Jimmy yang merasa lapar lalu pergi ke minimarket untuk membeli makanan dan minuman. Disini, Jimmy mendapatkan beberapa keanehan. Pertama, kasir yang menjaga minimarket itu diam saja ketika Jimmy bermaksud untuk membayar semua barang yang telah ia ambil. Dia yang memang seorang paranormal merasa ada yang tidak biasa dengan suasana di tempat ini. Dia juga melihat ada seoarang anak kecil bersama ibunya yang terus menatap Jimmy dengan tatapan kosong.
Untuk mencairkan suasana, Jimmy mencoba merayu kasir di minimarket itu. Tapi jawaban dari kasir itu membuat Jimmy sedikit tidak nyaman. Terkesan kalau jawaban itu menghina sekaligus menakuti Jimmy. Namun Jimmy heran, kenapa dia bisa tahu kalau tempat yang dituju sebenarnya adalah Bloody Grass. Dia bahkan tak mengenal siapa perempuan ini. Walaupun Jimmy pernah tinggal di tempat ini cukup lama, tapi Jimmy tak mengenal wilayah ini dengan baik.
Tujuannya datang ke Bloody Grass begitu ia rahasiakan, kecuali kepada sahabat-sahabatnya. Sedangkan perempuan ini adalah orang asing. Dia terlihat seumuran dengan Laurent. Jimmy awalnya hanya mengira bahwa apa yang dikatakan wanita itu hanyalah sebuah lelucon. Tapi pada akhirnya Jimmy mempercayai hal tersebut. Jimmy tahu bahwa apa yang wanita ini katakan, semua diluar batas kesadarannya.
Aneh?
Yah...
Karena itulah yang ada difikiran Jimmy sekarang. Jimmy menjadi khawatir dengan keadaan Laurent yang sekarang ini sedang berada di rumah sakit dan belum sadarkan diri. Setelah mendengarkan ocehan membosankan dari kasir perempuan itu, Jimmy dengan cepat meninggalkan minimarket. Membawa semua barang belanjaannya. Disinilah keanehan yang sebenarnya terjadi.
Suasana rumah sakit yang tadinya ramai, sekarang menjadi sepi. Sangat sepi. Seperti tidak berpenghuni. Jimmy naik ke atas untuk kembali ke kamar Laurent, tapi pintunya sudah terkunci dari dalam. Jimmy memanggil Morgan sahabatnya itu, tapi tidak ada siapa pun di tempat ini. Suasana berubah menjadi sangat mencekam. Jimmy melihat banyak sekali darah dilantai. Darah itu masih begitu segar. Dia mengikuti arah kemana darah itu tercecer.
Dan darah itu mengarah ke sebuah toilet wanita. Betapa kagetnya Jimmy saat melihat sahabatnya Miky, sudah tergeletak dengan pisau yang menancap dilehernya.
"Mike! Bangunlah!"
"Sial! Apa yang terjadi di tempat ini?!"
Satu persatu ruangan di rumah sakit itu mulai gelap. Listrik secara tiba-tiba padam. Beruntunglah Jimmy selalu membawa korek disakunya. Dia menyalakan korek itu. Dengan sangat berhati-hati, dia melangkah perlahan-lahan mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk membuka pintu kamar Laurent. Dia menemukan sebuah gudang di lantai tiga rumah sakit itu. Di dalam gudang Jimmy menemukan beberapa mayat dokter dan perawat yang tergeletak disana. Mayat itu berjumlah empat orang.
Semakin lama kengerian di rumah sakit ini semakin menjadi. Jimmy mengambil sebuah kapak dan juga berbagai macam obat, jarum suntik, juga sebuah pisau yang tadi menancap dileher Miky, untuk mengantisipasi segala sesuatu yang akan terjadi. Jimmy kembali lagi ke lantai dua, disana dia mendapati sahabatnya Morgan yang sedang merangkak kesakitan karena kakinya terkilir.
"Jim! Cepat pergi dari tempat ini! Mereka sedang berburu. Dan kita salah satu buruan mereka Jim!"
"Morgan! Siapa yang kau sebut mereka?!"
Morgan menunjuk ke lantai bawah, dan terlihat ada sekelompok orang yang memakai jaket hitam, dan juga topeng kelinci sedang naik menuju ke arah mereka. Tanpa pikir panjang, Jimmy membawa Morgan ke toilet. Disana Morgan sempat berteriak karena melihat mayat Miky yang sudah membusuk dengan matanya yang terbelalak.
"Sialan Morgan! Jangan berisik!"
"Apa yang terjadi Jim?!"
"Entahlah! Harusnya aku yang bertanya padamu. Dimana Laurent?!"
"Aku yakin kalau Laurent masih di dalam kamarnya. Karena sewaktu kau pergi keluar, aku juga meninggalkan ruangan untuk menelfon anak dan istriku. Dan saat itulah kejadian mengerikan dimulai di tempat ini. Mereka...."
