Kasya berjalan ke arah Direktur Mulyono, sedangkan Direktur Mulyono yang duduk tak jauh dari Kasya dan Presdir Randika sejak tadi terus menerus mengamati pergerakan Kasya dan Randika.
Meskipun ia tidak dapat mendengar dialog antara Kasya dan Randika, tapi tampaknya Randika sangat menyukai Kasya. Jika tidak, bagaimana mungkin Kasya bisa mencium seperti itu? Ternyata keputusannya untuk mengundang Kasya datang kali ini sangat tepat.
Sekarang Kasya sudah duduk kembali di samping Direktur Mulyono, dia mengayunkan gelas anggur kosong di depan Direktur Mulyono.
"Direktur, lihat. Aku telah melakukan permintaanmu, janjimu kepadaku bagaimana?" Tanya Kasya sambil menekankan kata - katanya.
"Wah! Nona Kasya melakukan pekerjaan dengan sangat baik!" Direktur Mulyono memuji Kasya, menepuk - nepuk lengan Kasya.
Tapi rubah licik sepertinya, bagaimana mungkin bisa dengan mudah menyetujui proyek besar untuk Kasya. Namun kemampuan Kasya untuk memenangkan Presdir Randika, memang agak tidak terduga baginya, ia mengakui kemampuan wanita di sampingnya itu.
Ada begitu banyak wanita yang gagal untuk menghibur Presdir Randika, meskipun Kasya memiliki penampilan dan tubuh yang baik tapi Randika terkenal adalah seorang pria setia pada istrinya dan sangat mencintai istrinya.
Tapi sekarang mengapa Presdir Randika membiarkan Kasya membuat gerakan intim seperti itu, baginya itu benar-benar suatu keajaiban. Bahkan setelahnya reaksi yang terlihat dari wajah Presdir Randika adalah rasa canggung tapi tidak terlihat rasa jijik.
"Nona Kasya, kamu hebat sekali. Orang seperti Presdir Randika, bagaimana kamu bisa menaklukan nya?" Tanya Direktur Mulyono penasaran.
"Aku malah berterima kasih pada Anda yang memberiku kesempatan untuk bertemu orang-orang besar ini." Kasya sengaja mengalihkan pembicaraan karena ia tidak ingin menjawabnya. Ia lalu menuangkan segelas anggur pada Direktur Mulyono, "Mari bersulang." Katanya sambil meminum anggur di tangannya sendiri.
Direktur Mulyono sangat puas dengan sikap Kasya.
Sambil meminum anggur di gelasnya Kasya menatap Direktur Mulyono, "Jadi... proyek kerja sama Perusahaan Wajendra dan Direktur Mulyono?" Tanya Kasya sambil memandangnya penuh harap.
"Kalau begitu, Nona Kasya katakan dulu apa yang kamu bicarakan dengan Presdir Randika?" Mulyono tetap penasaran dan ingin mendapatkan jawaban. "Tapi jika Nona Kasya tidak ingin mengatakannya, aku tidak akan memaksa!"
Kata-kata Direktur Mulyono membuat wajah Kasya menjadi kaku, dasar rubah tua yang licik. Meskipun Kasya juga tahu bahwa tidak mudah mendapatkan proyek kerja sama itu, tapi perilaku pria tua di depan nya membuatnya sangat kesal.
"Hehe... sebenarnya aku hanya mengatakan kata-kata ini kepada Presdir Randika--" Kata Kasya sengaja menggantungkan kalimatnya.
"Ayo, beritahu aku!" Direktur Mulyono bersemangat.
Kasya mengangkat bibir merahnya, memajukan tubuhnya sedikit mendekati telinga Direktur Mulyono sebentar, lalu menghela nafas dan berkata.
"Rahasia!"
Direktur Mulyono sontak tertawa mendengarnya, wanita di samping nya ini benar-benar dapat membuat seorang pria senang.
Akhirnya Direktur Mulyono dan Kasya melanjutkan berbincang dan sesekali tertawa sembari minum bersama. Dan semua itu tak lepas dari pandangan Randika yang tidak jauh dari sana. Tinju Randika mengepal tanpa sadar, melihat kelakuan Kasyaira sekarang.
"Ayo minum lagi." Kata Direktur Mulyono.
