Sosok Jonathan yang berdiri dengan senyumannya sambil menatap keadaan bapak dosennya yang terikat. Bapak dosen panik ? Jelas panik.
Bapak dosen ingin sekali berbicara kasar kepada Jonathan. Tapi apa daya, mulutnya ditutup rapat dengan lakban. Kedua tangan dan kedua kakinya terikat. Posisi duduk di sofanya.
Bagaiman cara Jonathan bisa masuk ke dalam rumahnya bapak dosennya ? Jawabannya lewat pintu depan. Kok bisa ? Karena bapak dosen lupa mengunci pintu.
Apakah itu keberutungan Jonathan sehingga bisa masuk ? Jawabannya, karena sesuai ingatan pemilik tubuhnya, bapak dosennya memiliki kebiasaan mengunci pintu setelah jam 9 malam.
Karena saat ini masih jam 8 malam. Jonathan sudah tau itu. Karena dulu Jonathan adalah salah satu mahasiswa yang sering disuruh-suruh oleh bapak dosennya.
Bahkan dulu Jonathan sering ditelpon mendadak, untuk mengambil barang-barang bapak dosen yang ketinggalan di kampus, di ruangannya.
Jika Jonathan menolak, bapak dosen mengancam akan menganggap Jonathan tidak hadir di kelasnya. Berhubung Jonathan culun dan polos, jelas saat itu ia takut, dan mematuhi perintah sang bapak dosennya.
Jonathan yang sekarang yang melihat ingatan pemilik tubuhnya, tentu saja tidak terima. Sudah sering dibully, dan sering disuruh-suruh oleh bapak dosennya.
Kalau punya kaki dan tangan lengkap, digunakan. Punya mulut digunakan bukan cuma untuk memberi perintah. Kecuali cacat, baru dibantu, itulah yang membuat Jonathan tak terima saat melihat ingatan pemilik tubuhnya.
"Selamat malam pak, waktunya kita memulai pelajarannya." ucap Jonathan yang berdiri dihadapan bapak dosennya.
Bapak dosen yang keadaannya jelas-jelas tak bisa bergerak dan berbicara, hanya melotot ke arah Jonathan.
Jonathan terkekeh. "Pak, saya memberi salam loh, kok bapak tidak menjawab."
Mau jawab gimana, mulutnya bapak dosen dilakban.
Jonathan menarik rambut bapak dosennya dengan kuat-kuat.
Plak !!
"Jawab !!" bentak Jonathan setelah menampar pipi bapak dosen.
Plak !!
"Jawab b4jingan !!"
Jonathan menampar dan membentak bapak dosennya lagi. Dan jambakannya semakin keras saat ia menariknya.
Jelas bapak dosennya kesakitan di kepalanya karena rambutnya ditarik-tarik. Ditambah kedua pipinya ditampar.
Plak...!! Plak...!! Plak...!!
"Apa kamu tuli ? Aku bilang jawab salamku !!" Jonathan sambil membentak tepat di depan wajah bapak dosennya.
Jonathan melepas rambut bapak dosen. Terlihat jelas pipi bapak dosennya sedikit bengkak dan rambutnya acak-acakkan.
"Astaga, mulut bapak 'kan dilakban ya." kata Jonathan merasa bersalah sambil menepuk jidatnya.
Lalu mata Jonathan menatap ruangan dapur. Ia berjalan meninggalkan bapak dosennya. Beberapa detik kemudian, Jonathan kembali.
Mata bapak dosennya terbelalak melihat tangan Jonathan sudah menggenggam pisau dapurnya. Jonathan mendekat, lalu duduk di sebelah bapak dosen.
"Pak saya mau tanya, bagaimana cara ektrim untuk membuka mulut bapak saat ditutupi lakban ?" tanya Jonathan dengan wajah polosnya, bagaikan anak SD bertanya kepada Gurunya.
Tak ada jawaban. Jelas tak ada jawaban mulutnya ditutupi lakban, bambang...!!
"Ahhh, aku tau caranya pak." jawab Jonathan.
Kemudian ia mendekatkan pisaunya ke araha wajahnya bapak dosen. Jonathan terkekeh geli melihat bapak dosennya gemetaran ketakutan.
.....
Di Lain tempat.
Di rumah, dalam kamar, Laura yang sedang tiduran di kasurnya. Pikirannya tertuju kejadian tadi siang.
Ya, ia teringat sosok Jonathan yang sangat berbeda. Yang ia kenal adalah Jonathan culun dan lucu. Melihat wajah Jonathan, ia jadi teringat seseorang di masa lalu.
Sebenarnya Laura tidak pernah berpandang jelek tentang Jonathan. Melainkan ia ingin menjadi sahabat Jonathan, karena memang yang selalu sendiri.
Tapi, demi image-nya, ia menahan itu. Ia tak mau jadi bahan omongan yang tidak-tidak oleh teman-teman kampusnya.
