🌹VOTE🌹
Oma dan Kakek dari Luke belum juga selesai bereuni. Yang mana membuat Luke, Lily dan David makan malam lebih dulu. Dan kini ketiganya kembali bersantai di sebuah perpustakaan.
"Mana calon istrimu itu, Luke? Apa Sebastian tahu?"
"Tidak, dia tidak tahu."
Tatapan Luke terfokus pada Lily yang sedang memilih buku, berjalan dengan mata bersinar yang penuh ketertarikan.
David menyadarinya, bagaimana Luke menatap istrinya. "Apa yang salah?"
Luke masih belum memutuskan tatapannya. "David, apa yang sudah kau lakukan padanya?"
"Belum melakukan apapun, karena aku akan memenuhi tantangan kalian."
Pandangan Luke pada Lily terputus, dia menatap David kembali. "Dia lumayan cantik jika dilihat lebih lama."
"Berhenti mengaguminya, dia istriku."
"Maksudmu bawahanmu?" Tanya Luke dengan nada bergurau yang membuat kecurigaan David hilang. Keduanya tertawa.
"Ya, begitulah."
"Bagaimana dengan akhir pekan ini? Akan ke klab? Kita bermain wanita yang sama di waktu yang sama."
David menyeringai, dia menyedot rokoknya. "Aku tidak suka harta karunku dilihat seorang pria, jadi kita akan berbagi wanita di jam yang berbeda."
"Aku sudah memilih wanita."
"Terserah." David berdiri. "Aku ingin ke toilet."
Melewati Lily, membuat perempuan itu menengok. "Kau mau ke mana?"
"Toilet, ikut?"
"Tidak." Lily kembali fokus pada buku yang akan dia baca.
Saat David keluar, baru Luke kembali mengagumi Lily. Dia menyembunyikan kekagumannya pada Lily sejak kedatangan mereka ke rumahnya. Tadi Luke sengaja mengalihkan perhatian karena dirinya tertangkap basah oleh David sedang memandang Lily.
"Lily…" Luke mendekat.
"Ya?"
"Kau mendapatkan buku yang kau inginkan?"
"Aku baru mendapatkan dua, buku di sini terlalu menarik, aku tidak bisa berhenti memilih."
"Kau boleh membawanya pulang."
"Benarkah?" Lily membetulkan kacamata. "Boleh?"
Luke mengangguk, membuat Lily kembali memilih.
Entah kapan dan mengapa Luke memiliki kekaguman pada Lily. Apalagi saat mendengar cerita dari David, Luke semakin yakin kalau Lily lebih dari wanita baik.
"Lily?"
"Ya?"
"Bagaimana pernikahanmu dengan David?"
"Sangat baik," ucap Lily fokus memilih buku.
"Dia orang yang pendiam dan dingin bukan?"
"Benarkah?" Lily mencoba mengambil buku di rak atas. "Dia sangat cerewet dan berisik."
Luke diam ketika Lily menjauh, David tidak pernah cerewet ataupun berisik.
🌹🌹🌹
"Oma lama, membuat Lily ketiduran," ucap David sambil menggendong istrinya.
"Salahmu membuat istrimu bosan membaca sendiri."
"Oma terlalu lama, apa yang Oma lakukan? Membuat adonan?"
"Dasar cucu tengik! Beraninya kau mengatakan hal yang tidak pantas pada Oma!"
"Oma berisik, Lily akan bangun," ucap David saat Lily yang bergerak dalam pangkuannya. "Lihat, dia bergerak. Lagipula akui saja, Oma. David mengerti."
"Kau….." Oma memegang kepalanya seolah pusing, dia bahkan berhenti sesaat menuju mobil.
"Cepat, Oma. Kau akan aku tinggalkan."
"Kau benar-benar cucu durhaka! Andai Oma bisa menjadi ibu malin kundang, akan Oma tendang kau hingga menjadi perahu."
