Keesokan harinya, Lizza sudah berada dikampusnya diantar sama supir yang biasa mengantarkannya kekampus. Lizza benar-benar berfikir kemana laki-laki itu pergi sampai tidak pulang, kenapa kabur dari masalah, kenapa tidak diselesaikan secara musyawarah? Kenapa kamu menghilang sih kaaaaaaaa. Teriak Lizza didalam hatinya.
Jam pelajaran selesai menunjukan pukul 16:19 Wib, Lizaa keluar dari masjid kampus. Tidak sengaja bertemu dengan Zaynab, keduanya duduk diteras depan masjid.
“kamu kenapa sih Lizz? Kayanya banyak fikiran banget” tanya Zaynab.
“kayanya aku harus cari ka Ali deh Zaa biar masalahnya selesai” jawab Lizza bersemangat.
“Masalah apaan sih maksudnya aku kan engga faham” ucap Zaynab bingung arah bicara Lizza kemana.
“Aku engga bisa ceritain ke kamu, nanti dehh kalau aku sempet” jawab Lizza.
“Yaudah aku do’akan yang terbaik buat kamu Lizz, kalaupun ada masalah aku yakin kamu bakal bisa nyelesain semuanya” ucap Zaynab memberikan semangat pada Lizza.
Seorang dosen mengahmpiri kedua wanita yang sedang duduk diteras masjid, dosen tampan dan juga berwibawa.
“Zaynab” panggil dosen tampan itu.
“Eh bapak ko ada disini” jawab Zaynab spontan bangkit dari duduknya
Lizza pun ikut bangikit dari duduknya, setelah tau dosen yang berada dihadapannya adalah dosen yang selama ini Lizza suka. Dia bernama Reyza, seorang dosen yang perfect menurut mahasiswi yang tergila-gila olehnya. Dan salah satunya Lizza, tapi tidak dengan Zaynab justru sahabat Lizza menganggap bahwa Reyza biasa saja.
“Saya sudah kirim materi besok lewat e-mail kamu. Besok saya tidak bisa mengajar karena ada seminar disalah satu universitas, jadi nanti besok saya kasih tugas lewat kamu. Setelah selesai kumpulkan dan kirimkan kepada saya, nanti saya nilai” perintah Reyza dosen Zaynab dikelas.
“Tapi kenapa harus saya pak?” tanya Zaynab bingung.
“Karena hari ini saya hanya lihat kamu bukan yang lain, jadi jangan banyak bertanya lakukan saja faham!” tegas Reyza.
“Baik pak” jawab Zaynab pasrah.
“Bapak seminar dimana?” tanya Lizza.
“Kenapa emangnya?” tanya balik Reyza.
“Engga papa pak Cuma mau tau aja” jawab Lizza
“saya rasa tidak perlu menjawabnya” ucap Reyza langsung pergi begitu saya.
“uhuhhhh kamu lihat Lizza dosen itu, kenapa kamu bisa suka dengan pria seperti itu. Bilang makasih aja enggaa, kenapa coba harus aku” ucap Zaynab kesal.
“Menurutku dia baik Zaa hanya saja kitanya yang engga kenal dia makanya kita engga tau” bela Lizza.
“Iya deh yang suka mah, cinta itu kan butua. Ingett kamu udah nikah ya Lizz” ucap Zaynab.
“Zaa anterin aku kerumah abah yuk” ajak Lizza.
“Ngapain Lizz kesana?”tanya Zaynab.
“Ada urusan, mau engga nih anterin aku” jawab Lizza.
“hhmm.. iya hayuu” jawab Zaynab.
Kedua sahabat itu pun pergi menaiki mobil milik Zaynab, beberapa lama kemudian mobil memasuki pekarangan pondok pesantren, sekaligus rumah kediaman abah Lizza.
“Makasih Zaa udah anterin aku, kamu langsung pulang aja ya” ucap Lizza sambil membuka pintu mobil.
“Eh, eh tunggu” tahan Zaynab memegang lengan tangan Lizza.
“Apaan Zaa?” tanya Lizza sedikit kesal, udah tau lagi buru-buru ini lagi Zaynab pake tahan-tahan segala lagi, ada apaan sih nih Zaynab. Ucap Lizza dalam hati.
“Main pergi aja kamu Lizz, engga nawarin aku masuk apa? Seengganya biar aku ketemu abah kamu dulu deh barang kali aja dikasih makan sama minum gratis gitu, hahahaaa” jawab Zaynab tertawa.
