Setelah beberapa hari Lizza libur dari kuliahnya, dan hari ini Lizza sudah bersiap untuk kembali kuliah. Lizza keluar dari kamarnya, melangkah kearah ruang kerja Ali yang berada disamping kamarnya hanya beberapa langkah saja. Karena ada sesuatu yang ingin Lizza sampaikan dengan Ali, dengan ragu dia mengetuk pintu kerja Ali
Tok.. tok.. tok..
"Ka ini aku Lizza" ucap Lizza dibalik pintu, seolah meminta izin dari sang pemilik untuk masuk.
"Masuk" jawab Ali dari dalam ruang kerjanya.
Ckreek..
Lizza membuka kenop pintu ruang kerja, dilihatnya Ali yang sedang duduk didepan leptop yang menyala dihadapanya. Lizza melangkah mendekat dengan ragu, dia pun memberanikan diri untuk duduk dikursi yang ada dihadapan Ali.
"Ka aku mau minta uang" ucap Lizza ragu.
"Iya, aku akan siapkan nanti. Kamu tunggu diruang tamu dulu dengan istri-istriku. Nanti aku kasih uangnya ke kamu" jawab Ali yang fokus pada leptop dihadapannya.
Istri-istrimu? Uuhhh aku benci jadi istri ketigamu!! Protes Lizza dalam hatinya.
Lizza tidak menjawab apapun, dia segera melangkah keluar dan menutup pintu ruang kerjanya dengan perasaan kesal.
Diruang tamu lantai satu Sarah dan Dinda sudah bersiap, Sarah mengajar disalah satu sekolah dasar sedangkan Dinda membantu ibu dan ayahnya yang memiliki toko sembako setiap hari. Itulah rutinitas Sarah dan Dinda, sedangkahn Ali pergi ke perusahan miliknya lalu ditambah Lizza yang harus kuliah.
Ali datang menghampiri ruang tamu, Ali duduk disoffa yang muat hanya satu orang. Dinda duduk disebelah kanan Ali dan Sarah duduk disebelah kiri Sedangkan Lizza duduk disamping Dinda disebelah kanan Ali. Lalu Ali menyodorkan amplop putih yang berisi uang ke Dinda.
"Dinda ini untuk kamu, saya harus bersikap adil dengan semua istri ku jadi ketika salah satu istri saya ada yang meminta uang aku akan kasih secara rata. Tolong difahami" ucap Ali mengawali obrolan setelah selesai sarapan.
"Mas bukannya udah ada jatah perbulan, sayang mas uangnya bisa disimpan buat yang lain" protes Sarah.
Ali menyodorkan amplop putih kearah Sarah.
"Ini untuk kamu juga" jawab Ali santai.
"Bisa kita pergi sekarang, aku akan terlambat nanti" sela Lizza.
Lizza bangkit dari duduknya dan melangkah keluar rumah, Ali menghela nafas lalu tersenyum melihat tingkah Lizza.
Pembicaraan diakhiri, Sarah, Dinda, dan Ali menyusul Lizza keluar dan masuk kedalam mobil.
Sudah menjadi kewajiban Ali untuk menyetir, untuk menghantarkan satu persatu istrinya. Sarah duduk disamping pengemudi, sedang Lizza dan Dinda duduk dibelakang pengemudi. Kebetulan arah tujuan searah sehingga Ali menurunkan secara teratur, Setelah mengantar Sarah kemudian mengantar Dinda. Dan setelah selesai saatnya Ali harus mengantar Lizza,
"Bisa kamu pindah duduk disamping aku?" tawar Ali setelah Dinda turun dari mobil.
Lizza menurut untuk pindah duduk disamping pengemudi lebih tepatnya disebelah Ali, senyum Ali mengembang karena melihat kepatuhan Lizza yang tanpa protes. Walaupun Lizza sama sekali tidak membalas senyuman dari Ali, namun perasaan bahagia yang saat ini Ali rasakan.
Setelah beberapa menit kemudian, sampailah mobil milik Ali didepan university tempat Lizza menimbah ilmu.
"Lizza" panggil Ali menghentikan langkah kaki Lizza yang ingin hendak keluar dari pintu mobil.
"Ini untukmu" menyodorkan amplop putih dihadapan Lizza
"Semoga uang ini cukup buat kamu" lanjut Ali.
"Makasih" jawab Lizza cuek.
Ali menyodorkan tangannya dihadapan Lizza seolah menyuruh agar mencium punggung tangannya, Lizza menurut lalu maraih tangan Ali dan menciumnya dibagian hidung.
Ali menyentuh dagu Lizza menatap dengan penuh cinta. Lalu menarik perlahan wajah Lizza yang didekatkannya ke arah bibir Ali, namun seketika Lizza menahan tarikan lembut dari Ali. Seolah menolak dengan ciuman Ali yang akan mendarat dikeningnya. Ali langsung tersadar dari apa yang ingin dilakukannya lalu segera melepaskan sentuhan tangannya didagu Lizza.
"Maaf, seharuskan aku tidak melakukan itu" ucap Ali menenagkan Lizza yang terlihat takut.
Lizza tidak menjawab apapun dia langsung keluar dari mobil, dan memasuki gerbang kuliahnya.
Sampailah Lizza dikelas lalu duduk dikursi yang biasa dia tempati, seorang pria menghampiri Lizza dan duduk dikursi kosong yang berada disebelahnya.
"Reyhan, bikin kaget aja" ucap Lizza menyadari kedatangan Reyhan teman sekelasnya.
"Sorry udah bikin kamu kaget, habisnya ngelamun mulu sih. Ampe aku dateng engga nyadar" jawab Reyhan.
"Aku engga ngelamun" jawabnya bohong, jelas-jelas tadi dia ngelamun.
"Kamu kemana aja? Ko baru keliatan udah kaya habis nikah aja kamu Liz" ledek Reyhan ceplas-ceplos.
"Apaan sih, kalau aku nikah ntar kamu sama Zaynab aku undanglah" jawabnya berbohong.
Lizza sengaja tidak mengundang kawan-kawannya saat menikah dengan Ali karena dia tidak mau reputasinya rusak karena harus menikah dengan laki-laki yang sudah beristri dan bahkan aku dijadikan istri ketiganya benar-benar memalukan.
"Rey, Zaynab masuk engga? Dia ada dikelasnya atau dimana?" tanya Lizza.
Zaynab adalah teman baik Lizza saat pertama kali masuk kuliah sangat dekat hingga saat ini, keduanya mengambil jurusan yang berbeda itu sebabnya kelasnya pun berbeda.
"Dia pulang kampung katanya sih Liz" jawab Reyhan.
"Ko dia pulang kampung engga bilang sama aku sih, kan bisa kirim wathsap" jelas Lizza bete karena hari ini Lizza pengen ceritain semua yang terjadi didalam hidupnya sama Zaynab.
"Kayanya dia juga mendadak deh dapet info kalau oppanya sakit" ucap Reyhan.
Zaynab bukan asli orang Jakarta, dia lahir dikota johar Malaysia Kuala lumpur. Zaynab lancar bahasa Indonesia karena dari kelulusan SMP dia pindah ke Jakarta melanjutkan SMAnya dan kuliahnya.
"Pantesan aja nomernya susah dihubungin" keluh Lizza
Jam pelajaran dimulai, keduanya menghentikan pembicaraan. Setelah jam selesai, Lizza keruang administrasi karena hari ini dia harus bayar uang semesternya, itu kenapa alasannya meminta uang kepada Ali. Lizza keluar dari ruang administrasi dengan perasaan sedih dan bingung, dia membawa kembali uang yang Ali berikan tadi pagi.
Lizza duduk dikantin, dia tidak memesan makanan apapun karena uang bulanannya saja kurang bagaimana dia bisa makan. Reyhan datang menghampiri Lizza membawa dua botol teh pucuk, meletakannya diatas meja tepat dihadapan Lizza.
"Buat kamu, minum!" ucap Reyhan sambil meminum teh pucuk miliknya.
"Makasih" jawab singkat Lizza.
"Kamu kenapa Liz, sedih gitu mukanya. Tadi aku liat kamu habis dari ruang administrasi baru bayar semesteran ya padahalkan masih ada tiga hari lagi tau" jelas Reyhan panjang lebar.
"Bagaimana aku bisa dapetin uang dalam tiga hari Rey" tanya Lizza sedih.
"Biasanya kamu minta sama Abah kamu kan Liz, kenapa kamu pusing mikirin buat dapet uang" jawab Reyhan.
"Hhm.. maksudku aku boleh pinjem uang kamu engga? nanti aku ganti" pinta Lizza.
"Boleh aja kebetulan aku baru gajian dari kerja part time aku, kamu butuh berapa?" ucap Reyhan.
"Butuh tiga ratus ribu rupiah lagi Rey, buat nambahin kurangnya" jawab Lizza.
"Segitu aja" ucap Reyhan sambil mengeluarkan uang dari dompet kulit hitam miliknya disaku kanan.
"Makasih Rey, nanti aku ganti oke" jawab Lizza bahagia dan selanjutnya memikirkan bagaimana cara membayarnya.
Lizza segera bangkit dari duduknya dan melangkah pergi keruang administrasi menyerahkan uang yang lengkap untuk membayar semesternya, hatinya seketika berubah menjadi bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Fikah Handayani
hadeh ..sakit baca ny.
2021-08-23
0
Putri Auren
adil kan harus nya sesuai kebutuhan.
kalau lizza kebutuhan buat bayar kuliah disamakan dgn yg lain ya itu ga adil nama nyaa
2021-08-16
2
FAH'AISY
nk rak seneng yo emmoh jaluk duwit.
2021-07-25
0