Mata Raina masih berat enggan terbuka, tapi langsung bangun seketika teringat dengan bapaknya, sudah jam 7, Raina segera mandi dan menyiapkan bekal untuk di antarkan ke kantor polisi tempat bapaknya berada.
Karena sepedanya pecah ban dan tidak mungkin untuk naik kendaraan umum, Raina memilih menaiki motor bebek tua milik bapaknya, motor bebek tua dengan asap mengepul dari knalpotnya, suara berisik memekakkan telinga, bau terbakar mengganggu pernafasan tidak dia hiraukan, yang dia pikirkan hanya segera bertemu dengan bapaknya.
"selamat pagi ada yang bisa saya bantu?" sapa seorang polwan cantik pada Raina yang terlihat kebingungan di depan kantor polisi.
"bu, saya mau bertemu bapak saya".
"mari ikut saya ke meja saya". polisi itu menuntun Raina ke meja kerjanya.
"siapa nama bapak adek?" Tanya bu polwan ketika telah duduk di singgah sananya.
"Mada Prasetya Bu".
"oke, sebentar ya saya Carikan datanya". Bu polwan cantik tadi mengetik sesuatu di komputernya, lalu mengernyit menunjukan sesuatu yang tidak baik harus di sampaikan pada Raina.
"ehhmm.. begini dek, karena bapaknya masih dalam masa interogasi maka belum boleh di kunjungi". nada bicaranya di buat selembut mungkin agar tak menyakiti hati Raina.
"tapi bapak saya kan tidak bersalah bu". Raina mulai merasakan sesak di hatinya
"jika memang tidak bersalah, paling lambat besok sudah pulang dek, kamu pulang saja dulu, besok kemari lagi kalo memang bapak kamu belum pulang". polwan itu tersenyum tulus pada Raina.
"tapi saya boleh tau kabar bapak saya kan Bu?"
"sayang sekali dek, tapi beliau di larang berkomunikasi dengan siapapun saat ini".
Raina menangis, mencoba menyembunyikan air matanya dari sang polwan, tapi tak berhasil, dia sesegukan karena meredam suara tangisnya.
"begini saja, saya coba hubungi teman saya yang bertugas menangani kasus ini ya dek".
"terima kasih Bu". Raina menunggu polwan tadi menelpon seseorang.
"halo, mas Bram, ini ada yang mencari pak Mada, bagaimana keadaan pak Mada? apa baik-baik saja?"
'iya, pak Mada baik, beliau bekerja sama dengan sangat baik, suasana kondusif, nanti kalau tidak ada bukti beliau akan di pulangkan'
"terima kasih mas Bram". polwan itu menutup telpon, Raina bisa mendengar semuanya, karena tadi Bu polwan menekan tombol speaker saat telepon.
"saya tidak bisa membantu lagi dek, kamu pulang saja ya?"
"ini? saya titip buat bapak ya buk".Raina mengulurkan rantang dan satu termos kecil berisi teh tawar kesukaan bapaknya.
"nggak bisa dek, makanan dari luar juga tidak di ijinkan untuk orang yang masih di interogasi lagi pula di sini pak Mada di jamin kesehatannya dek kamu tenang saja". sekali lagi, senyum ramah nan menenangkan di berikan polwan cantik itu pada Raina.
"terima kasih Bu, kalau begitu saya permisi".
Raina pulang dengan mengendarai motor tua bapaknya lagi,dengan hati kecewa karena tidak bisa bertemu dengan pak Mada, walaupun dia sudah mendengar sendiri bahwa keadaan pak Mada baik-baik saja.
-
karena jarak yang di tempuh lumayan jauh, Raina mengendarai kendaran bapaknya dengan kecepatan penuh, berharap segera sampai ke rumahnya, tapi keadaan di luar kendali, seolah dunia mendukung kesengsaraan Raina, motor bapaknya tiba-tiba mati ketika hampir sampai pada gerbang desanya.
Raina mendorong motor bapaknya yang berat dengan peluh bercucuran di pelipisnya, dia menyerah, berhenti sejenak meneguk teh tawar yang tadi dia bawakan untuk bapaknya.
Pahitnya teh tawar masih bisa di telan dengan mudah oleh kerongkongan Raina, tapi pahitnya kehidupan seolah mencekik Raina tiada henti.
Dengan berat hati Raina bangkit dan kembali mendorong motor yang tadi mengantarnya ke kantor polisi itu, panas terik matahari menambah derita Raina, melengkapi cobaan yang Tuhan berikan padanya.
Terlihat dari jauh seorang bapak-bapak yang telah berumur berdiri di pinggir jalan melambai kepada setiap orang yang lewat tapi tak ada satupun yang memperdulikannya.
"dek, bantu saya dek". Kata bapak tua itu kepada Raina saat Raina sampai di dekatnya.
"bapak kenapa?"
"saya di rampok dek, mobil dan semua benda berharga saya di ambil sama perampoknya, sekarang saya nggak tau jalan pulang".
"memangnya bapak mau pulang kemana?"
"Situbondo dek, bisakah adek mengantar saya ke kantor polisi terdekat? saya akan meminta bantuan dari sana".
Kruyyukk
Terdengar bunyi perut bapak tua yang ada di depan Raina, wajahnya putih bersih khas orang kaya, rambutnya hitam seperti baru di semir, namun bapak tua itu hanya mengenakan kaus kutang dan celana pendek warna putih, membuat Raina iba. Raina teringat pada nasib bapaknya saat ini.
"bapak duduk dulu disini, makan ini dulu pak, saya pulang dulu ambil baju buat bapak, nanti saya kesini lagi, saya antar bapak pos polisi yang ada di ujung jalan ini". Raina segera menyerahkan tantang yang tadi dia bawa, isinya adalah nasi, tumis kacang panjang, tempe dan telur goreng.
"terima kasih dek"
Beberapa saat kemudian, Raina telah kembali menghampiri bapak tua itu beliau sudah selesai makan, rantang yang tadi di bawa Raina telah kosong, isinya habis tak tersisa.
"pak, pakai ini dulu pak". Raina mengulurkan sebuah celana panjang, kaos dan jaket hadiah sepeda motor milik bapaknya."maaf ya pak, pakaian ini milik bapak saya, setidaknya masih layak". Raina menunduk malu memberikan pakaian lusuh itu kepadanya.
"nama adek siapa?"
"saya Raina pak, bapak namanya siapa?"
"saya William, William Sebastian". pak William telah selesai memakai pakaian yang tadi di bawa Raina. "kenapa adek mau menolong saya?"
"saya hanya melakukan hal kecil pak".
"bisa saja saya adalah orang jahat yang sedang menyamar, kamu tidak takut?"
"Lillahi Ta'ala. pak, jika bapak orang jahat semoga bapak berubah suatu hari nanti".
Raina membimbing langkah pak William, hingga akhirnya mereka sampai ke sebuah pos polisi, hanya ada 2 polisi yang berjaga disana.
"ternyata dekat ya dek, saya kira jauh".
"iya pak kalo kantor polisi memang jauh, saya juga tadi dari sana".
"ngapain?"
"mau jenguk bapak saya tapi ternyata di ijinkan pak". Raina kembali teringat pada bapaknya, air matanya mulai menggenang di pelupuk matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Aprillia
moga aja..pak william sebastian bisa bantu rania yaa,thor 🙏😊
2021-03-03
1
Ratih Tiyawan
baru baca 2 bab udah nyesek bayangin kehidupan raina.. moga2 kedepannya raina bisa berubah bahagia ya.. kasian 😢
2021-01-10
6
Eti Guslidar
semoga nasob baik buat raina
2021-01-08
2