BAB 11

Entah ingin terkejut karena melihat Jonathan yang tiba-tiba ada di rumahnya, atau marah karena mie goreng spesial buatannya telah dimakan oleh orang lain tanpa izin darinya.

Itulah saat ini yang Sandi rasakan. Ingin sekali berjalan mendekati Jonathan yang terlihat tidak merasakan rasa bersalah sama sekali karena sudah berani masuk ke dalam rumah orang tanpa permisi.

Tapi, entah kenapa Sandi hanya diam. Kakinya tak mau bergerak. Seakan ada aura yang dikeluarkan oleh Jonathan sangat berbeda, tidak seperti biasanya yang Sandi rasakan.

Dengan lahap, Jonathan memakan mie goreng buatan Sandi. Tidak ada satu menit, Jonathan menghabiskan makanannya. Selesai sudah menghabiskan makanannya, ia kembali menatap Sandi.

"Kemarilah, bukankah kau sedang membawa minuman dinginmu ? Berikan padaku !" tanya Jonathan, sambil melihat tangan Sandi yang menggenggam gelas kaca yang berisikan air dingin.

Sandi yang masih diam berdiri, ia terbelalak. Ia dibuat terkejut lagi karena dengan sikap Jonathan seperti seakan-akan menjadi tuannya.

Masih tak ada respon dari Sandi. Jonathan tau, kalau laki-laki yang ada dihadapannya tengah merasakan terkejut, marah, ketakutan atas kehadirannya yang tak biasa.

Jonathan melepaskan kacamatanya, dan ia letakan di saku kemejanya. Lalu ia berdiri dari duduknya. Ia berjalan mendekati Sandi. Dengan kalem, Jonathan berkata. "Hey, kenapa kamu diam saja ? Aku haus, berikan minumannya."

Jonathan langsung merebut gelas kaca yang digenggam oleh Sandi, dan ia langsung meminumnya. "Ahh..., segarnya."

Jonathan meletakkan gelasnya di meja makan. Lalu ia menatap Sandi dengan tatapan bersahabat yang dibuat-buatnya. "Kenapa kamu terlihat terkejut melihatku ? Aku bukan hantu kawan."

Jonathan terkekeh, lalu merangkul tangannya di leher Sandi, tentu saja yang dirangkul terkejut, dan langsung ia tepis. Entah apa yang merasuki Sandi yang sudah sadar dan berani.

Jonathan terkekeh. "Nah gitu dong, jangan diam saja."

"Apa maksudmu datang kemari ?" tanya Sandi dingin.

"Tentu saja aku ingin datang ke rumah sahabatku... Ehh, ups, sahabat ? Apa kita memang bersahabat ya ?" kata Jonathan dengan wajah polosnya.

"Berani-beraninya kau datang ke rumahku, anak culun." Sandi geram. Dan Jonathan mengerut dahinya.

"Rumahmu ? Perlu diralat kata-katamu, yang betul adalah rumah orang tuamu, dan kamu hanyalah anak dari orang tuamu, jadi bisa dianggap kamu salah satu penumpang di rumah orang tuamu." Kata Jonathan yang ia buat seperti layaknya guru mengajari muridnya.

Sandi tertawa garing mendengarnya. Lalu ia tersenyum mengejek. "Wah..., rupanya kau sudah berani ya ? Kau datang kesini ingin mati ?"

Jonathan menghela nafasnya, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya seakan lelah. "Tidak, aku tidak ingin mati. Aku datang kesini karena ingin makan."

BUGH !!

Uhuk...!!

Tubuh Sandi terjatuh dan duduk di lantai. Tangannya memegang lehernya. Lehernya sakit karena mendapat pukulan mendadak yang dilancarkan cepat oleh Jonathan.

"Tenanglah, itu takkan membuatmu mati." ucap Jonathan sambil tersenyum.

Sandi terbatuk-batuk. Jonathan berjongkok dihadapan, ia tersenyum menyeringai. "Sepertinya aku datang kemari bukan hanya ingin makan."

Tangan Jonathan mencengkram wajah Sandi dan mendorongnya dengan keras.

Duagh !!

Seketika Sandi pingsan setelah Jonathan menghantamkan kepala belakangnya ke lantai.

Jonathan menghela nafasnya melihatnya. "Hahhhh, gak seru, malah pingsan."

.....

Byurrr !!

Sandi tersadar setelah diguyur air sember. Ia meraskan sakit di belakang kepalanya. Ia melihat sekelilingnya, ternyata ia terduduk di kursi kayu di dalam kamarnya. Lehernya masih sakit.

Sandi Ingin berdiri, namun tak bisa bergerak. Ternyata kedua tangannya dan kedua kakinya terikat di kursinya. Meski diikat tali rafia, namun itu sangat erat, bahkan sangat sulit. Ia melihat jam dinding yang ada di dalam kamarnya, jam sudah menunjukan jam setengah 12 malam.

"Sudah bangun ?"

Sandi menoleh kepalanya. Ia terbelalak melihat Jonathan di depannya yang sedang duduk santai di kursi sofa single miliknya.

"Hmp.. Hmp.." ingin berkata kasar, tapi apa daya, mulutnya di lakban rapat.

"Sial, kenapa dia bisa berbuat begini padaku ?" batin Sandi.

"Kamu bicara apa ? Aku tidak mendengarnya ?" tanya Jonathan sambil meletakan telapak tangannya di telinganya, seakan-akan ia tak mendengar.

"Hmp... Hmp.. !!"

"Kalau punya mulut digunakan dong." kata Jonathan menggeleng-gelengkan kepalanya seakan ia lelah dengan lawan bicaranya.

Sandi berontak, namun tak bisa, ia melotot ke arah Jonathan. "Hmp... Hmp..!!

"Kubunuh kau culun sialan !!" Sandi membatin dengan tatapan bencinya.

"Ahh.. aku ingin bermain." lalu ia berdiri, ia berjalan mendekati meja belajar. Ia mengambil pisau dapur yang sudsh ia ambil dari dapur.

"Aku jadi teringat, awal pertama kali masuk kampus saat ospek. Dari situ, aku sudah mulai di bully oleh kalian." kata Jonathan sambil memutar-putar pisaunya.

Ia kembali mengingat semua ingatan pemilik tubuhnya. Sungguh miris, bully tiada henti. Namun ia kadang kagum kepada sang pemilik tubuhnya.

Selalu dibully tapi masih kuat untuk bertahan. Sungguh hebat, demi meraih impian ia rela melewati rintangan. Salut rasanya kepada pemilik tubuhnya.

Kalau ia menjadi dirinya, sekali dibully pasti akan langsung ia balas. Mungkin kalau orang lain pasti ingin pindah kampus atau bunuh diri, karena tak tahan dibully terus.

"Tapi serkarang aku ingin memberitahumu rasa sakit yang nyata. Dan kamu pasti akan menikmati rasa sakitnya."

Jonathan perlahan mendekati dengan tangannya yang masih memutar-putarkan pisaunya. Kedua mata Sandi melebar sempurna, ia menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat Jonathan yang sudah berjongkok dihadapannya.

"Hmp..!! Hmp..!!"

"Jangan-jangan !!"

Dengan perlahan Jonathan menusuk kecil dengan ujung pisaunya di salah satu punggung kaki Sandi. Lalu ia memutar-putarkan pisaunya dengan pelan.

"Hmp...!! Hmp...!!"

"Aggrrhhh kakiku....!!"

Kemudian pisaunya pindah, Jonathan mengores sebuah garisan di salah satu lengan tangannya Sandi. Dan tentunya saja Sandi berontak kesakitan.

Jonathan meletakan telunjuk jarinya di bibirnya. "Suuuttttt..., Jangan bergerak, nanti lenganmu tambah sakit. Jadi kamu tahan ya." ucapnya dengan nada pelan, namun menyeramkan.

Jonathan tersenyum simpul dengan wajah polosnya. Ia membuat luka garisan di kulit lengan Sandi. Sandi berontak kesakitan.

Jonathan menghentikan aktifitasnya, ia melihat luka di punggung kaki dan di lengan Sandi, memang tak dalam, tapi lukanya cukup mengeluarkan darah. Ia terkekeh.

Dengan jari telunjuknya, Jonathan menyentuh tetesan darah Sandi yang keluar, lalu ia menjilatnya. "Hm darahmu rasanya lumayan juga. Tidak seperti darah orang yang kubunuh 2 hari yang lalu."

Sandi terdiam, beberapa detiknya, ia terbelalak mengingat berita tentang pembunuhan yang telah diberitakan 2 hari yang lalu.

Jonathan terkekeh melihatnya. "Kenapa kamu kaget ?"

"Tidak mungkin." batin Sandi menatap sosok Jonathan yang benar-benar sangat berbeda yang ia kenal.

Jonathan berdiri dari jongkoknya. Salah satu tanganya memegang dagunya, dan tangan satunya masih menggenggam pisau. Jonathan terlihat sedang berfikir. "Sekarang aku bingung, tubuhmu layaknya dilukis apa ya ?"

Sandi terbelalak, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Sandi ketakutan. Sosok yang ia kenal, sekarang benar-benar mengerikan. Ia jadi teringat cerita Angga dan Erik.

Namun sekarang, melihat sosok Jonathan yang sekarang, Sandi jadi teringat salah satu film, tokoh utamanya punya musuh yang bernama Joker. Orang Jahat adalah Orang Baik yang Tersakiti, benarkah itu ?

"Psychopath." Sandi membatin, ia benar-benar ketakutan yang amat luar biasa.