"Ssstttt...."
Jimmy menutup mulut Morgan agar tidak terus berbicara. Karena Jimmy mendengar ada langkah kaki di luar toilet. Orang itu membuka pintu toilet perlahan-lahan. Jimmy sudah bersiap dengan segala kemampuannya untuk menghajar orang itu. Namun keberuntungan kali ini berpihak kepada mereka berdua. Saat pintu hampir terbuka, orang itu dipanggil oleh salah satu temannya. Lalu pergi meninggalkan Jimmy dan Morgan yang saat masih bersembunyi di dalam toilet dengan ditutupi mayat sahabatnya, Miky.
Selang beberapa lama, terdengar suara teriakan wanita. Suara itu sangat jauh, tapi terdengar cukup jelas oleh Jimmy dan Morgan. Mereka lalu keluar mengendap-endap, sambil memeriksa semua tempat yang mereka lalui benar-benar aman. Masih terdengar teriakan wanita itu, entah suara siapa. Tapi mereka yakin kalau itu bukanlah suara Laurent. Mereka memeriksa kembali kamar Laurent, dan masih seperti semula. Kamarnya masih terkunci dari dalam. Jimmy lalu mengambil kapaknya dan berusaha untuk menghancurkan pintu itu agar mereka bisa masuk.
Setelah masuk, mereka melihat kalau Laurent masih terbaring di tempat tidurnya. Namun dia sekarang sudah sadar.
"Apa yang sedang terjadi Ayah? Kenapa banyak keributan di luar?"
"Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya Lau. Tapi yang jelas, kita harus pergi dari tempat ini secepatnya. Apa kau masih sanggup berdiri dan berjalan?"
"Pasti aku bisa Ayah."
"Ayo Morgan. Kau bawa Laurent, bantu dia berjalan. Aku akan melindungi kalian jika mereka sampai datang lagi."
"Baiklah kalau begitu. Ayo nak."
Morgan membantu Laurent berjalan, karena keadaanya yang masih lemah paska kecelakaan tadi sore. Jimmy mengambil kapaknya kembali untuk melindungi Morgan dan Laurent.
Tapi...
Tiba-tiba...
"Jim! Jim?! Bangunlah!"
Jimmy sontak kaget mendengar suara Morgan. Ternyata Jimmy hanya bermimpi, dia tertidur disofa yang berada di kamar Laurent. Dia melihat Laurent sudah siuman dan dia sedang menikmati makanannya.
"Kenapa Jim?! Kau bermimpi buruk?"
"Entahlah. Aku lapar, aku mau membeli makanan."
"Oh ya baiklah."
Sampainya di depan pintu, Jimmy baru ingat sesuatu. Bahwa apa yang dia alami dimimpinya tadi sangat mirip dengan apa yang ia alami sekarang. Pertama, Jimmy merasa lapar dan ingin membeli makanan. Yang kedua, letak minimarket yang Jimmy lihat sama persis dengan apa yang ada dimimpinya itu. Jimmy sadar, bahwa dia sudah mendapatkan sesuatu. Mimpi yang menjadi kenyataan memang sering Jimmy alami setelah dia masuk dalam dunia paranormal. Hal itu sering terjadi. Semuanya pasti akan terjadi. Jimmy lalu mengurungkan niatnya untuk pergi membeli makan.
Dia kembali ke kamar Laurent, lalu mengemasi semua barang-barang Laurent dan juga barang miliknya. Morgan dan Laurent bertanya-tanya mengenai hal itu. Menurut mereka Jimmy sangatlah aneh.
"Kita harus pergi dari tempat ini sekarang juga. Dan aku berharap kalian tidak menanyakan apa alasannya."
"Tentu saja kita harus tahu apa alasan Ayah melakukan hal ini. Ayah sangat aneh. Aku masih belum kuat untuk berdiri."
"Ayah akan menggendongmu kalau perlu."
"Jim?! Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Sudahlah Morgan. Aku ingin kau mendengarkan aku. Ini sesuatu yang sangat penting dan sangat genting. Sekarang bantulah Laurent dengan kursi roda, kita akan naik lift untuk turun ke bawah. Kalian akan tahu apa alasannya aku membawa kalian pergi."
"Baiklah Jim."
Morgan menyuruh Laurent untuk mengganti bajunya dengan baju biasa agar tidak terlihat seperti pasien yang belum sembuh. Setelah itu, Morgan, Jimmy, dan Laurent langsung pergi meninggalkan rumah sakit itu.
Keanehan juga tak berhenti disitu. Saat keluar dari lift dan sampai di lantai pertama, mereka bertiga melihat ada beberapa orang memakai jaket hitam dengan corak yang sama sambil membawa tas gendong.
Jimmy masih belum memberitahu kepada Laurent dan Morgan apa yang akan terjadi. Yang terpenting saat ini, Jimmy harus membawa mereka pergi sejauh mungkin dari tempat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments