Bab 5 : Putusan Hakim.

"selamat datang di rumah kami rain". kata pak William saat mobil mereka memasuki gerbang rumah mewah dengan teman penuh pohon Cemara yang menawan.

"jangan sungkan-sungkan, mulai sekarang ini juga rumah kamu". lanjutnya lagi.

Tak berapa lama mereka telah masuk ke dalam rumah bergaya Eropa itu, warna putih mendominasi seluruh ruangan.

"sudah datang rupanya". Kata Bu Lidya istri pak William yang berjalan dari dapur dan segera mengelap tangannya yang basah dengan celemek yang dia pakai.

"mah, ini Raina yang kemarin papa ceritain".

"Raina, selamat datang, saya Lidya istri nya pak William".

"saya Raina tante". mereka berjabat tangan sebagai bentuk perkenalan.

"mah, mulai hari ini Raina tinggal di sini, siapkan kamar".

"apa? Raina mau tinggal di sini?"

"iya". jawab pak William singkat. Raina hanya bisa diam, merasa kedatangannya di tolak oleh bu Lidya.

"serius?"

"iya".

"ahh, senangnya, akhirnya aku punya anak gadis". Bu Lidya langsung mengaitkan tangannya pada Raina. "ayo sayang mama antar ke kamar kamu".

"panggil saya mama ya, jangan sungkan-sungkan".lanjut Bu Lidya.

"i.. iya".

"kamu masih kuliah?"

"saya berhenti, karena keterbatasan biaya". Raina sangat canggung karena kebaikan Bu Lidya.

"sini, ini kamar kamu". kata Bu Lidya saat sampai di sebuah kamar dengan Pintu berwarna putih."ini kamar tamu, besok akan mama rubah interiornya sesuai keinginan kamu, kamu suka apa? hello Kitty? Doraemon? atau Barbie?"

"saya, begini saja cukup ma". Raina menatap ke dalam ruangan yang telah terbuka, 3 lemari besar, satu meja rias, ranjang yang lebar cukup untuk 5 orang, dan sofa santai dekat jendela. Apa lagi yang Raina inginkan, ini lebih dari mewah untuknya.

huaaaa huaa huaa

Terdengar suara anak kecil menangis, bibirnya membiru, seperti kedinginan, Bu Lidya hanya diam seolah tak peduli, gadis itu meraih-raih ke udara seolah meminta bantuan Raina saat melihat ke dalam kamar Raina.

"itu Aleta, cucu mama".

"ahh iya"

"dia bandel, suka nangis, suka gigit, suka nyakar". Bu Lidya terlihat tidak suka dengan Aleta.

"tapi dia cantik". Raina masih memandang Aleta dari kejauhan.

"kamu besok kalo dirumah ini jangan kaget ya sama Aleta, dia itu nakalnya minta ampun".

"iya ma".

-

Aleta menangis lagi setelah makan malam, hanya Raina yang terusik dengan tangisannya, yang lain seolah telah terbiasa. Raina melihat Aleta yang sedang menggosok lengan kanannya yang terbalut piyama lengan panjang.

"Aleta, bisa diem ngga sih". bentak Allan pada Aleta.

"Al, udah!!" kata pak William membentak Allan.

"ah, bikin bad mood aja". Allan pergi meninggalkan ruang keluarga dengan membanting majalah yang ada di tangannya.

Aleta sesegukan, dia menunduk meredam suara tangisnya, masih dengan menggosok tangan kanannya.

"rain, kamu nggak apa-apa kan sama tingkah Aleta?"

"boleh Raina main sama Aleta?"

"ngga usah, dia itu nakal, suka gigit sama nyakar, tuh Marni yang sering jadi korban". jawab Bu Lidya.

"ngga apa-apa, Raina suka kok ma sama anak kecil".

"ya udah, tapi kalo dia nakal bilang mama ya".

"iya ma".

Raina beralih duduk di bawah, mendekati Aleta yang masih menunduk ketakutan. Sedangkan Marni menatap Raina dengan tatapan mata sinis.

"hai Aleta, mau main sama Tante?" Aleta menggeleng.

"Aleta mau tidur mbak, permisi". kata Marni sambil menggendong Aleta.

Raina menatap Aleta yang di bawa pergi begitu saja oleh Marni, Aleta mengulurkan tangan kepada Raina, menandakan bahwa ada sesuatu pada Aleta yang tidak di ketahui orang rumahnya yang lain.

Dengan gontai Raina masuk ke kamarnya setelah pamit kepada pak William dan Bu Lidya. Perasaan Raina begitu sedih, ingat bapaknya yang masih ada di penjara.

Raina penasaran dengan kasus pak Mada, bagaimana bisa? pak Mada selalu kesulitan uang, penampilannya juga selalu menyedihkan, tapi bisa-bisanya ada yang memfitnah beliau korupsi. Seingat Raina, ada seorang teman pak Mada yang juga menjadi staff TU di sekolah yang sama, tapi hidupnya jauh lebih baik dari mereka, rumah mewah, mobil keluaran terbaru dan ketiga anaknya yang kuliah di kampus terkenal, kenapa bukan dia yang di tuduh korupi? kenapa harus bapak nya?

