Bab.8 Setiap Orang Mempunyai Pemikirannya Sendiri.

Kasya yang melihat wajah anaknya yang sepertinya tidak senang, kembali mengatakan sesuatu.

"Byan, tahukah kamu? Ada begitu banyak orang di dunia ini, setiap orang memiliki pemikiran mereka sendiri-sendiri. Tetapi dalam pemikiran orang-orang ini, ada banyak yang salah dan mereka tidak mau mengoreksinya, bahkan memaksa orang lain untuk setuju dengan pemikiran mereka. Yang harus kita lakukan adalah tidak terpengaruh oleh pemikiran mereka yang salah." Ucap Kasya lembut.

Kasya melihat wajah kecil Byan tampak bingung, ia menyadari mungkin apa yang dikatakannya terlalu membingungkan bagi anak seusianya. Ia menjelaskan dengan sederhana. "Byan hanya perlu mengingat kata-kata dari orang-orang yang Byan sayangi dan menyayangi Byan."

"Byan ngerti, orang yang Byan sayangi adalah Mama. Jadi Byan harus dengerin perkataan Mama. Byan juga tau Nenek Marsya sudah tua, jadi Byan harus menghormatinya. Tapi Byan juga tidak harus mendengarkan kata-katanya yang salah. Benar kan Ma?" Byan akhirnya tersenyum mengangguk mengerti.

"Bayi kecilku, kamu sangat cerdas!" Kasya lalu mencium pipinya karena gemas.

"Ibu... ibu... ayo pergi." Rengek Marsya menarik tangan Kasya.

"Ayo, sekarang kita menemui Ibu Ranti. Dia pasti sudah menunggu." Ajak Kasya.

"Ya." Byan mengangguk.

*

"Kasya, kamu sudah datang." Ranti cepat-cepat menyambut Kasya tapi wajahnya sedikit canggung.

Kasya melihat ekspresi Ranti, ia tahu bahwa Gayatri mertuanya telah mengadu padanya tentang kejadian dibawah, sepertinya perkataannya juga dilebih-lebihkan.

Namun Ranti juga orang yang bijaksana, dia tahu seperti apa Ibu mertuanya. Dia berbisik di telinga Kasya. "Sya, ibu mertuaku sudah tua. Jangan masukan kata-katanya ke hatimu." Bisiknya.

"Aku mengerti." Balas Kasya, ia memberikan pandangan meyakinkan kepada Ranti.

"Byan, kamu terlalu lama bermain di lantai bawah. Byan pasti lapar, Ibu telah membuatkan mu daging asam manis favoritmu." Ucap Ranti.

Gayatri sedang duduk, sangat tidak puas ketika mendengar Ranti mengatakan itu, ia memandang Ajeng ( Marsya ) dengan geli dan berkata. "Hei... hei... aku tidak tahu bagaimana perlakuan Ibu ini. Putrinya sendiri tidak dirawat dengan baik, lihat cucuku Ajeng sampai menjadi kurus!" Ledeknya

Ranti sedikit malu sejenak, memalingkan pandangannya pada suaminya Bagas. Tetapi suaminya masih menatap ponselnya sambil tersenyum-senyum dan sama sekali tidak menyadari situasi memalukannya.

Kasya juga sedikit menghela nafas dan menatap Marsya yang sedang bersama Neneknya. "Marsya sini, Ibu bawa Barbie favoritmu."

"Woahh, Barbie favoritku!" Ucap Marsya dengan mata berbinar dan berteriak senang.

"Namanya Ajeng, jangan panggil Marsya. Gak pantes dengernya!" Ucap Gayatri pedas.

Tapi Ranti dan Kasya tidak memperdulikannya, karena menurut mereka siapapun namanya yang penting hatinya.

"Cepat Ibu berikan padaku." Pinta Marsya.

"Marsya, apa yang harus kamu katakan sebelum menerima hadiah dari Ibu Kasya?" Kata Ranti pada Putrinya.

"Terima Kasih." Terdengar suara kekanakan Marsya yang imut sekali.

"Marsya pintar sekali." Puji Kasya.

Kasya lalu menyerahkan satu set Barbie itu kepada Marsya, meskipun menghabiskan banyak uang tapi melihat Marsya sangat bahagia, ia berpikir itu semua sangat sepadan.

"Hei Sya, kamu menghabiskan uang untuk hadiah Marsya. Lihatlah, padahal mainannya di kamar sudah menggunung." Keluh Ranti karena tak tega pada sahabatnya itu.

"Gak apa-apa, asal Marsya senang." Kasya berkata sambil tersenyum. "Byan sangat merepotkan disini, maafkan aku."

Kasya berjalan kepada Mertua Ranti dengan suplemen di tangannya. "Ibu, ini suplemen kesehatan yang aku beli agar Ibu tetap bugar. Aku harap Ibu menyukainya." Kata Kasya.

"Aku terima, tapi lain kali tidak usah habiskan uangmu lagi. Dan jangan panggil aku Ibu, aku bukan siapa-siapa mu!" Katanya dengan dingin.

