Bab 11

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, Ziva masih sibuk bekerja di sebuah Restaurant, saat ini Ziva sedang sibuk membereskan meja yang tadinya di tempati pelanggannya, namun tiba-tiba Ziva merasa ada seseorang di sampingnya.

Huufp

Ziva menarik napas kasar. Karena ternyata di sampingnya orang yang tidak ingin ia lihat. siapa lagi kalau bukan Vano.

"Ngapain Om kemari?" ketus Ziva.

"Kenapa" tanya Vano. Sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Iissss" Ziva langsung berbalik meninggalkan Vano yang sedang berdiri.

Ziva terus pergi berjalan menuju dapur, sementara Vano pergi entah kemana, Ziva benar-benar tidak perdulu.

Namun tiba-tiba Ziva di panggi oleh Manager di Restaurant itu, Ziva pun segera menuju ruangan Manager itu.

"Duduk Ziva" kata Maneger itu.

"Ada apa Ibu panggil saya?" tanya Ziva karena ia pun sedikit ningung.

"Kamu mulai besok tidak usah bekerja di sini lagi" kata Maneger itu.

"Ini" Maneger itu memberi sebuah Amplop yang berisi uang.

"Tapi kenapa Bu"

"Saya minta maaf Ziva, dan saya mohon tolong jangan tanya kenapa, kalau saya tidak pecat kamu. Saya yang akan di pecat"

Maneger itu menjelaskan, karena ia pun tidak tega memberhentikan Ziva. Namun itu sudah perintah dari atasanya, dan ia tidak bisa lagi menolak.

***

Kini Ziva sedang berjalan pulang, dengan hati yang sedih dan wajah yang lesu. Ia sudah di pecat lalu bagai mana ia bisa mengupulkan uang untuk biaya sekolah adiknya dan untuk biaya kuliahnya.

"Tunggu dulu aku kan punya uang yang kemarin di Transfer Om Vano" gumam Ziva.

"Tapi kalau aku terima terus aku pakek uang itu, artinya aku siap buat... Oh tidak" Ziva terus berbicara sambil berjalan kaki.

Lalu kakinya menendang sebuah batu.

Daaaarrrr!!

Batu itu mengenai kaca mobil mewah, seseorang yang sedang parkir di dekat Ziva berjalan.

"Oh tidak!!!"

Ziva berjongkok di pinggir jalan dan menutup kepalanya. Karena pemilik mobil itu turun dari mobilnya, dan berjalan ke arah Ziva.

"Hey" orang itu memanggil Ziva.

Ziva merasa seperti mengenal suara itu, Ziva mulai membuka tangannya yang menutup wajahnya. Dan benar saja ternyata itu Vano.

"Om" kata Ziva lalu ia berdiri saling berhadapan dengan Vano.

"Kamu ganti rugi" kata Vano.

Ziva melihat ke arah mobil Vano, dan benar kaca belakan mobil Vano Retak.

"Tapi Om, saya engga senggaja" kata Ziva sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ikut saya"

Vano menarik pergelangan tangan Ziva, lalu membawa Ziva kemobilnya dan mendorong Ziva masuk.

Setelah Vano memutari mobilnya, dan duduk di kursi kemudi, Vano langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh.

"Om saya takut"

Vano mulai mengurangi kecepatannya, karena ia melihat Ziva ketakutan, wajah Ziva sedikit pucat.

"Om kita mau kemana?" tanya Ziva.

"Ke Penghulu" jawab Vano.

"Apa!!!" Om becandanya kelewatan, jadi engga lucu," kata Ziva.

"Saya serius!!!"

"Om jangan gila ya" kata Ziva.

Cciiiitttt....

Vano mengerem mobilnya mendadak di pinggir jalan, lalu Vano melihat Ziva yang duduk di sampingnya.

"Om saya takut" kata Ziva, karena Ziva terauma dengan kematian orang tuanya akibat kecelakaan.

"Kamu mau nikah sama saya atau ganti rugi kaca mobil saya. Dan kamu harus siap fhoto kita saya kirimkan pada kekasih mu"

Deeg!