“Apaan sih kamu Zaa mikirinnya makanan mulu udah ah, aku masuk ya kamu langsung pergi aja ntar kapan-kapan deh ketemu abah akunya oke. Assalamu’alaikum” ucap Lizza langsung keluar mobil.
“Wa’alaikumussalam, yah elah pelit amat sih Lizz” gerutu Zaynab dalam mobil.
Mobil Zaynab sudah beranjak dari halaman rumah abah, Lizza melangkahan kakinya mendekati rumah dilihatlah mobil milik Ali yang terparkir didepan rumahnya. Ternyata ka Ali engga pulang ada disini, kenapa engga selesain baik-baik sih main kabur aja dari rumah dasar laki-laki pengecut. Kesal Lizza dalam hati.
“Assalamu’alaikum bah, abah” ucap Lizza memanggil abahnya, Lizza langsung masuk tanpa menunggu didepan pintu karena rumah abah rumah dia juga. Hehee..
“Wa’alaikumussalam, masuk nak” jawab ustadzah Imah yang sedang duduk disoffa ruang tamu.
Lizza segera mencium pungung tangan ustadzah Imah, Lizza mendapatkan ciuman dikening dan dipipi kanan kiri oleh ustadzah Halimah.
“Umi abah mana?” tanya Lizza mencari keberadaan abahnya, sambil duduk disebelah ustadzah Imah.
“Abah lagi diruang tvi lagi main sama ponakanmu” jawab ustadzah Imah sambil meminum secangkir teh susu.
“Lizza kesana dulu ya umi” ucap Lizza langsung bangkit dari duduknya setelah melihat ustadzah Imah menganggukan kepalanya.
Lizza menuju ruang tvi dan Lizza melihat abah sedang main bersama ponakan kembarnya, perlahan langkahnya mendekat. Fikirannya memikirkan apakah abah tahu soal ini? Kalau tahu pasti abah akan marah tapi keliatannya abah happy aja pasti abah belum tahu. Aaahhh bagaimana ini? Haruskah aku cerita sama abah tetantang ini. Hati Lizza bergemuruh ribut dalam fikirannya.
“Abah,” panggil lembut Lizza pada Abahnya.
“Iya putriku, ada apa nak? Kamu kenapa kemari?” tanya abahnya.
“Emangnya engga boleh ya kalau Lizza kesini, ini kan rumah Lizza juga abah. Eh ngomong-ngomong ka Ali semalem tidur disini yah bah” tanya balik Lizza, sambil mencium telapak dan pungung tangan abahnya.
“Ali tidur dipondok katanya kagen suasana mondok jadi dia tidur disana dan menjalankan rutinitas santri seperti biasanya, apa ada masalah nak?” jawab abahnya sekaligus berbalik bertanya karena melihat raut wajah Lizza yang semaksimal mungkin dia tutupi agar abahnya tidak tahu dulu saat ini.
“Tidak ada masalah apapun bah, emang ka Ali engga cerita apa-apa ke abah?” tanya Lizza lagi.
“Engga, Ali engga bilang apa-apa” jawab abah.
“Ka Ali sekarang dimana bah?” tanya Lizza lagi.
“Dia dimasjid lagi dengerin ceramah mas Ibnu” jawab Abah.
“Lizza kesana dulu yah bah” ucap Lizza berajak.
“Iya nak, kalau ada masalah dan tidak menemukan titik terang berdo’alah nak jangan lupa” nasehat abahhya seolah tahu putrinya sedang menghadapi masalah.
“Iya bah Insyaallah” jawab Lizza.
Lizza melangkah keluar rumah dan sedikit bersapa dengan ustadzah Imah tadi diruang tamu, Lizza melangkah pergi ke Masjid yang berada dipesantren tidak terlalu jauh dekat dengan rumahnya. Lizza melihat ceramah masih berjalan, dan akhirnya Lizza memilih duduk diteras masjid menyenderkan sebagian badannya kedinding pondasi masjid, menunggu sampai ceramah selesai.
Attention🥳🥳
Maaf banget baru bisa up kemaren² kaga ada kuota, dan alhamdulillah sekarang bisa up kembali. Makhlum ceritanya masih amatiran, menerima kritis, saran, dan pendapat kalian yah kawan. 😉😊 Semoga manfaat, do'ain biar saya jadi orang yang lebih baik lagi. 🙃😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Syarifa Moh Rangga
pak reyza pasti sukanya ke zaynab
2021-08-22
0
Fatma Ningsih
wah menarik
2021-01-18
1
Suharnik
Semangat otorku udah aq ksih vote ama bintang 5💪💪💪❤❤❤⭐⭐⭐⭐⭐
2021-01-12
2