Bab.10 Menekan Harga Diri.

Setelah mereka selesai makan, Kasya pun bersiap pergi. Ibu mertua Ranti tidak keluar dari kamarnya karena pertengkaran di meja makan, sedangkan Bagas hanya mengucapkan sampai jumpa lagi.

Hanya Ranti dan Marsya tentu saja Byan yang mengantar Kasya sampai lantai bawah.

"Sampai jumpa lagi Mama." Byan memeluk erat tubuh Ibunya, kemudian Ranti dan Marsya pun ikut berpelukan.

"Byan, Mama janji padamu. Mama akan segera datang dan jemput Byan ya, Byan jadi anak baik disini." Ucap perpisahan Kasya pada Putranya.

"Sya, jangan terlalu banyak berpikir. Aku akan merawat Byan dengan baik." Ranti menepuk pelan pundak Kasya meyakinkan.

"Ya." Kasya mengangguk.

Akhirnya Kasya melangkahkan kakinya pergi dengan lambaian tangan perpisahan dari mereka bertiga.

Setelah beberapa jam di perjalanan, Kasya kembali ke Rumah sewa kecilnya. Disaat ia mau membuka pintu, pemilik rumah sewa muncul.

"Kasya, kamu sudah kembali?" Tanyanya.

"Ya, Nyonya apakah masalah uang sewa. Begini aku tidak punya uang tunai sekarang, bolehkah aku men-trasfernya?" Tanya Kasya.

"Baik! tentu saja bisa," jawabnya. Nyonya pemilik rumah sewa melihat bahwa Kasya tidak berniat untuk berhutang dan langsung tersenyum senang. Selama dia memberikan uang, tidak masalah jika uangnya ditransfer.

"Baiklah, aku akan men-trasfernya segera. Setelah aku masuk rumah, tolong berikan nomer rekening Nyonya." Kasya pun memintanya.

Setelah transaksi itu selesai, Kasya terduduk di ruangan gelap rumah sewanya. Ia tiba-tiba merasakan cairan asin mengalir ke mulutnya, ia mengulurkan tangan dan menyentuh sudut mulutnya. Kemudian menyadari bahwa dirinya sedang menangis.

Kasya menertawakan dirinya sendiri karena merasa dirinya sungguh lemah. Ia mengulurkan tangan dan menghapus air matanya, kemudian berdiri dan menyalakan lampu.

Dengan cahaya oranye menyinari rumah sewa ini, Kasya menarik nafas dalam-dalam. Ia menyalakan komputernya dan ingin melihat apakah ada Perusahaan yang menanggapi resume yang telah dirinya kirimkan.

Tapi tetap saja semua Perusahaan itu tidak ada satupun yang menerimanya.

Kasya menggelengkan kepalanya, Ia adalah lulusan Universitas terbaik di Jakarta dan memiliki pengalaman kerja selama lima tahun. Posisi dan gaji yang diminta juga tidak tinggi, mengapa tidak ada yang mempekerjakan dirinya?

Apakah benar Randika dibalik semuanya? Kasya menggelengkan kepalanya lagi, Apa sebenarnya yang dipikirkan oleh Randika? Kenapa dia masih tak membiarkannya hidup tenang, memikirkan semua itu kepalanya mulai sakit lagi.

"Hachii... !" hidungnya terasa gatal lagi.

Kasya segera mencari obat flu yang pernah ia taruh di laci, sudut matanya melihat kartu nama dari Direktur Mulyono.

Jari-jari Kasya terhenti. "Aku menyimpan kartu nama Direktur Mulyono untuk pekerjaan agar lancar. Sekarang meskipun aku sudah dipecat, jika aku bisa berbicara dengan pelanggan besar seperti Direktur Mulyono. Mungkinkah aku masih memiliki kesempatan untuk kembali ke Perusahaan Wajendra." Gumamnya pada diri sendiri.

Memikirkan hal itu, Kasya memegang kartu nama itu seperti harta. Ia menatap jam di dinding, menunjukkan jam 9 malam. Sepertinya belum terlambat, ia dengan cepat menghubungi Direktur Mulyono, ini adalah upaya terakhirnya.

Telepon terhubung tapi Kasya mendengar di ujung telepon sana sangat berisik. Ada suara beberapa wanita dan suara dentingan gelas, juga terdengar suara tawa banyak pria, sepertinya Direktur Mulyono sedang berada di sebuah Bar.

"Halo, dengan siapa saya berbicara." Jawab dari ujung telepon sana.

"Halo Direktur Mulyono, apakah Anda ingat saya. Terakhir saya mengobrol dengan Anda di sebuah jamuan yang diselenggarakan oleh Perusahaan Dirga. Saya Kasya Indira." Kata suara Kasya dengan suaranya yang lembut membuat Direktur Mulyono yang mabuk langsung terbangun.

"Ingat ! Ingat !" Direktur Mulyono yang sedang berbaring pun langsung terduduk.