Ziva tidak bisa lagi berbicara, karena ia tau berapa kerugian yang harus ia ganti untuk mobil Vano, karena Papanya juga dulu memiliki mobil seperti mobil Vano.

"Tapi Om kan engga harus nikah juga" Ziva perotes.

"Jawab Cepa!!"

"Tapi Om??"

"Oh kamu mau pacar kamu lihat fhoto kita?" Vano mulai mengancam.

"Jangan Om aku mohon" Ziva terus memohon.

"Cepat jawab"

"Ya aku mau. Tapi ada saratnya" Ziva mencoba bernegosiasi, Ziva yakin Vano tidak akan menyanggupi saratnya.

"Apa?" jawab Vano denan suara beratnya.

"Saya mau Mas kawinnya sebuah rumah" kata Ziva sambil tersenyum.

"Yakin aku 9999% dia tidak akan mau" batin Ziva.

"Oke" jawab Vano enteng.

Ziva tidak percaya dengan jawaban Vano, ia pikir Vano tidak akan menyanggupi keinginannya. Namun ternyata sebaliknya.Tapi tetap Ziva belum ke habisan ide.

"Tapi Om"

"Tapi apa??" tanya Vano dengan suara berat dan pandangan yang tajam pada Ziva.

Ziva menelan saliva kasar, ia sangat takut dengan tatapan tajam Vano.

"Saya mau Om beli lagi rumah orang tua saya, yang sudah di sita Bank" kata Ziva.

"Baik"

"Om saya serius" kata Ziva.

"Besok kamu akan pindah kerumah itu dan surat-suratnya akan saya buat atas nama kamu" kata Vano.

Ziva sudah tidak berani lagi berbicara, Ziva sudah kehabisan akal.

"Tapi Om pasti udah punya Istri kan??" tanya Ziva.

"Iya dan kamu akan jadi istri kedua saya" kata Vano.

Ziva melebarkan matanya, dan membuka mulutnya, Karena Vano akan menjadikannya Istri kedua.

"Saya baru lulus SMA Om dan baru daptar kuliah, terus sekarang saya harus menikah jadi istri kedua Om, Om yang benar saja" kata Ziva.

"Memangnya kenapa?" tanya Vano.

"Terus kuliah saya gimana Om?"

"Lanjut" jawab Vano.

"Terus adik-adik saya gimana Om"

"Saya yang tangung mereka"

"Sekarang kamu tunjukan di mana rumah yang tadi kamu maksud, agar orang saya bisa cepat mengurusnya"

"Om apa istri Om setuju Om nikah lagi?" Ziva terus bertanya ia ingin Vano membatalkan pernikahan itu.

"Tidak!!"

"Terus saya gimana Om"

" Kita bisa menikah tanpa di ketahui istri atau pun keluarga saya"

"Apa??"

"Jadi saya istri simpanan??"

"Tidak"

"Terus apa namanya"

"Sudah kamu jangan banyak bicara, besok kita akan menikah di rumah orang tua kamu dan rumah itu akan menjadi mahar mu"

Setelah menujukan Rumah yang tadi di bicaraka Ziva, kini Ziva sudah sampai di rumahnya dengan di antar Vano.

"Kak Ziva kenapa?" tanya Daffa yang melihat wajah Kakaknya murung.

"Sepertinya besok kita akan kembali kerumah yang dulu kita tempati" kata Ziva dengan wajah sedihnya.

"Kerumah Mama dan Papa dulu kak" tanya Daffi yang kelihatan sangat bahagia.

"Iya" jawab Ziva.

"Horeeeeee"

"Horeeeeee"

Daffa dan Daffi terus bersorak bahagia, karena mereka bisa kembali kerumah orang tuanya, tapi tidak dengan Ziva wajahnya sangar murung.

"Kakak Daffa seneng kakak serius kak?" tanya Daffa.

"Iya kak ini beneran kan?" timpal Daffi lagi.

"Iya" jawab Ziva sambil mengangukan kepalannya.

Ziva duduk di kursi sambil menunduk.

"Jadi Istri simpanan" gumam Ziva.

Tapi Ziva tidak larut dalam kesedihannya, melihat kebahagiaan di wajah kedua adiknya.

"Ah tapi aku rela yang penting kedua adik ku bisa bahagia"

Kini Ziva sudah tidak memikirkan dirinya. Bahkan ia sudah tidak bersedih lagi, yang ada Ziva malah tersenyum. Sudah lama sekali Ziva tidak melihat adiknya sebahagia seperti itu.

Terpopuler

Comments

Fanisah Official

Fanisah Official

😀😀😀

2023-01-05

0

widya

widya

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-12-26

0

widya

widya

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jd cengo...

2022-12-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77 Pengumuman.
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88 pengumuman
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101 [Pengumuman]
102 SEASON ll ■ Bab 102
103 SEASON ll ■ Bab 103
104 SEASON ll ■ Bab 104
105 SEASON ll ■ Bab 105
106 SEASON ll ■ Bab 106
107 SEASON ll ■ Bab 107
108 SEASON ll ■ Bab 108
109 Season ll ■ Bab 109
110 SEASON ll ■ Bab 110
111 SEASON ll ■ bab 111
112 SEASON ll ■ Bab 112
113 SEASON II ■ BAB 113
114 SEASON II ■ BAB 114
115 SEASON II ■ BAB 115
116 SEASON II ■ BAB 116
117 SEASON II ■ BAB 117
118 SEASON II ■ BAB 118
119 SEASON II ■ BAB 119
120 SEASON II ■ BAB 120
121 SEASON II ■ BAB 121
122 SEASON II ■ BAB 122
123 SEASON II ■ BAB 123
124 SEASON II ■ BAB 124
125 SEASON II ■ BAB 125
126 SEASON II ■ BAB 126
127 SEASON II ■ BAB 127
128 SEASON II ■ BAB 128
129 SEASON II ■ BAB 129
130 SEASON II ■ BAB 130
131 SEASON II ■ BAB 131
132 SEASON II ■ BAB 132
133 SEASON II ■ BAB 133
134 SEASON II ■ BAB 134
135 SEASON II ■ BAB 135
136 SEASON II ■ BAB 136
137 SEASON II ■ BAB 137
138 SEASON II ■ BAB 138
139 SEASON II ■ BAB 139
140 SEASON II ■ BAB 140
141 SEASON II ■ BAB 141
142 SEASON II ■ BAB 142
143 SEASON II■ BAB 143
144 SEASON II ■ BAB 144
145 SEASON II ■ BAB 145
146 SEASON II ■ BAB 146
147 SEASON II ■ BAB 147
148 BAB 148 PromOsi
149 SEASON II ■ BAB 149
150 SEASON II ■ BAB 150
151 SEASON II ■ BAB 151
152 SEASON II ■ BAB 152
153 SEASON II ■ BAB 153
154 SEASON II ■ BAB 154
155 SEASON II ■ BAB 155
156 SEASON II ■ BAB156
157 SEASON II ■ BAB 157
158 SEASON II ■ BAB 158
159 SEASON II □ BAB 159
160 SEASON II □ BAB 160
161 SEASON II □ BAB 161
162 SEASON II ■ BAB 162
163 SEASON II □ BAB 163
164 SEASON II ■ BAB 164
165 SEASON II □ BAB 165
166 SEASON II □ BAB 166
167 SEASON II ■ BAB 167
168 SEASON II □ BAB 168
169 SEASON II □ BAB 169
170 SEASON II ■ BAB 170
171 SEASON II ■ BAB 171
172 SEASON II □ BAB 172
173 SEASON II BAB 173
174 SEASON II ■ BAB 174
175 SEASON II ■ BAB 175
176 SEASON II ■ BAB 176
177 SEASON II ■ BAB 177
178 SEASON II ■ BAB 178
179 SEASON II BAB 179 PROMOSI.
180 SEASON II BAB 180
181 SEASON II BAB 181
182 SEASON II BAB 182
183 Ektra part 1
184 Ektra part 2
185 Ektra part 3
186 Ektra part 4