-

Beberapa hari berlalu, kasus pak Mada telah sampai ke persidangan.

"rain, kamu harus kuat, apapun yang terjadi papa, mama Allan akan mengusahakan yang terbaik". kata Bu Lidya sembari merangkul pundak Raina.

"iya ma".

Mereka duduk berjejer di kursi dalam ruangan sidang, pak Mada duduk di kursi pesakitan, sesekali menoleh pada putrinya yang duduk di belakangnya.

Raina hanya bisa menangis, seolah harapannya untuk segera berkumpul dengan bapaknya tidak akan terwujud dalam waktu yang dekat. Pak William dan Allan sudah menyelidiki kasusnya, namun semua bukti memang mengarah pada pak Mada.

dua jam kemudian.

Hakim mengetuk palu, pak Mada dinyatakan bersalah, Raina menangis sesegukan hingga akhirnya pingsan. Pak Mada menunduk, di tangganya terdapat sebuah tasbih yang selalu dia bawa.

Bu Lidya, pak William dan Allan menatap iba pada pak Mada yang berulang kali meminta maaf pada Raina yang masih tak sadarkan diri, sebelum akhirnya dua polisi datang untuk membawa pak Mada kembali ke sel penjara.

"bu, pak, tolong jaga Raina, saya titip, mungkin saya tidak bisa lagi menjadi wali untuk Raina, maaf saya merepotkan bapak dan ibu". kata pak Mada bersimpuh di bawah pak William.

"Raina adalah anak saya sekarang pak, bapak tidak usah memikirkan Raina, insyaAllah Raina akan kami jaga seperti anak kandung kami sendiri". kata Bu Lidya sembari meminta pak Mada untuk bangkit.

Mereka semua menangis kecuali Allan, bagaimana bisa? pak Mada hanya lelaki paruh baya biasa dengan tubuh kurus karena telah lama menderita asma, otot lengannya bermunculan karena perkejaan kasar yang di lakukan setiap harinya.

-

Raina membuka mata, Bu Lidya dengan setia berada di sampingnya.

"sayang, kamu sudah bangun?"

"bapak mana ma, Raina mau ketemu bapak".

"iya, besok kita ke Lapas lagi, sekarang sudah tengah malam". Bu Lidya menyisipkan anak rambut Raina ke telinganya. Raina hanya mengangguk, lalu dia menangis lagi.

"sabar sayang, papa dan Allan masih berusaha, mereka bilang ada yang ganjil pada kasus bapak kamu, mereka bilang pengadilan terlalu terburu-buru dalam mengambil tindakan".

"apa masih ada harapan ma?"

"papa adalah jenderal rain, papa bisa mengusahakan yang terbaik, tapi papa tidak mau berbuat curang dan mengotori nama baiknya".

"jangan ma, apa bedanya kita dengan penjahat kalau kita melakukan hal buruk itu".

"kamu memang anak baik rain". Bu Lidya memeluk Raina, memberikan kenyamanan untuk Raina yang sedang begitu rapuh.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

sepertinya Aleta ngk nakal tp Marni tu yg nakal...

2023-05-26

0

Risa Alfina

Risa Alfina

mampir di novel aku yang lagi on going juga ya kak 🥰

2023-02-25

0

Nanik Lestari

Nanik Lestari

🤣🤣🤣

2023-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Tuduhan korupsi.
2 Bab 2 : Bertemu pak William.
3 Bab 3 : Allan Sebastian.
4 Bab 3 : Menjadi tersangka.
5 Bab 5 : Putusan Hakim.
6 Bab 6 : Kepergian pak Mada.
7 Bab 7 : Ada apa dengan Aleta?
8 Bab 8 : kedatangan Monica.
9 Bab 9 : Papanya Aleta.
10 Bab 10 : Kehancuran karir Allan.
11 Bab 11 : Makan malam dengan keluarga Chaniago.
12 Bab 12 : Om Jojo.
13 Bab 13 : Pergi ke pantai.
14 Bab 14 : Alergi Aleta kambuh.
15 Bab 15 : Janji kelingking Raina.
16 Bab 16 : Pilihan sulit.
17 Bab 17 : Ciuman pertama.
18 Bab 18 : My Little Bride.
19 Bab 19 : Menepati janji.
20 Bab 20 : Rubah betina.
21 Bab 21 : Pembahasan yang membuat tidak nyaman.
22 Bab 22 : Tanda merah.
23 Bab 23 : Rona merah jambu.
24 Bab 24 : Penyakit kelamin.
25 Bab 25 : Apa boleh?
26 Bab 26 : Keberanian Raina.
27 Bab 27 : Pengakuan Monica.
28 Bab 28 : Tuhan maha membolak-balikkan hati.
29 Bab 29 : Spinocerebellar Ataxia.
30 Bab 30 : Ada apa dengan Allan?
31 Bab 31 : Ucapan terima kasih dari pak William.
32 Bab 32 : Monica menjadi buronan.
33 Bab 33 : Mesin capit.
34 Bab 34 : Takut kehilangan Aleta.
35 Bab 35 : Apa aku tidak boleh bahagia?
36 Bab 36 : Kepergian Allan.
37 Bab 37 : Lamaran yang terlambat.
38 Bab 38 : Luka.
39 Bab 39 : Penghiburan dari Aleta.
40 Bab 40 : Obat kangen.
41 Bab 41 : Kehamilan Raina.
42 Bab 42 : Penyelesaian masalah part I
43 Bab 43 : Penyelesaian masalah part II
44 Bab 44 : Penyelesaian masalah part III
45 Bab 45 : Penyelesaian masalah part IV
46 Bab 46 : Terkuak fakta.
47 Bab 47 : Hari ulang tahun Aleta.
48 Bab 48 : Penyesalan pak William.
49 Bab 49 : Kapten Ri.
50 Bab 50 : kecantikan Valerie.
51 Bab 51 : Cemburu.
52 Bab 52 : Perubahan.
53 Bab 53 : Jatuh cinta lagi.
54 Bab 54 : Pelajaran untuk Allan dan Carter.
55 Bab 55 : Stalking.
56 Bab 56 : Sebuah peringatan.
57 Bab 57 : Albani Julian Sebastian.
58 Bab 58 : Makan siang bersama.
59 Bab 59 : oke?
60 Bab 60 : Sindiran Bu Lidya.
61 Bab 61 : Kamu tidak gila, tapi sinting !!
62 Bab 62 : Ada apa dengan Alex?
63 Bab 63 : Pendonor untuk Alex.
64 Bab 64 : Tentang Aleta.
65 Bab 65 : Ali cemburu.
66 Bab 66 : The end.
67 Extra part
68 Extra part
69 Novel baru
70 Novel baru lagi
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1 : Tuduhan korupsi.
2
Bab 2 : Bertemu pak William.
3
Bab 3 : Allan Sebastian.
4
Bab 3 : Menjadi tersangka.
5
Bab 5 : Putusan Hakim.
6
Bab 6 : Kepergian pak Mada.
7
Bab 7 : Ada apa dengan Aleta?
8
Bab 8 : kedatangan Monica.
9
Bab 9 : Papanya Aleta.
10
Bab 10 : Kehancuran karir Allan.
11
Bab 11 : Makan malam dengan keluarga Chaniago.
12
Bab 12 : Om Jojo.
13
Bab 13 : Pergi ke pantai.
14
Bab 14 : Alergi Aleta kambuh.
15
Bab 15 : Janji kelingking Raina.
16
Bab 16 : Pilihan sulit.
17
Bab 17 : Ciuman pertama.
18
Bab 18 : My Little Bride.
19
Bab 19 : Menepati janji.
20
Bab 20 : Rubah betina.
21
Bab 21 : Pembahasan yang membuat tidak nyaman.
22
Bab 22 : Tanda merah.
23
Bab 23 : Rona merah jambu.
24
Bab 24 : Penyakit kelamin.
25
Bab 25 : Apa boleh?
26
Bab 26 : Keberanian Raina.
27
Bab 27 : Pengakuan Monica.
28
Bab 28 : Tuhan maha membolak-balikkan hati.
29
Bab 29 : Spinocerebellar Ataxia.
30
Bab 30 : Ada apa dengan Allan?
31
Bab 31 : Ucapan terima kasih dari pak William.
32
Bab 32 : Monica menjadi buronan.
33
Bab 33 : Mesin capit.
34
Bab 34 : Takut kehilangan Aleta.
35
Bab 35 : Apa aku tidak boleh bahagia?
36
Bab 36 : Kepergian Allan.
37
Bab 37 : Lamaran yang terlambat.
38
Bab 38 : Luka.
39
Bab 39 : Penghiburan dari Aleta.
40
Bab 40 : Obat kangen.
41
Bab 41 : Kehamilan Raina.
42
Bab 42 : Penyelesaian masalah part I
43
Bab 43 : Penyelesaian masalah part II
44
Bab 44 : Penyelesaian masalah part III
45
Bab 45 : Penyelesaian masalah part IV
46
Bab 46 : Terkuak fakta.
47
Bab 47 : Hari ulang tahun Aleta.
48
Bab 48 : Penyesalan pak William.
49
Bab 49 : Kapten Ri.
50
Bab 50 : kecantikan Valerie.
51
Bab 51 : Cemburu.
52
Bab 52 : Perubahan.
53
Bab 53 : Jatuh cinta lagi.
54
Bab 54 : Pelajaran untuk Allan dan Carter.
55
Bab 55 : Stalking.
56
Bab 56 : Sebuah peringatan.
57
Bab 57 : Albani Julian Sebastian.
58
Bab 58 : Makan siang bersama.
59
Bab 59 : oke?
60
Bab 60 : Sindiran Bu Lidya.
61
Bab 61 : Kamu tidak gila, tapi sinting !!
62
Bab 62 : Ada apa dengan Alex?
63
Bab 63 : Pendonor untuk Alex.
64
Bab 64 : Tentang Aleta.
65
Bab 65 : Ali cemburu.
66
Bab 66 : The end.
67
Extra part
68
Extra part
69
Novel baru
70
Novel baru lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!