🌹VOTE🌹
Menghabiskan makan malam seorang diri di apartemen, David menatap televisi yang menayangkan channel luar negara, tepatnya sebuah serial televisi dari Inggris. Sambil memakan semangkuk sup yang dia pesan, David tidak beralih tatap dari layar itu.
Sampai akhirnya dia mendapatkan telpon dari supirnya yang bernama Holand. Seorang pria tua yang sudah lama mengabdi padanya sejak dia datang ke Indonesia.
"Hallo, Holland?"
"Hallo, Tuan, saya sudah membawa Nyonya berkeliling sampai malam."
"Bagaimana dengan pakaian dan kamar?"
"Sudah siap semuanya, Tuan."
"Kalau begitu kau boleh pergi ke rumah Oma."
"Baik, Tuan."
Telpon tertutup, membuat David kembali menatap layar televisi di depannya. Dia sengaja menyuruh Holand mengajak Lily berkeliling dengan mobil supaya para pelayan di rumah Oma nya selesai mempersiapkan perlengkapan Lily, agar tidak ada alasan perempuan itu mengajaknya berdebat.
Saat David larut dalam cerita, suara bel apartemen berbunyi. David segera turun ke lantai pertama. "Tunggu sebentar."
Saat dibuka, David cukup terkejut. "Emily?"
"Hallo, David. I miss you," ucap wanita berambut biru tua itu, dia memberikan David ciuman di pipi sebelum akhirnya masuk tanpa dipersilahkan. "So… how are you?"
"Mau apa kau datang?"
Emily berbalik, wanita Amerika yang pernah bekerja di Indonesia itu mengangkat bahunya. Dengan nadanya yang khas baru belajar bahasa Indonesia, Emily bertanya, "Kau tidak ingin tahu kabar adikku? Kau pasti masih sangat mencintainya."
David terkekeh. "Aku tidak mencintainya lagi. She's *****."
"Hei!" Emily mengikuti David yang menaiki lantai dua. "Jaga ucapanmu, David. Adikku hanya butuh waktu."
"Kenapa kau datang?"
"Aku dikontrak oleh salah satu mall di sini untuk menjadi model mereka."
David tidak banyai bicara, pria dingin itu kembali menonton televisi.
"Wow, kau masih suka acara itu, kau sering melihatnya bersama Emma di Amerika dulu bukan?"
"Shut up, Emily."
Wanita itu tertawa. "Saat itu berapa umurmu? 23 tahun? Dan sekarang kau?"
"29 tahun."
Seketika Emily tertawa. "Kau berusia 34 tahun."
David tidak peduli, membuat Emily menghentikan tawanya dan mulai berkata, "Emma kemarin baru ulang tahun, dia kembali ke rumah."
"I dont care."
"Oke, you dont care. Tapi jangan buat persahabatan diantara kita putus, oke?"
David akhirnya menatap Emily. "Makan apa yang kau suka lalu pergi dari sini."
"Allright." Emily tertawa, dia duduk di samping David. Dan matanya tidak sengaja menangkap cincin di jari manis pria itu. "David…"
"Aku menikah, dengan seorang wanita berusia 19 tahun bernama Lily Kristina. Jangan banyak tanya dan diam."
Emily melakukannya, mulutnya bungkam seketika. Tapi rasanya gatal, dia ingin mengatakannya. "Sudah 11 tahun kau tidak pulang ke Amerika, ke Boston."
"Tidak ada alasanku untuk pulang, kau tahu bagaimana keluargaku."
"Bukan untuk keluargamu," ucap Emily mulai memakan biskuit yang dia ambil dari lemari. "Tapi untuk Emma."
"Tidak ada lagi yang ingin aku bicarakan, berhenti mengatakannya."
"Aku hanya ingin memberitahumu, Emma sekarang berada di Malibu, dia bekerja di sana."
David diam, membuat Emily kesal lama-kelamaan.
"Oh my god, kau menyebalkan, aku akan menemui Sebastian. Good bye."