Kasya dan Ranti pun terdiam lagi, Ranti menarik tangan Kasya untuk ke dapur. "Sya, aku belum selesai masak. Tolong bantu aku di dapur." Ucapnya buru-buru.

"Oke." Kasya pun mengerti.

Sebelum pergi ke dapur, Kasya berbicara pada putranya. "Sayang, kamu bisa bermain dengan Marsya. Kereta ini Mama beli untukmu." mengeluarkan mainan kereta dari dalam paper bag.

"Oke Mama." Byan memeluk kereta itu tapi pergi ke kamarnya sendiri untuk bermain sendirian.

Gayatri yang melihat Byan berjalan ke kamarnya dan Ajeng sedang bermain sendiri, ia pun perlahan-lahan datang ke sisi anaknya Bagas.

Bagas hanya berbaring di sofa sepanjang waktu dan tidak perduli apapun.

"Hei Nak." Gayatri memandang ke arah dapur lalu merendahkan suaranya.

"Ada apa Bu? Katakan langsung, jangan ganggu aku." Bagas berkata tanpa melihat Ibunya dan tetap menatap ponselnya.

"Wanita yang bernama Kasya itu, menitipkan anaknya di rumah kita. Berapa yang dia bayar setiap bulan?" Tanyanya.

"Aku tidak tahu, yang penting untuk uang sekolah dan biaya hidup anaknya. Ibunya selalu membayar kami tepat waktu, hanya akan lebih tidak akan kurang." Jawab Bagas masih dengan menatap ponselnya.

Bagas menjawab seperlunya dan matanya berbinar menatap ponselnya dan sesekali tersenyum, ia sedang berkirim chat dengan seseorang yang membuatnya bahagia.

"Oh, seperti itu." Gayatri pun mengangguk, ternyata si Kasya ini baik-baik saja, dia membayar tepat waktu.

Tetapi tetap tidak mudah untuk Putra dan menantunya merawat Byan, tidak tahu apakah Kasya memperhitungkannya juga. Memikirkan ini Gayatri melihat ke arah dapur lagi, ia melihat Kasya dan Ranti sedang mengobrol dan terlihat bahagia.

Gayatri pun diam-diam menghampiri mereka untuk menguping, sudut mata Bagas melihat tingkah Ibunya tapi ia tidak perduli dan meneruskan obrolan chat-nya di ponsel.

Gayatri berjalan ke pintu dapur dengan langkah kecil, ia berpura-pura mengambil sesuatu lalu perlahan mendekati dapur.

Di dapur Ranti dan Kasya masih berbicara, mereka berdua tidak melihat Gayatri yang menguping diluar pintu dapur.

"Ran, aku benar-benar berterima kasih karena kamu mau merawat Byan selama ini. Pekerjaanku sangat sibuk sekarang, maaf merepotkanmu dengan menjaga Byan." Kasya sengaja berbohong jika dirinya masih bekerja.

"Apa yang merepotkan, bekerja saja dengan tenang. Aku akan merawat Byan." Jawab Ranti sambil mencoba sup iga dengan lidahnya.

"Ya, terima kasih." Kasya memeluk sayang sahabatnya itu.

"Hei, nanti sup nya tumpah. Kamu ini." Keluh Ranti sambil tertawa.

Kasya ikut tertawa, ia memikirkan situasinya saat ini tanpa pekerjaan. Dalam hatinya sangat berterima kasih kepada sahabatnya. Sebelum tadi ia berangkat ke Surabaya, ia telah men-transfer semua tabungannya ke rekening bank Ranti. Ia hanya menyisakan sedikit uang untuk dirinya sendiri, ia merasa masih belum cukup meskipun memberikan semua tabungannya.

Baru saja Kasya berpikir, Ranti seperti tau isi pikiran sahabatnya itu. Ranti berkata bahwa uang yang di transfer sudah ia kembalikan ke rekening bank Kasya dan bilang untuk menggunakan uang itu untuk keperluannya sendiri.

Kasya merasa malu tapi sangat bersyukur mempunyai sahabat sepertinya, Ranti sepertinya melihat kesusahan yang ia hadapi sekarang.

"Ran... terima kasih lagi. Tapi kamu harus menerima uangnya nanti aku trasfer lagi. Aku tau itu kurang dan akan membayarnya bulan depan." Kata Kasya menolak.

"Baiklah! Jangan bicara tentang itu lagi." Sanggah Ranti.

Mereka menghentikan dulu obrolan mereka dan melanjutkan memasak makanan yang belum selesai. Sedangkan Gayatri masih tetap menguping di luar pintu.

^Bersambung^

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

sneng ya masih punya sahabat sejati🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰

2022-09-06

0

Hams😎

Hams😎

mau heran, tapi mertua kaya gitu emang ada😂

2022-09-06

0

Juliezaskia

Juliezaskia

lidah mertua..

