Dua orang polisi yang menahan Jimmy dan kelompoknya terpaksa harus dihajar oleh Miky, karena dua polisi itu pasti akan membawa masalah untuk mereka. Setelah pingsan, Miky memborgol dua tangan mereka dan juga menyumpal mulutnya. Lalu dilemparlah dua orang polisi yang setengah sadar itu ke sebuah danau.
Sudah bisa dipastikan kalau mereka pasti akan
tewas karena mereka akan kesulitan untuk berenang. Miky kembali masuk ke mobilnya dan melanjutkan perjalanan. Miky sangat kesal dengan perilaku Jimmy yang sangat membahayakan posisi mereka. Padahal status Jimmy saat ini masih buron. Bahkan sudah banyak orang yang menawarkan harga tinggi untuk kepalanya, bagi siapa pun yang mampu mendapatkannya.
"Kau benar-benar gila Jim! Kau hampir saja membuat semua pasukan di negara ini turun tangan!" ucap Miky kesal.
"Jangan berlebihan Mike. Kau tenang saja, tidak akan ada yang mati hari ini."
"Kenapa kau menjadi begitu yakin?! Kau sudah tahu kalau Bloody Grass adalah tempat paling berbahaya untuk disinggahi!"
"Mike. Dengarkan aku dulu. Kita akan menyerang Bloody...."
BBLOO00OMMMMM!
Belum selesai Jimmy berbicara, suara ledakkan keras terdengar di suatu tempat yang sepertinya tak terlalu jauh dari mereka. Suara itu berlanjut hingga ke beberapa tempat. Miky dan yang lainnya pun kaget, kecuali Jimmy yang justru tertawa terbahak-bahak karena rencananya telah berhasil. Miky menjadi semakin kebingungan.
Dia benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang telah Jimmy lakukan di kota ini. Semua kekacauan ini sudah tentu Jimmylah yang merencanakannya. Siapa lagi orang yang mampu melakukan hal itu jika bukan Jimmy?
"Hal gila apa lagi yang sudah kau rencanakan Jimmy?"
"Jangan banyak bertanya Mike. Percepat saja mobilnya."
"Kau memang brengsek Jim!"
Jimmy hanya tertawa melihat Miky yang semakin kesal dengan tingkahnya. Entah ketidakwarasan apa lagi yang akan Jimmy tunjukkan kepada sahabatnya itu. Laurent dan Morgan hanya diam saja tak berkomentar apa pun. Mereka berdua hanya bisa geleng kepala dan menghela nafas panjang melihat tingkah Jimmy yang seperti anak kecil.
"Lihat wajah lucumu dicermin kecil itu Mike." Ucap Jimmy sambil tertawa terbahak-bahak.
Suara tawanya semakin keras saat Miky dengan kesal memukul cermin kecil yang ada diatas kepalanya itu sampai pecah. Semua yang ada di dalam mobil itu pun tertawa terbahak-bahak karena hal yang Miky lakukan. Miky langsung meminum sebotol birnya dan mengambil sebatang rokok, lalu menyalakannya.
Saat itulah seakan dia mendapatkan sebuah adrenalin dalam tubuhnya. Miky membawa
mobilnya melaju dengan sangat cepat. Bahkan dia tidak mempedulikan kendaraan lain yang sedang sama-sama melaju di jalanan. Kini giliran Miky yang tertawa kegirangan, karena dia juga bisa melakukan hal gila seperti yang biasa Jimmy tunjukkan padanya.
Tapi karena Jimmy ini memang suka dengan ha-hal yang tidak waras, dia tidak merasa khawatir sedikit pun. Bahkan dia ikut gembira karena Miky sudah sama dengannya. Sedangkan para petugas, baik kepolisian maupun pemadam kebakaran, mereka semua sedang sibuk menangani kebakaran yang sedang terjadi di beberapa tempat.
Ledakkan itu sama sekali tidak menyerang rumah warga, tapi di kantor-kantor penting milik pemerintahan yang beroperasi. Banyak polisi dan pemadam kebakaran yang juga sibuk di tempat mereka masing-masing. Karena ledakkan itu tidak hanya di satu tempat saja. Melainkan banyak sekali tempat yang menjadi sasaran ledakkan.
Kepolisian belum bisa memastikan apa penyebab dari ledakkan yang terjadi serempak tersebut. Padahal itu adalah rencana Jimmy yang diam-diam sudah pergi ke hampir seluruh penjuru kota untuk memasang puluhan bom yang dia buat sendiri. Tidak ada satu orang pun yang tahu kalau Jimmy ternyata keluar dari area pemakaman itu dan mencari segala bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah bom.
