🌹VOTE🌹
"Selamat datang, Tuan David, senang anda bisa datang ke sini."
"Terima kasih, Bapa, tolong panggil aku David."
Seorang Pastor menyambut kedatangan David.
"Pembangunannya berjalan lancar berkatmu, David, terima kasih banyak."
"Aku yang berterima kasih, Bapa telah memberi rumah dan didikan untuk anak-anak itu."
Mereka berjalan mengelilingi bagian belakang gereja, di mana ada halaman lebar tempat anak-anak bermain. "Apa Pastor dari gereja Santo Yohanes ada di sini?"
"Ya, dia ada di sana. Aku sudah memberitahukan kedatanganmu, David. Temuilah dia."
Gereja Santo Yohanes adalah tempat dimana Lily tumbuh. Dan saat ini mereka sedang melakukan study wisata ke Jakarta, tentu saja biaya ditanggung oleh David karena dia yang menginginkannya.
"Selamat sore, Bapa."
"Selamat sore, Tuan David."
"Tolong panggil aku David," pintanya saat mereka bersalaman.
"Baik, David."
Keduanya duduk di bangku melihat anak-anak yang bermain. "Sebelumnya aku ingin berterima kasih kepadamu, Nak. Karenamu anak-anak kembali ceria."
"Sudah tugasku berbagi kebahagiaan dengan mereka, Bapa."
Pastor itu menarik napas. "Beberapa hari yang lalu seorang pria bernama Holland datang ke tempatku."
"Dia suruhanku, Bapa."
"Aku tahu, dan ini yang kau inginkan, Nak."
David menerima secarik kertas. Itu sebuah alamat.
"Itu alamat orangtua Lily, mereka masih hidup."
"Bisa kau ceritakan cerita lengkapnya, Bapa?"
"Seorang wanita muda datang membawa bayi di malam hujan, dia bilang padaku kalau dia dihamili oleh turis yang datang ke daerahnya. Turis itu pergi ke tempat asalnya, meninggalkan kekasihnya yang hamil."
David mendengarkan.
"Dia membuatku berjanji untuk memberitahukan anak itu bahwa orangtuanya telah meninggal."
"Sampai saat ini?"
"Ya, dia tidak ingin berurusan kembali dengan Lily."
"Dan turis itu?"
"Terakhir aku ke rumahnya adalah empat tahun lalu, mereka kembali bersama."
"Dan mereka tetap tidak ingin melihat Lily?"
"Tidak, keluarga pihak pria tidak tahu mereka punya anak sebelumnya."
David terkekeh. "Mereka tetap tidak ingin melihat Lily?"
"Mereka punya anak yang lain, dan yang aku tahu mereka akan pergi ke China."
"Terima kasih infonya, Bapa."
Setelahnya David kembali ke mobilnya, dia menghubungi Holland. "Holland, pergi ke alamat yang aku berikan."
"Baik, Tuan."
"Besok adalah akhir pekan, jadi Lily tidak membutuhkanmu."
"Aku mengerti, Tuan."
Setelah telpon terputus, David bergumam tanpa sadar. "Mereka akan pergi ke China tanpa menghiraukan anak yang mereka buang. Aku harap mereka terkena virus Corona dan mati perlahan."
🌹🌹🌹
"Astaga," ucap Oma terlihat frustasi. "Kenapa kau berjalan dengan cara seperti itu?"
Lily yang sedang belajar bersama Marylin itu hanya terdiam. "Maaf, Oma."
"Hei, kau! Latih cucuku dengan benar!"
"Baik, Nyonya Besar."
Melihat Lily yang kelelahan, akhirnya Oma mengalah. "Baiklah, usaikan saja. Siapkan saja dia untuk makan malam di tempat temanku."
Marylin menggangguk kembali.
"Nyonya muda, anda sudah menjatuhkan pilihan gaun?"
Lily menatap banyaknya gaun yang berjajar. Semuanya berwarna hijau muda, tapi berbeda gaya.
"Nyonya muda?"
"Aku percayakan padamu, mana yang lebih cocok untuku?"
"Yang ini." Marylin memilihkan.
"Itu tidak cocok," ucap sebuah suara membuat keduanya menengok.
"David? Kau sudah pulang."
"Jika aku belum pulang aku tidak akan berada di sini."
Itulah yang membuat Lily memilih diam, apalagi saat David masuk dan memberi isyarat pada Marylin untuk meninggalkan.
David berdiri menjulang di depan Lily, membuat perempuan itu mengadah. "Ada apa?"
"Kenapa kau belum tumbuh? Kau tetap saja pendek."
Lily berdecak pelan. "Bukan salahku ingin pendek."
"Kau hanya sebatas dada." David mengendorkan dasinya. "Aku ingin mandi, siapkan airnya."
Lily menghela napas, ini adalah salah satu bagia yang membuatny tegang.
"Lily!"
"Iya, aku mengerti." Lily segera keluar dari ruangan senam dan mengikuti David menuju kamar mereka.
"Hei! Mau dibawa kemana Lily?"
Oma tidak dihiraukan.
"David!"
"Aku akan membuat adonan, Oma, bisakah kau diam?"
"Kau tidak boleh membuatnya sekarang, kalian akan makan malam di rumah temanku, jangan buat Lily kesakitan!" Suara Oma menggelegar.
"Aku membuatnya ketagihan, Oma."
Mendengar percakapan dewasa, wajah Lily memanas.
🌹🌹🌹
Menyiapkan air hangat penuh busa dalam bathub, Lily merasa panas dingin. Entah kenapa melihat David membuatnya gugup, tidak dipungkiri jika David mempesona. Dan Lily akan bersyukur jika kearoganan David keluar, membuatnya sedikit menjengkelkan hingga perasaan berdesir itu hilang.
"Sudah siap?"
Saat berbalik, Lily disuguhkan oleh sesuatu yang panas di matanya.
"Su--sudah."
David menyeringai mendapati Lily menelan ludahnya kasar.
Saat perlahan masuk bathub, David mendesah keenakan. "Mandikan aku."
Lily melakukannya tanpa banyak bicara.
"Aku tidak ingin menggunakan itu, pakai tanganmu secara langsung."
"Ba--baik."
Lily segera menjatuhkan tangannya di kulit punggung David, dan itu memberikan sensasi lain pada Lily. Ini bukan pertama kalinya dia menyentuh kulit David, tapi ini pertama kalinya perasaan berdesir dan menggelitik perutnya itu datang.
Kulit David terasa keras dan liat.
"Usap bagian dadanya."
Ini yang tidak Lily suka, dia harus berhadapan dengan David secara langsung.
"Lily…"
"Akan aku lakukan."
Lily berpindah tempat, matanya fokus pada bagian dada dan perut David.
"Gosok itu dengan tanganmu."
"Aku mengerti."
TOK!
TOK!
TOK!
"Apa kalian di dalam?!"
"Iya, Oma," jawab Lily.
"Cepatlah! Kita hanya punya waktu dua puluh menit! Mandi yang betul! Cepat!"
"Baik, Oma." Lily kemudian menatap David. "Kau sudah?"
"Tidak, aku masih ingin mandi, lagipula kau belum bersih memandikanku."
"Lily! David! Cepat!"
"Lily masih ingin bermain, Oma, enggan mandi," ucap David.
"Lily! Cepat mandi! Jangan buat Oma terlambat dan malu! Mandi cepat kalian!"
David terkekeh. "Cepat masuk, atau kau akan mengecewakan Oma."
Dan Lily tidak memiliki pilihan.
🌹🌹🌹
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
bocil kaleee... 😏😏😏
2023-04-16
0
Dandelion
china ya david jd ingatnya vrs corona
2023-03-01
0
Yenny Mok
jadi penasaran, ini oma umurnya berapa ya? semangat bener & kata2nya ceplas ceplos banget 😆
2023-01-11
0