Vano masih berkutak dengan phonsel ditangannya, dengan phonsel miliknya di sebelah kanan dan phonsel Ziva di tangan kirinya, entah apa yang sedang ia lakukan dengan kedua ponsel itu.
Ziva merasa jenuh karena terlalu lama menunggu, di pikiran Ziva hanya harus cepat pulang, mengingat adik-adik kecilnya di rumah.
"Om kalo engga ada modal engga usah banyak gaya" kata Ziva yang sudah bosan menunggu, ia memanyunkan bibirnya karena merasa jengkel dengan Vano.
Vano hanya melirik sekilas pada, Ziva ia tersenyum samar saat melihat Ziva memanyunkan bibirnya.
"Lucu" batin Vano.
"Ini saya sudah Transfer lim-" ucapan Vano terhenti karena Ziva dengan cepat memotong perkataan Vano.
"Lima juta. senyum aja saya dapat Om" kata Ziva sinis, karena dalam hatinya ia sama sekali tidak berminat, apalagi berniat menjadi pemuas nafsu seseorang.
Memang setelah melakukan hubungan suami istri bersama Vano di sebuah Club malam pada saat itu, ia pernah menjadi pelayan di sana juga dalam beberapa bulan, ia hanya mengantar minuman pada pengunjung di Club. Itu pun hanya sebatas mengantar minuman tidak lebih.
"Lima puluh juta " kata Vano menegaskan karena Vano tidak terima di remeh kan oleh Ziva. Vano tersenyum pada Ziva sambil menaik turunkan sebelah alisnya karena merasa bangga kalau ia bukan orang susah seperti kata Ziva barusan kepadanya.
"Ahahahaaha saya Transfer baik ya Om" kata Ziva sambil mengambil phonselnya di tangan Vano,.
Vano merasa bingung akan apa yang di ucapkan Ziva barusan.
"Apa, Trensfer balik???. Itu sangat memalukan" batin Vano.
"Kenapa kurang?" tanya Vano, kini keduanya saling duduk berhadapan, saling melihat wajah satu sama lain.
"Iya-iya lah Om, 100 juta napa Om, 50 juta saya Tranfer balik aja ke Om, saya tambahin 1 juta" kata Ziva, karena memang ia tidak menginginkan uang itu.
"Oh Oke. Begini saja" kata Vano mencoba bernegosiasi dengan Ziva.
"Saya kasih kamu 500 juta tapi..." kata Vano mengantung ucapannya, tentu saja Zivanya merasa penasaran dengan apa kelanjutan ucapan Vano.
"Tapi kamu harus cari laki-laki yang mau bayar kamu 500 juta" kata Vano, seolah mengejek Ziva.
Ziva tentu saja merasa terkejut dengan apa yang di ucapkan Vano.
"500 juta wah siapa coba yang mau kasih uang segitu" batin Ziva. Tapi tetap saja Ziva tidak mau kalah ini kesempatan pikirnya.
"Baik Om " kata Ziva dengan yakin.
Vano mengerutkan alisnya ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar, Ziva bahkan tanpa pikir panjang sudah meng-iakan ucapanya tadi. Padahal Vano hanya ingin memliki bahan untuk membalas hinaan yang di ucapkan Ziva padanya.
"Kalau dia menang aku lagi yang terhina. Wah ini tidak benar, tapi aku pasti menang siapa coba yang mau bayar segitu" kata Vano dalam hatinya.
"Om diam takut ya??" kata Ziva lagi, karena ia heran melihat Vano diam saja setelah mendengar ucapannya tadi.
"Tidak. Dan kalau tidak ada yang mau bayar segitu sama kamu. Kamu harus tidur sama saya selama satu minggu" kata Vano dengan hati yang senang.
"Apa satu satu mi- minggu" kata Ziva karena ia terkejut mendengar satu minggu, satu malam saja ia tidak sudi, apalagi satu minggu.
"Kenapa katanya engga bisa di bayar receh, ayo buktikan" kata Vano mengejek Ziva.
"Baik saya akan buktikan ke Om" kata Ziva dengan emosi sambil menatap wajah Vano.
"Baik saya tunggu, besok malam kita ketemu di Club mami kita buktikan disana" kata Vano.
"Apa nanti malam" batin Ziva.