"Ada apa Nona Kasya?" Tanyanya semangat.

"Begini... Direktur Mulyono Anda adalah pemasok kain pakaian terbesar Perusahaan besar Wajendra, baru-baru ini saya mendengar Perusahaan Besar Wajendra sedang berencana untuk menegosiasikan suatu proyek dengan Anda. Saya ingin berbicara dengan Anda tentang ini." Kata Kasya memberanikan diri.

"Ternyata ini." Direktur Mulyono di sisi lain telepon tampak ragu, lalu berkata.

"Kita bisa membicarakan masalah kerja sama dengan santai, tidak perlu terburu-buru." Ucapnya lagi.

Kasya mendengar Direktur Mulyono berkata demikian dan berpikir apakah dia tidak mau memberi kesempatan padanya. Kasya menggertakan giginya dan berkata dengan sopan.

"Direktur Mulyono, Anda juga tahu kesempatan kerja saat ini sangat sulit di dapat dan saya harap Direktur dapat memberi aku kesempatan.

"Begitu... sebenarnya aku akan membahas bisnis dengan beberapa Bos dalam tiga hari ke depan. Aku harap kamu dapat menemaniku, nanti aku juga akan memperkenalkan kamu pada beberapa Bos untuk bertemu. Pada saat itu peluang yang kamu dapatkan akan lebih dari sekadar peluang untuk bekerja dengan ku." Katanya.

Mendengar itu Kasya sedikit membeku, apakah Direktur Mulyono bermaksud untuk memintanya pergi bersamanya untuk menemani beberapa tamu minum anggur?

Tapi situasi saat ini tidak memungkinkan Kasya untuk berpikir panjang, ia ragu-ragu selama beberapa detik dan berkata.

"Oke, aku setuju. Tolong beri aku alamatnya, dan aku pasti akan datang tepat waktu." Pintanya.

"Sangat bagus, tempatnya di L'xury Hotel. Sekretarisku akan memesan ruangan, aku akan memberi tahu kamu nomer ruangannya sesegera mungkin." Kata Direktur Mulyono.

"Baiklah, terima kasih." Kasya pun menutup panggilannya.

Kasya berbaring lemah di tempat tidur kecilnya, ia memejamkan matanya. Merasa sangat lelah, Kasya sepertinya tahu apa yang akan terjadi dalam tiga hari. Tapi ia tidak memiliki tekad untuk mencegah hal-hal itu terjadi, dirinya sedang disiksa oleh kehidupan nyata dan tidak ingin memikirkan apa-apa lagi.

Tiga hari berlalu

Kasya duduk di depan cermin dan wajahnya dirias dengan riasan elegan yang sederhana. Sepasang mata yang indah terlihat penuh kesedihan, Kasya akhirnya memakai lipstik berwarna merah muda untuk memberi warna pada wajahnya.

Kasya menghela nafas pelan, ia mengenakan gaun sederhana berwarna hitam dengan punggung terbuka. Gaun ini dirancang oleh dirinya sendiri, gayanya berani dan menawan. Bagian bawahnya adalah renda hitam yang elegan. Bagian belakangnya berbentuk 'V' yang besar sehingga mengungkapkan punggung putihnya, yang membuat orang lain mau tidak mau memperhatikannya.

Kasya mengenakan sepatu hak tujuh sentimeter berwarna perak, dengan tekadnya yang kuat akhirnya berjalan keluar pintu dengan menjingjing tasnya.

Kasya menuju alamat yang diberikan dan sampai ke depan pintu ruangan yang baru saja diberitahukan oleh Direktur Mulyono. Ia memandangi pintu ruangan yang mewah itu lalu menarik nafasnya dalam-dalam. Kemudian berjalan masuk dengan seorang pelayan.

Setelah memasuki ruangan tercium bau alkohol dan asap rokok, lampu di dalam ruangan itu sangat redup dan musik yang dipasang sangat keras. Kasya melihat ada sekitar enam atau tujuh orang di dalam ruangan, tetapi ia tidak bisa melihat wajah orang-orang itu.

^Bersambung^

Terpopuler

Comments

Siti Masitah

Siti Masitah

katanya kasya kuliah pinter..tapi mudah di bodohi y..

