"Mas kamu dengerkan aku bicara" Kata Ziva. Karena Vano hanya diam saja sementara ia terus berbicara.
Dreeet!
Ponsel Vano berdering.
[Sayang😙]
Vano pergi menjauh dari Ziva. Karena harus menjawab panggilan dari istrinya. Ziva tentu saja merasa jengkel.
"Iya Sayang aku pulang sekarang" kata Vano berbicara dengan orang di seberang sana.
Biip!.
Panggilannya terputus.
"Zivanya, saya pulang dulu" kata Vano berpamitan pada Ziva.
Bruuk!
Ziva melempar bantal tepat mengenai kepala Vano.
"Pulang sana, lagian engga ada yang suruh Anda datang ke rumah saya" kata Ziva dengan jengkel.
"Ziva. Bisa tidak sehari saja kau anggap aku suami mu" kata Vano.
"Tidak, kau hanya lelaki brengsek yang memaksa ku terikat dalam pernikahan gila ini" kata Ziva sambil berteriak.
"Mulut mu seperti tidak pernah di didik oleh orang tua mu" kata Vano sambil mendekat pada Ziva. Dan memegang pipi Ziva dengan sangat kuat.
Ziva menangis pipinya basah karena air mata. Vano mulai sadar dengan ucapannya. Vano mulai merasa bersalah, karena ini pertama kalinya ia melihat wanita tangguh itu menangis. Vano melepaskan tangannya dari wajah Ziva.
"Ziva kau menangis?" tanya Vano hawatir.
"Kau tau. Aku memang sudah tidak punya orang tua dan tidak ada yang mendidik ku. Lalu kenapa kau menikahi ku hiks hiks hiks" kata Ziva sambil menangis.
"Ziva aku minta maaf" kata Vano. Dan ingin memeluk Ziva. Tapi Ziva menepis tangan Vano.
"Pergi kau dari sini" Ziva yang duduk di ranjang sambil menangis. Ia tidak sanggup bila ada yang menghina orang tuanya. Ziva berusaha mengusir Vano.
"Ziva aku benar-benar minta maaf" kata Vano.
"Kenapa kau minta maaf pada ku" tanya Ziva.
"Karena kau istri ku, dan aku tidak mau melihat mu sedih" kata Vano.
"Aku bukan Istri mu" kata Ziva. Masih sambil berteriak.
"Apa maksud mu" Vano juga mulai emosi.
"Aku bukan istri mu. Kalau aku istri mu kau tidak akan datang dan pergi sesuka hati mu" kata Ziva.
"Tapi kamu kan tau bagai mana keadaan ku. Ziva aku memiliki Keyla istri pertama ku. Dan aku tidak bisa bila tidak pulang. Aku takut dia marah pada ku" kata Vano. Berusaha menjelaskan pada Ziva.
"Baik. Kau mencintai Keyla?" tanya Ziva.
"Kalau begitu kau ceraikan aku" kata Ziva lagi.
"Jangan coba-coba meminta cerai dari ku" kata Vano. Sambil menahan emosinya. Ia tidak mau kalau sampai ia lepas kendali dan berbuat kasar pada Ziva.
"Ini lah kau. Kau serakah. Aku memang Istri mu. Tapi aku kau anggap sama dengan wanita bayaran. Yang setelah kau puas kau pergi. Nanti kalau kau butuh kau datang lagi" Ziva terus saja berteriak. Mengatakan isi hatinya. Ia benar-benar menginginkan berpisah dengan Vano.
"Aku tidak bisa meningalkan Keyla dan memilih mu. Dan aku pun tidak bisa meninggalkan mu demi Keyla" kata Vano.
"Oh begitu. Baik lah. Kalau kau tidak bisa memilih maka kau pun harus membebaskan ku kembali bersama Pirman. Atau pun berpacaran dengan laki-laki mana pun yang aku mau" kata Ziva.
"Terserah pada mu, kau kan memang seorang wanita bayaran. Dan itu memang hal yang sangat kau sukai kan?. Kau memang senang bermain dengan semua lelaki di luar sana" kata Vano.
Ziva tidak percaya Vano dengan tega mulukai dan menghinanya.
"Tadi siang istrinya yang menghina ku. Dan malam ini suaminya. Baik aku besumpah kau akan bertekut lutut di bawah kaki ku. Kaki wanita bayaran seperti yang kau ucapkan tadi" batin Ziva.
"Ya. Aku memang tidak bisa. Bila meninggalkan pekerjaan ku itu. Dan kau pun tidak bisa melarang ku" kata Ziva.
Hati Ziva sudah mulai sakit. Karena Vano menghinanya. Ziva ingin menangis, tapi itu tidak akan ia lakukan di hadapan Vano. Orang yang sudah menghinanya.
Vano tersenyum meremehkan Ziva.
"Baik lakukan yang ingin kau lakukan."
"Akan ku pastikan kau akan bersujudut di bawah kaku ku. Memohon agar aku tidak meninggalkan mu" batin Ziva.
Setelah mengatakan itu Vano pergi meninggalkan Ziva. Untuk pulang kerumahnya di mana Keyla menunggunya. Di sepanjang perjalanan perasaannya tidak menentu. Ia ingin marah dan tertawa sekaligus. Vano mengemudi dengan kecepatan tinggi. Tidak berapa lama Vano sampai di rumahnya.
Clek!
Vano membuka pintu. Vano mulai berjalan menuju kamarnya. Tapi ia menghentikan langkahnya saat melihat Mamanya.
"Vano" panggil Sinta. Sinta adalah Mama dari Vano.
"Iya Ma" Vano berbalik dan menatap Sinta.
"Kamu dari mana?" tanya Sinta.
"Vano ada urusan tadi Ma" jawab Vano.
"Oh. Ya sudah kamu ke atas saja, Mama juga mau tidur" kata Sinta.
Setelah mengatakan itu. Sinta mulai pergi meninggalkan Vano. Dan Vano kembali melangkah ke kamarnya.
Clek!.
Vano membuka pintu. Ia melihat Keyla yang sedang duduk di meja rias. Vano tersenyum dan masuk.
"Sayang" Keyla langsung memeluk Vano.
"Ya sayang" kata Vano. sambil membalas pelukan Keyla.
"Kamu kemana saja. Kenapa jam segini baru pulang" tanya Keyla.
"Aku ada pekerjaan sayang" jawab Vano.
Keyla mulai menarik Vano ke tempat tidur. Dan Keyla mendorong tubuh Vano hingga Vano, jatuh berbaring dan dengan cepat Kelya menaiki tubuh Vano.
Keyla terus menci*mi Vano. Di mana saja yang inginkan. Namun tiba-tiba Vano melihat wajah Keyla berubah menjadi wajah Ziva. Vano mulai tersenyum dan membalas dari setiap sentuhan Keyla.
"Uhhs, Sayang" Keyla mengerang dan memanggilnya. Lalu tiba-tiba ia melihat wajah Keyla dan ternyata bukan wajah Ziva.
Vano sudah tidak berniat lagi melanjutkan, percintaan yang di mulai Keyla. Vano berlari kekamar mandi dan membasahi dirinya. Di bawah air shower yang dingin.
Keyla tentu saja merasa jengkel. Karena Vano meninggalkannya saat ia sudah benar-benar menginginkan Vano.
Keyla sangat jengkel dan ia bingung. Tidak biasanya Vano melakukan hal itu padanya. Tapi kali ini Vano sudah membuat hati Keyla sedih.
Sementara Vano yang berada di kamar mandi. Merasa aneh ia merasa menginginkan Ziva yang saat ini berada dalam pelukannya. Dan ia tidak ingin melepaskan Ziva.
Vano juga merasa aneh. Semenjak tadi siang ia menyentuh Ziva. Ia mulai tidak bergairah lagi bila membayangan tubuh Keyla. Baginya Tubuh Keyla sudah tidak menarik lagi. Bahkan Vano sama sekali tidak terangsang dengan sentuhan Keyla. Setelah ia melihat wajah Keyla menjadi wajah Ziva. Baru lah Vano mulai terangsang.
"Sayang" panggil Keyla.
Karena Keyla sudah menunggu cukup lama. Tapi Vano tidak juga keluar dari kamar mandi ia takut kalau Vano sedang tidak enak badan. Lalu terjadi sesuatu di dalam sana dengan suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Tarmi Widodo
dasar si panuan serakah
2023-10-28
0
liberty
betul serakah...kalo mau mulai dengan yg baru...lepaskan yg 1 nya🙄
2023-02-19
0
Lisa Halik
egois sekali vano,ziva saya suka keperibadianmu pantang menyerah..
2022-12-25
1