Perkataannya di dengar oleh Randika dan juga sepertinya pria tua itu juga mengatakan sesuatu yang lain kepada Kasyaira. Randika melihat senyum di wajah pria tua itu saat Kasya mengambil gelas anggur yang disodorkan Direktur Mulyono padanya dan meminumnya.
Randika melihat Kasyaira sudah agak mabuk, dia sangat ingat ketika mereka masih bersama dulu Kasyaira tidak bisa minum anggur sedikit pun. Sedangkan Randika mau tidak mau harus minum, karena begitu banyak pertemuan bisnis.
Pernah suatu kali Kasyaira yang penasaran mencoba minum segelas anggur, tapi dia langsung tersedak waktu itu. Randika yang penasaran lalu bertanya padanya, Kasyaira sambil tersenyum bodoh menjawab karena ingin tahu bagaimana rasanya sebab penasaran kenapa para pria menyukainya.
Waktu itu Randika langsung mendorong tubuh Kasyaira yang berani memeluknya karena mabuk. Randika saat itu sangat membenci kebodohan dan kepolosannya.
Kenangan masa lalu itu sangat jelas dalam ingatan nya sebelum semua ini di hati Kasyaira hanya ada dirinya. Tapi sekarang Randika melihat Kasyaira yang polos telah menghilang, wanita itu sekarang menjadi wanita penggoda para pria dan juga seorang wanita peminum alkohol.
Kasya sekarang merasa pusing dan tidak bisa duduk tegak, meskipun Kasya minum alkohol dalam lima tahun terakhir. Tapi itu hanya sesekali jika ada pekerjaan yang mengharuskan minum alkohol, jadi dia sebenarnya tidak kuat minum.
"Ayo minum lagi, dengan begitu kamu memiliki peluang yang lebih besar untuk bekerja sama." Terus saja Direktur Mulyono menyuruhnya padahal dia sudah melihat Kasya mabuk.
"Itu... lalu....Direktur ingin...bicara... Ekk!" Racau Kasya tak jelas, dia sekarang benar-benar sudah mabuk.
Kasya berkedip dan dia melihat ada tiga Direktur Mulyono juga tiga gelas anggur di depannya. Setelah gagal meraih dua gelas anggur di depannya, Kasya akhirnya mendapatkan gelas anggur yang diserahkan oleh Direktur Mulyono. Kemudian Kasya menggeleng-gelengkan kepalanya karena pusing, tapi masih tersenyum kepada Direktur Mulyono.
"Cukup!" Teriakan seseorang tiba-tiba terdengar.
Randika dengan wajah muram berdiri dan melangkah ke depan Kasyaira, kemudian meraih pergelangan tangannya. Dia mengambil gelas itu dari tangan Kasyaira dan meletakkannya di atas meja dengan sangat keras. Gelas anggur pun pecah karena perbuatannya dan berserakan kemana-mana.
Semua orang memandang Randika, mereka jarang melihat Randika marah dan tidak pernah melihatnya marah karena seorang wanita.
"Presdir Randika." Direktur Mulyono kaget.
Kemudian Direktur Mulyono melihat ke arah Kasya lalu melihat lagi ke arah Randika, dia pun berpikir mungkinkah Presdir Randika jatuh cinta pada Kasya. Tapi kan mereka baru bertemu untuk pertama kalinya, ternyata Kasya memang hebat bisa membuat Presdir Randika seperti ini.
"Jangan! Kau jangan ganggu aku!" Kasya menatap Randika dengan ganas.
Kemudian mata Kasya melihat ke arah Direktur Mulyono sambil menyeringai.
"Direktur... mari kita abaikan dia! Jangan lupa janjimu padaku! Mari bersulang lagi!"
Kasya masih dengan racauannya karena mabuk, ia langsung mengambil botol anggurnya dan meminumnya langsung dari bibir botol.
Kali ini Randika tidak menghentikannya, tapi hanya menonton mantan istrinya itu dengan tatapan dingin. Apalagi ini adalah kali pertama untuknya, ia diperlakukan seperti ini di depan umum.
Pada saat ini semua orang dapat melihat bahwa Presdir Randika memang sedang benar-benar marah.
Direktur Mulyono berusaha berdiri tegak, dia memperhatikan Presdir Randika dengan senyum di wajahnya lalu mendekatinya.
