Selesai sudah menghancurkan wajah lawannya, Jonathan mengorek celana lawannya. Ia mengambil dompet dan mengambil semua uangnya.
Setelahnya, Jonathan berdiri, ia berjalan mendekati Sarah. Sarah yang melihat Jonathan berjalan mendekati, ia langsung panik.
"Ja-jangan, jangan sakiti aku." ucap Sarah panik sambil menutupi wajahnya dengan kedua lengan tangannya.
Laura dan Nita yang melihat itu, mereka berdua juga panik, ingin menghalangi Jonathan, tapi tubuh mereka kaki, tak ingin bergerak.
Jonathan telah berdiri dihadapan Sarah. Dengan wajah tanpa ekspresinya, ia mendekati mayat preman yang di dekat Sarah. Ia mengambil semua uang dari dompet mayat preman itu.
Semua terdiam melihat kelakuan Jonathan. Selesai merampas uang dari kedua preman yang ia bunuh, Jonathan manatap Sarah, ia langsung memegang lengan tangan Sarah, dan menariknya. "Bangun."
Sarah mendongak wajahnya, ia meronta-ronta ketakutan sehingga lengannya terlepas dari genggaman tangan Jonathan.
Jonathan langsung mencengkram leher Sarah. Ia menatap dingin. "Kalau kamu tidak menurut. Kucongkel kedua bola matamu."
Sarah tak menjawab, ia menangis, tapi ia menurut. Sarah berdiri, Jonathan langsung menggenggam lengannya. Mereka berjalan mendekati Nita dan Laura yang masih duduk di tanah.
Jonathan menyuruh Sarah untuk duduk bersama Laura dan Nita. Kini ketiga gadis the most wanted tengah duduk di tanah. Dan Jonathan tengah berdiri dihadapan mereka bertiga.
Sosok Jonathan yang sekarang bukanlah sosok culun yang mereka kenal saat di kampus, saat di kampus yang mereka kenal adalah laki-laki culun. Tapi sekarang, sisi lain dari laki-laki yang terkenal culun.
"Kalian bertiga, bisakah jangan menunduk wajah kalian ?" kata Jonathan melihat ketiga gadis itu menunduk tak berani melihatnya.
Ketiga gadis itu diam, tak berani menjawab, dan tak merespon kata-kata Jonathan. Jonathan pun berjongkok. "Bukankah kalian tidak tuli ? Sepertinya kalian memang ingin kubuat tuli beneran ya ?"
Seketika mereka bertiga mendongak mendengar kata-kata Jonathan yang menyeramkan didengar.
Kini mereka tak menunduk wajahnya. Ketiga gadis itu menatap sosok Jonathan yang masih berjongkok dengan satu lutut di hadapan mereka.
Jonathan terkekeh. "Sial sekali. Kenapa kalian bertiga yang harus melihatku disini ?"
Glek.
Laura, Nita, dan Sarah sama-sama menelan salivanya. Sosok Jonathan dihadapan mereka benar-benar sangat berbeda.
Seketika Teringat kasus pembunuhan belakangan ini. Lalu mereka teringat cerita Laura. Dan sekarang dengan kedua mata mereka sendiri, melihat Jonathan yang selama mereka kenal adalah seorang pembunuh.
"Hahaha, kalian tidak perlu terkejut. Asal kalian tidak beritahu kepada siapapun. Kalian akan hidup dengan damai." kata Jonathan.
Ketiga gadis itu hanya diam dan mendengar kata-kata Jonathan. Mereka tak menjawab. Pikiran mereka masih kacau.
"Apa kalian mendengar ?" tanya Jonathan dengan tatapan dinginnya.
Ketiga gadis itu mengangguk-angguk kepalanya dengan cepat. Jonathan terkekeh mendengarnya. "Sekarang kalian berdiri !!"
Laura, Nita, dan Sarah saling berpandangan. Sekarang disuruh berdiri ?
"Cepat berdiri !!"
Mereka bertiga langsung berdiri dari duduknya.
"Sekarang masuk kedalam mobil kalian !!"
Dengan nurutnya mereka bertiga berjalan mendekati mobil. Jonathan ikut berjalan di belakang mereka.
Semua sudah di dalam mobil. Sarah melajukan mobilnya meneruskan perjalanannya. Jonathan merampas ponsel mereka bertiga.
Di dalam mobil tidak bertiga, melainkan sekarang mereka berempat. Sarah dan Nita depan. Dibelakang Laura duduk bersebelahan dengan Jonathan.
.....
Mobil yang mereka tumpangi telah sampai di depan rumah Sarah. Kebetulan rumah Sarah sepi, kedua orang tuanya ketiga gadis itu tidak ada di rumah.
Orsng tua mereka sedang di luar kota kerena pekerjaan bisnis mereka. Para pembatu juga tidak ada, karena jam mereka kerja hanya dari jam 5 pagi sampai jam 6 sore.
Suasana hening selama perjalanan mereka. Meski sudah sampai, tak ada yang turun dari mobil, karena mereka tak ada yang berani. Meski Sarah dan Nita aman duduk di depan, tapi entah kenapa tubuh mereka tak ingin pergi.
Jonathan memecahkan keheningan. "Kenapa suasananya hening sekali ?"
Laura yang duduk di sebelah Jonathan, berusaha tetap untuk tenang. Pikiran Nita dan Sarah panik dan ketakutan.
"Sepetinya aku harus membuat suara salah satu dari kalian berteriak ya." kata Jonathan sambil terkekeh.
"Aku mohon, jangan apa-apa kita betiga." ucap Laura, ia sudah ketakutan saat mendengar kata-kata Jonathan yang akan membuat salah satu dari mereka bertiga berteriak.
Laura yang duduk di samping Jonathan, tentu saja ia langsung panik dan ketakutan. Ia sudah berfikir kalau dirinya akan dibuat untuk berteriak.
"Hahahahaha..."
Jonathan tertawa. Beberapa detik kemudian, ia menghentikan tawanya. "Lihatlah kamu sudah langsung panik."
Laura menarik nafasnya. Dan mengeluarkannya lewat mulutnya. Ia mencoba berani manatap Jonathan. "Kenapa kamu membunuh mereka ?"
Jonathan mengerut dahinya. Ia tersenyum miring. "Karena mereka sampah."
"Tapi bisakah jangan membunuh mereka saat menyelamatkan kami kita bertiga tadi. Cukup buat saja mereka pingsan." kata Laura yang sudah mulai berani.
Sarah dan Nita hanya diam dan menatap arah depan. Tapi indra pendengaran mereka tetap berfungsi untuk mendengar percakapan Laura dan Jonathan.
Jonathan terkekeh. "Aku tidak menyelamatkan kalian. Aku hanya ingin mencari kenikmatan saat mencari uang."
Laura menatap sinis. "Mencari uang ? Tapi caramu salah besar."
"Setidaknya aku membunuh orang jahat, dari pada membunuh orang baik." jawab Jonathan santai sambil menatap arah depan.
"Tapi tatap saja caramu salah. Bahkan membunuh korbanmu dan pergi meninggalkannya begitu saja." balas Laura marah, entah datang dari mana nyalinya.
Jonathan terkekeh. "Biarkan saja, biar semua polisi dan pihak lainnya membereskan semuanya. Setidaknya aku memberi mereka kerjaan agar bergerak."
"Cih , apa kamu tidak takut jika kamu tertangkap, hah atas tindakanmu ?" kata Laura.
"Sampai kapanpun aku takkan pernah tertangkap. Hahahaha." jawab Jonathan sambil tertawa.
"Bagaimana jika aku melaporkanmu ?" tanya Laura sambil tersenyum mengejek. Nita dan Sarah terbelalak. Mereka tak menyangka Luara berani menantang lawan bicaranya
"Laporkan saja. Silahkan aku takkan lari." jawab Jonathan santai.
"Yakin ?" sahut Laura.
"Ya, silahkan, kalau kamu memang punya buktinya." jawab Jonathan terkekeh.
Laura terdiam masih bingung dengan sosok Jonathan. Ia hanya mengancam Jonathan agar tidak membunuh lagi.
Tapi reaksi Jonathan malah dengan santainya mempersilahkannya untuk melapor. Nita dan Sarah yang hanya mendengar juga heran.
"Kamu besok laporkan aku saja. Aku tidak akan lari." balas Jonathan tanpa beban.
Laura dan kedua temannya masih tidak percaya apa yang dikatakan Jonathan. Namun Laura yakin, kalau Jonathan bukanlah sosok sembarangan.
"Sepertinya asik ya. Kalau kalian bertiga kubunuh sekarang." kata Jonathan sambil tersenyum dan menatap Laura dengan wajah polosnya.
Seketika Laura menegang mendengar kata-kata Jonathan. Bahkan Nita, dan Sarah terkejut bukan main.
Jonathan memegang dagunya seakan ia sedang berfikir. "Hm.. Tapi sepertinya lebih asik kalau aku memperkosa kalian bertiga sebelum kubunuh."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
hhhhhhhhhhhhh Jhonatan ngerjain 3 most wanted 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-10-15
1
Sugiono.S.T
Mantap perkosa dulu hhh ini yang aku suka hhhh
2022-12-17
0
Agus Sugiarto
perkosa aja tp bikin pilemnya
2022-02-27
0