"Goob bye, dan jangan pernah kembali."
Emily mengacungkan jari tengahnya dengan umpatan kasar. Dan David, dia tidak bisa melupakan perkataan Emily tentang Emma. Masa lalunya yang sudah hilang dalam hidupnya selama lebih dari 11 tahun.
🌹🌹🌹
"Kenapa kau mengajakku berputar-putar dulu?"
"Maaf, Nyonya, saya sedikit lupa jalan." Membukakan pintu untuk Lily. "Silahkan."
Lily mentap rumah yang disebutkan David. Kenyataannya ini bukan sebuah rumah, tapi istana besar.
Saat menaiki tangga menuju pintu utama, ada pelayan yang menunggu di sana. "Selamat datang, Nyonya, saya Eta kepala pelayan di sini. Apakah anda sudah makan malam?"
"Ya, baru saja." Mengingat berputar-putar membuatnya lapar.
Saat membuka pintu, Lily terkesima seketika. Sungguh sebuah istana yang megah, lobinya sangat luas dengan batu marmer dan lampu hias besar berwarna emas.
"Ke arah sini, Nyonya."
"Ah, maaf."
"Bangunan ini terdiri dari tiga lantai, kamar lantai utama untuk para pelayan, lantai kedua untuk para majikan di sini, dan lantai ketiga untuk area bersantai seperti sauna, karaoke, bioskop ataupun kolam renang. Di sini terdapat lift, yang dipakai untuk pemilik mansion ini."
Sambil menjelaskan, Eta masuk ke lift. "Maaf saya memakai lift, Nyonya, saya rasa anda ingin lebih cepat menuju kamar untuk berganti pakaian."
Ya, sampai saat ini Lily masih mengenakan baju pengantin.
"Tidak apa."
"Dan ini kamar anda dan Tuan Muda, Nyonya," ucapnya berhenti melangkah di depan pintu elegant. "Kamar Nyonya besar di sebelah utara, beliau sedang makan malam di kamarnya. Beliau juga menunggu anda, jadi anda lebih baik lekas masuk ke kamar dan berganti baju, Nyonya."
"Teri--"
"Saya akan menunggu di sini sampai anda mengganti baju."
Lily berdecak dalam hati, semua orang di sini arrogan seperti David. Dan alangkah terkejutnya Lily masuk ke kamar, sungguh besar dan mewah. Ada ruangan sendiri untuk pakaian, dan di sana sudah ada pakaian yang seukuran dengannya. "Apakah dia sudah merencanakan semua ini?"
Lily mengambil piyama doraemon. "Aku pakai ini saja."
Lalu dibalur cardigan panjang sebagai pelengkap. Lily keluar kamar. "Aku sudah siap."
"Baik, Nyonya. Mari ikuti saya."
Berhenti di depan kamar yang dimaksud. Eta mengetuk pintu.
"Ada apa?"
"Nyonya muda ada di sini, Nyonya. Dia baru saja datang."
"Biarkan dia masuk."
Lily menarik napas, dia masuk dan memasang wajah manisnya.
Dan wanita yang dipanggil Oma yang sedang membaca buku itu menatap Lily dengan kening berkerut.
"Hallo, aku Lil--"
"Apa ini?!"
Lily sontak terkejut dengan teriakan Oma. "A--ada apa?"
"Kau jauh beda dengan deskripsi yang David bicarkan. Dia bilang istrinya tinggi, cantik dengan tubuh yang berisi seksi. Lihat ini…." Oma menunjuk Lily. "Kau pendek, kurus, seperti cacingan dan bermata empat. Apa kau benar yang dinikahi David?"
"Be-benar…."
"Kau terlihat seperti tukang sol sepatu dibandingkan istrinya David."
**🌹🌹🌹
*TO BE CONTINUE***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Indah Milayati
mulut Oma bener2 deh
2024-01-06
0
Yani Yani
omaaa jahat banget....
2023-07-08
1
girl bos💐🌹
lambee turah ikii😆
2023-06-10
0