Sejak pembicaraan mereka pada malam itu, Nita akhirnya mengikuti keputusan Ansell. Dimana mereka akan bercerai dalam satu tahun atau setelah anak yang dia kandung lahir.
Memang ada benarnya apa yang dikatakan Ansell. Anaknya akan menanggung perbuatannya jika sampai dia membocorkan aibnya ini. Nita tentu tidak mau jika sampai hal itu terjadi. Anaknya tidak berdosa sama sekali, dan tidak sepantasnya menanggung dosa yang diperbuat oleh orangtuanya.
Nita sebenarnya sangat tersiksa menjalani semua ini. Dirinya yang tidak terbiasa berbohong, harus menahan rasa bersalah dalam hatinya. Terlalu banyak orang yang sudah dia tipu.
Singkat cerita, di usia kandungannya yang sudah tiga bulan, Ansell akan mulai masuk kuliah. Karena Ansell tidak diperbolehkan menempuh pendidikan di luar negeri, dengan terpaksa harus melanjutkan kuliah di Jakarta.
Dengan kecerdasan yang Ansell miliki, pria itu berhasil lolos di Universitas Indonesia, kampus terkemuka di negara ini. Tidak seperti Papa Hutama yang dulunya mengambil jurusan yang mengarah ke politik, Ansell memilih mengambil Management Bussiness.
Papa Hutama juga sangat mendukung Ansell, karena dibalik ilmu politiknya, sebenarnya keluarga Hutama memiliki sebuah perusahaan yang saat ini ditangani oleh tangan kanan Papa. Dirinya yang lebih aktif di bidang pemerintahan membutuhkan Ansell untuk mengurus bisnisnya itu.
Selama dua bulan pernikahan mereka, Ansell yang menyayangi sahabat sekaligus istrinya itu, selalu memperlakukannya dengan baik. Pria itu selalu memastikan keadaan sang ibu dan janin sehat dan tidak kekurangan apapun.
Begitu juga dengan Mama dan Papa, mereka sangat antusias mengurus menantu mereka. Walaupun dengan cara yang salah, akhirnya Nita menjadi menantu mereka.
Hal itulah yang membuat rasa bersalah Nita semakin menjadi. Dia merasa seperti wanita yang tidak tau diri. Memanfaatkan kepercayaan seluruh keluarga ini untuk menutupi aib besarnya. Tidak terbayang oleh wanita itu, reaksi Mama dan Papa kalau tau selama ini dia telah menipu mereka.
Mereka pasti akan sangat membenci dirinya yang berdosa ini.
Walaupun Ansell memperlakukannya dengan baik, tapi Ansell tidak pernah menyentuh Nita. Hanya kontak fisik biasa seperti dulu. Ansell menganggap Nita hanya sebagai sahabat, tidak lebih dari itu. Begitu pun dengan Nita, dia menganggap semua perhatian Ansell hanyalah sekedar rasa kasihan dan kasih sayang antara sahabat.
Jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam, Nita beruntung memiliki sahabat seperti Ansell.
Setelah mereka bercerai nanti, Nita yakin, perempuan yang akan menjadi pasangan hidup pria itu akan sangat beruntung. Tentu saja, terlepas dari parasnya yang tampan, Ansell adalah laki-laki yang bertanggung jawab, pintar dan baik pada semua orang, pasti banyak wanita di luar sana tergila-gila padanya.
Sore itu Nita yang sedang duduk di balkon kamarnya, memandang pekarangan taman samping, yang mengarah dari kamarnya. Ini sudah menjadi kebiasaannya, tubuhnya yang mudah lelah sejak kehamilannya lebih sering beristirahat.
Nita memejamkan matanya sejenak, menikmati matahari sore yang bersemburat di kaki langit. Menyinarkan cahaya merah kekuningan pada bumi hingga memantul kontras pada wajahnya yang semakin mengembung.
Ketenangan wanita itu terganggu ketika sebuah tangan besar menyentuh kedua bahunya.
"Bagaimana harimu?" Suara berat menyapa.
"Ansell kamu udah pulang?" Senyum Nita langsung sumrigah ketika mendengar suara laki-laki itu.
"Hmm.." Ansell bergumam. "Kamu udah makan?"
Nita menggeleng, "Kamu nggak bawa pesananku?" Tatapan Nita penuh harap.
Tadi siang Nita menghubungi Ansell untuk membelikannya sate padang yang ada di dekat sekolah mereka dulu. Biasalah, wanita hamil lagi mengidam.
"Bawa dong. Emangnya bisa kemauan ibu hamil nggak dituruti." Ejek Ansell.
"Mana satenya?" Nita mengabaikan ejekannya dan lebih mementingkan sate padangnya.
"Kamu tuh, bukannya nanyain suami malah mikirin sate." Menggaet hidung Nita. "Bentar lagi Bi Mina datang, lagi pindahin ke piring."
Membayangkan sepiring sate, Nita berkali-kali menelan ludahnya. Mungkin karena hormon kehamilan, nafsu makan Nita naik. Bahkan sekali makan di bisa menghabiskan dua piring nasi. Mama, Papa dan Ansell kadang geli melihat nafsu makan Nita, tapi maklum mengingat Nita sedang mengandung, ada satu nyawa lagi yang harus mendapatkan asupan darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
kutu_bukuʕ·ᴥ·ʔ
ceritanya si ansell jaga jodohnya sejak dalam kandungan ibunya🤭🤣🤣🤣
2023-02-08
1
Binna
y ampun Ansel perhatian banget sih sama nita.. e. ang dasarnya Ansel itu baik
2023-02-01
0
Meili Mekel
apa hati nita tdk tersentuh dgm ansell
2022-06-14
0