Bab.9 Mertua vs Menantu

Kasya menatap Ranti sayang, ia hanya dapat tersenyum dengan penuh terima kasih. Ia bertekad dalam hatinya begitu dirinya mendapatkan pekerjaan lagi, ia akan memberikan uang itu kepada Ranti. Bagaimanapun juga pendapatan suami Ranti juga tidak tinggi, Ranti harus merawat dua anak dan juga orang tua.

"Sya... Jangan terlalu dipikirkan. Aku tau apa yang kamu sedang pikirkan disini." Ucap Ranti sambil menunjuk kepalanya sendiri. "Ayo cicipi sup iga-nya."

Ranti melihat Kasya masih melamun, ia langsung menyerahkan sendok sup dan memasukkan ke dalam mulut Kasya. Kasya mengambil sendok sup itu dari tangan Ranti dan menyesap sup iganya. "Wowwww... sup yang dibuat olehmu terlalu lezat, kamu harus buka Restoran!" Kata Kasya berlebihan dengan wajah seperti baru pertama kalinya makan enak.

"Hahaha... mulutmu memang manis! Makanlah lebih banyak, kamu sangat kurus sekarang." Ranti menatap sedih pada Kasya mengingat perjuangannya.

"Ini masakanmu, tentu saja aku harus makan." Kasya sedikit melow tak terasa air matanya jatuh.

Ranti yang melihatnya menangis langsung memeluk sahabatnya. " Hei, kenapa kamu berubah cengeng lagi. Kamu masih ada aku kan, aku tidak kemana-mana. Akan selalu bersamamu." Ucap Ranti sambil menepuk sayang punggungnya.

Adegan tertawa dan juga air mata di dapur pun berakhir, mereka sedang bersiap membawanya ke meja makan.

Tanpa mereka sadari percakapan mereka berdua mencapai telinga Gayatri. Ia mendengus dengan ekspresi tidak puas di wajahnya yang berkerut.

"Sudah kuduga, Kasya ini tidak terlihat seperti seseorang yang akan dibuat rugi. Tidak heran dia bisa menghabiskan uang untuk oleh-oleh, ternyata semua uang untuk biaya hidup anaknya disini telah dikembalikan padanya!" Gumamnya.

"Nenek, apakah Nenek sedang bermain petak umpet?" Gayatri tidak tahu kalau Marsya berdiri di belakangnya dan sedang menatapnya dengan mata polosnya.

Ranti dan Kasya mendengar kata-kata Marsya yang berasal dari luar pintu dapur, tatapan keduanya kaget melihat Gayatri menempelkan telinganya di daun pintu.

Gayatri melihat ke arah Ranti dan Kasya yang kebingungan, ia langsung melebarkan senyumnya. "Aku mencari kain, meja terlalu kotor. Apakah tidak pernah dibersihkan? Hei! Dimana kain itu?" Kata Gayatri sambil pergi seolah-olah mencari kain.

"Mama, Ibu. Nenek tadi berjongkok disana, itu tidak seperti sedang mencari kain." Marsya yang sedang memeluk Barbie-nya dengan polosnya berkata.

Setelah mendengar Marsya mengatakan itu, tentu saja Ranti dan Kasya langsung tahu bahwa Gayatri datang untuk menguping pembicaraan mereka berdua. Mereka berdua pun saling menatap mengerti dan Ranti menggelengkan kepalanya.

Kasya juga tidak mempermasalahkannya karena dirinya menyadari, bahwa teman baiknya berada dalam situasi yang sangat melelahkan. Dia tinggal dengan mertua yang konservatif dan superior, suaminya pun tidak terlalu perduli pada istrinya.

*

"Ayo Ajeng-ku, makan udang besar biar kamu tumbuh tinggi." Gayatri mengambilkan udang untuk Marsya.

"Ayo, ini daging kesukaan Byan." Ranti mengambilkan untuk Byan.

"Ckckck... apakah Ajeng-ku benar anak kandungnya? Tidakkah itu aneh merawat anak orang lain di depan anak sendiri!" Gayatri menyindir Ranti.

Semua orang yang sedang makan tentu saja mendengarnya, Bagas tidak menghiraukannya dan terus memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Ranti hanya tersenyum canggung, berpura-pura tidak mendengarnya.

Kasya sedikit tidak tahan, apakah selama ini Ibu mertua Ranti selalu memperlakukan Ranti seperti ini? Apakah selama ini Ranti tertekan? Selain itu melihat sikap Ibu mertuanya, sepertinya tidak suka Byan tinggal disini. Apa yang harus dilakukannya sekarang?

Saat Kasya memikirkan masalahnya, Gayatri berbicara lagi. "Nona Kasya, apakah kamu telah membayar biaya hidup anakmu dan sekolahnya? Kamu juga tahu pendapatan putraku tidak tinggi, juga harus membesarkan Ajeng dan merawatnya."

"Aku--" Kasya menggigit bibirnya, tidak bisa menjawab karena Mertua Ranti memang sudah mendengar semua pembicaraan di dapur.

"Bibi, aku akan segera men-trasfernya ke rekening bank Ranti." Akhirnya Kasya mengatakannya.

"Yah, Nona Kasya. Bukan karena aku tidak masuk akal, tapi semua harus jelas. Hari gini tidak ada gunanya untuk terlalu sopan. Jadi--" Perkataannya terpotong.

"Bibi...:aku mengerti dan akan segera membayarnya." Kasya tersenyum pada Gayatri dan menahan semuanya.

"Sya, tidak perlu... " Ranti menepuk tangan Kasya.

"Ran, jangan bicara!" Kasya dengan cepat memotongnya, menggelengkan kepalanya.

Kasya berharap Ranti tidak bertengkar dengan Ibu mertuanya, karena bagaimanapun masalah Ibu mertua adalah masalah yang sulit dipecahkan. Ia tidak ingin Ranti mendapat masalah karena dirinya.

Sedangkan Ranti melihat ekspresi kemarahan yang ditahan Kasya, Ia juga langsung terbakar dalam amarah.

Ibu mertua ini, sejak datang minggu lalu selain memerintah aku untuk melakukan ini dan melakukan itu. Ibu juga selalu menghakimiku dan sekarang mengatai sahabatku dengan kata-kata yang tak pantas. Ibu bahkan tak memperbolehkan aku membantu sahabatku! Keluh Ranti dalam hatinya.

Ranti menatap suaminya Bagas yang masih berpura-pura tidak mendengar semuanya dan hanya makan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Sekarang suasana di meja makan tiba-tiba menjadi tegang, bahkan Byan kecil pun memperhatikan suasana serius ini.

"Nenek, aku ingin makan udang lagi." Tiba-tiba Marsya bersuara.

"Baik, Nenek akan--" Kata-kata Gayatri terpotong lagi.

Kali ini Bagas memukul meja makan dengan keras, piring dan gelas di meja sampai bergetar.

"Nak, ada apa denganmu?" Tanya Gayatri.

"Aku sedang makan, untuk apa kamu menendang kakiku!?" Bagas memolototi Ranti.

Ketika Gayatri mendengarnya, ia langsung melihat ke arah Ranti. "Ranti! Untuk apa kamu menendang kaki anakku!?" Geramnya.

Pada saat ini Ranti akhirnya tidak tahan lagi, ia menarik nafas dalam-dalam dan memandang Ibu mertua dan suaminya.

"Pertama, Bagas adalah suamiku. Hal antara suami dan istri, tolong Ibu mertua jangan menyela. Kedua, di rumah ini baik di dalam maupun diluar semua aku yang mengaturnya. Pendapatanku pun lebih lebih tinggi dibandingkan suamiku, jadi jika aku bilang aku tidak akan menerima uang Kasya maka aku tidak akan menerimanya." Ucapnya dengan tegas.

"Ranti, apa maksudmu dengan itu. Aku ibu Mertuamu, apa aku harus mendapatkan ijin darimu untuk mengatakan sesuatu sebelum aku mengatakannya?!" Gayatri langsung marah ketika mendengar kata-kata Ranti. "Kamu mengerti bagaimana menghormati Orang tua!"

"Kita harus saling menghormati satu sama lain, Ibu memperlakukan sahabat yang sudah aku anggap keluargaku seperti ini. Jadi sikapku terhadap Ibu sepertinya dapat di mengerti." Jawabnya tenang.

"Ran... cukup." Kasya menengahi.

"Sya, tidak apa-apa." Ranti lalu mengambil tangan Kasya dan tersenyum meyakinkan.

Ranti juga memang sudah tidak tahan dengan sikap Ibu mertuanya yang selalu merasa superior.

Ranti lalu berbisik pada Kasya. "Sya, uang itu bagaimanapun juga simpanlah. Kalau tidak mendegarkanku berarti kamu menyerah pada Ibu mertuaku, itu artinya kamu tidak setia kepadaku. Kamu harus berdiri bersamaku!"

Kasya memandang Ranti dengan ragu-ragu, sedangkan Ranti melihat lagi Ibu mertua dan suaminya di meja makan.

"Kasya, ingat. Aku tidak akan menerima uang itu." Ucapnya.

Akhirnya Kasya yang melihat sikap tegas Ranti mengangguk, ia berencana membantu Ranti dulu saat ini, tapi uang itu tentu saja akan tetap ia kembalikan pada Ranti.

Amarah Gayatri seketika langsung meledak, menantunya yang mulanya sangat menghormati dirinya tiba-tiba menjadi sangat angkuh.

"Anakku, lihatlah. Istrimu sedikitpun tidak menghormatiku! Kamu tidak akan mengatakan sepatah katapun?" Gayatri berlindung pada Bagas.

"Oh, Bu. Bisakah istirahat sebentar." Ucap Bagas masih tidak mau perduli.

Bagas berpura-pura tidak melihatnya ketika Ibunya menggertak Ranti, sekarang Istrinya melawan Ibunya ia tidak punya apa-apa untuk dikatakan. Dirinya terlalu malas untuk mengurus urusan Ibu dan istrinya, ia membiarkan mereka untuk menyelesaikannya sendiri. Ia pun berdiri dan melengos pergi ke kamarnya.

"Aku tidak ingin hidup lagi! Anak dan menantuku semua tidak berbakti. Anak yang susah payah kubesarkan tidak menginginkanku lagi! Apa gunanya aku hidup. Aku mati saja!" Teriaknya.

Tentu saja, orang yang selalu ditindas juga bisa menindas. Jika tahu akan seperti ini, aku seharusnya mengatakannya sejak awal! Ucap Ranti dalam hatinya.

Sedangkan Byan yang melihat dan mengerti suasananya, semakin ingin pergi dari rumah itu.

Kasya memandang Byan yang diam-diam makan tapi melihat ke bawah, ia tahu apa yang dipikirkan anaknya. Tentu saja itu juga memotivasi dirinya untuk bekerja keras, menghasilkan uang dan membawa Byan pergi sesegera mungkin. Tapi ia tidak bisa membawanya sekarang, karena masih takut jika Randika mengetahui keberadaannya jika dirinya membawa Byan ke Jakarta.

^Bersambung^

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

mertua luknut,,untung mertuaku baik😪😪😪😪

2022-09-06

0

Hams😎

Hams😎

bagas mlempem😪

2022-09-06

0

Revina Imut

Revina Imut

mertuanya kepo, suaminya belagu,SDH gajinya kalah dg istri masih petingkah,main2 api, hadeeeh ☹️☹️☹️☹️☹️

2021-09-24

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Bab.1 Kota Sejuta Kenangan Menyakitkan.
3 Bab.2 Dunia Memang Sempit.
4 Bab.3 Menyembunyikan Fakta.
5 Bab.4 Perempuan Cantik Yang Menarik.
6 Bab.5 Kehilangan Pekerjaan.
7 Bab.6 Sahabat Terbaik.
8 Bab.7 Anak Buangan.
9 Bab.8 Setiap Orang Mempunyai Pemikirannya Sendiri.
10 Bab.9 Mertua vs Menantu
11 Bab.10 Menekan Harga Diri.
12 Bab.11 Bertemu Lagi Dengannya.
13 Bab.12 Ternyata Balas Dendam itu Menyenangkan.
14 Bab.13 Mabuk.
15 Bab.14 Adegan Di Pinggir Jalan.
16 Bab.15 Foto anak yang mirip dengannya.
17 Bab.16 Mengutuk dan Menyumpahi.
18 Bab.17 Dejavu.
19 Bab.18 Panggilan Bekerja Kembali.
20 Bab.19 Aroma Wanita Lain.
21 Bab.20 Kebohongan.
22 Bab.21 Berubah Gila
23 Bab.22 Perasaan Bersalah.
24 Bab.23 Bujukan Raka.
25 Bab.24 Awal Pertemuan Dengan Bos.
26 Bab.25 Model Catwalk Dadakan.
27 Bab.26 Jiwa Gadis Muda.
28 Bab.27 Baru Bertemu Tapi Terasa Sudah Mengenal Lama.
29 Bab.28 Pemandangan Terindah.
30 Bab.29 Tatapan Mata Iri Tertuju Padanya.
31 Bab.30 Kecemburuan.
32 Bab.31 Perkara Resleting Celana
33 Pengumuman.
34 Bab.32 Ketahuan Bi Inah.
35 Bab.33 Gosip Berbagai Versi.
36 Bab.34 Bagaimana Tidak Gila?.
37 Bab.35 Semuanya Merasakan Kesakitan.
38 Bab.36 Mempunyai Anak tapi Single Parent.
39 Bab.37 Masa Lalu.
40 Bab.38 Lelaki Dari Masa Lalu Datang.
41 Pengumuman.
42 Pengumuman.
43 Bab.39 Kebenaran Tentang Anaknya.
44 Bab.40 Wanita Mandiri ( SEASON 1~Tamat ).
45 Pengumuman.
46 Selamat Tahun Baru,Author Menyapa Sambil Ngopi Santai.
47 Pengumuman SEASON-2
48 Promo Novel.
49 Promo Novel.
50 Promo Novel.
51 Promo Novel.
52 Promo Novel Baru.
53 Promo Karya Baru Tamat dan On Going.
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Prolog.
2
Bab.1 Kota Sejuta Kenangan Menyakitkan.
3
Bab.2 Dunia Memang Sempit.
4
Bab.3 Menyembunyikan Fakta.
5
Bab.4 Perempuan Cantik Yang Menarik.
6
Bab.5 Kehilangan Pekerjaan.
7
Bab.6 Sahabat Terbaik.
8
Bab.7 Anak Buangan.
9
Bab.8 Setiap Orang Mempunyai Pemikirannya Sendiri.
10
Bab.9 Mertua vs Menantu
11
Bab.10 Menekan Harga Diri.
12
Bab.11 Bertemu Lagi Dengannya.
13
Bab.12 Ternyata Balas Dendam itu Menyenangkan.
14
Bab.13 Mabuk.
15
Bab.14 Adegan Di Pinggir Jalan.
16
Bab.15 Foto anak yang mirip dengannya.
17
Bab.16 Mengutuk dan Menyumpahi.
18
Bab.17 Dejavu.
19
Bab.18 Panggilan Bekerja Kembali.
20
Bab.19 Aroma Wanita Lain.
21
Bab.20 Kebohongan.
22
Bab.21 Berubah Gila
23
Bab.22 Perasaan Bersalah.
24
Bab.23 Bujukan Raka.
25
Bab.24 Awal Pertemuan Dengan Bos.
26
Bab.25 Model Catwalk Dadakan.
27
Bab.26 Jiwa Gadis Muda.
28
Bab.27 Baru Bertemu Tapi Terasa Sudah Mengenal Lama.
29
Bab.28 Pemandangan Terindah.
30
Bab.29 Tatapan Mata Iri Tertuju Padanya.
31
Bab.30 Kecemburuan.
32
Bab.31 Perkara Resleting Celana
33
Pengumuman.
34
Bab.32 Ketahuan Bi Inah.
35
Bab.33 Gosip Berbagai Versi.
36
Bab.34 Bagaimana Tidak Gila?.
37
Bab.35 Semuanya Merasakan Kesakitan.
38
Bab.36 Mempunyai Anak tapi Single Parent.
39
Bab.37 Masa Lalu.
40
Bab.38 Lelaki Dari Masa Lalu Datang.
41
Pengumuman.
42
Pengumuman.
43
Bab.39 Kebenaran Tentang Anaknya.
44
Bab.40 Wanita Mandiri ( SEASON 1~Tamat ).
45
Pengumuman.
46
Selamat Tahun Baru,Author Menyapa Sambil Ngopi Santai.
47
Pengumuman SEASON-2
48
Promo Novel.
49
Promo Novel.
50
Promo Novel.
51
Promo Novel.
52
Promo Novel Baru.
53
Promo Karya Baru Tamat dan On Going.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!