Bab 2 : Bertemu pak William.

Mata Raina masih berat enggan terbuka, tapi langsung bangun seketika teringat dengan bapaknya, sudah jam 7, Raina segera mandi dan menyiapkan bekal untuk di antarkan ke kantor polisi tempat bapaknya berada.

Karena sepedanya pecah ban dan tidak mungkin untuk naik kendaraan umum, Raina memilih menaiki motor bebek tua milik bapaknya, motor bebek tua dengan asap mengepul dari knalpotnya, suara berisik memekakkan telinga, bau terbakar mengganggu pernafasan tidak dia hiraukan, yang dia pikirkan hanya segera bertemu dengan bapaknya.

"selamat pagi ada yang bisa saya bantu?" sapa seorang polwan cantik pada Raina yang terlihat kebingungan di depan kantor polisi.

"bu, saya mau bertemu bapak saya".

"mari ikut saya ke meja saya". polisi itu menuntun Raina ke meja kerjanya.

"siapa nama bapak adek?" Tanya bu polwan ketika telah duduk di singgah sananya.

"Mada Prasetya Bu".

"oke, sebentar ya saya Carikan datanya". Bu polwan cantik tadi mengetik sesuatu di komputernya, lalu mengernyit menunjukan sesuatu yang tidak baik harus di sampaikan pada Raina.

"ehhmm.. begini dek, karena bapaknya masih dalam masa interogasi maka belum boleh di kunjungi". nada bicaranya di buat selembut mungkin agar tak menyakiti hati Raina.

"tapi bapak saya kan tidak bersalah bu". Raina mulai merasakan sesak di hatinya

"jika memang tidak bersalah, paling lambat besok sudah pulang dek, kamu pulang saja dulu, besok kemari lagi kalo memang bapak kamu belum pulang". polwan itu tersenyum tulus pada Raina.

"tapi saya boleh tau kabar bapak saya kan Bu?"

"sayang sekali dek, tapi beliau di larang berkomunikasi dengan siapapun saat ini".

Raina menangis, mencoba menyembunyikan air matanya dari sang polwan, tapi tak berhasil, dia sesegukan karena meredam suara tangisnya.

"begini saja, saya coba hubungi teman saya yang bertugas menangani kasus ini ya dek".

"terima kasih Bu". Raina menunggu polwan tadi menelpon seseorang.

"halo, mas Bram, ini ada yang mencari pak Mada, bagaimana keadaan pak Mada? apa baik-baik saja?"

'iya, pak Mada baik, beliau bekerja sama dengan sangat baik, suasana kondusif, nanti kalau tidak ada bukti beliau akan di pulangkan'

"terima kasih mas Bram". polwan itu menutup telpon, Raina bisa mendengar semuanya, karena tadi Bu polwan menekan tombol speaker saat telepon.

"saya tidak bisa membantu lagi dek, kamu pulang saja ya?"

"ini? saya titip buat bapak ya buk".Raina mengulurkan rantang dan satu termos kecil berisi teh tawar kesukaan bapaknya.

"nggak bisa dek, makanan dari luar juga tidak di ijinkan untuk orang yang masih di interogasi lagi pula di sini pak Mada di jamin kesehatannya dek kamu tenang saja". sekali lagi, senyum ramah nan menenangkan di berikan polwan cantik itu pada Raina.

"terima kasih Bu, kalau begitu saya permisi".

Raina pulang dengan mengendarai motor tua bapaknya lagi,dengan hati kecewa karena tidak bisa bertemu dengan pak Mada, walaupun dia sudah mendengar sendiri bahwa keadaan pak Mada baik-baik saja.

-

karena jarak yang di tempuh lumayan jauh, Raina mengendarai kendaran bapaknya dengan kecepatan penuh, berharap segera sampai ke rumahnya, tapi keadaan di luar kendali, seolah dunia mendukung kesengsaraan Raina, motor bapaknya tiba-tiba mati ketika hampir sampai pada gerbang desanya.

Raina mendorong motor bapaknya yang berat dengan peluh bercucuran di pelipisnya, dia menyerah, berhenti sejenak meneguk teh tawar yang tadi dia bawakan untuk bapaknya.

Pahitnya teh tawar masih bisa di telan dengan mudah oleh kerongkongan Raina, tapi pahitnya kehidupan seolah mencekik Raina tiada henti.

Dengan berat hati Raina bangkit dan kembali mendorong motor yang tadi mengantarnya ke kantor polisi itu, panas terik matahari menambah derita Raina, melengkapi cobaan yang Tuhan berikan padanya.

Terlihat dari jauh seorang bapak-bapak yang telah berumur berdiri di pinggir jalan melambai kepada setiap orang yang lewat tapi tak ada satupun yang memperdulikannya.

"dek, bantu saya dek". Kata bapak tua itu kepada Raina saat Raina sampai di dekatnya.

"bapak kenapa?"

"saya di rampok dek, mobil dan semua benda berharga saya di ambil sama perampoknya, sekarang saya nggak tau jalan pulang".

"memangnya bapak mau pulang kemana?"

"Situbondo dek, bisakah adek mengantar saya ke kantor polisi terdekat? saya akan meminta bantuan dari sana".

Kruyyukk

Terdengar bunyi perut bapak tua yang ada di depan Raina, wajahnya putih bersih khas orang kaya, rambutnya hitam seperti baru di semir, namun bapak tua itu hanya mengenakan kaus kutang dan celana pendek warna putih, membuat Raina iba. Raina teringat pada nasib bapaknya saat ini.

"bapak duduk dulu disini, makan ini dulu pak, saya pulang dulu ambil baju buat bapak, nanti saya kesini lagi, saya antar bapak pos polisi yang ada di ujung jalan ini". Raina segera menyerahkan tantang yang tadi dia bawa, isinya adalah nasi, tumis kacang panjang, tempe dan telur goreng.

"terima kasih dek"

Beberapa saat kemudian, Raina telah kembali menghampiri bapak tua itu beliau sudah selesai makan, rantang yang tadi di bawa Raina telah kosong, isinya habis tak tersisa.

"pak, pakai ini dulu pak". Raina mengulurkan sebuah celana panjang, kaos dan jaket hadiah sepeda motor milik bapaknya."maaf ya pak, pakaian ini milik bapak saya, setidaknya masih layak". Raina menunduk malu memberikan pakaian lusuh itu kepadanya.

"nama adek siapa?"

"saya Raina pak, bapak namanya siapa?"

"saya William, William Sebastian". pak William telah selesai memakai pakaian yang tadi di bawa Raina. "kenapa adek mau menolong saya?"

"saya hanya melakukan hal kecil pak".

"bisa saja saya adalah orang jahat yang sedang menyamar, kamu tidak takut?"

"Lillahi Ta'ala. pak, jika bapak orang jahat semoga bapak berubah suatu hari nanti".

Raina membimbing langkah pak William, hingga akhirnya mereka sampai ke sebuah pos polisi, hanya ada 2 polisi yang berjaga disana.

"ternyata dekat ya dek, saya kira jauh".

"iya pak kalo kantor polisi memang jauh, saya juga tadi dari sana".

"ngapain?"

"mau jenguk bapak saya tapi ternyata di ijinkan pak". Raina kembali teringat pada bapaknya, air matanya mulai menggenang di pelupuk matanya.

Terpopuler

Comments

Aprillia

Aprillia

moga aja..pak william sebastian bisa bantu rania yaa,thor 🙏😊

2021-03-03

1

Ratih Tiyawan

Ratih Tiyawan

baru baca 2 bab udah nyesek bayangin kehidupan raina.. moga2 kedepannya raina bisa berubah bahagia ya.. kasian 😢