187 Ektra part 5
188 Ektra part 6
189 Ektra part 7
190 Pengumuman
191 Pengumuman
192 Promosi.
193 Promosi
194 Extra part 8
195 Extra part 9
196 Extra part 10
197 Extra part 11
198 Promosi
199 Promosi
200 Direnggut paksa
201 Novel Ziezie Zavano dan Alma Rianda
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77 Pengumuman.
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88 pengumuman
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101 [Pengumuman]
102
SEASON ll ■ Bab 102
103
SEASON ll ■ Bab 103
104
SEASON ll ■ Bab 104
105
SEASON ll ■ Bab 105
106
SEASON ll ■ Bab 106
107
SEASON ll ■ Bab 107
108
SEASON ll ■ Bab 108
109
Season ll ■ Bab 109
110
SEASON ll ■ Bab 110
111
SEASON ll ■ bab 111
112
SEASON ll ■ Bab 112
113
SEASON II ■ BAB 113
114
SEASON II ■ BAB 114
115
SEASON II ■ BAB 115
116
SEASON II ■ BAB 116
117
SEASON II ■ BAB 117
118
SEASON II ■ BAB 118
119
SEASON II ■ BAB 119
120
SEASON II ■ BAB 120
121
SEASON II ■ BAB 121
122
SEASON II ■ BAB 122
123
SEASON II ■ BAB 123
124
SEASON II ■ BAB 124
125
SEASON II ■ BAB 125
126
SEASON II ■ BAB 126
127
SEASON II ■ BAB 127
128
SEASON II ■ BAB 128
129
SEASON II ■ BAB 129
130
SEASON II ■ BAB 130
131
SEASON II ■ BAB 131
132
SEASON II ■ BAB 132
133
SEASON II ■ BAB 133
134
SEASON II ■ BAB 134
135
SEASON II ■ BAB 135
136
SEASON II ■ BAB 136
137
SEASON II ■ BAB 137
138
SEASON II ■ BAB 138
139
SEASON II ■ BAB 139
140
SEASON II ■ BAB 140
141
SEASON II ■ BAB 141
142
SEASON II ■ BAB 142
143
SEASON II■ BAB 143
144
SEASON II ■ BAB 144
145
SEASON II ■ BAB 145
146
SEASON II ■ BAB 146
147
SEASON II ■ BAB 147
148
BAB 148 PromOsi
149
SEASON II ■ BAB 149
150
SEASON II ■ BAB 150
151
SEASON II ■ BAB 151
152
SEASON II ■ BAB 152
153
SEASON II ■ BAB 153
154
SEASON II ■ BAB 154
155
SEASON II ■ BAB 155
156
SEASON II ■ BAB156
157
SEASON II ■ BAB 157
158
SEASON II ■ BAB 158
159
SEASON II □ BAB 159
160
SEASON II □ BAB 160
161
SEASON II □ BAB 161
162
SEASON II ■ BAB 162
163
SEASON II □ BAB 163
164
SEASON II ■ BAB 164
165
SEASON II □ BAB 165
166
SEASON II □ BAB 166
167
SEASON II ■ BAB 167
168
SEASON II □ BAB 168
169
SEASON II □ BAB 169
170
SEASON II ■ BAB 170
171
SEASON II ■ BAB 171
172
SEASON II □ BAB 172
173
SEASON II BAB 173
174
SEASON II ■ BAB 174
175
SEASON II ■ BAB 175
176
SEASON II ■ BAB 176
177
SEASON II ■ BAB 177
178
SEASON II ■ BAB 178
179
SEASON II BAB 179 PROMOSI.
180
SEASON II BAB 180
181
SEASON II BAB 181
182
SEASON II BAB 182
183
Ektra part 1
184
Ektra part 2
185
Ektra part 3
186
Ektra part 4
187
Ektra part 5
188
Ektra part 6
189
Ektra part 7
190
Pengumuman
191
Pengumuman
192
Promosi.
193
Promosi
194
Extra part 8
195
Extra part 9
196
Extra part 10
197
Extra part 11
198
Promosi
199
Promosi
200
Direnggut paksa
201
Novel Ziezie Zavano dan Alma Rianda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!