🌹VOTE🌹
"Malam nanti pulang cepat, kita akan makan malam di rumah teman Oma."
"Siapa?" Tanya David.
"Kalian akan tahu nanti."
"Oma tidak akan mengajak kami ke kuburan kan?"
"Dasar cucu tengik!" Oma menatap tajam David yang memakan supnya.
David mengangkat bahunya. "Semua teman Oma kebanyakan di sana."
"David, perhalus ucapanmu," ucap Lily pelan pada akhirnya, dia menyentuh paha David. Kembali berbisik, "Jangan buat Oma marah terus menerus."
David tidak menjawab, dia kembali makan sarapannya.
"Pokoknya kau harus pulang dengan cepat, jika tidak Oma akan melakukan sesuatu."
"Aku mengerti, Oma." David menyelesaikan sarapannya. "Aku sudah selesai."
Pertama, David membersihkan mulutnya dengan serbet. Dia mendekati Oma dan menciumnya. "Aku berangkat, Oma."
"Aku akan mengantar David sebentar, Oma," ucap Lily minta izin pergi.
Mengantar pria berjas itu menuju mobil yang akan dia gunakan. Sebuah ferarri biru yang sudah disiapkan penjaga di halaman, begitu berkilau dan cocok ditumpangi David.
"Makan siang… apa kau ingin makan apa yang tertulis dalan kertas?"
David menggeleng. "Masak apa yang kau bisa."
"Baiklah, seperti sebelumnya?"
"Yup." Tidak lama David melakukannya. "Ehem."
Lily merangkup pipi David, dia berjinjit mencoba mengecup bibir suaminya. "Tidak sampai."
"Berjinjit lebih tinggi lagi."
Lily melakukannya, tapi tidak sampai. "Menunduklah."
David memutar bola matanya. "Dasar kau pendek, kenapa kau sekecil kurcaci? Begitu mungil hingga aku harus terus menunduk jika bersamamu."
Saat David menunduk.
CUP.
"Ehem."
CUP.
"Ehem."
CUP.
Lily belum menjauh, takutnya David kembali berdehem. "Kenapa tidak kau jauhkan tanganmu dari wajahku."
"Astaga." Lily segera memberi jarak.
"Kau ingin menciumku lagi kan?"
"Tidak."
"Ayo mengaku, tatap aku dan katakan kau mau."
"Tidak," elak Lily sambil menggeleng kuat.
"Kau akan mengaku suatu saat nanti."
"Apa?"
David melangkah menjauh, tapi bibirnya tetap mengatakan, "Sebaiknya kau mengaku saja bahwa kau tertarik denganku dan suka padaku."
Saat mobil menjauh, Lily mengembuskan napas. "Astaga, tolong kuatkan aku Tuhan, aku terlalu banyak melihat hal panas dengan mataku, mataku sudah ternodai setiap David mandi."
🌹🌹🌹
"Oma, Lily tampak aneh," ucap Lily saat menatap dirinya sendiri dalam kaca.
Hampir tiga jam Marylin datang dipanggil Oma dan memenuhi permintaannya.
"Bolehkah Lily menggunakan lisptik lain, Oma?"
"Tidak," ucap Oma dengan tegas. "Inilah fashion terbaik saat Oma masih muda."
"Tapi Nyonya Besar, tahunmu telah usai da--"
"Diam kau, Marylin." Oma kembali menatap Lily. "Kau cantik, David akan suka."
Dan saat Oma keluar ruangan, Marylin berkata, "Kau terlihat kuno."
Lily hanya menghela napas.
"Apalagi kau memakai pakaian lama Nyonya Besar, kau terlihat seperti manusia lintas zaman."
"Tidak seburuk itu," gumam Lily memegang kedua bagian rambutnya yang dikepang. "Ini bagus."
"Ya ampun, Nyonya, kau terlihat seperti Ratu Elizabeth. Lihat fashion itu."
"Berhenti mengatakan itu, Marylin! Atau aku akan memberhentikanmu bekerja pada keluarga Fernandez!"
Teriakan Oma dari luar membuat Marylin panik, dia keluar dan menemui Oma. "Nyonya Besar, Maaf, aku tidak bermaksud. Haruskah aku menambahkan pita di kepalanya?"
"Singkirkan tanganmu, kau bau."
"Maafkan aku, Nyonya Besar, janganlah berhentikan aku."
"Sudahlah, tugasmu selesai! Sana pulang."
