🌹VOTE🌹
David menyeringai saat Lily membuka pakaiannya. Meskipun membelakangi, David bisa melihat siluet Lily yang membuat sisi iblisnya muncul.
"Masuk."
Lily duduk di depan David, dalam bathub yang begitu luas.
"Kenapa airnya dinyalakan?" Tangan Lily masih melindungi bagian dadanya.
"Agar airnya mengalir."
Padahal, itu adalah cara licik David agar busa dalam bathub hilang dan air menjadi jernih.
"Kau belum selesai memandikanku."
"Bagaimana?" Tanya Lily dengan suara kecilnya.
"Berbaliklah, kau belum selesai menggosok dadaku."
Lily diam sesaat, tubuhnya panas dingin.
"Kau harus patuh padaku."
"Aku tahu."
Lily perlahan berbalik dengan tatapan menunduk, beruntung penuhnya air sampai sebatas dada hingga menutupi aset Lily. Busa juga masih penuh.
"Ayo lakukan."
Tangan Lily menyabuni dada David.
"Apa kau nyaman mandi memakai celana dalam?"
"Nyaman," jawab Lily dalam satu tarikan napas.
"Kau berbohong, kau malu karena tubuhmu tidak menarik sementara aku begitu sempurna?"
Keterdiaman Lily membuat David melanjutkan. "Lumayan untuk ukuranmu."
Sadar bahwa busa sudah hilang, Lily menutupi dadanya dengan tangan lain.
David kesal masih mendapatkan penolakan.
Sampai akhirnya dia menyalakan shower yang langsung membasahi keduanya.
"Astaga…." Lily mengusap wajah dan rambutnya.
David pernah dihadapkan dengan wanita lebih cantik, lebih seksi dan lebih pintar dibandingkan Lily. Tapi mereka tidak semenarik Lily. Jantung David berdetak kencang, dan dia sudah tidak tahan.
"Ehem."
Lily menatap tidak percaya. "Sekarang?"
"Ehem."
Malu-malu, Lily merangkup pipi David dan mengecup bibirnya selama dua kali dalam hitungan detik.
David tidak menyia-nyiakannya, dia menahan tengkuk Lily agar mereka berciuman. Awalnya Lily mendorong bahu David, tapi saat pria itu meraba dada dan menggerakan bibir pada istrinya, Lily kehilangan akal sehat.
Lily merasakan sensasi yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, rasanya panas dingin dengan geli.
"David……" bibir Lily mengeluarkan suara.
"Sebentar."
Namun, belum juga sisa pakaian Lily lepas, seseorang menghentikan.
TOK!
TOK!
TOK!
"Hei! Jangan membuat adonan sekarang!"
🌹🌹🌹
Pipi Lily merah, tidak bisa lupa adegan tadi di kamar mandi. Dan itu kembali meninggalkan bercak merah di dadanya.
"Apa yang kau pikirkan?"
"Tidak ada."
"Bantu aku memakai dasi."
Lily mendekat. Seperti biasa, David mengangkat tubuhnya dan menduduknnya di rak.
Wajah mereka yang berdekatan membuat Lily kembali gugup.
"Tatap aku."
David menyeringai. "Kau menyukaiku bukan?"
Lily menggeleng sebagai jawaban, narsis David tidak pernah hilang.
"Kau pasti sangat bersyukur dan terpesona denganku. Secara aku tampan dan berkharisma, aku kaya."
"Sudah," ucap Lily pada dasi yang sudah rapi. "Permisi aku ingin berpakaian."
"Tidak."
Keringat Lily keluar saat David mendekat kembali. "Lihat bibirku."
"Kenapa?"
"Lecet, kau menggigitku saat berciuman."
Pipi Lily memerah.
"Kau tidak pandai berciuman."
"Bukan keinginanku."
"Aku ingin merubah sesuatu."
Sapuan napas David sangat terasa oleh Lily. "Mengubah apa?"
"Caramu berciuman, kau bisa melukaiku setiap kita melakukannya."
Lily diam, hatinya merutuki tubuhnya yang tidak bisa diajak pada akal sehat.
"Kau tidak boleh menggigit."
"Aku tidak akan melakukannya lagi."
"Lakukan seperti ini."
Sapuan panas terasa di bibir Lily. "A--apa?"
"Jangan libatkan gigimu untuk saat ini."
"Kita terlambat," ucap Lily mencoba mendorong dada David. "Oma menunggu."
Ini adalah bentuk penolakan, dan David membenci itu. Dia ingin Lily yang menginginkannya sendiri. David merasa harga dirinya tidak ada saat dirinya tidak bisa menahan diri jika bersama Lily.
Saat menurunkan Lily dan keluar walk in closet, David menendang ranjang. "Kenapa aku hilang harga diri saat bersamanya? Ingat David, kau itu sempurna, seharunya dia yang meminta, bukan kau."
🌹🌹🌹
"Oma, ini rumah Luke?"
"Memangnya siapa lagi?"
"Oma bilang akan menemui teman Oma."
"Kau ingat Nobles?"
"Kakek dari Luke?"
"Dia datang dari Swedia untuk mengunjungi cucunya."
Lily yang tidak tahu hanya membantu Oma menaiki tangga menuju pintu utama.
"Selamat datang! Hahahaha," sambut seorang kakek tua saat pintu utama terbuka.
"Hahaha, kau tua."
"Kau juga."
Oma berjalan dan memeluk sesaat pria tua itu, meninggalkan Lily dan David.
"Kalian temuilah Luke," Kakek Nobles mengatakan.
"Hai, guys. Siap makan malam?"
"Luke, kenapa Kakekmu datang?"
Luke mendekat dan menyalami keduanya. "Aku akan menikah."
"With whom? (Dengan siapa?)"
"A woman who was an arranged marriage with me, Grandfather chose it. Then from him I will leave Indonesia. (Seorang wanita yang dijodohkan denganku, Kakek yang memilihnya. Maka darinya aku akan meninggalkan Indonesia.)"
"By leaving that challenge? (Dengan meninggalkan tantangan itu?)"
"Should we talk about it? Your wife is here. (Haruskah kita membicarakannya? Istrimu ada di sini.)"
"Take it easy, she's stupid and doesn't understand (Santai saja, dia bodoh dan tidak mengerti.)"
Karena memang itu kenyataannya, Lily diam mendengar keduanya bicara dalam bahasa Inggris.
🌹🌹🌹
Tbc.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Gila nih orang NARSIS abis....lucu banget sih 🤣🤣🤣
2023-09-17
0
julian speed
sama sama tua nya woiii dasar mbah mbah ga sadar diri
2023-04-27
0
Hesti Pramuni
kepekso, bro.... 😣😣😣
2023-04-16
0