🌹VOTE🌹
David tersenyum puas, setengah lusin pengaman dia habiskan. David selalu berhati-hati, dia tidak akan pernah mengeluarkan sembarangan calon anaknya di rahim orang lain.
David yang terkenal dengan kelihaiannya memainkan wanita membuat lawan mainnya sampai pingsan.
Pria itu kembali menaikan sleting celananya, dia mengambil sebotol alkohol di sana dan meminumnya. David masih memakai pakaian lengkap, tidak sembarang wanita bisa menyentuh tubuhnya.
Sambil menatap malamnya ibu kota, David berdiri di sana sambil meneguk alkohol dari botolnya. Sampai pikirannya teralihkan oleh wanita yang terbangun lalu memeluknya dari belakang.
"Aku ingin kembali berhubungan denganmu, Tuan. Dengan lebih lama."
"Aku tidak membutuhkanmu, hubungan kita tidak lebih dari one night stand," ucap David melepaskan pelukan pada dirinya.
Membuat wanita itu menghentakan kakinya. "Aku sulit berjalan karenamu!"
"Kau menikmatinya."
"Kau membuatku kelelahan."
"Kau mendesah kuat."
"Aku ingin memiliki hubungan dengamu."
David terkekeh, dia memungut kembali cincin yang sebelumnya dia buang. "Aku sudah menikah."
"Apa?!"
David mengeluarkan beberapa cek dan melemparnya pada wanita yang berbalut selimut. "Untukmu, dan harga dirimu," ucapnya lalu keluar dari sana.
David merokok sepanjang keluar dari klab, dia datang ke basement dimana kedua temannya sudah menunggu dengan minum alkohol dan merokok.
"David…. Apa yang kau bisa?" Tanya Sebastian menaikan alisnya.
David mengeluarkan sisa pengaman dari dalam sakunya, membuat Luke tersedak alkohol. "Shit, kau menghabiskan setengah lusin?"
"Aku mencium bau kebohongan di sini."
"Kau bisa mengeceknya di sana."
Sebastian bergidik ngeri, enggan melakukannya. "Berapa jam David melakukannya, Luke?"
"Dua setengah jam, rekor baru."
David tertawa puas, dia menerima kunci mobil dari Sebastian. "Lain kali, kalian harus tahu berhadapan dengan siapa."
Tanpa diduga, David malah memukul kaca mobil Sebastian dengan tongkat golf miliknya.
"Shit! David apa yang kau lakukan?!"
"Hahahaha!" Luke tertawa.
"David!"
"Ini milikku sekarang, aku bebas melakukan apapun," ucapnya melempar kunci ke bawah lalu menginjaknya, membuat Luke kembali tertawa. "Mobil ini hanya seharga satu menit kehidupanku, jangan khawatir, Bas, kau akan mendapatkannya jika memohon padaku."
🌹🌹🌹
Lily tidak bisa memejamkan matanya, dia terbangun kembali dan mendapatkan jam sudah menunjukan pukul 2 dini hari. Lily merasa lapar, dia keluar dari kamar dan turun ke lanti bawah menggunakan tangga.
"Apa yang bisa aku makan?"
"Nyonya?"
"Astaga! Eta kau menggetkanku."
"Sebaiknya anda memanggil saya jika butuh sesuatu," ucap Eta mengambil gelas di tangan Lily lalu menuangkan air. "Bukankah saya sudah menyediakan air di kamar anda, Nyonya?"
"Aku lapar."
"Apa yang ingin anda makan?"
"Ada mie instan?"
"Mie instan dilarang di sini, jika anda ingin mie instan kami bisa membuatnya dahulu."
"Tidak perlu," ucap Lily menahan Eta melakukannya. "Berikan saja aku roti."
"Baik."
Lily menerima roti empuk yang telah dihangatkan. "Ada lagi, Nyonya?"
"Apa kau tahu pukul berapa David biasanya pulang?"
Eta yang tahu David jarang pulang dan memilih tinggal di apartemen itu lebih baik diam, dan menggeleng. "Tuan Muda pasti sibuk dengan pekerjaannya."
Mengejutkan memang bagi para pelayan mendengar tuan mereka yang lama tidak memiliki hubungan dengan wanita tiba-tiba saja menikah. "Anda butuh yang lain?"
"Tidak, Eta, kau boleh kembali ke kamarmu."
"Anda tahu bukan fungsi sebuah remote berwarna emas di kamar anda, Nyonya?"
Lily mengangguk, karena memang Eta menjelaskan bahwa itu adalah remote untuk memanggil pelayan di sini. Di sana tertulis tugas pelayan di setiap tombol, yang memungkinkan Lily untuk memanggil sesuai kebutuhannya.
"Jika anda butuh sesuatu, tekan itu, Nyonya."
"Aku mengerti, Eta. Selamat malam."
"Selamat malam, Nyonya."
Setelah selesai makan, Lily kembali ke kamarnya yang begitu luas. Dia menatap dirinya sendiri dalam cermin, masih dalam kacamata dan rambut yang diikat ke belakang. Dengan balutan dalaman seksi yang dibalut jubah hitam.
Lily bergumam, "Aku? Nyonya Fernandez? Pemilik Fernandez Corp? Apa yang sebenarnya terjadi? Pasti ada alasan dia menikahiku."
🌹🌹🌹
David membuka pelan pintu mansion, dan suara deheman membuatnya mengumpat.
"Shit!"
"Shit?"
"Kenapa kau belum tidur, Oma?"
"Bagaimana aku bisa tidur jika cucuku pulang larut di malam pertamanya?"
David berbalik, menatap Oma yang duduk di sofa gelap. "Oma suka dengan kirimanku? Seorang menantu yang penurut?"
"Katakan padaku, apa dia hasil taruhanmu?"
"Oma…" David mendekat ke ruang tamu utama, dia berdiri di depan Oma. "Aku kalah dari Luke dan Sebastian."
"Sampai kapan kalian akan menjadi seperti ini?"
"Oma, ini menyenangkan."
"Dia tidak tahu bukan?"
David mengangguk.
"Kau akan menyakiti hatinya, David."
David tertawa. "Orang miskin sepertinya tidak punya hati saat dihadapkan dengan uang, Oma."
"Sampai kapan kau akan membohonginya?"
"Jika aku bosan, Oma. Untuk saat ini aku akan mencari keuntungannya," ucap David melangkah.
Menaiki lift menuju lantai dua, sudah lama dia tidak kembali ke sini. Menghabiskan waktu di apartemen tanpa pengawasan Oma lebih menyenangkan, apalagi berhubungan denga wanita.
"Apa yang sedang kau lakukan, istriku?"
David membuka pintu, dia bersiul mendapati jubah tidur yang tipis milik Lily terangkat. David akhirnya melihat keuntungan yang akan dia dapatkan.
Dia mendekat dan melepaskan kacamata yang menempel di wajah Lily. "Lebih baik kau memejamkan mata saat aku melakukannya, Lily."
🌹🌹🌹
TO BE CONTINUE..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Indah Milayati
candu deh sama lily
2024-01-06
0
Ananda
woow.... stengah lusin gaaes... 🤣🤣
2022-11-16
0
istri yang bahagia
tidak sembarang wanita bisa menyentuh nya tapi semua wanita bisa orgasme karena nya
dasar murah 👎🤮
2022-10-26
0