"Kenapa dia berubah ?"
"Apa yang telah terjadi, dan membuatnya berubah ?"
"Kenapa aku khawatir dengan perubahannya ?"
Itulah isi pikiran. Laura masih bingung untuk menyimpulkan tentang apa yang ia rasakan sejak pertama kalinya bertemu dengan Jonathan di kampusnya.
.....
Kembali ke sisi Jonathan.
Saat ini Jonathan sedang tertawa bahagia, karena salah satu manusia yanh selalu membuat pemilik tubuhnya kerepotan.
"Pak, saya sudah membuat bapak selalu tersenyum." ucap Jonathan sambil berjongkok dihadapan bapak dosennya.
Bapak dosennya tak menjawab. Sedikit gerak di wajahnya, ia akan merasakan sakit yang amat luar biasa.
Mulut bapak dosen sekarang sudah terlepas dari lakban. Tapi, mulutnya menjadi melebar seperti senyuman. Jelas ulah Jonathan.
"Mulut bapak mirip sekali dengan Joker, musuhnya batman. Dalam bahagia atau sedih, bapak akan selalu tersenyum." kata Jonathan.
Bisa bayangkan sendiri. Pipi kanan kirinya bapak dosen disayat. Seperti kata Jonathan barusan, seperti Joker. Darahnya cukup bayak yang menetes dari luka sayatannya.
Bapak dosennya hanya diam. Dalam pikiran ingin sekali membalas perbuatan Jonathan.
Jonathan yang melihat tatapan benci dari bapak dosennya, ia tertawa. "Hahahaha, marah ya, wajah tampanmu jadi lebih jelek dari joker."
Jonathan berhenti tertawa, ia menghela nafasnya. Lalu ia berdiri dari jongkoknya "Aku jadi bosan. Apa kuakhiri saja kali ya ?"
Jonathan bertanya kepada dirinya sendiri. Ia pergi meninggalkan bapak dosennya yang masih terdiam terikat dengan mulut jokernya.
"Kenapa dia menjadi menyeramkan. Setelah ini kau takkan lepas dariku. Aku akan melaporkanmu." batin bapak dosen.
Lalu Jonathan datang kembali. Ja berdiri di depan bapak dosennya. "Pak, saya pulang dulu ya, soalnya sudah malam. Gara-gara bapak saya gak jadi masuk kerja lagi."
Ya, karena kemarin saat sebelum Jonathan berubah menjadi sekarang, ia dibawa jauh dan pukuli oleh Riki dan gengnya.
Karena itu ia tidak masuk kerja. Dan sekarang hanua demi menyiksa bapak dosennya, ia tak berangkat kerja lagi.
Jonathan mengaruk-garukan kepalanya. "Aku harus kasih alasan apa ya ?
"Dia bodoh atau bagaimana ?" batin bapak dosen yang melihat tingkah Jonathan yang berubah-ubah.
"Ya sudahlah, saya pulang dulu. Selamat malam." ucap Jonathan pergi meninggalkan bapak dosennya begitu saja.
Entah bodoh atau pintar. Meninggalkan korban siksaannya hidup-hidup ? Jelas sama saja bunuh diri secara, kalau ada tetangga yang curiga, lalu masuk dan menyelamatkan.
Pasti setelah diselamatkan, bapak dosennya melaporkan atas kejahatan Jonathan terhadapnya. Ingin balas dendam tapi tidak pandai meninggalkan jejak.
Beberapa saat kemudian, indra penciuman bapak dosen menangkap aroma yang menyengat. Aroma itu tidak asing, Mencium Aroma itu, bapak dosen terbelalak. Aroma tabung gas yang bocor.
Jadi sebelum berpamitan dan pergi, Jonathan membocorkan tabung gas yang ada di dapurnya.
Pyarrr !!
Tiba-tiba salah satu jendela rumahnya pecah. Lagi-lagi bapak dosen dibuat terbelalak lagi. Ternyata kayu yang sudah terbakar masuk ke dalam rumahnya, yang membuat kaca jendelanya pecah.
.....
Di luar rumah bapak dosen.
Terlihat Jonathan merentangkan kedua tangannya ke atasnya. "Hari yang melelahkan."
Jonathan pergi melangkah kaki menjauhi rumah bapak dosennya sambil melepas kedua sarung tangannya. Beberapa langkah kemudian, terdengar suara ledakan dari belakang.
DUAR !!!
Rumah bapak dosennya meledak dan terbakar api besar. Dari jaraknya yang sudah jauh, Jonathan hanya tersenyum tanpa dosa.
Sudah hampir jauh, Jonathan mengambil tas yang ia sembunyikan di semak-semak. Lalu ia mengganti pakaiannya yang ia bawa di dalam tasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Ananda Harahap
i
2024-09-01
0
Ananda Harahap
p
2024-08-31
0
Ananda Harahap
po
2024-08-21
0