Welcome to Lila Village

Setelah mereka selesai sarapan disebuah rumah makan yang lumayan bagus seperti kata dokter Nata,mereka pun membersihkan wajah dan terlihat segar kembali.Ruby,dokter Anna,dan Lila memoles sedikit powder pada pipi mereka,tidak ketinggalan Candra yang rempongnya gak ketulungan.Setelah semua bersiap,dokter Nata kembali berniat menjalankan mobilnya,tapi sebelum itu ia terlihat masuk kedalam minimarket yang berada pas disamping rumah makan.Ia keluar menenteng dua buah kantong.

"Ini untuk kamu dan Rendra,ibu hamil biasanya cepat lapar,jangan sampai kamu kelaparan dijalan",katanya pada Ruby sambil memberikan satu kantongan penuh yang ditentengnya tadi.

"Apa cuma ibu hamil yang dibeliin?",Candra menyahut sambil melirik sekilas kearah dokter Nata.

"Ini buat kamu,kamu bagi-bagi sama Anna dan Lila",katanya memberikan satu kantongan lagi untuk dibagi-bagi sama Candra.

"Ibu hamil aja dapetnya banyak,lah kita cuma dapet satu dibagi tiga",Candra masih aja mengomel.

"Lu udah dikasi mah gak ada syukur-syukurnya",lagi-lagi Lila yang membalas Candra,Candra cuma mencibir kearah Lila.

Dokter Anna yang sejak tadi memperhatikan dokter Nata cuma diam saja ditempat duduknya.Ia merasa aneh melihat dokter Nata begitu perhatian sama Ruby.Tapi ia buru-buru menepis prasangkanya,mungkin karena Ruby adalah istri Satya,sahabatnya,begitu fikirnya.Ia tidak tau bahwa memang dokter Nata memiliki perasaan lebih pada Ruby.Dokter Natapun kembali melajukan mobilnya,matahari sudah mulai naik diperaduannya.Mereka disuguhkan pemandangan yang begitu indah sepanjang jalan,hamparan sawah yang terbentang luas menambah kekaguman mereka akan alam Indonesia.Candra yang selama ini cuma bolak balik dikota metropolitan seakan terbius oleh suasana pedesaan,mulutnya tidak henti-henti mengungkapkan kekaguman.

Dokter Nata hanya diam saja sejak tadi,ia akan sesekali menjawab saat ditanya oleh dokter Anna.Kalau Ruby hanya sebentar melihat-lihat pemandangan,saat matahari mulai meninggi ia kembali hanyut dalam mimpi paginya.Ia terbangun saat hari sudah siang dan mereka sudah sampai dikota kelahiran Lila.

"Ini sudah masuk jam makan siang,apa kita mampir dulu untuk makan?",dokter Nata bertanya kepada semua tapi pandangannya mengarah kearah Ruby setelah menepikan mobilnya.

"Ibuku dirumah sudah menyiapkan makan siang untuk kita semua,perjalanan kerumah tidak lama lagi kog,cuma butuh waktu sejam lagi",jawab Lila.

"Kalau begitu kita lanjutkan saja perjalanan kak,saya sudah pengen banget istirahat",sahut Ruby

Karena yang lain cuma diam saja akhirnya dokter Nata kembali melanjutkan perjalanan.Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam,akhirnya mereka memasuki sebuah perkampungan yang masih sangat kental suasana pedesaannya.Desa itu terlihat sangat asri dan bersih,sangat nyaman dan terasa dingin.

"Rumah lu masih jauh Lil?",tanya Candra sudah tidak sabaran.

"Gak kog,itu didepan yang ada motor matic diparkir",jawab Lila sambil menunjuk sebuah rumah yang sangat sederhana,didepannya ada balai-balai bambu yang sepertinya digunakan untuk bersantai.

Mereka pun akhirnya sampai dirumah Lila,rumah disana terlihat berjauh jauhan karena masing-masing rumah memiliki kebun disamping rumahnya dan dibelakang rumah terhampar luas daerah persawahan.Ruby merasa senang sekali berada disini,sepertinya keputusannya mengikuti perintah Grandma kesini sudah benar,karena sejenak ia bisa melupakan Satya yang sama sekali tidak memperdulikannya.

"Selamat datang tamu-tamu ibu,muda2han betah selama disini,maaf kalau rumah ibu hanya seperti ini",kata ibu Lila saat mereka semua satu persatu memasuki rumah sambil meraih tangan ibu dan bapak Lila,ada juga beberapa orang keluarga Lila yang turut menyambut mereka.

"Ini juga kami sudah sangat terima kasih bu sudah diterima dengan baik disini",kata Ruby merendah.

"Iya bu,kami mengucapkan terima kasih atas sambutannya yang sangat baik",dokter Nata menambahkan,Candra dan dokter Anna cuma diam saja,mereka terlihat sangat lelah.

"Kalau begitu,silahkan nona-nona muda dan tuan bersih-bersih dulu baru makan siang",lanjut ibu Lila kemudian mengantar tamu-tamunya kekamar masing-masing.Ruby satu kamar dengan dokter Anna dan Rendra,Candra dikamar Lila,sedangkan dokter Nata karena hanya sebentar,ia sementara sekamar dengan Candra,Lila bisa tidur dilantai berlaskan tikar dikamar Ruby.

Setelah semuanya mandi secara bergantian karena kamar mandi dirumah Lila cuma satu dan itu membuat mandinya Candra penuh drama teriak-teriak melihat kamar mandi yang tidak memakai ubin,Candra pun menuju tempat makan yang ditunjuk oleh ibu Lila,ternyata itu sebuah balai-balai besar dibelakang rumah yang lansung menghadap kearah hamparan sawah yang berundak undak.Sambil menunggu yang lainnya selesai shalat,Candra mengobrol dengan keluarga Lila.(balai-balai disini sama dengan gazebo,cuma bedanya balai-balai terbuat dari bambu dan tidak memiliki atap).

"Maaf nak,meja makan ibu kecil,rumahnya juga sempit,kalau kita makan didalam harus ngangkat semua kursi dulu keluar",kata ibu Lila pada Candra.

"Makan disini jauh lebih enak kog bu,bisa sambil liat-liat sawah,dikota M mana ada yang begini,eike suka",Candra berkata sangat gemulai yang membuat keluarga Ruby semua terlihat menahan tawa,meskipun ia belum terlalu terima berada disini tapi ia tidak ingin mengecewakan keluarga Lila yang sudah menyambut mereka dengan baik.

Tidak berapa lama muncul dokter Anna,dokter Nata dan Ruby yang memegang tangan Rendra mensejajari langkahnya.

"Benar-benar indah pemandangan disini bu,saya sepertinya akan sangat betah selama disini",ucap Ruby setelah duduk dibalai-balai.

"Iya bu,suasana yang seperti ini sudah tidak ada lagi bahkan dipinggiran kota M",dokter Anna menimpali.

"Aku udah laper banget,kita makan dulu yah baru melanjutkan muji-mujinya",dokter Nata membuat semua yang berada disitu jadi tertawa.

"Iya nak,ayo dimakan hidangan ala kadarnya,ibu cuma bisa nyiapin makanan kampung seperti ini",ucap ibu Lila mempersilahkan tamunya.

Mereka pun menikmati makanan kampung yang disediakan ibu Lila,Candra beberapa kali terlihat mengerutkan kening saat mencicipi makanan itu,tapi kemudian ia terlihat lahap saat menikmatinya.begitupun yang lainnya terlihat sangat lahap.

"Kamu harus makan yang banyak supaya anak dalam kandunganmu sehat",ucap dokter Nata sambil kembali menyendokkan makanan kedalam piring Ruby,Ruby yang diperlakukan seperti itu merasa risih,sedangkan dokter Anna hanya melirik sekilas.

"Iya kak,makasih perhatiannya",jawab Ruby pelan sambil menunduk.

"Kak Nata baik banget yah sama non Ruby,seandainya saja tuan muda juga seperti itu kita tidak akan jauh-jauh kemari",Candra berbisik ketelinga Ruby.Ruby hanya menyunggingkan senyum mendengar perkataan Candra.

Setelah mereka makan siang,mereka pun menuju kamar masing-masing untuk beristirahat,mereka sudah sangat lelah telah melakukan perjalanan dari semalam.Tinggallah Lila yang masih betah melepas rindu sama keluarganya sambil menemani Rendra.Rendra sepanjang jalan lebih banyak tidur,sehingga ia tidak ingin tidur lagi saat sampai dirumah.Desa Lila sangat dingin,meski tidak memakai pendingin disiang haripun akan terasa sejuk apalagi kamar-kamarnya memiliki jendela disamping,tempat masuknya angin sepoi-sepoi dari luar.

❣️❤️Hai readers2 sayang,bisa up 1 bab lagi nih,tambah2in likenya donk biar entar bisa up lagi❣️

**Kala cinta menuntunmu beranjak dari tempat nyaman,ikutilah ia,mungkin ia akan membawamu ketempat yang lebih indah,tapi jangan menyimpan sepotong hatimu ditempat lama karena ia akan kembali mencari rasanya yang tertinggal🤩🤗

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

jadi pingin ikut ke desa yg ada sawah2nya....

2021-06-26

0

Nanik Nazumi

Nanik Nazumi

like like thor

2021-05-31

0

indah auliya

indah auliya

iy pingin th visualnya

2021-05-22

1

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 Siti Ruby Alya Pramana
3 Menangis
4 Fikiran Satya Terganggu
5 Rencana ke Prancis
6 Kepulangan Ruby
7 Pregnant???
8 Melihatnya!!!
9 Pertemuan
10 Kembalinya Ruby ke Kota M
11 Pernikahan
12 Makan Malam di Rumah Utama
13 Terluka
14 Bertolak ke Sumba
15 Kegelisahan Ruby
16 Rencana Kepergian Ruby
17 Mengatur Rencana
18 Perjalanan ke Desa Lila
19 Welcome to Lila Village
20 Kemarahan Satya
21 Tidak Ingin Pulang
22 Masa Lalu Ruby
23 USG
24 Bahagia
25 Ketemu Delon
26 Kontrakan iLma
27 Kembalinya Rania
28 Ketemu di Salon
29 Akhirnya Rania Tau
30 Ketidak Pedulian Satya
31 Kepedulian Dokter Dinata
32 Membawa Ruby ke Jerman
33 Kepanikan Satya
34 Kerapuhan Satya
35 Terpuruk
36 Dokter Anna Tiba di Jerman
37 Kesedihan
38 Akhirnya Ruby Sadar
39 Air Mata Rania
40 Keputusan Ruby
41 Berbaikan
42 Rendra & Satya
43 Kecelakaan
44 Keberangkatan Satya ke Jerman
45 Rumah Sakit
46 Pertemuan
47 Pembicaraan
48 Perundingan
49 Masa Lalu Rania
50 Kedatangan Satya
51 Mengetahui Kebenaran
52 Mengikuti Satya
53 Rania Tersenyum
54 Mengurus Baby Gyan
55 Pelukan
56 Ruby Sakit
57 Tidur Sekamar
58 Rendra Pergi untuk Selama-Lamanya
59 Visual
60 Kembali ke Rumah Utama
61 Rasa Bersalah
62 Tidak Ingin Menyakiti
63 Pergi
64 Isi Hati Rania
65 Bertemu Untuk Berpisah
66 Kegalauan Dokter Nata
67 Curhat Malam
68 Surat Dokter Nata
69 Meninggalkan Kota M
70 Kembali Rapuh
71 Saat Senja
72 Mencarinya
73 Rencana Menyusul Ruby
74 Perjalanan ke Desa Lembana
75 Bertemu Ibu Mertua
76 Ciuman
77 Kebun Sayur Bu Rumana
78 Warung Mie Kocok Mang Dadang
79 Mengantar Ke Pasar
80 Ikut Ke Kota M
81 Tidur Berpelukan
82 Mulai Menyambut
83 Malam Yang Panjang
84 Sudah Mulai Terbiasa
85 Surat Perceraian
86 Menyetir Sendiri
87 Pertempuran Pagi
88 Penyesalan Bagas
89 Perasaan Lila
90 Jodoh Itu Sudah Diatur
91 Perdebatan
92 Kembalinya Lila
93 Fitting Baju Pengantin
94 Pertemuan Dua Keluarga
95 Konferensi Pers
96 Konferensi pers II
97 Ada apa Denganmu
98 Mulai Mengundang
99 Mulai Mengundang II
100 Bertemu Tidak Sengaja
101 Masih Hati Yang Sama
102 Paket Dokter Nata
103 Hadiah Pernikahan
104 Malam Seserahan
105 Malam Seserahan II
106 Hari Pernikahan
107 Hari Pernikahan II
108 Merasa Frustasi
109 Dokter Nata Menghilang YUNANI
110 Kelelahan
111 Menemui Profesor Ludwig
112 Keberangkatan Dokter Adit
113 TIBA Di YUNANI
114 Berniat Mengirim Ruby Ke Jerman
115 Persiapan
116 Nelangsa
117 Apa Kamu Baik-Baik Saja?
118 Ngidam Cilok
119 Dalam Keadaan Tidak sadar
120 Cilok Tiba Di Jerman
121 Kembalinya Dokter Nata
122 Pernikahan Rania I
123 Pernikahan Rania II
124 Kedua Dokter Siuman
125 Tidak Bisa Percaya
126 Bertanya Pada Hati
127 Apa Itu Pernyataan Cinta?
128 Aku Baik-Baik Saja
129 Satu Kamar
130 Permintaan Tante Arayu
131 Salad Buah Dokter Sophy
132 Antara Kota M dan Jerman
133 Saling Teringat
134 Mengetahui Yang Sebenarnya
135 Pemberitahuan
136 Kecupan Kening
137 Apartemen Bagas
138 Akhirnya Dokter Adit Belah Duren
139 Perubahan
140 Rencana Kepergian Rania
Episodes