"Baik, Nyonya besar." Marylin pergi.
"Lily! Keluar!"
Lily mendekati Oma. "Ada apa, Oma?"
"Lihat itu," tunjuknya pada layar televisi, di sana ada sebuah film dengan adegan seorang wanita meliuk-liukan tubuhnya menggoda seorang pria di depannya. "Lakukan itu pada David, Oke?"
"A--apa?"
Lily tentu saja tidak bisa melakukannya.
"Lakukan seperti ini."
Lily semakin terkejut saat Oma yang memperagakannya. "Oma hati-hati, punggungmu bisa sakit."
"Lakukan seperti ini, ayo cepat!"
Lily perlaham melakukannya, bagaimana kedua tangannya terangkat ke atas lalu meliukan pinggul.
"Astaga! Kau kaku!"
"Maaf, Oma."
"Mete seharusnya mengubahmu menjadi lentur."
"Iya, Nyonya Besar."
"Sudahlah, sekarang waktunya kau pergi ke kantor David sebelum dia pergi mengunjungi panti."
"Baik, Oma." Lily mendekat untuk memeluk Oma sesaat.
Oma berbisik, "Jangan lupa liukan pinggangmu saa bersama David."
"Baik, Oma."
"Jika perlu lakukan goyangan bor seperti Elvi Sukaesih atau Nining."
"Oma, goyang bor dilakukan oleh Inul bukan?"
Oma terdiam. "Terserah, lakukan saja seperti dalam film itu, Oma yakin David akan menangkapmu seperti pria itu menangkap wanita dalam film."
Lily menatap televisi lagi, dirinya menelan ludah kasar saat melihat adegan kejar-kejaran antara pria dan wanita sebelum akhirnya berakhir dengan tawa.
Membuat Lily merinding. "Astaga, mataku kembali kotor."
🌹🌹🌹
"Maaf, Nyonya," ucap Holland menatap ban mobil yang bocor. "Ini akan lama, Nyonya, maafkan saya."
"Tidak apa, Holland. Aku akan memesan taksi online."
Lily cukup cepat dalam belajar, dia bisa menguasai ponsel jenis iphone dalam waktu beberapa hari saja.
"Aku akan pergi," ucap Lily saat taksi online datang.
Kebetulan, saat itu supir mobil yang dinaiki Lily adalah pria tampan yang diperkirakan seumuran dengan Lily.
"Sesuai aplikasi, Mbak Lily?"
"Iya, Pak."
"Haha, panggil saja saya Andri, lagipula sepertinya kita seumuran."
Lily hanya mengangguk tidak terlalu menanggapi.
"Kau bekerja di perusahaan itu?"
"Tidak, suamiku yang bekerja di sana."
Saat mereka sampai, supir taksi online itu sampai turun untuk membantu Lily membuka pintu. "Silahkan, Nyonya."
"Terima kasih."
Dan disaat yang bersamaan, David yang sedang menatap ke bawah gedung melihat Lily dengan pria asing. Mereka terlihat gembira dalam percakapan yang sedang dilakukan.
Seketika David keluar ruangan meninggalkan Sebastian. Rahangnya mengetat dan dadanya terasa panas melihat Lily bersama pria lain.
"David? Kenapa kau keluar?"
"Beraninya kau mendekati istri saya," ucap David dingin. "Jaga jarakmu darinya."
Seketika supir itu melangkah mundur.
Saat hendak menjelaskan, David lebih dulu berkata pada Lily, "Apa aku kurang sempurna di matamu?"
"David, tenang."
"Pak, saya tidak ber--"
"Diam kau."
"David, tenangkan dirimu."
Apa yang dilakukan David menarik beberapa karyawan di sana.
"Betapa merasa direndahkannya diriku disamakan oleh pria seperti supir taksi online itu."
"David, dia memang pengemudi taksi online," ucap Lily dengan satu tarikan napas, membuat David menunduk menatap istrinya. "Ya, dia pengemudi taksi online. Mobil Holland bocor, jadi aku datang dengan taksi online."
"A--apa?"
🌹🌹🌹
***TBC*...
BTW Ini Lily yang penampilannya diubah oleh Oma dengan gaya gadis zaman dulu**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Erfin Magdalena Murti
cantik👍😘
2024-04-29
0
Indah Milayati
mulai...
2024-01-06
0
Erlin
Zhao lusi
2023-11-23
1