Setelah melihat semua kejadian itu, Miky sudah
sangat yakin kalau pelakunya adalah Jimmy. Karena tidak mungkin ada orang yang mampu melakukan hal semacam itu, yang membuat seluruh kota terguncang, kecuali Jimmy seorang. Sembilan Hari Yang Lalu. Jimmy merasa begitu bosan berada terus-menerus di rumah pemakaman ini.
Apalagi kalau sudah malam hari, suasana mencekam di area pemakaman terasa begitu pekat. Jimmy yang seorang indigo pun harus
dibuat bingung dengan dirinya. Jika dia keluar, maka sudah pasti akan banyak orang yang siap untuk menghabisinya. Tapi jika tidak keluar, maka dia gila karena harus berhadapan dengan sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.
Imbasnya, Jimmy kadang berbicara sendiri, marah-marah sendiri, dan juga tertawa sendiri. Namun karena rasa bosan sudah tidak bisa ia tahan, dengan nekadnya Jimmy pun keluar dari pemakaman itu. Dia berdandan ala Cowboy. Memasuki toko demi toko mencari sesuatu
yang ia sendiri tidak ketahui. Lalu sampailah Jimmy di salah satu toko kecil yang menjual berbagai pernak-pernik yang sangat menawan.
Karena Jimmy adalah orang yang banyak bicara, tidak butuh waktu lama mereka berdua (Jimmy dan pemilik toko) menjadi akrab. Tak diduga sama sekali, ternyata pria kulit hitam yang bernama Jaron itu pernah tinggal di Bloody Grass. Dia dulu tinggal bersama dengan anak dan istrinya. Dan anak dan istrinya meninggal dalam sebuah perampokan. Jaron juga menambahkan, kalau sebenarnya itu bukanlah perampokan.
Tapi memang sebuah rencana pembunuhan. Target utama dari pembunuhan itu adalah Jaron sendiri. Hanya saja kala itu Jaron sedang mabuk berat hingga tak sadarkan diri di dalam garasi mobil rumahnya. Pagi harinya Jaron dikagetkan dengan mayat anak perempuannya di dapur yang sudah terbujur kaku. Sedangkan istri Jaron ditemukan masih hidup dalam kamarnya, dengan luka yang sangat parah, bekas pukulan dan sayatan.
Jaron langsung membopong tubuh istrinya
dan mengambil ponselnya untuk menghubungi polisi. Namun sebuah kenyataan pahit harus Jaron terima, saat istrinya meninggal di rumah sakit, hingga pemakaman anaknya, tidak ada satu pun pihak hukum yang datang untuk mengusut kasus tersebut. Bahkan orang-orang di Kota Bloody Grass juga tidak menyambanginya sama sekali.
Acara pemakam dan lain-lain hanya dihadiri oleh Joran dan keluarganya yang berasal dari jauh. Bahkan salah satu teman Jaron yang sudah lama kenal dengannya saja tidak pernah lagi datang ke rumahnya. Lambat laun Jaron mulai merasa kalau semua kejadian itu sangatilah aneh. Semuanya seperti sudah diatur dengan sangat cermat oleh para pelaku.
Sampai akhirnya Jaron menyadari sesuatu. Istrinya sempat menuliskan sesuatu yang sangat penting, dan disembunyikan dibawah tempat tidur anaknya.
"Apa yang istrimu simpan disana?" tanya Jimmy.
"Sebuah surat untukku."
"Oke?"
"Bloody Grass. Wali Kota. Pembunuhan untuk ritual. Itulah yang dia tulis."
"Ekhm! Aku minta maaf Jaron. Aku tidak bermaksud untuk ikut campur masalah hidupmu. Tapi apakah kau akan diam saja tanpa melakukan apa- apa?"
"Apa yang bisa aku lakukan Jim? Aku sendirian di tempat ini. Semua orang menuduh aku gila. Mereka mengira kalau akulah yang membunuh anak dan istriku sendiri."
"Begini saja. Bagaimana kalau aku memberimu sebuah penawaran?"
"Maksudmu?" tanya Jaron penasaran.
"Bergabunglah denganku. Kita akan membuat sebuah perubahan."
"Aku tahu maksudmu. Dan aku baru sadar, kau adalah orang paling dicari di negara ini. Foto dirimu menyebar dimana-mana. Tapi, aku akan
membantumu. Asalkan dengan satu syarat."
"Apa syaratnya?"
"Kau butuh sebuah ledakan."
"Aku belum paham dengan apa yang kau katakan, Jaron."
"Kau akan paham nanti."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments