Randika memikirkannya sebentar, lalu berbalik dan menatap Kasyaira. Tubuh wanita itu penuh dengan bau alkohol dan pakaiannya berantakan, dia mencibir dan menghina 'suaminya' Kasyaira. Pria macam apa yang dia nikahi, yang membiarkan keluar di malam hari berpakaian seperti itu untuk menemani pria lain minum.
"Presdir Randika, saya juga mendengar dia mengatakan bahwa dia mempunyai seorang putra." Kata Direktur Mulyono lagi.
Randika terkejut lagi, Kasyaira bukan hanya sudah menikah tapi sudah mempunyai anak laki-laki.
"Kasya bukankah kehidupanmu sangat baik? Bahkan sudah menikah dan melahirkan anak, apa yang tidak dapat dilupakan dari semua masa lalu itu? Jika tadi kamu langsung setuju mengambil uangku, bukankah kita berdua sudah impas?!" Randika bergumam sambil tertawa dingin mengejek.
Randika pikir ya sudahlah, bagus juga jika sekarang Kasyaira sudah menikah. Dia bisa membawanya pulang, sekalian bicara baik-baik dengan suaminya. Lebih baik jika dia dapat membuat suami Kasyaira menerima uang kompensasi itu, lalu membawa Kasyaira menghilang dari Kota ini.
Setelah Randika mengambil keputusan, dia menggendong Kasyaira dan terus berjalan ke arah parkiran. Setelah memasukkan Kasyaira ke dalam mobil, Randika melihat wajah mantan istrinya itu dengan tatapan yang sulit dimengerti lalu dia membuka pintu depan dan duduk di kursi kemudi.
"Ini dimana? Heiii ! Keluarkan aku! Keluarkan aku!" Kasya yang mabuk terus meracau, ia mengetuk - ngetuk kaca mobil dengan sisa kesadaran nya. Dia menggila di dalam mobil Randika.
"Diam!" Randika membentaknya. Ia dengan cepat mengemudi pergi dari sana sambil memperingatkan dengan kasar agar Kasyaira jangan sembarangan bergerak, sudah baik dirinya menolongnya dari Direktur Mulyono lelaki tua genit itu.
Tapi Kasyaira masih membuat rusuh.
"Kalau kau masih tidak mau diam, aku akan menendangmu dari mobilku!" Randika bersumpah dia pasti akan menurunkan Kasyaira dari mobilnya.
Kasya yang ketakutan karena mendengar teriakan Randika langsung terdiam selama beberapa waktu lalu dia melanjutkan memukuli jendela mobil dan berteriak.
"Keluarkan aku! Tolong! Aku diculik!" Kasya berteriak masih sambil memukul - mulul kaca mobil.
"Kasyaira!" Randika membanting stir mobil dengan kuat dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
Setelah meredamkan amarahnya, pria itu melepaskan sabuk pengaman dan turun dari mobil. Kemudian Randika berjalan ke tempat duduk belakang dan membuka pintu mobil. Randika melakukan segalanya dengan cepat, dia mencengkram lengan Kasyaira.
"Turun!" Randika memerintah sambil berusaha menarik tubuh Kasyaira keluar dari mobil.
"A-aku juga tidak memintamu membawaku pulang!" Balas Kasya yang mabuk dengan keras kepala lalu keluar dari dalam mobil.
Kasya menatap sekelilingnya, ia sama sekali tidak tahu dimana dirinya saat ini, ia sedang berada di jalan yang sangat ramai. Mobil berlalu lalang dan dia juga benar-benar sudah mabuk parah jadi pandangan nya tidak jelas.
Randika pikir jika dia lebih baik tega meninggalkan Kasyaira sekarang di jalan daripada meninggalkannya bersama Direktur Mulyono.
Randika benar-benar kesal dan dia sudah bertekad akan meninggalkan Kasyaira di jalan, dia langsung bersiap akan masuk kembali ke dalam mobil lagi dan akan segera pergi dari sana.
"Hei ! Apa yang sedang kamu lakukan!" terdengar suara keras dari teriakan seseorang.
Akhirnya belum sempat Randika masuk ke dalam mobil, terdengar suara orang berteriak sambil mendekat padanya. Saat Randika berbalik dan melihat, ternyata tak jauh darinya ada seorang polisi lalu lintas yang sedang mengatur lalu lintas agar lancar.
Melihat polisi lalu lintas, Randika langsung kesal sendiri karena sepertinya bertemu dengan Kasyaira bukan hal yang baik.
"Aku mengantar temanku pulang." Randika menjawab saat sang polisi sudah mendekat.
Randika sebenarnya ingin bersembunyi atau menutupi wajahnya, dia adalah orang penting di Kota Jakarta. Jika tersebar dia membawa wanita mabuk tak di kenal di jalan, pasti akan menimbulkan masalah yang tidak diperlukan.
"Tidak! Paman polisi aku tidak mengenalnya, dia menculikku!"
Kasya yang mabuk sengaja berkata begitu karena dia merasa sepertinya masalah belum cukup besar, jadi dia berlari ke arah polisi sambil berkata seperti itu.
Lihat saja aku akan mengerjaimu! Batin Kasya.
Kasya menggenggam lengan baju si polisi lalu lintas yang terlihat masih muda itu.
"Paman polisi, aku benar-benar tidak kenal dia!" wajah Kasya sekarang memelas dengan suara mabuknya yang terdengar jelas.
Randika melihat dengan jelas kelakuan Kasyaira dan saat mendengar kata "paman" yang terucap dari mulut Kasyaira padahal polisi itu masih muda, ekspresi Randika semakin dingin.
Tapi polisi lalu lintas itu juga termasuk bertanggung jawab, mendengar Kasya mengatakan tidak kenal dengan Randika dia mulai waspada. Karena itu dia melihat Randika dari atas hingga ke bawah dengan tatapan curiga.
"Nona, kamu benar-benar tidak kenal dia?" Tanya polisi setelah memperhatikan Randika.
Polisi bertanya dengan serius sekali karena dimana-mana sedang banyak kasus pemerk0saan terhadap wanita mabuk, dia merasa harus lebih waspada.
Randika yang mendengar pertanyaan polisi lalu lintas, ia langsung tahu jika semakin lama disana masalah akan semakin rumit. Jika Kasyaira salah menjawab, mungkin dia harus pergi ke kantor polisi.
Dia pergi ke kantor polisi tidak masalah karena majalah entertainment dan gosip tidak berani menulis sembarangan tentang dirinya yang pergi ke kantor polisi. Tapi yang paling membuat Randika khawatir adalah istrinya nanti mengetahui masalah ini, dengan sifatnya yang sensitif dia pasti akan salah paham kepada dirinya.
Akhirnya agar semua itu tidak terjadi sepertinya dia harus berpura-pura menjadi kekasihnya, Randika melihat Kasyaira dengan lembut dan memelankan suaranya.
"Sayang... Lebih baik kamu jangan membuat masalah untuk kita, jawab pertanyaan polisi dengan baik ya." Kata Randika berwajah merayu.
Kasya yang mabuk terlihat linglung, dia menatap polisi dengan mata besar dan berkata dengan serius.
"Paman polisi, tapi aku benar-benar tidak kenal dia." Tetap dengan kata-katanya dan tidak terbujuk rayuan mantan suaminya itu.
"Kasyaira, apakah sudah cukup kamu membuat onar!" Mendengar jawabannya Randika kembali marah.
"Siapa yang sudah membuat onar!" Kasya mengibaskan tangannya dengan asal.
Kemudian wanita itu berteriak dengan kerasnya. "Randika! Aku katakan padamu! Aku bilang tidak kenal denganmu berarti tidak kenal!" Teriaknya tanpa dia sadari ucapan nya membuat sandiwaranya terbongkar.
Setelah wanita itu berteriak mengatakan nama Randika, polisi tidak bisa berkata-kata. Polisi itu berpikir jika Nona mabuk ini tidak mengenalnya, bagaimana wanita di depan nya ini bisa tahu pria itu bernama Randika?!
.
.
.
^Bersambung^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔STEVIE𝒜⃟ᴺᴮ
tambah seru nih cerita nya
2022-09-11
1
™
ngakak🤣🤣🤣🤭
2022-09-11
1
Eti Guslidar
hhhhh
2022-03-14
0