2024-11-05

0

™

semoga kasya aman🥺

2022-09-11

1

Noni Kartika Wati

Noni Kartika Wati

jangan Sampek Kesya kenapa Napa Thor kasian

2021-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Bab.1 Kota Sejuta Kenangan Menyakitkan.
3 Bab.2 Dunia Memang Sempit.
4 Bab.3 Menyembunyikan Fakta.
5 Bab.4 Perempuan Cantik Yang Menarik.
6 Bab.5 Kehilangan Pekerjaan.
7 Bab.6 Sahabat Terbaik.
8 Bab.7 Anak Buangan.
9 Bab.8 Setiap Orang Mempunyai Pemikirannya Sendiri.
10 Bab.9 Mertua vs Menantu
11 Bab.10 Menekan Harga Diri.
12 Bab.11 Bertemu Lagi Dengannya.
13 Bab.12 Ternyata Balas Dendam itu Menyenangkan.
14 Bab.13 Mabuk.
15 Bab.14 Adegan Di Pinggir Jalan.
16 Bab.15 Foto anak yang mirip dengannya.
17 Bab.16 Mengutuk dan Menyumpahi.
18 Bab.17 Dejavu.
19 Bab.18 Panggilan Bekerja Kembali.
20 Bab.19 Aroma Wanita Lain.
21 Bab.20 Kebohongan.
22 Bab.21 Berubah Gila
23 Bab.22 Perasaan Bersalah.
24 Bab.23 Bujukan Raka.
25 Bab.24 Awal Pertemuan Dengan Bos.
26 Bab.25 Model Catwalk Dadakan.
27 Bab.26 Jiwa Gadis Muda.
28 Bab.27 Baru Bertemu Tapi Terasa Sudah Mengenal Lama.
29 Bab.28 Pemandangan Terindah.
30 Bab.29 Tatapan Mata Iri Tertuju Padanya.
31 Bab.30 Kecemburuan.
32 Bab.31 Perkara Resleting Celana
33 Pengumuman.
34 Bab.32 Ketahuan Bi Inah.
35 Bab.33 Gosip Berbagai Versi.
36 Bab.34 Bagaimana Tidak Gila?.
37 Bab.35 Semuanya Merasakan Kesakitan.
38 Bab.36 Mempunyai Anak tapi Single Parent.
39 Bab.37 Masa Lalu.
40 Bab.38 Lelaki Dari Masa Lalu Datang.
41 Pengumuman.
42 Pengumuman.
43 Bab.39 Kebenaran Tentang Anaknya.
44 Bab.40 Wanita Mandiri ( SEASON 1~Tamat ).
45 Pengumuman.
46 Selamat Tahun Baru,Author Menyapa Sambil Ngopi Santai.
47 Pengumuman SEASON-2
48 Promo Novel.
49 Promo Novel.
50 Promo Novel.
51 Promo Novel.
52 Promo Novel Baru.
53 Promo Karya Baru Tamat dan On Going.
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Prolog.
2
Bab.1 Kota Sejuta Kenangan Menyakitkan.
3
Bab.2 Dunia Memang Sempit.
4
Bab.3 Menyembunyikan Fakta.
5
Bab.4 Perempuan Cantik Yang Menarik.
6
Bab.5 Kehilangan Pekerjaan.
7
Bab.6 Sahabat Terbaik.
8
Bab.7 Anak Buangan.
9
Bab.8 Setiap Orang Mempunyai Pemikirannya Sendiri.
10
Bab.9 Mertua vs Menantu
11
Bab.10 Menekan Harga Diri.
12
Bab.11 Bertemu Lagi Dengannya.
13
Bab.12 Ternyata Balas Dendam itu Menyenangkan.
14
Bab.13 Mabuk.
15
Bab.14 Adegan Di Pinggir Jalan.
16
Bab.15 Foto anak yang mirip dengannya.
17
Bab.16 Mengutuk dan Menyumpahi.
18
Bab.17 Dejavu.
19
Bab.18 Panggilan Bekerja Kembali.
20
Bab.19 Aroma Wanita Lain.
21
Bab.20 Kebohongan.
22
Bab.21 Berubah Gila
23
Bab.22 Perasaan Bersalah.
24
Bab.23 Bujukan Raka.
25
Bab.24 Awal Pertemuan Dengan Bos.
26
Bab.25 Model Catwalk Dadakan.
27
Bab.26 Jiwa Gadis Muda.
28
Bab.27 Baru Bertemu Tapi Terasa Sudah Mengenal Lama.
29
Bab.28 Pemandangan Terindah.
30
Bab.29 Tatapan Mata Iri Tertuju Padanya.
31
Bab.30 Kecemburuan.
32
Bab.31 Perkara Resleting Celana
33
Pengumuman.
34
Bab.32 Ketahuan Bi Inah.
35
Bab.33 Gosip Berbagai Versi.
36
Bab.34 Bagaimana Tidak Gila?.
37
Bab.35 Semuanya Merasakan Kesakitan.
38
Bab.36 Mempunyai Anak tapi Single Parent.
39
Bab.37 Masa Lalu.
40
Bab.38 Lelaki Dari Masa Lalu Datang.
41
Pengumuman.
42
Pengumuman.
43
Bab.39 Kebenaran Tentang Anaknya.
44
Bab.40 Wanita Mandiri ( SEASON 1~Tamat ).
45
Pengumuman.
46
Selamat Tahun Baru,Author Menyapa Sambil Ngopi Santai.
47
Pengumuman SEASON-2
48
Promo Novel.
49
Promo Novel.
50
Promo Novel.
51
Promo Novel.
52
Promo Novel Baru.
53
Promo Karya Baru Tamat dan On Going.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!