2021-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Bab.1 Kota Sejuta Kenangan Menyakitkan.
3 Bab.2 Dunia Memang Sempit.
4 Bab.3 Menyembunyikan Fakta.
5 Bab.4 Perempuan Cantik Yang Menarik.
6 Bab.5 Kehilangan Pekerjaan.
7 Bab.6 Sahabat Terbaik.
8 Bab.7 Anak Buangan.
9 Bab.8 Setiap Orang Mempunyai Pemikirannya Sendiri.
10 Bab.9 Mertua vs Menantu
11 Bab.10 Menekan Harga Diri.
12 Bab.11 Bertemu Lagi Dengannya.
13 Bab.12 Ternyata Balas Dendam itu Menyenangkan.
14 Bab.13 Mabuk.
15 Bab.14 Adegan Di Pinggir Jalan.
16 Bab.15 Foto anak yang mirip dengannya.
17 Bab.16 Mengutuk dan Menyumpahi.
18 Bab.17 Dejavu.
19 Bab.18 Panggilan Bekerja Kembali.
20 Bab.19 Aroma Wanita Lain.
21 Bab.20 Kebohongan.
22 Bab.21 Berubah Gila
23 Bab.22 Perasaan Bersalah.
24 Bab.23 Bujukan Raka.
25 Bab.24 Awal Pertemuan Dengan Bos.
26 Bab.25 Model Catwalk Dadakan.
27 Bab.26 Jiwa Gadis Muda.
28 Bab.27 Baru Bertemu Tapi Terasa Sudah Mengenal Lama.
29 Bab.28 Pemandangan Terindah.
30 Bab.29 Tatapan Mata Iri Tertuju Padanya.
31 Bab.30 Kecemburuan.
32 Bab.31 Perkara Resleting Celana
33 Pengumuman.
34 Bab.32 Ketahuan Bi Inah.
35 Bab.33 Gosip Berbagai Versi.
36 Bab.34 Bagaimana Tidak Gila?.
37 Bab.35 Semuanya Merasakan Kesakitan.
38 Bab.36 Mempunyai Anak tapi Single Parent.
39 Bab.37 Masa Lalu.
40 Bab.38 Lelaki Dari Masa Lalu Datang.
41 Pengumuman.
42 Pengumuman.
43 Bab.39 Kebenaran Tentang Anaknya.
44 Bab.40 Wanita Mandiri ( SEASON 1~Tamat ).
45 Pengumuman.
46 Selamat Tahun Baru,Author Menyapa Sambil Ngopi Santai.
47 Pengumuman SEASON-2
48 Promo Novel.
49 Promo Novel.
50 Promo Novel.
51 Promo Novel.
52 Promo Novel Baru.
53 Promo Karya Baru Tamat dan On Going.
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Prolog.
2
Bab.1 Kota Sejuta Kenangan Menyakitkan.
3
Bab.2 Dunia Memang Sempit.
4
Bab.3 Menyembunyikan Fakta.
5
Bab.4 Perempuan Cantik Yang Menarik.
6
Bab.5 Kehilangan Pekerjaan.
7
Bab.6 Sahabat Terbaik.
8
Bab.7 Anak Buangan.
9
Bab.8 Setiap Orang Mempunyai Pemikirannya Sendiri.
10
Bab.9 Mertua vs Menantu
11
Bab.10 Menekan Harga Diri.
12
Bab.11 Bertemu Lagi Dengannya.
13
Bab.12 Ternyata Balas Dendam itu Menyenangkan.
14
Bab.13 Mabuk.
15
Bab.14 Adegan Di Pinggir Jalan.
16
Bab.15 Foto anak yang mirip dengannya.
17
Bab.16 Mengutuk dan Menyumpahi.
18
Bab.17 Dejavu.
19
Bab.18 Panggilan Bekerja Kembali.
20
Bab.19 Aroma Wanita Lain.
21
Bab.20 Kebohongan.
22
Bab.21 Berubah Gila
23
Bab.22 Perasaan Bersalah.
24
Bab.23 Bujukan Raka.
25
Bab.24 Awal Pertemuan Dengan Bos.
26
Bab.25 Model Catwalk Dadakan.
27
Bab.26 Jiwa Gadis Muda.
28
Bab.27 Baru Bertemu Tapi Terasa Sudah Mengenal Lama.
29
Bab.28 Pemandangan Terindah.
30
Bab.29 Tatapan Mata Iri Tertuju Padanya.
31
Bab.30 Kecemburuan.
32
Bab.31 Perkara Resleting Celana
33
Pengumuman.
34
Bab.32 Ketahuan Bi Inah.
35
Bab.33 Gosip Berbagai Versi.
36
Bab.34 Bagaimana Tidak Gila?.
37
Bab.35 Semuanya Merasakan Kesakitan.
38
Bab.36 Mempunyai Anak tapi Single Parent.
39
Bab.37 Masa Lalu.
40
Bab.38 Lelaki Dari Masa Lalu Datang.
41
Pengumuman.
42
Pengumuman.
43
Bab.39 Kebenaran Tentang Anaknya.
44
Bab.40 Wanita Mandiri ( SEASON 1~Tamat ).
45
Pengumuman.
46
Selamat Tahun Baru,Author Menyapa Sambil Ngopi Santai.
47
Pengumuman SEASON-2
48
Promo Novel.
49
Promo Novel.
50
Promo Novel.
51
Promo Novel.
52
Promo Novel Baru.
53
Promo Karya Baru Tamat dan On Going.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!