuka di tambah baju yang di gunakannya tanpa lengan bebas sudah lelaki hidung belang itu melihat tubuhnya.
"Vanya" Mami memanggil Ziva.
"Ya Mi" Ziva menjawab setengah berteriak karna alunan musik sangat kencang jadi tidak bisa berbicara pelan.
"Kamu mau kan bantu Mami?" Mami terlihat sangat berharap sekali Ziva mau membatunya, karna ia takut sekali kalau Clubnya di hancurkan oleh pelanggannya itu.
"Ia Mi tenang aja Vanya bantu Mami"kata Ziva.
"Ah terimakasi sayang kamu sudah mau jadi penyelamat Mami" Kata Mami.
"Tapi apa Mami yakin orang itu engga nolak Vanya seperti yang lainnya?"tanya Ziva karena ia juga merasa sedikit ragu.
"Iya sih"Mami sedikit ragu juga seperti apa yang Ziva rasakan tapi iya tetap percaya kalau orang tersebut tidak akan menolak Ziva seperti orang itu menolak gadis-gadis lain yang sudah ia pilih sebelumnya.
"Gimana dong Mi kalau Vanya gagal" tanya Ziva yang semakin tidak percaya diri.
"Mami yakin kamu engga akan di tolak oleh orang itu dan Mami juga yakin kamu akan berhasil cuman kamu harapan Mami" kata Mami memegang tangan Ziva.
"Oke. Vanya akan coba kalau pun gagal Vanya engga akan sedi yang penting Vanya udah usaha buat nolong Mami" kata Ziva.
"Makasih Ya sayang"kata Mami.
"Kamu tunggu dulu di ruangan Mami, biar Mami yang tunggu dia di sini, Nanti kalau dia datang Mami bakal bawa dia ke tempat kamu nunggu dia" kata Mami.
"Ya udah Vanya ke ruang Mami dulu".
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Tarmi Widodo
Vanu gila tuh😀😀😀
2023-10-28
0
Tiah Sutiah
pasti vano...
2022-03-27
0
akoh ghaghal vhakum
si Vano noh
2022-03-25
0