Bab 12

Saya Terima Nikahnya Zivanya Sabilla Binti Rahman Syarif Dengan Mas Kawin Tersebut TUNAI.

Sah????

Saaahh!!!!

Dengan menjabat tangan penghulu sambil melapaskan IZAB dengan lantang Vano menyambut melapaskan Kabul hanya dengan satu tarikan napas.

Ziva di nikahkan oleh wali Hakim. Karena ia sudah tidak memiliki wali lagi. Ada pun kedua adiknya itu belum bisa karena masih terlalu kecil. Dan pernikahan mereka juga bukan pernikahan Siri karena setelah Akad mereka menanda tangani buku Nikah.

Entah bagai mana caranya, Vano bisa mendapatkan buku nikah itu, padahal ia masih memiliki istri dan ia juga tidak membuat surat izin poligami lalu di tandatangani istri pertamanya. Mungkin uang yang berbicara dan kekuasaan yang mendampinggi. Maka semuanya mudah saja.

Ziva dan Vano menikah di rumah mendiang kedua orang tua Ziva. Yang dulu mereka tempati, entah bagai mana caranya rumah itu bisa di beli oleh Vano. Rumah itu juga yang menjadi Mahar Ziva.

Ada rasa sedih di hati Ziva, bagai mana tidak, ia menikah dengan orang yang tidak di cintainya, lalu ia menikah karena di ancam oleh Vano, dan ia menikah tanpa di saksikan kedua orang tuanya. Dan yang lebih sakit ia menjadi istri kedua, lebih parahnya istri simpanan.

Tapi ada satu lagi yang membuat hati Ziva sedih. Pirman ya lelaki yang di cintai Ziva, entah apa yang harus Ziva katakan padanya dan entah bagai mana cara menjelaskannya. Ziva benar-benar sedih karena tidak dapat menikah dengan orang yang di cintainya.

"Zivanya, ayo berikan tangan mu pada suami mu" kata salah satu saksi yang ada di pernikahan Ziva.

Lamunan Ziva terhenti, karena ada yang memanggil namanya, sambil memberikan tangan kananya Ziva meneteskan air matanya. Setelah Vano memasangkan cincin di jari manisnya, kini gilirannya yang memasang cincin di jari manis Vano.

Biasanya Ziva melihat ada cincin di jari manis itu. Tapi saat ini tidak ada, mungkin Vano melepasnya sebantar, karena ia tau setelah menikah dengan Ziva akan ada proses pemasangan cincin.

Setelah Ziva memasang kan cincin di jari manis Vano. Vano yang kini telah sah menjadi suami nya. Kini Ziva mencium punggung tangan suaminya dan Vano mencium kening wanita yang kini sudah menjadi Istrinya.

Pernikahan Ziva dan Vano hanya sebatas Akat saja, tidak ada Resepsi seperti impian Ziva sewaktu kecil dulu. Impian Ziva menjadi seorang ratu di hari pernikahannya kini pupus sudah. Bahkan pernikahannya hanya ada beberapa orang saja itu pun hanya untuk saksi.

Tapi kesedihan Ziva sedikit terobati, karena Daffa dan Daffi sangat bahagia, menyaksikan pernikahannya, sekaligus mereka kini menempati rumah mendiang orang tua mereka.

"Kak Ziva" Daffa datang memeluk Ziva dan begitu juga dengan Daffi.

Kini hanya tinggal mereka saja di rumah itu, ya di sana hanya ada. Ziva, Daffa, Daffi dan Vano.

"Terimakasih ya Kak Ziva" kata Daffi sambil memper erat pelukannya.

"Iya Daffi juga, ngucapin makasih sama Kak Ziva, karena Kak Ziva bisa bawa kami tinggal lagi di rumah ini"

Daffa dan Daffi terus memeluk Ziva, kedua adik kembarnya itu terlihat sangat bahagia, tapi mereka tidak tau hati Ziva seperti apa, hati Ziva remuk dan hancur, saat saksi mengatakan SAH padahal itu kata sangat sepele. tapi maknanya sangat besar, bahkan dengan kata itu Ziva kini dunianya sudah berubah.

Vano hanya menyaksikan ketiga orang di hadapannya, ada rasa bahagia di hatinya karena kini bisa memiliki tapi ada rasa sedih juga kalau ia mengingat Keyla, ia merasa sedih karena sudah menghianati orang yang paling di cintainya.

"Maaf kan aku Keyla" batin Vano.

Vano kembali mengingat bagai mana ia bisa menikah dengan Keyla, bagai mana bahagia keluarganya, saat ia menikahi Keyla. tapi tetap Vano menikahi Keyla tidak ada resepsi karena waktu itu setelah Akat nikah, Nenek Vano meninggal dunia, dan resepsi pernikah Vano di tunda dan dalam waktu dekat ini akan di langsungkan resepsi pernikahan Vano dan Keyla.

Entah bagai mana Vano harus berkata pada Ziva, kalau Ziva tau ia akan melangsungkan resepsi bersama Keyla istri pertamanya. Vano bingung sendiri dengan keadaannya.

"Om kenapa" Daffa bertanya pada Vano, karena Vano duduk sambil melihat mereka tanpa berkedip.

"Saya engga apa-apa" jawab Vano.

Drettttt!!!!

Phonsel Vano berbunyi, Vano segera memangambil phonselnya, dan ia melihat tertulis di layar phonselnya. Vano pergi menjauh dari Ziva dan adik kembarnya.

My Wife.

"Halo sayang"

"Sayang kamu di mana?" tanya Keyla di seberang sana.

"Aku lagi di luar kota Sayang" jawab Vano dengan berbohong.

Ziva yang berada di belakang Vano, menyenderkan tubuhnya di dinding sambil melipat tangannya di dada. Mendengarkan Vano yang sedang berbicara dengan Keyla.

"Sayang kamu cepat pulang ya Mama lagi sakit" kata Keyla.

"Mama sakit" Vano sedikit kawatir mendengar Mamanya sakit.

"Iya Sayang dan Mama nanyak in kamu terus, kamu cepat pulang ya" kata Keyla dengan lembut dan manja.

"Ya sayang aku pulang sekarang, kamu tunggu aku ya" kata Vano.

"Oke, love you babe" kata Keyla sebelum memutuskan panggilannya.

"Love you more honey" balas Vano.

Biip.

Vano berbalik dan ia ingin menemui Ziva yang tadi ia tinggalkan di ruang tamu, tapi saat ia sudah berbalik ternyata Ziva ada di belakangnya. Sambil melipat tangan dan menyenderkan tubuhnya.

"Love you more honey" kata Ziva mengejek Vano yang mematung karena sedikit terkejut dengan kehadiran Ziva di belakangnya.

"Sejak kapan kamu di situ?" tanya Vano dengan suara beratnya.

"Sejak Om pergi dari depan, dan berjalan, lalu Om berhenti di sini." Kata Ziva santai.

"Kamu mau mendengarkan pembicaraan orang lain" tanya Vano tegas.

"Ia Om, Om kan memang orang lain, bahkan Om itu orang asing buat saya" kata Ziva.

"kamu berani sama saya?"

"Kenapa saya harus takut sama Om"

"Saya suami kamu sekarang!" Vano mulai berbicara dengan nada membentak.

"Tapi tadi Om sendiri yang bilang, kalau saya suka mendengarkan pembicaraan orang lain, dan orang lain itu Om" Ziva tetap saja santai berbicara, bahkan Ziva dengan beraninya menatap mata Vano yang sedang menatapnya tajam.

"Kamu!!!" Vano benar-benar jengkel ia mulai berjalan mendekati Ziva.

"Boss" tiba-tiba terdengar suara Arman tangan kanan Vano.

"Kenapa" kata Vano dengan jengkel.

"Datang di saat tidak tepat" batin Vano.

"Barusan Tuan besar menghubungi saya, kalau Nyonya besar, keadaannya sedang sakit dan sekarang sudah di larikan ke rumah sakit" Arman menjelaskan.

"Saya pergi dulu, dan kamu harus hubungi saya kalau mau pergi kemana pun, dan kalau saya hubungi kamu, awas kalau kamu abaikan."

Setelah mengatakan itu, Vano langsung pergi karena ia sangat hawatir dengan keadaan Mamanya.

Terpopuler

Comments

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

dasar Vani gila tukang kawin😊😊

2023-10-28

0

liberty

liberty

kalo cinta gak akan mendua mas 🙄

2023-02-19

0

Lisa Halik

Lisa Halik

sabarlah ziva

2022-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77 Pengumuman.
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88 pengumuman
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101 [Pengumuman]
102 SEASON ll ■ Bab 102
103 SEASON ll ■ Bab 103
104 SEASON ll ■ Bab 104
105 SEASON ll ■ Bab 105
106 SEASON ll ■ Bab 106
107 SEASON ll ■ Bab 107
108 SEASON ll ■ Bab 108
109 Season ll ■ Bab 109
110 SEASON ll ■ Bab 110
111 SEASON ll ■ bab 111
112 SEASON ll ■ Bab 112
113 SEASON II ■ BAB 113
114 SEASON II ■ BAB 114
115 SEASON II ■ BAB 115
116 SEASON II ■ BAB 116
117 SEASON II ■ BAB 117
118 SEASON II ■ BAB 118
119 SEASON II ■ BAB 119
120 SEASON II ■ BAB 120
121 SEASON II ■ BAB 121
122 SEASON II ■ BAB 122
123 SEASON II ■ BAB 123
124 SEASON II ■ BAB 124
125 SEASON II ■ BAB 125
126 SEASON II ■ BAB 126
127 SEASON II ■ BAB 127
128 SEASON II ■ BAB 128
129 SEASON II ■ BAB 129
130 SEASON II ■ BAB 130
131 SEASON II ■ BAB 131
132 SEASON II ■ BAB 132
133 SEASON II ■ BAB 133
134 SEASON II ■ BAB 134
135 SEASON II ■ BAB 135
136 SEASON II ■ BAB 136
137 SEASON II ■ BAB 137
138 SEASON II ■ BAB 138
139 SEASON II ■ BAB 139
140 SEASON II ■ BAB 140
141 SEASON II ■ BAB 141
142 SEASON II ■ BAB 142
143 SEASON II■ BAB 143
144 SEASON II ■ BAB 144
145 SEASON II ■ BAB 145
146 SEASON II ■ BAB 146
147 SEASON II ■ BAB 147
148 BAB 148 PromOsi
149 SEASON II ■ BAB 149
150 SEASON II ■ BAB 150
151 SEASON II ■ BAB 151
152 SEASON II ■ BAB 152
153 SEASON II ■ BAB 153
154 SEASON II ■ BAB 154
155 SEASON II ■ BAB 155
156 SEASON II ■ BAB156
157 SEASON II ■ BAB 157
158 SEASON II ■ BAB 158
159 SEASON II □ BAB 159
160 SEASON II □ BAB 160
161 SEASON II □ BAB 161
162 SEASON II ■ BAB 162
163 SEASON II □ BAB 163
164 SEASON II ■ BAB 164
165 SEASON II □ BAB 165
166 SEASON II □ BAB 166
167 SEASON II ■ BAB 167
168 SEASON II □ BAB 168
169 SEASON II □ BAB 169
170 SEASON II ■ BAB 170
171 SEASON II ■ BAB 171
172 SEASON II □ BAB 172
173 SEASON II BAB 173
174 SEASON II ■ BAB 174
175 SEASON II ■ BAB 175
176 SEASON II ■ BAB 176
177 SEASON II ■ BAB 177
178 SEASON II ■ BAB 178
179 SEASON II BAB 179 PROMOSI.
180 SEASON II BAB 180
181 SEASON II BAB 181
182 SEASON II BAB 182
183 Ektra part 1
184 Ektra part 2
185 Ektra part 3
186 Ektra part 4
187 Ektra part 5
188 Ektra part 6
189 Ektra part 7
