#Pria Tua Misterius

Setelah semua persiapan mereka selesai. Mereka langsung ke bandara untuk segera berangkat ke Kota Bloody Grass. Mereka membawa beberapa orang membantu membawakan barang-barang mereka. Tanpa diketahui oleh Morgan, Jimmy ternyata sudah memiliki jet pribadi.

"Kau kemanakan barang-barang kita?"

"Tenang Morgan. Kita bisa bersantai terlebih dahulu di bandara ini."

"Apa kau sudah tidak waras?"

"Apa maksudmu Morgan?"

"Sebentar lagi pesawatnya akan berangkat Jim. Dan kau malah membuat masalah sebelum sampai. Huffftt.... kau memang yang terbaik."

"Morgan, kita bisa makan dan minum di tempat ini terlebih dahulu. Karena tanpa kau ketahui, aku sudah memiliki sebuah jet pribadi untuk aku bertamasya."

"Oh sial! Kau memang licik."

"Santai Morgan. Ayolah, minum dulu. Soal mengisi perut, itu kita urus nanti di dalam jet."

"Terserah kau saja Jim."

Morgan terlihat sedikit kesal dengan ulah Jimmy. Tetapi hal itu sudah lumrah mereka lakukan. Kadang bergantian Morgan yang mengerjai Jimmy. Semua itu dilakukan agar mereka tetap bisa bersenang-senang dan tertawa bersama ketika bertemu. Itu seperti sebuah ritual khusus yang wajib dilakukan untuk menyambut tamu.

Disaat mereka sedang menikmati minuman mereka, tiba-tiba ada seorang pria yang menghampiri mereka untuk meminta pertolongan.

"Apa yang bisa kami bantu?"

"Kau bisa membantuku menjaga tas ini? Aku tidak sanggup jika harus membawa tas ini ke toilet. Aku sudah tua."

Jimmy sedikit curiga dengan tingkah pria tua itu. Juga tas yang ia bawa. Seperti tercium sesuatu yang busuk. Morgan sudah tahu gelagat Jimmy, dan mencegah Jimmy membuka tas pria tua itu. Tapi Jimmy tetap ingin membukanya. Bahkan mereka sampai adu mulut karena menurut Jimmy, pria itu bukan orang yang baik-baik.

Sampai akhirnya salah satu petugas mencoba melerai mereka. Tingkah pria itu semakin membuat Jimmy curiga. Pria itu juga memaafkan Jimmy atas perbuatannya. Jimmy tahu, kalau hal itu hanya untuk membuatnya aman dari pengawasan petugas.

Ternyata bukan hanya Jimmy saja yang penasaran dengan pria tua itu. Tapi juga Morgan. Morgan bahkan sampai tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat. Ia melihat ada sebuah potongan tangan disaku belakang pria tersebut.

Morgan ingin sekali mengejarnya saat itu. Namun mengingat kalau mereka sudah diawasi oleh petugas, akhirnya ia diam saja dan tidak memberitahukannya kepada Jimmy. Jimmy yang masih kesal akhirnya memutuskan untuk segera berangkat menggunakan jet pribadinya.

Sambil mengomel karena masalah tadi, Jimmy dan Morgan kemudian masuk ke dalam jet. Dan menemui dua pilot kesayangannya.

"Hey kawan-kawan. Buat penerbangan kami nyaman."

"Kami? Tuan membawa seseorang?"

"Yah... Dia sahabatku dari jauh. Sekarang terbangkanlah jet ini. Aku sudah tidak sabar melihat tempat ini dari ketinggian."

"Baik Tuan. Duduklah dan pasang sabuk pengaman anda."

Perlu diketahui, bahwa pilot yang mengendalikan jetnya adalah dua orang wanita. Mereka hanyalah pramugari, tapi mereka juga memiliki kemampuan yang baik seperti pilot yang lainnya. Merekalah yang selalu menemani Jimmy kemana pun dia pergi. Jimmy juga mengenal semua teman-teman dan keluarga mereka.

Saat jet itu sedang dalam persiapan terbang, Morgan tiba-tiba lari menuju ruangan para pilot.

"Hentikan! Jangan terbangkan jetnya!"

Jimmy yang melihat hal itu sontak ikut berlari ke dalam dan menanyakan apa yang terjadi. Ternyata Morgan menemukan sesuatu dibawah tempat duduk Jimmy. Benda itu adalah sebuah tas milik pria tua yang baru saja menghampiri mereka sewaktu duduk diluar tadi. Jimmy dengan cepat membuka isi tas itu, dan betapa terkejutnya dia ketika melihat sebuah plastik tebal dengan isinya. Isi plastik tebal itu adalah potongan mayat seseorang.