David memilih diam saat Oma mulai kacau. "Oma, ayolah."
"Berisik."
David membukakan pintu mobil depan untuk Oma. "Silahkan, Nyonya Besar."
"Durhaka, Oma kutuk kau menjadi Sangkuriang."
"Ya Ampun, Oma."
"Apa?"
"Tidak."
Dalam perjalanan, David di bangku belakang dengan Lily yang tertidur. Perjalanan lebih banyak keheningan, Oma diam-diam menatap David lewat cermin bedaknya.
Oma menyeringai menatap David yang mengagumi Lily.
Saat David mendapati Oma mengawasinya, Oma berkata dengan lantunan lagu, "Oow, aku ketahuan."
"Berhenti mengawasiku, Oma."
"Jangan berteriak!"
Saat sampai, Lily masih tidur. "Bangunkan dia," ucap Oma keluar dari mobil.
"Keluar," ucap David pada sang sopir.
Dan pria itu menyeringai saat ditinggalkan bersama Lily berdua.
🌹🌹🌹
Lily mengerutkan kening saat dia merasakan sesuatu yang aneh. Dalam tidurnya, dia bermimpi seorang pria menindihnya.
Dan rasa geli itu semakin terasa, hingga Lily perlahan membuka mata.
Lily terkejut, saat dia hendak berteriak, David lebih dulu membungkamnya dengan ciuman.
Menarik napas dalam ketika David melepaskannya. "David, apa yang kau lakukan?"
"Kau tertidur seperti mayat."
Lily mencoba menutup bagian tubuhnya yang terbuka. Dia malu.
"Kau tidak boleh tidur, kau belum membuatku tertawa sesuai tugasmu."
"Apa yang harus aku lakukan?"
David masih menindih tubuh Lily, mereka masih dalam mobil. "Lakukan seperti ini."
Lily menahan napas saat David menyapu bibirnya.
"Tapi kau yang berada di atasku."
"A--apa?"
David mendudukan dirinya. "Lakukan ayo."
"Ini sudah malam?"
"Berhenti mengalihkan perhatian."
Lily mengembungkan pipi, dia menahan gaun agar tidak melorot dan duduk di pangkuan David.
"Puji aku."
"Apa?"
"Puji aku, buat aku tersanjung."
Lily berpikir keras dahulu. "Kau seorang manusia yang baik dan bernapas."
"Apa-apaan itu? Itu bukan pujian."
Lily mengerucutkan bibir. "Kau tampan."
"Dan?"
"Kaya."
"Dan?"
"Baik."
"Dan?"
"Pintar."
"Dan?"
"Tinggi."
"Dan?"
"Dan memiliki pangkuan yang sedikit aneh."
"Apa?" Senyuman David memudar.
Lily menggerakan tubuhnya tidak nyaman. "Aku menduduki sesuatu yang keras, apa ini?"
"Berhenti bergerak."
"Apa?"
"Berhenti bergerak."
"Apa kau punya tumor? Ini semakin keras."
"Astaga, Lily. Itu harta karun."
"Emas?"
Saat itulah Oma yang sedari tadi mengintip mereka dari pintu rumah yakin kalau keduanya sedang membuat adonan. Maka darinya, Oma memberi perintah, "Eta!"
"Iya, Nyonya Besar?"
"Bentangkan kain terpal atau apapun itu mengelilingi mobil, tidak boleh ada yang melihat. Ayo lakukan! Jika perlu beli asbes agar mereka tiak terlihat!"
"Baik, Nyonya Besar."
🌹🌹🌹
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
mocca
emakkk...i love your novels 😉
2024-04-28
1
Purwanti Merapi
udah ke se kian x nya membaca ulang cerita Davit
referensi untuk ketawa di waktu stres
makasih thorr
2024-01-15
2
Sucye Farzana Ardani
ngakak terozzzz 😄😄😄😄😄
2023-11-21
0