"Nita..."
"Ansell...kamu tampan sekali. Kamu juga makin tinggi..."
"Nita, ini kamu kan? Nita..."
"Iya Ansell, ini aku Nita, istri kamu."
Ansell hendak mendekati wanita yang dikelilingi cahaya putih, tapi kakinya seolah berat dan sulit digerakkan.
"Nita, kenapa kamu tinggalin aku. Kamu jahat Nita..." Teriak Ansell masih menggerakkan kakinya yang terasa menempel di tanah.
"Bukan aku yang jahat Sell. Tapi kamu!"
"Apa maksud kamu Nita. Kenapa kamu malah menuduhku. Memangnya kapan aku jahat sama kamu..."
Bayangan Nita yang perlahan memudar, kekehan sinis terdengar. "Kalau saja dulu kamu langsung menyatakan perasaanmu padaku, aku pasti tidak akan menderita. Semua ini karena kamu Ansell. Karena kamu. Kamu menyakitiku Ansell...Kamu jahat...."
"Nita..." Ansell tiba-tiba terbangun dengan keringat dingin mengucur membasahi keningnya. Nafasnya tersengal, dengan wajah yang tampak cemas dan ketakutan.
"Kenapa mimpi itu lagi?" lirihnya sambil memijit pangkal hidungnya frustasi.
Ansell menoleh ke sebelahnya kala sebuah tangan menjuntai di kakinya. Tangan mungil, yang semalaman ini memeluk erat tubuhnya.
"Kenapa setiap berada bersamanya, mimpi itu selalu mendatangiku?" Menatap Nesya yang tertidur lelap di sampingnya.
Memang benar adanya, mimpi buruk itu selalu menghantui tidurnya setiap bersama Nesya. Ansell tidak tau mengapa hal itu selalu terjadi setiap Nesya ada bersamanya.
***
Keesokan harinya, saat Nesya pertama kali membuka kelopak matanya, Ansell sudah tidak ada lagi tidur di sampingnya. Jantungnya seketika berdebar, saat menyadari hal itu.
"Daddy..." Nesya duduk seraya menelusuri kamar Ansell tempat mereka tidur semalam.
"Daddy..." Panggil Nesya kali ini ketakutannya semakin bertambah. Takut Ansell akan meninggalkannya lagi.
Nesya turun dari tempat tidur, lalu berjalan menuju pintu kamar mandi yang tertutup.
"Daddy.." Mengetuk pintu dengan tangan mungilnya. Namun tidak ada jawaban, di dalam sana hening.
"Daddy...Daddy di dalam?" Nesya tidak menyerah. Sampai beberapa kali, masih tidak ada jawaban, akhirnya Nesya memutar gagang pintu.
"Daddy.." Nesya masuk ke dalam kamar mandi, memanggil-manggil Ansell. Tapi di dalam sana tidak ada orang sama sekali.
Air matanya mulai mengucur di wajahnya. "Daddy dimana?" Nesya segera keluar dari kamar Ansell, berjalan mencari-cari Ansell di seluruh penjuru rumah.
"Non Nesya ada apa kenapa menangis?" Bibi pengasuh yang kebetulan melihat Nesya, menghampirinya.
"Bibi, Daddy dimana? Kenapa Daddy tidak ada di kamar?" Tanya Nesya dengan isakan kecilnya.
Raut wajah Bibi menjadi cemas dan sedih. "Bibi...jawab Nesya, Daddy dimana?"
"Maaf Non Nesya. Tuan Ansell sudah berangkat ke Jerman, tadi pagi."
Deg
Ketakutan Nesya menjadi kenyataan. Ansell kembali meninggalkannya.
Nesya menggelengkan kepalanya, "Tidak mungkin Bi. Daddy sudah janji sama Nesya, nggak akan pergi lagi. Bibi bohong kan..?"
Nesya mencoba untuk tidak percaya. "Maaf Non Nesya, Tuan memang sudah pergi."
"Tidak...tidak mungkin...Daddy tidak mungkin pergi." Nesya menangis sejadi-jadinya.
"Tidak Bi. Daddy sudah janji pada Nesya, nggak akan pergi lagi..."
"Yang sabar ya Non." Bibi memeluk Nesya, merasa kasihan pada anak kecil yang sudah dirawatnya sejak masih bayi. Siapapun bisa merasakan kesedihan anak sekecil Nesya, yang tidak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari orang tua kandungnya.
Sungguh miris memang, padahal ada Ansell, tapi pria itu tidak bersedia menerima Nesya dalam hidupnya.
Nesya masih menangis sepanjang pagi itu. Dan Bibi butuh kesabaran ekstra untuk membujuk Nesya agar mau makan. Setiap Bibi mengajaknya bicara, Nesya tidak pernah menjawab.
TBC ☘️☘️☘️
JANGAN LUPA LIKE DAN VOTENYA YAAA 😀😁😄🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Meili Mekel
daddyx nyesel krn di hantui rasa bersalahx
2022-06-15
0
Celya Kyungsoo
bikin Nesya dibucin cowok lain biar daddy nya cemburu.
2022-04-04
1
Santý
sabar ya nesya
2022-01-24
0