"Presdir Randika, Anda juga melihatnya. Saya tidak meminta Nona Kasya untuk meminumnya, dia mengambilnya sendiri." Katanya menjelaskan berusaha berkelit karena tidak ingin kena amukan Randika.
Direktur Mulyono takut kesempatan yang sudah didapatnya untuk bekerja sama dengan nya jadi hilang, bahkan dia menggunakan Kasya untuk membuat Presdir Randika senang. Tapi dia tidak menyangka, jika Kasya berani melawan Presdir Randika. Dia sekarang bahkan ketakutan karena mata tajam Presdir Randika tertuju padanya, tak lama Presdir Randika melihat ke arah Kasya kembali yang sudah terbaring mabuk di atas sofa.
Randika yang melihat Kasyaira yang mabuk seperti itu sangat cemas, dia benar-benar tak menyangka seorang Kasyaira mabuk karena seorang lelaki tua seperti Direktur Mulyono. Randika berpikir setelah membuatnya mabuk, kemana lelaki tua itu akan membawanya dan apa yang akan dilakukannya bukanlah sesuatu yang harus dia pedulikan. Tetapi dia bingung sendiri, kenapa dia harus bereaksi berlebihan seperti ini.
Pikirannya tidak peduli tapi perilakunya sangat bertolak belakang, meskipun matanya yang dingin menatap tajam ke arah Kasyaira tapi dia akhirnya menarik tangan dan memegang bahu mantan istrinya itu.
"Kasya, dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu." Randika bertanya dengan serius.
"Aku belum selesai! Aku tidak mau pulang!" Kasya melambai dengan asal berusaha untuk menyingkirkan Randika.
Randika kesal kemudian dia berbalik dan bertanya pada Direktur Mulyono. "Apakah kamu tahu dimana rumahnya?!"
"Ini... saya dan Nona Kasya baru saja bertemu untuk kedua kalinya. Jadi saya tidak tahu dimana rumahnya." Jawab Mulyono jujur.
Apa?! Pertemuan kedua! Tapi lelaki tua ini sudah berani membuatnya mabuk! Pikir Randika kesal.
Mata tajam Randika sekali lagi melihat lelaki tua di depannya, siapa yang ingin bekerja sama dengannya. Lebih baik ia bicara dengan Raka untuk membatalkan kerja sama ini.
Mata tajam Randika kembali melihat Kasya, yang hanya tersisa sedikit kesadaran. Dengan kasar tanpa belas kasihan, ia akhirnya menarik paksa tubuh Kasya dan membawanya keluar dari ruangan.
"Presdir Randika....itu-" Direktur Mulyono yang ikut keluar berucap tapi terhenti.
"Apa? Cepat katakan!" Randika sudah habis kesabaran nya.
"Terakhir kali saya mendengar Nona Kasya sepertinya sudah menikah, jadi... Jadi-" Gugupnya.
Direktur Mulyono sebenarnya hanya ingin mengingatkan, jika sampai Presdir Randika mengantar Kasya pulang ke rumahnya dan bertemu suaminya bukankah akan jadi masalah.
"Kasya sudah menikah?" Randika langsung menoleh ke arah Direktur Mulyono karena kaget.
"Ya, terakhir kali di pesta ulang tahun Tuan Raka. Nona Kasya memberitahu petunjuk pada saya." Katanya menjelaskan.
Padahal Direktur Mulyono sebenarnya hanya salah menduga ucapan Kasya, karena waktu itu dia mengundangnya untuk makan malam tapi Kasya menolak dan beralasan harus menjaga anaknya dan berpikir Kasya sudah menikah.
"Hem." Setelah sadar dari kekagetan nya, setelahnya Randika hanya merasa lega. Dia dan Kasyaira telah bercerai selama lima tahun, dia pikir tidak heran jika sekarang Kasyaira sudah menikah lagi.
.
.
.
^Bersambung^
VISUAL ada di Prolog ya, hanya saja Visual lokal no LN❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔STEVIE𝒜⃟ᴺᴮ
semangat Thor
2022-09-11
0
Juliezaskia
makin semangat
2021-09-07
0
Nofi Kahza
lanjut baca nanti maallm🤣
2020-12-30
1