"Aku... Aku..hamil Sel..."
Bola mata Ansell hampir meloncat mendengar pengakuan itu. Tangannya perlahan melonggar dari bahu gadis itu. Masih mencoba mencerna dan menepis bahwa apa yang dikatakan sahabatnya itu tidaklah benar.
"Kamu bilang apa Nit, coba kamu ulangi, aku rasa aku salah dengar..?"
Bukannya menjawab, Nita malah menangis kencang. Tidak sanggup lagi harus mengucapkan kalimat itu.
"Nita, kamu jangan bercanda...nggak lucu tau nggak..." Ansell masih mencoba tidak percaya. Karena Ansell sangat mengenal gadis di hadapannya ini. Nita adalah gadis baik-baik, dan sangat tidak mungkin Nita melakukan hal menjijikkan itu. Ibaratnya, kata nakal sangat jauh dari perangai Nita.
Nita mengangkat kepalanya, menatap Ansell sendu, lalu menggelengkan kepalanya. "Aku serius Sell, aku... benar-benar hamil..." Lalu menangis lagi.
"Apa!?" Suara bentakan menggelegar di dalam ruangan itu mengalihkan perhatian kedua sahabat itu.
Keterkejutan seketika menguasai mereka, bagaimana tidak ada beberapa orang dewasa yang sedang berdiri di depan kelas menatap mereka penuh amarah yang berapi-api.
Kepala sekolah, sepasang suami istri yang Ansell panggil papa mama dan dua orang guru di belakang mereka menatap keduanya dengan tajam.
"Pah... Mah...?" Panggil Ansell. Ansell melihat raut wajah mereka yang terlihat sedang menahan amarah. Mereka pasti sudah mendengar pembicaraannya dengan Nita.
Ansell melihat Nita yang kini mematung menundukkan kepalanya, gadis itu sudah ketakutan setengah mati. Bagaimana perasaannya saat aib besarnya diketahui oleh orang lain.
"Mah Pah, Pak.. aku bisa jelaskan semuanya. Tadi ucapan Nita nggak benar, dia cuma bercanda..." Arian mencoba menjelaskan kepada mereka.
Namun semuanya di luar dugaan, sebuah tangan kekar melayang dan mendarat sempurna di wajah tampan Ansell. Siapa lagi kalau bukan Papa Hutama, yang sudah termakan akan pengakuan Nita yang tidak sengaja didengarnya.
Ya... Pria itu sudah salah paham pada putranya.
"Papa..." Ansell memegang pipinya yang sedikit memar. Anak muda itu tidak menyangka, sang Papa yang begitu menyayangi dan membangga-banggakannya sanggup menamparnya. Dan inilah pertama kalinya.
"Anak tidak tau diuntung. Kamu sudah mencoreng nama baik Papa!!" Bentak Papa Hutama.
Mendengar itu, Ansell tau Papanya pasti sudah salah paham.
"Pah jangan salah paham. Yang kalian dengar tadi tidak benar. Nita hanya...."
"Diam! Kamu pikir kami tuli haa...?!!"
"Papa tidak menyangka, putraku yang selama ini kubangga-banggakan akan melempar kotoran di wajahku..."
"Pah... Dengarkan aku dulu...Itu semua tidak benar..." Ansell begitu bingung harus mengatakan apa. Papa sama sekali tidak membiarkannya bicara.
"Diam! Jangan panggil aku Papa. Mulai detik ini juga kamu bukan anak saya lagi!" Ucap Papa Hutama dengan tegas tak terbantahkan.
Kilatan gemuruh terasa mengelilingi dunianya. Ansell terkejut sekaligus tercengang mendengar ucapan Papanya. Semudah itukah? Hanya karena satu kata saja hubungan pertalian darah antara dirinya dengan sang Papa putus begitu saja.
"Papa...." Ansell mendekati Papa, tapi Papa langsung menghindar. Dan hal itu tentu saja membuat hati Ansell sakit. Dirinya bagaikan kotoran yang tidak ingin disentuh oleh sang Papa.
"Om tolong dengarkan Ansell. Ansell benar kalau...." Nita yang akhirnya memberanikan diri untuk membela Ansell akhirnya membuka suara. Nita tidak tega melihat sahabatnya itu diadili oleh orangtuanya.
"Dan kamu Nita... Jujur Om benar-benar kecewa sama kamu. Om pikir kamu adalah gadis baik-baik, namun nyatanya.... Om tidak habis pikir dengan kamu." Nita melihat kekecewaan yang mendalam dalam diri orang tua sahabatnya itu.
TBC ☘️☘️☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
wah.. papanya salah.paham. nantu nyesel lho..
2023-12-05
0
Ney Maniez
, 🙄🙄🤔🤔
2023-06-19
0
ousky
y allah
2023-02-03
0