2021-01-10

6

Eti Guslidar

Eti Guslidar

semoga nasob baik buat raina

2021-01-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Tuduhan korupsi.
2 Bab 2 : Bertemu pak William.
3 Bab 3 : Allan Sebastian.
4 Bab 3 : Menjadi tersangka.
5 Bab 5 : Putusan Hakim.
6 Bab 6 : Kepergian pak Mada.
7 Bab 7 : Ada apa dengan Aleta?
8 Bab 8 : kedatangan Monica.
9 Bab 9 : Papanya Aleta.
10 Bab 10 : Kehancuran karir Allan.
11 Bab 11 : Makan malam dengan keluarga Chaniago.
12 Bab 12 : Om Jojo.
13 Bab 13 : Pergi ke pantai.
14 Bab 14 : Alergi Aleta kambuh.
15 Bab 15 : Janji kelingking Raina.
16 Bab 16 : Pilihan sulit.
17 Bab 17 : Ciuman pertama.
18 Bab 18 : My Little Bride.
19 Bab 19 : Menepati janji.
20 Bab 20 : Rubah betina.
21 Bab 21 : Pembahasan yang membuat tidak nyaman.
22 Bab 22 : Tanda merah.
23 Bab 23 : Rona merah jambu.
24 Bab 24 : Penyakit kelamin.
25 Bab 25 : Apa boleh?
26 Bab 26 : Keberanian Raina.
27 Bab 27 : Pengakuan Monica.
28 Bab 28 : Tuhan maha membolak-balikkan hati.
29 Bab 29 : Spinocerebellar Ataxia.
30 Bab 30 : Ada apa dengan Allan?
31 Bab 31 : Ucapan terima kasih dari pak William.
32 Bab 32 : Monica menjadi buronan.
33 Bab 33 : Mesin capit.
34 Bab 34 : Takut kehilangan Aleta.
35 Bab 35 : Apa aku tidak boleh bahagia?
36 Bab 36 : Kepergian Allan.
37 Bab 37 : Lamaran yang terlambat.
38 Bab 38 : Luka.
39 Bab 39 : Penghiburan dari Aleta.
40 Bab 40 : Obat kangen.
41 Bab 41 : Kehamilan Raina.
42 Bab 42 : Penyelesaian masalah part I
43 Bab 43 : Penyelesaian masalah part II
44 Bab 44 : Penyelesaian masalah part III
45 Bab 45 : Penyelesaian masalah part IV
46 Bab 46 : Terkuak fakta.
47 Bab 47 : Hari ulang tahun Aleta.
48 Bab 48 : Penyesalan pak William.
49 Bab 49 : Kapten Ri.
50 Bab 50 : kecantikan Valerie.
51 Bab 51 : Cemburu.
52 Bab 52 : Perubahan.
53 Bab 53 : Jatuh cinta lagi.
54 Bab 54 : Pelajaran untuk Allan dan Carter.
55 Bab 55 : Stalking.
56 Bab 56 : Sebuah peringatan.
57 Bab 57 : Albani Julian Sebastian.
58 Bab 58 : Makan siang bersama.
59 Bab 59 : oke?
60 Bab 60 : Sindiran Bu Lidya.
61 Bab 61 : Kamu tidak gila, tapi sinting !!
62 Bab 62 : Ada apa dengan Alex?
63 Bab 63 : Pendonor untuk Alex.
64 Bab 64 : Tentang Aleta.
65 Bab 65 : Ali cemburu.
66 Bab 66 : The end.
67 Extra part
68 Extra part
69 Novel baru
70 Novel baru lagi
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1 : Tuduhan korupsi.
2
Bab 2 : Bertemu pak William.
3
Bab 3 : Allan Sebastian.
4
Bab 3 : Menjadi tersangka.
5
Bab 5 : Putusan Hakim.
6
Bab 6 : Kepergian pak Mada.
7
Bab 7 : Ada apa dengan Aleta?
8
Bab 8 : kedatangan Monica.
9
Bab 9 : Papanya Aleta.
10
Bab 10 : Kehancuran karir Allan.
11
Bab 11 : Makan malam dengan keluarga Chaniago.
12
Bab 12 : Om Jojo.
13
Bab 13 : Pergi ke pantai.
14
Bab 14 : Alergi Aleta kambuh.
15
Bab 15 : Janji kelingking Raina.
16
Bab 16 : Pilihan sulit.
17
Bab 17 : Ciuman pertama.
18
Bab 18 : My Little Bride.
19
Bab 19 : Menepati janji.
20
Bab 20 : Rubah betina.
21
Bab 21 : Pembahasan yang membuat tidak nyaman.
22
Bab 22 : Tanda merah.
23
Bab 23 : Rona merah jambu.
24
Bab 24 : Penyakit kelamin.
25
Bab 25 : Apa boleh?
26
Bab 26 : Keberanian Raina.
27
Bab 27 : Pengakuan Monica.
28
Bab 28 : Tuhan maha membolak-balikkan hati.
29
Bab 29 : Spinocerebellar Ataxia.
30
Bab 30 : Ada apa dengan Allan?
31
Bab 31 : Ucapan terima kasih dari pak William.
32
Bab 32 : Monica menjadi buronan.
33
Bab 33 : Mesin capit.
34
Bab 34 : Takut kehilangan Aleta.
35
Bab 35 : Apa aku tidak boleh bahagia?
36
Bab 36 : Kepergian Allan.
37
Bab 37 : Lamaran yang terlambat.
38
Bab 38 : Luka.
39
Bab 39 : Penghiburan dari Aleta.
40
Bab 40 : Obat kangen.
41
Bab 41 : Kehamilan Raina.
42
Bab 42 : Penyelesaian masalah part I
43
Bab 43 : Penyelesaian masalah part II
44
Bab 44 : Penyelesaian masalah part III
45
Bab 45 : Penyelesaian masalah part IV
46
Bab 46 : Terkuak fakta.
47
Bab 47 : Hari ulang tahun Aleta.
48
Bab 48 : Penyesalan pak William.
49
Bab 49 : Kapten Ri.
50
Bab 50 : kecantikan Valerie.
51
Bab 51 : Cemburu.
52
Bab 52 : Perubahan.
53
Bab 53 : Jatuh cinta lagi.
54
Bab 54 : Pelajaran untuk Allan dan Carter.
55
Bab 55 : Stalking.
56
Bab 56 : Sebuah peringatan.
57
Bab 57 : Albani Julian Sebastian.
58
Bab 58 : Makan siang bersama.
59
Bab 59 : oke?
60
Bab 60 : Sindiran Bu Lidya.
61
Bab 61 : Kamu tidak gila, tapi sinting !!
62
Bab 62 : Ada apa dengan Alex?
63
Bab 63 : Pendonor untuk Alex.
64
Bab 64 : Tentang Aleta.
65
Bab 65 : Ali cemburu.
66
Bab 66 : The end.
67
Extra part
68
Extra part
69
Novel baru
70
Novel baru lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!