Hari demi hari terlewati.
Sekarang hari sudah malam. Jonathan kini tengah berkerja seperti biasanya sebagai pelayan di caffe. Ia kini ia mendapat bagian untuk membersihkan ruang ganti.
Jonathan sudah menyapu dan sekarang ia sedang mengepel lantai. Ia sungguh rajin dalam menjaga kebersihan. Hampir memakan setengah 1 ia bersih-bersih di ruangan.
Jonathan telah selesai membersihan semuanya. Lalu ia terdengar salah satu teman karyawannya memanggilnya.
"Jo..!!"
Jonathan berjalan mendekatinya. "Ya ?"
"Tolong antarkan pesanan ini ke meja no 8."
Jonathan mengangguk kepalanya. "Oke."
Jonathan mengambil nampan yang sudah berisi makanan pesanan pelanggan dan mengantarnya. "Permisi, ini pesanannya."
Ketiga gadis yang memesan makanannya, menoleh. Mereka langsung menatap Jonathan yang ramah dan hati-hati Jonathan meletakan pesanan mereka
"Jonathan ?"
Jonathan menoleh. Ia kenal dengan ketiga gadis. Tapi ia tak keberadaan mereka.
"Kamu kerja kerja disini ?" tanya Laura.
Jonathan hanya mengangguk dengan wajah datarnya. Lalu ia segera kembali masuk ke tempat kerjanya, ia merasa jijik melihat Nita dan Sarah menatapnya dengan tatapan remeh.
Setelah Jonathan menjauh, Laura terlihat lesu.
"Kamu kenapa sih ?" tanya Sarah.
"Hanya laki-laki culun saja udah gak semangat gini." ucap Nita.
"Berisik deh kalian." ucap Laura sambil memakan makanannya dengan lahap.
Nita dan Sarah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Mereka bertiga selalu bersama, seperti yang kita tau, mereka adalah the most wanted. 3 gadis yang paling cantik di kampus mereka.
Mereka biasanya bermain di rumah mereka secara bergantian. Kebetulan Rumah mereka bertiga dalam satu komplek, lebih hebatnya rumah mereka bersampingan.
Karena ingin mencari suasana malam, mereka memilih pergi makan diluar. Tak disangka, caffe yang mereka masuki adalah tempat kerja Jonathan, yang dikenal sebagai laki-laki culun, di kampus mereka.
Setelah selesai makan. Mereka sedikit mengobrol dan bercerita. Laura sesekali melihat sekelilingnya. Ia berharap bisa melihat Jonathan.
Tapi sayang Jonathan tak kelihatan semenjak mengantar makanan pesanannya. Sampai udah malam mereka bertiga segera pulang, dan tak lupa mereka membayarnya terlebih dahulu.
.....
Laura, Nita, dan Sarah sudah di dalam mobil. Mobil mereka masih di parkiran caffe. Mereka belum pergi, mereka malah sibuk berdandan dengan make upnya.
"Ayo kita pulang." ucap Sarah yang akan mengendari mobilnya.
"Oke." sahut Laura dan Nita bersamaan.
Saat Sarah akan menyalakan mobilnya, Laura yang duduk sendiri di kursi belakang, ia melihat Jonathan yang baru saja keluar dari caffe.
"Apa dia akan pulang ? Kenapa tadi gak kelihatan ?" batin Laura, ia teringat kejadian sebelumnya.
Sarah menjalankan mobilnya.
Sarah mengandarai mobilnya dengan kecepatan standar. Hari memang sudah malam.
Tiba-tiba di dari jaraknya, Sarah bisa melihat ke depan. Yang ia lihat suasana ramai, dan jalan macet.
"Sepertinya jalannya macet deh." kata Sarah.
"Iya, sepertinya ada kecelakaan." kata Nita.
"Terus bagaimana ?" tanya Laura.
"Kayanya kita harus muter, lewat jalan yang itu." kata Sarah.
"Kamu yakin, kita lewat sana, jam segini jalan sudah sepi loh." kata Nita.
"Dari pada kita ikut kejebak macet." ucap Sarah.
Laura dan Nita hanya mengiyakan. Karena hari sudah malam. Terpaksa mereka harus lewat jalan lain. Sarah pun membalikan mobilnya ke arah jalan lain, meski jauh, tapi ia juga tak mau terjebak macet..
Jalan itu tidak ramai, melainkan sepi. Tidak lewat kota, melainkan mereka akan lewat pinggir kota, dan jalannya seperti lewat hutan.
.....
Saat di tengah perjalanan, Sarah menghentikan mobilnya. ia melihat ada orang laki-laki berpakaian biasanya menghadangi mobil mereka
"Kenapa berhenti ?" tanya Laura.
Karena sekarang mereka berada di jalan yang sepi. Kanan kiri jalan raya banyak sekali pohon.
"Ada orang itu di depan." kata Sarah.
"Kenapa dia halangi mobil kita ya ?" tanya Nita.
Orang itu mendekat lalu mengetok-ngetok kaca pintu mobil. Tok tok tok !!
Sarah membuka kaca pintu mobilnya. "Ada apa ya ?"
"Maaf mba bisa bantu ibu saya untuk menumpang ? Motor saya mogok di depan." kata orang Itu dengan ramah.
"Baiklah." sahut Sarah juga ramah, ia akan menolong orang itu.
Baru saja turun dari mobil, Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat. Sarah menoleh, ia terkejut melihat 2 laki-laki berpakaian layaknya preman, mulutnya ditutupi.
"Siapa kalian ?" tanya Sarah panik dan ketakutan.
Lalu Sarah menoleh, ia mencari-cari orang yang tadi meminta tolong padanya. Ternyata orang itu telah pergi jauh menggunakan motornya begitu saja.
Dua preman itu saling berbisik. "Bro, cewek bening banget, apa gak kita coba dulu."
"Boleh, setelah itu kita rampas barang-barangnya."
Dua preman itu selesai berbisik. Mereka menatap Sarah dengan senyuman.
"Tenang saja cantik, kita hanya ingin dekat-dekat denganmu saja."
Teman yang satunya tertawa.
Sarah segera masuk kedalam mobil agar ia berlindung di dalam mobilnya. Tapi lengannya keburu di pegang, dan menahannya agar tidak bergerak.
"Lepas sialan !!" teriak Sarah sambil kesakitan.
"Lihatlah, dia masih berani membentak kita."
"Aku jadi gak sabar ingin memanjakanmu cantik."
Sarah mencoba meronta-ronta. Tapi ada daya, 2 laki-laki itu memegang kedua tanganya.
Laura dan Nita segera turun. Ia tak bisa diam saja karena takut. Tapi saat melihat Sarah akan dibawa.
"Hei !! Lepaskan temanku !!" teriak Laura.
"Wah bro, ada 2 teman ceweknya, kita sikat aja bro."
Salah satu preman berjalan mendekati Laura dan Nita. Tapi tatapannya tertuju kepada Laura, karena menurutnya yang paling cantik.
Sedangkan teman preman yang satunya masih menahan Sarah, sambil menodongkan pisaunya ke leher Sarah.
"Asal kalian patuh, kalian akan aman." sambil menatap Laura dengan tatapan mesum.
Ia berjalan mendekati Laura. Nita langsung berdiri didepan Laura. Meski takut, ia takkan membiarkan temannya tersakit oleh siapapun.
"Wah berani juga ya. Silahkan teriak, takkan ada orang yang mendengar teriakan kalian. Hahahaha, aku jadi semakin semangat."
DUGH !! Brukk !!
"Suara apa itu ?" kata preman yang berdiri di depan Nita dan Laura. Lalu ia membalikkan tubuhnya.
Laura dan Nita menoleh ke sumber suara yang seperti jatuh dari tempat Sarah ditahan. Mereka khawatir jika Sarah diapa-apakan.
Laura, dan Nita terkejut melihat Sarah duduk di tanah. Preman yang menahannya telah jatuh tak sadarkan diri dalam posisi tengkurap.
Preman yang satunya terkejut melihat temannya seperti itu. Ketiga gadis itu terkejut sosok laki-laki yang sangat tidak asing bagi mereka.
Terutama Luara, melihat tatapan dingin milik Jonathan, terlintas ia teringat kejadian beberapa bulan yang lalu.
Sedangkan Sarah, dia masih duduk diam membeku di tanah. Jonathan yang tiba-tiba datang, dengan batu sebesar kepalan tangannya.
Jonathan menghantamnya ke belakang kepala preman itu hingga bocor mengeluarkan darah, dan tak sadarkan diri.
Temannya berjalan mendekat. Ia panik melihat temannya sudah tak berdaya mengeluarkan banyak darah dari kepala.
Saking paniknya, ia terkejut dan kedua matanya perih karena kemasukan butiran tanah. Jonathan melembar butiran tanah kepadanya.
Kedua mata preman itu perih dan sakit, melihat itu, Jonathan langsung menghantam wajahnya dengan batunya.
DUGH !!
Preman itu terjatuh dan terbaring di tanah. Dengan wajah tanpa ekspresi, Jonathan mendekati preman itu, lalu ia menduduki tubuhnya.
DUGH..!! DUGH..!! DUGH..!! DUGH..!!
Jonathan menghantam wajah preman itu dengan batunya berkali-kali.
Penuh darah, dan teriakan kesakitan. Tidak ada henti-hentinya Jonathan menghantam wajah preman itu dengan batunya.
Pemandangan mengerikan itu, membuat ketiga gadis yang melihatnya, duduk lemas di tanah dan gemetaran. Mereka merasakan takut yang luar biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Dah Lia
apa cuman gw aja yg kadang² gk ngerti bahasanya,tapi ceritanya bagus kok,semangat author
2021-11-06
3
Rens_Nimesean
Klo gua ada di sana keknya gw bakalan bantuin si jonhantan, gw lepas kaca sepion trs kasih ke jonhatan. trs tawa deh bereng bareng hah.
2021-10-26
0
Karebet
👍👍👍👍💪💪💪💪
2021-10-10
0