"Okee" siapa takut jawab Ziva.
"Tapi kalau saya menang selain saya dapat uang dari Om 500 juta, saya juga punya permintaan" kata Ziva memanpaatkan kesempatan yang ada.
Vano tentu saja bingung, tapi ia juga penasaran apa yang di inginkan oleh gadis di sampingnya itu.
"Apa" kata Vano dengan suara besarnya.
"Setelah saya menang, Om harus menghapus fhoto itu, dan Om engga boleh ganggu saya dan orang-orang yang saya sayang" kata Ziva karena inilah kesempatan terbebas dari ancaman pria hidung belang itu pikirnya.
"Baik" kata Vano enteng, lagi pula menurutnya zmXiva tidak akan menang.
"Oke. Om Vanu" kata Ziva
"Vano" kata Vano jengkel mendengar Ziva dengan berani mengejeknya.
"Ya itu lah apa saja tidak penting, saya yakin Om juga bukan orang penting" kata Ziva sambil mengejek Vano dan mengibas kan tangannya, karena ia ingin pulang cepat.
"Om antar saya pulang, ini hampir jam sebelas tenah malam kasihan si kembar dirumah" kata Ziva yang sudah muak di hadapan Zano.
"Oke. Saya antar, besok kamu siap-siap buat saya ya. Karena saya yakin kamu akan kalah" kata Vano sambil mendekatkan bibirnya di telingga Ziva, dengan napas yang begitu hangat di sana.
"Ya Om dan siap-siap buat engga ganggu aku lagi kalau Om kalah" kata Ziva berteriak di wajah Vano.
"Wangi sekali" batin Vano.
Setelah beberapa perdebatan akhirnya Vano mengantarka Ziva pulang. Ziva memang harus cepat pulang karena adik-adiknya pasti sudah menunggu lagi pula besok ia harus cepat bangun dan pergi mendaptar kuliah di salah satu Universitas di kota itu.
"Sampai jumpa besok" kata Vano, setelah mereka sampai di kontrakan Ziva.
Ziva lansung turun dan berlari masuk ke dalam rumahnya, ia bahkan tidak pamit pada Vano, karrna iya benar-benar muak pada Vano yang mengukurnya dengan uang.
"Kurang ajar" kata Ziva setelah ia duduk di ranjang tempat tidur.
Sebelumnya ia masuk ke kamar adik kembarnya tapi adiknya sudah tidur dengan nyenyak, Ziva sangat bersukur, karena ia pikir adik-adiknya akan bergadang kalau harus menunggu dirinya.
Drett dreeet dreet.
Phonsel Ziva berdering terlihat ada nama Mami di sana.
"Pucuk di cinta ulat pun tiba" batin ziva.
"Halo Mi" kata Ziva setelah terponnya terhubung.
"Vanya kamu besok harus bantu Mami. Mami mohon sama kamu, cuman kamu yang bisa bantu Mami" kata Mami dengan panik di sebrang sana.
Ziva tentu saja merasa bungung, apa yang bisa ia bantu memangnya pikir Ziva.
"Memangnya ada apa Mi" tanya Ziva yang sedikit penasaran.
"Ziva kamu taukan Club Mami ini banyak sekali orang-orang berpengarug di kota ini yang berkunjung" kata Mami menjeda ucapannya.
"Terus" Ziva sangat penasaran dengan apa yang akan germo itu ucapkan.
"Orang itu akan menghancurkan Club Mami, kalau Mami engga bisa cari dia wanita sesuai ke inginannya, sudah beberapa wanita yang Mami tunjuk tapi tetap saja dia tidak tertarik kepada sekian banyak wanita di Club Mami. Mami mohon sekali kamu mau bantu Mami sekali ini saja Vanya, berapa pun uang yang dia kasih Mami engga minta sepeserpun" kata Mami yang sudah panik.
"Baik Vanya bakal bantu Mami, besok malam Vanya ke tempat Mami" kata Ziva lalu telepon mereka terputus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
liberty
Vano nih...ato kalo bukan berarti ntar Vano gak terima wanitanya disentuh pria lain 🤭
2023-02-19
0
Lisa Halik
siapa itu orangnya
2022-12-25
0
Tiah Sutiah
kaya nya vano deh yg ngancam mami
2022-03-27
0