190 Pengumuman
191 Pengumuman
192 Promosi.
193 Promosi
194 Extra part 8
195 Extra part 9
196 Extra part 10
197 Extra part 11
198 Promosi
199 Promosi
200 Direnggut paksa
201 Novel Ziezie Zavano dan Alma Rianda
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77 Pengumuman.
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88 pengumuman
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101 [Pengumuman]
102
SEASON ll ■ Bab 102
103
SEASON ll ■ Bab 103
104
SEASON ll ■ Bab 104
105
SEASON ll ■ Bab 105
106
SEASON ll ■ Bab 106
107
SEASON ll ■ Bab 107
108
SEASON ll ■ Bab 108
109
Season ll ■ Bab 109
110
SEASON ll ■ Bab 110
111
SEASON ll ■ bab 111
112
SEASON ll ■ Bab 112
113
SEASON II ■ BAB 113
114
SEASON II ■ BAB 114
115
SEASON II ■ BAB 115
116
SEASON II ■ BAB 116
117
SEASON II ■ BAB 117
118
SEASON II ■ BAB 118
119
SEASON II ■ BAB 119
120
SEASON II ■ BAB 120
121
SEASON II ■ BAB 121
122
SEASON II ■ BAB 122
123
SEASON II ■ BAB 123
124
SEASON II ■ BAB 124
125
SEASON II ■ BAB 125
126
SEASON II ■ BAB 126
127
SEASON II ■ BAB 127
128
SEASON II ■ BAB 128
129
SEASON II ■ BAB 129
130
SEASON II ■ BAB 130
131
SEASON II ■ BAB 131
132
SEASON II ■ BAB 132
133
SEASON II ■ BAB 133
134
SEASON II ■ BAB 134
135
SEASON II ■ BAB 135
136
SEASON II ■ BAB 136
137
SEASON II ■ BAB 137
138
SEASON II ■ BAB 138
139
SEASON II ■ BAB 139
140
SEASON II ■ BAB 140
141
SEASON II ■ BAB 141
142
SEASON II ■ BAB 142
143
SEASON II■ BAB 143
144
SEASON II ■ BAB 144
145
SEASON II ■ BAB 145
146
SEASON II ■ BAB 146
147
SEASON II ■ BAB 147
148
BAB 148 PromOsi
149
SEASON II ■ BAB 149
150
SEASON II ■ BAB 150
151
SEASON II ■ BAB 151
152
SEASON II ■ BAB 152
153
SEASON II ■ BAB 153
154
SEASON II ■ BAB 154
155
SEASON II ■ BAB 155
156
SEASON II ■ BAB156
157
SEASON II ■ BAB 157
158
SEASON II ■ BAB 158
159
SEASON II □ BAB 159
160
SEASON II □ BAB 160
161
SEASON II □ BAB 161
162
SEASON II ■ BAB 162
163
SEASON II □ BAB 163
164
SEASON II ■ BAB 164
165
SEASON II □ BAB 165
166
SEASON II □ BAB 166
167
SEASON II ■ BAB 167
168
SEASON II □ BAB 168
169
SEASON II □ BAB 169
170
SEASON II ■ BAB 170
171
SEASON II ■ BAB 171
172
SEASON II □ BAB 172
173
SEASON II BAB 173
174
SEASON II ■ BAB 174
175
SEASON II ■ BAB 175
176
SEASON II ■ BAB 176
177
SEASON II ■ BAB 177
178
SEASON II ■ BAB 178
179
SEASON II BAB 179 PROMOSI.
180
SEASON II BAB 180
181
SEASON II BAB 181
182
SEASON II BAB 182
183
Ektra part 1
184
Ektra part 2
185
Ektra part 3
186
Ektra part 4
187
Ektra part 5
188
Ektra part 6
189
Ektra part 7
190
Pengumuman
191
Pengumuman
192
Promosi.
193
Promosi
194
Extra part 8
195
Extra part 9
196
Extra part 10
197
Extra part 11
198
Promosi
199
Promosi
200
Direnggut paksa
201
Novel Ziezie Zavano dan Alma Rianda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!