Updated 140 Episodes

1
prolog
2
Siti Ruby Alya Pramana
3
Menangis
4
Fikiran Satya Terganggu
5
Rencana ke Prancis
6
Kepulangan Ruby
7
Pregnant???
8
Melihatnya!!!
9
Pertemuan
10
Kembalinya Ruby ke Kota M
11
Pernikahan
12
Makan Malam di Rumah Utama
13
Terluka
14
Bertolak ke Sumba
15
Kegelisahan Ruby
16
Rencana Kepergian Ruby
17
Mengatur Rencana
18
Perjalanan ke Desa Lila
19
Welcome to Lila Village
20
Kemarahan Satya
21
Tidak Ingin Pulang
22
Masa Lalu Ruby
23
USG
24
Bahagia
25
Ketemu Delon
26
Kontrakan iLma
27
Kembalinya Rania
28
Ketemu di Salon
29
Akhirnya Rania Tau
30
Ketidak Pedulian Satya
31
Kepedulian Dokter Dinata
32
Membawa Ruby ke Jerman
33
Kepanikan Satya
34
Kerapuhan Satya
35
Terpuruk
36
Dokter Anna Tiba di Jerman
37
Kesedihan
38
Akhirnya Ruby Sadar
39
Air Mata Rania
40
Keputusan Ruby
41
Berbaikan
42
Rendra & Satya
43
Kecelakaan
44
Keberangkatan Satya ke Jerman
45
Rumah Sakit
46
Pertemuan
47
Pembicaraan
48
Perundingan
49
Masa Lalu Rania
50
Kedatangan Satya
51
Mengetahui Kebenaran
52
Mengikuti Satya
53
Rania Tersenyum
54
Mengurus Baby Gyan
55
Pelukan
56
Ruby Sakit
57
Tidur Sekamar
58
Rendra Pergi untuk Selama-Lamanya
59
Visual
60
Kembali ke Rumah Utama
61
Rasa Bersalah
62
Tidak Ingin Menyakiti
63
Pergi
64
Isi Hati Rania
65
Bertemu Untuk Berpisah
66
Kegalauan Dokter Nata
67
Curhat Malam
68
Surat Dokter Nata
69
Meninggalkan Kota M
70
Kembali Rapuh
71
Saat Senja
72
Mencarinya
73
Rencana Menyusul Ruby
74
Perjalanan ke Desa Lembana
75
Bertemu Ibu Mertua
76
Ciuman
77
Kebun Sayur Bu Rumana
78
Warung Mie Kocok Mang Dadang
79
Mengantar Ke Pasar
80
Ikut Ke Kota M
81
Tidur Berpelukan
82
Mulai Menyambut
83
Malam Yang Panjang
84
Sudah Mulai Terbiasa
85
Surat Perceraian
86
Menyetir Sendiri
87
Pertempuran Pagi
88
Penyesalan Bagas
89
Perasaan Lila
90
Jodoh Itu Sudah Diatur
91
Perdebatan
92
Kembalinya Lila
93
Fitting Baju Pengantin
94
Pertemuan Dua Keluarga
95
Konferensi Pers
96
Konferensi pers II
97
Ada apa Denganmu
98
Mulai Mengundang
99
Mulai Mengundang II
100
Bertemu Tidak Sengaja
101
Masih Hati Yang Sama
102
Paket Dokter Nata
103
Hadiah Pernikahan
104
Malam Seserahan
105
Malam Seserahan II
106
Hari Pernikahan
107
Hari Pernikahan II
108
Merasa Frustasi
109
Dokter Nata Menghilang YUNANI
110
Kelelahan
111
Menemui Profesor Ludwig
112
Keberangkatan Dokter Adit
113
TIBA Di YUNANI
114
Berniat Mengirim Ruby Ke Jerman
115
Persiapan
116
Nelangsa
117
Apa Kamu Baik-Baik Saja?
118
Ngidam Cilok
119
Dalam Keadaan Tidak sadar
120
Cilok Tiba Di Jerman
121
Kembalinya Dokter Nata
122
Pernikahan Rania I
123
Pernikahan Rania II
124
Kedua Dokter Siuman
125
Tidak Bisa Percaya
126
Bertanya Pada Hati
127
Apa Itu Pernyataan Cinta?
128
Aku Baik-Baik Saja
129
Satu Kamar
130
Permintaan Tante Arayu
131
Salad Buah Dokter Sophy
132
Antara Kota M dan Jerman
133
Saling Teringat
134
Mengetahui Yang Sebenarnya
135
Pemberitahuan
136
Kecupan Kening
137
Apartemen Bagas
138
Akhirnya Dokter Adit Belah Duren
139
Perubahan
140
Rencana Kepergian Rania

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!