Mobil sampai dihalaman rumah Ali, Lizza langsung keluar dan masuk kerumah. Ali dan Dinda ikut menyusul, Lizza mencari keberadaan ka Sarah. Terdengar suara didapur lantai satu Lizza pun kesana, menghampiri Sarah yang sedang masak.
“Ka Sarah” panggil Lizza.
“Udah pulang mana Dinda sama mas Ali?” tanya Sarah sambil fokus memasak.
“Ada tuh dibelakang” jawab Lizza.
“Ka Sarah tumben udah selesai masak” ucap Dinda menghampiri Lizza dan Sarah.
“Iya kebetulan saya pulang cepet jadi biar kalian pulang udah langsung makan” jawab Sarah menyelesaikan masakannya.
“Mas Ali mana?” tanya Sarah.
“Mas Ali udah langsung ke ruang kerjanya” jawab Dinda.
“Lizza kamu buatkan kopi buat mas Ali ya nanti kamu anterin sekalian kamu bersih-bersih nanti kita makan bareng” suruh Sarah pada Lizaa.
“Hah? aku ka? Lizza engga bisa buat kopi ka bisanya bikin teh, udah teh aja ya ka” ucap Lizza tersenyum.
Dinda dan Sarah tertawa mendengar jawaban Lizza, yang ternyata tidak bisa membuat kopi.
“Yasudah sebisa kamu aja Lizz” jawab Sarah tersenyum.
Lizza mulai membuat teh, aduhh berapa sendok yaa gulanya, ini beneran gula kan? Masa nanya lagi sih keliatan baget aku engga tau apa-apa. Ucap Lizza dalam hatinya.
Setelah selesai Lizza langsung membawa tehnya naik keatas sekalian Lizza pun mandi bersiap untuk makan malam, Lizza sudah sampai didepan ruang kerja Ali. Ragu karena tidak yakin dengan teh buatannya sendiri. Lizza memberanikan memegang knop pintunya dan mulai membukannya.
Crekk..
“Ka, Ka Ali” panggil Lizza masuk kedalam ruangan Ali.
Tidak lama kemudian Ali keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk saja menutupi bagian bawanya, Lizza terkejut melihatnya.
“Aaahhhhhh” teriak Lizza menutup matanya dengan tangan kirinya karena tangan kananya memegang teh.
“Kamu ngapain kesini? Kenapa engga ketuk pintu dulu sih?” tanya Ali.
“Kakak kenapa engga dikunci pintunya” tanya Lizza balik.
“Ngadep belakang cepet, aku mau pake baju nih” suruh Ali.
“Lizza keluar aja dehh ka” ucap Lizza.
“Engga usah udah ngadep belakang cepet” suruh Ali.
“Iya iyaa” jawab Lizza menurut, langsung menghadap kebelakang.
Padahal Ali memakai celana boxter hanya saja dia lilit dengan handuk bagian bawanya tapi memang dia tidak memakai baju, Ali langsung mengambil baju warna merah maron lengan pendek berpaduan dengan celana boxter motif.
“Sudah, sudah aku udah selesai” ucap Ali menggosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil.
“Nih teh buat kakak, ka Sarah yang suruh” ucap Lizza menghadap Ali dan memberikan teh buatannya meskipun Lizza ragu dengan teh buatannya itu.
“Hhmm, makasih” jawab Ali mengambil tehnya dan mulai meminumnya.
“Kalau minum duduk dong ka” tegur Lizza.
Ali pun akhirnya duduk disoffa dengan ekspresi yang aneh, Lizza melihat itu langsung menghampiri Ali dan duduk disamping Ali.
“Apa tehnya enak ka?” ucap Lizza ragu.
“Hhhmmm enakk” jawab Ali dengan ekspresi aneh dan mencurigakan.
“Kakak bohong ya, sini Lizza cobain" ucap Lizza berusaha mengambil teh yang ada ditangan Ali namun Ali tidak memberikannya.
“Ini enak ko, nih kamu liat ya kakak habisin” jawab Ali menghabiskan teh buatan Lizza dengan berusaha senyum.
“Kamu lihat nih udah habis” ucap Ali lagi sambil tersenyum memberikan gelasnya pada Lizza lalu meraih air mineral dimeja samping soffa lalu meminumnya.
Lizza melihat didalam gelas masih ada air teh mungkin satu tetes cukup untuk dia boleh rasa tehnya enak atau tidak, Lizza mengangkat gelas itu dan menempelkannya dibibirnya. Setelah Lizza rasa satu tetes itu, Lizza menatap Ali. Ali yang berada disampingnya tersenyum, Lizza terus menatap Ali.
“Kenapa tidak bilang kalau tehnya asin?” tanya Lizza cemberut.
“Aku menghargai kamu karena sudah membuat teh ini untukku” jawab Ali.
“ngomong-ngomong aku seneng kamu mau minum gelas bekas aku tadi minum, mau minum ini juga” menawarkan gelas berisi air putih yang ada ditangan Ali.
Lizza mengangguk, Ali memberikan gelas yang ada ditangannya. Lizza mulai meminumnya sampai habis, Lizza melirik Ali lagi.
“Maaf” ucap Lizza.
“Engga papa, udah sana mandi bau” ledek Ali menghibur sambil menutup hidungnya.
“Iiihhh apaan sih ka Ali nyebelin banget” jawab Lizza.
Keduanya pun tertawa bahagia, seolah mereka saling meluapkan cinta satu sama lain. Bagaimana tidak sudah cukup membuat Ali bahagia, Lizza mau meminum gelas yang sama dengannya. Bahkan sekarang kecanggungan keduanya tidak ada lagi, keduanya sudah akrab layaknya sepasang kekasih. Kenapa aku begitu bahagia dekat dengannya? Apa aku sudah mulai jatuh hati padanya, ucap Lizza dalam hatinya.
Jangan biarkan waktu ini berlalu ya Allah.. saya ingin tetap melihatnya tersenyum bahagia seperti itu, ucap Ali dalam hatinya.
Notes!!
Jangan lupa follow, like, and comment yang positif ya gaes biar jadi kekuatan tersendiri buat yang nulis🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
BuDe Pipit
Mnusia tmpatnya slah n lpa,aku jg klo lg bru"/ga konsen krja d dpur ska ktuker😂
2021-04-13
1
Ceu Euis Awank
kebangetan klw gk tau gula sm garam...ter la lu...hr gni emng ada ?
2021-03-01
0
Siti Nurjanah
baik bnget s ali.semoga cpt2 terbuka pintu ht nya lizza y
2021-01-14
1