"Hm.. Tapi sepertinya lebih asik kalau aku memperkosa kalian bertiga sebelum kubunuh."
DEG.
Mendengar kata-kata Jonathan yang begitu santai tanpa dosa, seketika Laura, Nita, dan Sarah menegang.
Jonathan tersenyum melihat ketegangan yang dirasakan ketiga gadis yang dikenal the most wanted di kampusnya itu. Jonathan terkekeh melihatnya.
"Lihatlah, kalian bertiga cuma mendengar kata-kata sederhana saja kalian sudah terdiam membisu, hahahaha." ucap Jonathan sambil tertawa.
Kata-kata sederhana ? Yang benar saja. Kata-kata Jonathan itu sudah sangat terdengar mengerikan di telinga mereka bertiga.
"Hahaha, baiklah, cukup sampai disini saja. Aku ingin pulang. Ini sudah malam." ucap Jonathan setelah menghentikan tawanya.
Jonathan mengembalikan ponsel mereka bertiga, lalu membuka pintu mobil. Ia pun turun, namun sebelum menutupnya kembali Jonathan kembali bersuara.
"Lupakan kejadian ini, jangan membocorkan kalau kita habis berbicara ramah seperti tadi. Tapi kalau kalian ingin melapor, laporkan saja. Aku siap menghadap. Hahahaha."
Jonathan pun pergi menjauh dari rumah Sarah. Ia berjalan kaki, dan pergi menjauh.
Setelah kepergian Jonathan, satu menit kemudian, mereka mengela nafas lega. Mereka memegang dada mereka masing-masing. Nafas mereka naik turun.
"Sungguh, aku merasa akan mati tadi." ucap Nita.
"Tak kusangka, sosok yang selama kita kenal ini adalah seorang pembunuh." kata Sarah, lalu ia menoleh ke arah Laura. "Sekarang akau percaya sama ceritamu." lanjutnya
"Ceritaku ?" sahut Laura heran masih dalam mode bernafas naik turun.
"Iya, yang waktu kamu diselamatkan sama Jonathan." jawab Sarah.
Laura pun teringat.
"Ahh ya, cara dia penyelamatanku sangat mengerikan."
"Bukankah yang tadi sangat mengerikan. 2 begal mati ditangan dia." kata Nita yang teringat kejadian tadi. Apa lagi teringat wajah hancur salah satu preman tadi.
Laura dan Sarah kembali teringat. Laura langsung menutup kedua matanya tangannya masih memegang dadanya.
Sarah yang mengingat kejadian tadi, seketika ia ingin mual. "Sudahlah jangan mengingat-ingat 2 preman tadi. Aku jadi ingin mual."
Mereka masih di dalam mobil. Mereka masih menenangkan pikiran mereka. Beberapa menit kemudian mereka sudah tenang.
Mereka segera turun dari mobil. Laura dan Nita memilih untuk menginap di rumah Sarah. Lagian rumah mereka saling bersampingan.
Setelah masuk, Sarah cepat-cepat menutup pintu rumah dan menguncinya. Mereka duduk di sofa ruang tamu. Mereka tidak lelah tapi kembali teringat kejadian tadi. Tubuh mereka terasa lemas dan malas begerak.
"Jadi, bagaimana ?" tanya Sarah.
"Bagaimana apanya ?" sahut Laura dan Nita bersamaan.
"Kita laporkan Jonathan atas kejahatannya." jawab Sarah.
"Apa kamu yakin melaporkannya ?" tanya Nita, ia merasa ada hal yang aneh.
"Sangat yakin. Seorang korban takkan berani jika pelakunya mengancam agar tidak melaporkannya. Dan sekarang pelakunya mana, sudah pergi bukan ?" kata Sarah.
Sarah kembali berkata.
"Dia sudah pergi melepaskan kita begitu saja. Berarti kita bisa melaporkannya."
"Apa kamu tidak merasa aneh dengan kata-katanya, dia memperbolehkan kita melaporkannya." ucap Laura yang merasa janggal.
"Sarah tertawa kecil. "Kalau begitu, besok kita laporkan dia. Dia itu pembunuh, dia pantas mendapat hukuman yang setimpal atas perbuatannya."
Ting !!
Ting !!
Ting !!
Secara bersamaan, ponsel mereka bertiga berbunyi. Laura dan kedua temannya membuka ponsel mereka, menandakan ada pesan WA masuk.
Mereka membaca pesan baru yang terkirim ke nomer mereka. Beberapa detik kemudian, mereka terbelalak tak percaya. Mereka bertiga saling memandang.
Entah percaya atau tidak ponsel mereka bertiga mendapat pesan yang sama dari nomer yang sama.
"Aku tau kalian bertiga sedang membicarakanku, dan berniat melaporkanku. Hahahaha lucu sekali. Aku tidak melarang kalian untuk melapor. Tapi aku pesankan untuk kalian, sebelun melapor, tunggu 'lah hari esok hari, entah pagi, siang, atau malam, pasti ada kejutan untuk kalian. Hahahaha."
Mendapat pesan itu, Sarah langsung berjalan mendekati Jendela, ia melihat sekeliling rumahnya dari dibalik jendela.
Tidak ada tanda-tanda orang yang lewat, karena hari memang sudah malam. Sarah kembali duduk di sofa.
Tubuh mereka menjadi lemas tak bertenaga. Padahal mereka yakin kalau pesan WA yang mereka dapat adalah pesan dari Jonathan.
.....
Sementara Disisi Lain.
Jonathan yang baru sampai di kos-kosnya setelah menumpang mobil truk. Ia melepaskan kedua sarung tangannya lalu ia membuangnya ke tempat yang aman. Ia sedikit terkekeh saat pesan WA-nya telah terbaca oleh ketiga gadis cantik itu.
Dari mana ia mendapat ponsel ketiga gadis tercantik di kampusnya ? Jawabnya Ia dapat saat ia merampas ponsel mereka bertiga saat di mobil, diam-diam ia memanfaatkan suasana hening di dalam mobil untuk mendapat nomer ponsel mereka bertiga
Tujuan utama ia menyita ponsel mereka adalah, agar mereka tidak merekamnya. Dan keduanya agar Jonathan bisa mengirim pesan tadi, karena fillingnya sudah sangat yakin kalau dirinya akan dibicarakan oleh ketiga gadis the most wanted setelah ia pergi.
.....
Keesokan Harinya.
Laura dan kedua temannya berangkat ke kampus mereka dengan mobil Sarah. Mereka berangkat agak siangan karena jadwal jam kuliah mereka di jam siang.
Pikiran mereka berdua masih terbayang-bayang isi pesan yang dikirimkan oleh nomer misterius.
Mereka menduga-duga kalau pesan WA yang mereka dapat adalah pesan dari Jonathan. Setengah jam kemudian, Mereka telah sampai di kampusnya.
Mobil Sarah sudah masuk ke tempat parkir. Tempat parkir terlihat sangat sepi. Baru saja keluar dari mobil, terdengar suara yang sangat tidak asing di indra pendengaran mereka bertiga.
"Halo..."
DEG.
Seketika mereka bertiga menegang. Perlahan mereka menoleh kepalanya ke arah sumber suara itu.
Terlihat Jonathan sedang berdiri santai di ujung parkiran sambil tersenyum. Ditambah penampilannya yang dibuat-buat untuk mencerminkah Khas-nya.
Laki-laki berpenampilan culun itu bersuara. "Cobalah, cek ponsel kalian, ada berita heboh."
Jonathan terkekeh, kebetulan tempat parkir sangat sepi, hanya mereka berempat. Jonathan masih diam di tempatnya, ia ingin melihat reaksi ketiga gadis cantik itu.
Laura cepat-cepat membuka ponselnya. Ia browsing untuk melihat berita terbaru.
Seketika Laura terbelalak setelah membaca berita. Sarah dan Nita penasaran. Sarah mengambil ponsel Luara lalu ia membacanya, dan Nita juga ikut membacanya.
Ternyata berita pembunuhan dua preman langsung menjadi berita utama. Para polisi dan pihak lainnya menangani kasus itu. Mereka menemukan sidik jari di pakaian dan di lengan salah satu mayat.
Dan mereka juga menemukan rekaman CCTV. CCTV merekam salah satu mobil honda jazz merah. Memang di jalan itu tidak ada CCTV. Tetapi ada satu buah CCTV yang stand by di awal pertigaan sebelum masuk ke jalan itu.
Yap, mobil Sarah adalah honda jazz berwarna merah. Dari mereka bertiga, hanya Sarah 'lah yang dijadikan sandera tadi malam. Secara, sidik jari itu pasti milik Sarah.
Tubuh Sarah melemas, ia terduduk. Laura dan Nita memandang Sarah yang akan menangis. Mereka masih tak percaya dengan berita itu. Padahal mereka bertiga yang akan dijadikan korban begal.
Laura menatap Jonathan yang tidak begitu kauh dari jaraknya. Jonathan masih berdiri diujung. "Jo..., Apa salah kita bertiga ?"
Jonathan tersenyum polos. "Karena aku tidak suka ada yang mengganggu kegiatanku."
"Jonathan, kenapa kamu berubah seperti ini ?" ucap Laura sambil menangis.
Lalu Jonathan menyeringai. "Jadi bagaimana ? Masih berniat melaporkanku ? Silahkan jika kalian ingin melaporkan tindakanku, itu sama saja menjelekkan nama baik laki-laki culun ini. Hahahaha.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Jacklin Clarisa morgana
nga prlu pke gemdre romantis tr nanti jonathan akn bner2 jdi culun dN bodoh jdi nga bisa lgi tegs ma musuh
2023-03-29
1
naieloel Moena
othor ini bisa bisa nya nyiptain peranan kayak gini...jadi senam jantung kan bacanya...😔
2021-12-21
0
lyysta
pengin ada romantis nya gitu
2021-11-08
0