Jonathan kembali duduk di sofa singlenya. Ia terkekeh melihat Sandi. Lalu ia menghela nafasnya, ia memasang wajah polosnya dengan senyuman. "Aku punya penawaran untukmu."

Terpopuler

Comments

Ananda Harahap

Ananda Harahap

i

2024-09-14

0

Ananda Harahap

Ananda Harahap

p

2024-09-13

0

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

Astagaa makin seruu kayaknya 🤣🤣tapi aku penasaran gmna Rocky alias Jhonatan membalas dendam sama Ricy

2023-10-15

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01
2 BAB 02
3 BAB 03
4 BAB 04
5 BAB 05
6 BAB 06
7 BAB 07
8 BAB 08
9 BAB 09
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51 | End
52 BAB 52 | S2
53 BAB 53 | S2
54 BAB 54 | S2
55 BAB 55 | S2
56 BAB 56 | S2
57 BAB 57 | S2
58 BAB 58 | S2
59 BAB 59 | S2
60 BAB 60 | S2
61 BAB 61 | S2
62 BAB 62 | S2
63 BAB 63 | S2
64 BAB 64 | S2
65 BAB 65 | S2
66 BAB 66 | S2
67 BAB 67 | S2
68 BAB 68 | S2
69 BAB 69 | S2
70 BAB 70 | S2
71 BAB 71 | S2
72 BAB 72 | S2
73 BAB 73 | S2
74 BAB 74 | S2
75 BAB 75 | S2
76 BAB 76 | S2
77 BAB 77 | S2
78 BAB 78 | S2
79 BAB 79 | S2
80 BAB 80 | S2
81 BAB 81 | S2
82 BAB 82 | S2
83 BAB 83 | S2
84 BAB 84 | S2
85 BAB 85 | S2
86 BAB 86 | S2
87 BAB 87 | S2
88 BAB 88 | S2
89 BAB 89 | S2
90 BAB 90 | S2
91 BAB 91 | S2
92 BAB 92 | S2
93 BAB 93 | S2
94 BAB 94 | S2
95 BAB 95 | S2
96 BAB 96 | S2
97 BAB 97 | S2
98 BAB 98 | S2
99 BAB 99 | S2
100 BAB 100 | S2
101 BAB 101 | S2
102 BAB 102 | S2
103 BAB 103 | S2
104 BAB 104 | S2
105 BAB 105 | S2
106 BAB 106 | S2
107 BAB 107 | S2
108 BAB 108 | S2 | END
109 PEMBERITAHUAN
110 PEMBERITAHUAN 2
111 PEMBERITAHUAN 3
112 PEMBERITAHUAN 4
113 PEMBERITAHUAN 5
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 01
2
BAB 02
3
BAB 03
4
BAB 04
5
BAB 05
6
BAB 06
7
BAB 07
8
BAB 08
9
BAB 09
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51 | End
52
BAB 52 | S2
53
BAB 53 | S2
54
BAB 54 | S2
55
BAB 55 | S2
56
BAB 56 | S2
57
BAB 57 | S2
58
BAB 58 | S2
59
BAB 59 | S2
60
BAB 60 | S2
61
BAB 61 | S2
62
BAB 62 | S2
63
BAB 63 | S2
64
BAB 64 | S2
65
BAB 65 | S2
66
BAB 66 | S2
67
BAB 67 | S2
68
BAB 68 | S2
69
BAB 69 | S2
70
BAB 70 | S2
71
BAB 71 | S2
72
BAB 72 | S2
73
BAB 73 | S2
74
BAB 74 | S2
75
BAB 75 | S2
76
BAB 76 | S2
77
BAB 77 | S2
78
BAB 78 | S2
79
BAB 79 | S2
80
BAB 80 | S2
81
BAB 81 | S2
82
BAB 82 | S2
83
BAB 83 | S2
84
BAB 84 | S2
85
BAB 85 | S2
86
BAB 86 | S2
87
BAB 87 | S2
88
BAB 88 | S2
89
BAB 89 | S2
90
BAB 90 | S2
91
BAB 91 | S2
92
BAB 92 | S2
93
BAB 93 | S2
94
BAB 94 | S2
95
BAB 95 | S2
96
BAB 96 | S2
97
BAB 97 | S2
98
BAB 98 | S2
99
BAB 99 | S2
100
BAB 100 | S2
101
BAB 101 | S2
102
BAB 102 | S2
103
BAB 103 | S2
104
BAB 104 | S2
105
BAB 105 | S2
106
BAB 106 | S2
107
BAB 107 | S2
108
BAB 108 | S2 | END
109
PEMBERITAHUAN
110
PEMBERITAHUAN 2
111
PEMBERITAHUAN 3
112
PEMBERITAHUAN 4
113
PEMBERITAHUAN 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!