Ansell meremas erat surat dari Nita. Air matanya tanpa diminta mengucur membasahi wajahnya. Emosi dalam jiwanya seakan meledak melebur dengan perasaan yang tidak tertahankan lagi.
"Aaaa...."
Pria itu berteriak sekuat mungkin, berharap bisa meredakan ledakan emosinya.
Dan saat itu juga, suara tangisan Nesya, si bayi mungil menggelegar menyahut teriakan Ansell. Bayi itu seolah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Daddy-nya. Kehilangan wanita yang sama-sama mereka cintai, begitu membuat mereka berdua mengalami kesedihan yang teramat dalam.
"Nita..." Pria itu menangis tanpa ditahan-tahan lagi. Saat Nita dihantarkan ke liang kuburnya, Ansell bisa menahan agar tidak menangisi wanita itu.
Namun sekarang, Ansell sudah tidak bisa menahan lagi. Hatinya sakit, begitu sakit tak terperi.
"Kenapa kamu tidak bilang Nita.... Kenapa?" Tangis pria itu.
"Aku juga mencintaimu....Sangat mencintaimu..." Kepalanya berangsur menunduk di atas stir mobil.
Jiwanya kini sudah melemah. Tak ada lagi penyemangat hidupnya. Wanita itu telah pergi. Pergi meninggalkan sejuta rasa yang belum sempat diutarakan olehnya.
***
Tangisan bayi Nesya menggelegar sedari tadi di dalam kamar Ansell. Bibir mungilnya seolah tidak lelah mengeluarkan suara yang bisa membuat telinga bising mendengarnya.
Dan itulah yang terjadi pada Ansell. Pria yang sedang duduk di atas sofa. Dari tadi telinga pria itu sudah pekak mendengar suara tangisan baby Nesya. Namun apa yang dilakukannya, pria itu malah menunjukkan kepalanya, mengabaikan baby Nesya di box bayi.
Ansell menghela nafas panjang, sambil bangkit dari duduknya. Berjalan mendekati box bayi, mengambil baby Nesya sebelum sekian menit memandangi wajah mungil berkerut dalam tangisan itu.
Dan benar saja, baby Nesya langsung tenang setelah berada dalam pelukan Ansell. Ansell membawa baby Nesya duduk di sofa, lalu memberikan botol susu yang disambut secara naluriah oleh bayi itu.
Baby Nesya terlihat anteng berada dalam gendongan Ansell. Bayi itu seperti memiliki ikatan batin yang kuat dengan Ansell, padahal kita tahu sendiri bahwa mereka tidak memiliki hubungan darah sama sekali.
Ansell memperhatikan baby Nesya yang kini sudah bisa membuka matanya. Melihatnya dengan mata berbinar. Manik hitam bulat, persis seperti milik ibunya telak membuat hati Ansell bergetar.
Mereka sangat mirip, bibir, hidung dan matanya hampir semua sama seperti Nita. Tidak sia-sia bayi ini memiliki nama Nufaira yang melambangkan gadis cantik.
Tangan Ansell tidak tahan untuk tidak menyentuh wajah bayi mungil itu. Ditelusurinya semua setiap sisi wajah lembut itu.
Sudah satu bulan sejak Ansell menemukan surat dari Nita. Ansell memutuskan untuk tetap merawat bayi ini. Seperti permintaan Nita padanya, dia akan berusaha keras memenuhi permintaan terakhir wanita itu.
Cintanya yang sudah terlanjur besar untuk Nita, membuat Ansell enggan menolak permintaannya. Apapun itu, sesulit apapun itu Ansell akan berusaha memenuhinya, karena dia benar-benar mencintai wanita itu. Bahkan untuk merawat bayi ini, Ansell rela.
Namun bukan berarti Ansell sudah menerima bayi ini dalam hidupnya. Semua Ansell lakukan, semata-mata hanya untuk memenuhi permintaan terakhir wanita yang teramat dia cintai.
Biarlah Ansell mengorbankan dirinya, yang penting Nita bahagia di alam sana.
Keesokan harinya...
"Ansell... kamu serius akan pindah ke Jerman?" Tanya Mama dengan mata berkaca-kaca.
"Iya Mah. Secepatnya, mungkin besok atau lusa, Ansell akan pergi." Jawab Ansell datar.
"Secepat itukah? Lalu bagaimana dengan Nesya?" Air mata Mama menggenang.
"Jadwal kuliahku sudah mulai pada minggu depan. Dan untuk Nesya, Ansell titip sama Mama Papa. Tolong jaga Nesya, Ansell pasti cepat pulang."
TBC ☘️☘️☘️
ANSELL NINGGALIN BABY NESYA,😭 GIMANA DONG... TABOK ANSELL NGGAK YAH
JANGAN LUPA LIKE DAN VOTENYA YAAA YAAA 😀😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Binna
ditinggal ke Jerman.. giliran pulang anaknya udah jadi gadis belia...
2023-02-06
0
Nia Sayarifa
huaaaa sini kutabok!😭
2023-01-22
1
Nia Sayarifa
ini nih alasan kalo cinta itu ungkapkan daripada berakhir kayak gini mah, apapun hasilnya harus diterima, daripada kayak gini tanpa pernah mengungkapka satu sama lain nyesel akjhirnya
2023-01-22
0