Jimmy, Morgan, dan kedua pilot wanita itu keluar dari jet pribadi Jimmy. Salah seorang dari pilot itu memanggil petugas bandara, dan tak lama kemudian petugas pun datang. Mereka semua lalu melaporkan semua kejadian itu kepada polisi. Untungnya, polisi tidak memeriksa isi tas Jimmy yang dimana didalamnya terdapat sebuah senjata api.

Jimmy memang selalu membawa senjata-senjata kesayangannya untuk mengantisipasi jika ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Awalnya Jimmy kebingungan. Entah bagaimana nantinya jika para polisi ini melihat ada senjata api ilegal didalam tasnya. Untunglah, semua itu tidak terjadi. Polisi hanya memeriksa isi plastik itu, dan mengintrogasi Jimmy dengan beberapa pertanyaan ringan.

Jimmy juga diperbolehkan melanjutkan kembali perjalanannya karena dia menunjukkan kartu identitasnya. jelas saja, kalau kartu identitas itu palsu. Suasana didalam jet benar-benar menjadi sunyi. Tidak ada yang membuka pembicaraan sedikit pun, baik Jimmy maupun Morgan. Mereka terlihat masih kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi. Hingga sesuatu memecahkan keheningan mereka.

Jet yang Jimmy dan Morgan naiki mengalami sedikit masalah. Padahal, kedua pilot ini sudah memanggil para teknisi untuk memeriksanya sebelum berangkat. Dan semuanya pun baik-baik saja. Mereka mulai merasakan hal-hal aneh. Seperti ada sesuatu yang mengahalangi perjalanan mereka. Jimmy dan Morgan sebelumnya tidak pernah menghadapi masalah semacam ini.

Jimmy yang juga berprofesi sebagai seorang paranormal, bisa mengetahui apa yang sedang terjadi. Jimmy mencoba menceritakan semua yang ia lihat. Sayang, Morgan tidak percaya terhadap hal-hal semacam itu.

Sepeti biasanya, Jimmy tetap berusaha keras untuk membuat sahabatnya ini percaya kepadanya. Mau tidak mau Morgan berusaha mempercayai sahabatnya itu. Walaupun dia masih kesal karena masalah terus berdatangan, padahal mereka belum sampai ke Bloody Grass.

"Sudahlah Morgan. Kau tidak perlu menyembunyikan kekesalanmu itu kepadaku. Aku tahu ini membosankan untukmu. Tapi, inilah yang terjadi. Dan kita harus menghadapinya dengan sabar. Ayahku pernah mengatakan, kalau kita menghadapi masalah...."

"Hadapilah dengan senyuman! Iyakan?"

"Nah... itu kau sudah paham. Sebentar lagi para teknisi akan datang. Mereka akan memeriksanya kembali."

Jimmy tersenyum-senyum melihat sahabatnya yang mulai kesal dengan tingkahnya itu. Jimmy mencoba sahabatnya itu tertawa dengan mencolek pinggangnya berkali-kali. Sampai Morgan menjadi sangat kesal, dan Jimmy pun lari sembari tertawa terbahak-bahak. Morgan mengambil kedua sepatunya untuk melempari Jimmy. Walaupun usia mereka sudah semakin tua, tapi ketika bertemu mereka masih seperti anak-anak.

"Hey! Coba lihat dua orang aneh itu. Mereka seperti orang gila."

"Jangan bicara sembarangan. Mereka bos kita. Salah satunya pemilik jet pribadi ini. Kau tidak akan dibayar kalau mereka sampai dengar apa yang baru saja kau katakan."

Dua orang teknisi jet itu terheran-heran melihat tingkah Jimmy dan Morgan yang kekanak-kanakan. Mereka berdua lebih pantas dilihat sebagai dua orang gila. Karena perilaku mereka yang sama sekali tidak mencerminkan masa tua. Jiwa mereka bukan lagi jiwa muda, tapi jiwa anak-anak. Mereka sering bertingkah konyol. Tapi hal itu tidak mereka berdua pedulikan. Yang terpenting bagi Jimmy dan Morgan adalah, hubungan persahabatan mereka bisa abadi untuk selama-lamanya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

👌👏👍

2021-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!