Hari demi hari, bulan demi bulan dapat dilalui Nita dan Ansell dengan damai. Walau sampai sekarang Nita masih memendam rasa bersalahnya kepada satu keluarga itu, namun dia berusaha agar dapat meredam perasaannya.
Dia berusaha tidak memikirkannya agar terhindar dari stres, mengakibatkan terganggunya bayi dalam perutnya. Tidak terasa usia kandungannya sudah delapan bulan, itu artinya anaknya akan lahir dan sebentar lagi Nita dan Ansell akan bercerai.
Mengingat itu membuat Nita menjadi sedih. Jujur saja, sekuat apapun dia membentengi hatinya agar tidak menumbuhkan perasaan cinta pada Ansell, tetap saja rasa itu tetap tumbuh. Lagi pula wanita mana yang tidak akan luluh akan semua perhatian Ansell padanya. Meski semua yang dilakukan Ansell hanyalah sekedar sebagai sahabat, Nita tidak bisa membohongi perasaannya.
Ya, Nita mencintai Ansell.
Rasa sayang sebagai sahabat itu, kini telah berubah menjadi rasa cinta layaknya cinta seorang wanita kepada laki-laki.
Mengingat usia kandungannya yang semakin tua, membuat Nita menjadi resah. Kenapa resah, bukannya bahagia, karena sebentar lagi darah dagingnya akan segera lahir ke dunia.
Ternyata rasa cintanya pada Ansell memiliki pengaruh besar pada kehamilan wanita itu. Nita terus memikirkan dirinya yang akan bercerai dari Ansell setelah anak ini lahir.
Nita yang hamil di usia yang masih sangat belia rentan terhadap pengaruh fisik maupun mental. Dirinya yang terus-menerus memikirkan pernikahannya lama-lama membuatnya menjadi stress yang malah berimbas pada kandungannya.
Sudah beberapa kali, tanpa sepengetahuan Ansell, dan Mama Papa, Nita mengalami sakit pada perutnya. Tapi Nita yang masih belum berpengalaman sama sekali, menganggap bahwa ini hanyalah kontraksi biasa seperti ibu hamil lazimnya.
Nita mengira anaknya sedang aktif di dalam perutnya. Padahal, tanpa dia sadari akan ada suatu hal yang membahayakan dirinya maupun anak dalam kandungannya.
Malam ini, Nita tidak bisa memejamkan matanya sama sekali. Padahal sudah jam sembilan, biasanya dia sudah tidur jam segini.
Bukan tanpa alasan, dari tadi dia gelisah karena pria yang sudah menempati hatinya belum pulang juga. Siapa lagi kalau bukan Ansell. Tidak biasanya dia pulang sampai semalam ini.
Kemana pria itu? Nita bertanya-tanya dalam hati.
Tadi siang Ansell pamit padanya, karena pulang agak sorean, karena mengikuti acara amal di sebuah panti sosial sebagai perwakilan dari kampus.
Tapi Nita tidak mengira, pulangnya sampai semalam ini.
Efek hormon kehamilan, membuat pikiran wanita itu menjadi sensitif. Pikiran buruk kini mulai menjalari otaknya yang polos.
"Apa Ansell sedang.." Nita bermonolog sendiri. Nita takut, Ansell menemukan wanita lain di luar sana.
Nita gelisah. Bolehkah Nita egois sedikit saja? Bolehkan dia menginginkan suaminya sendiri membalas cinta mereka?
Pikirannya semakin kalut memikirkan itu semua. "Jangan sampai Ansell mendapatkan tambatan hatinya di luar sana."
Sudah jam sepuluh, tapi Ansell belum pulang juga. Mungkinkah benar Ansell sedang jalan menemui wanita barunya?
Auu...
Nita meringis ketika merasakan sakit yang teramat di perutnya. Sangat sakit, bahkan lebih sakit dari kontraksi sebelumnya.
"Sakit..." Menggigit bibirnya menahan rintihan akibat rasa sakitnya.
"Mama..." Teriak wanita itu karena sudah tidak dapat menahan rasa sakit ini.
"Mama..." Rintih wanita itu.
Nita berteriak kala sakit itu semakin menjadi bersamaan dengan cairan bening yang mengalir bebas membasahi gaun hamilnya. Lantai kamar yang tadinya bersih kini basah oleh cairan bening itu.
"Nita kamu kenapa..." Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Mama muncul dengan wajah panik, histeris melihat keadaan menantunya yang tergeletak di atas lantai yang sudah basah.
"Mama...sakit Ma..." Teriak Nita hingga akhirnya tidak sadarkan diri.
"Nita..." Mama panik, langsung menghampirinya. Semakin takut saja melihat air ketuban yang merambat di lantai kamar.
"Sayang bertahanlah..." Mama menangis, begitu kalut akan kondisi sang menantu.
"Papa...Papa tolong Nita Pah.." teriak Mama.
Papa yang mendengar teriakan sang istri langsung saja menghampiri arah suara itu berasal. Dan sampai di sana, Papa tidak kalah paniknya melihat sang menantu.
Tanpa membuang waktu Papa mengangkat tubuh menantunya, lalu membawa Nita ke rumah sakit.
TBC ☘️☘️☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Ney Maniez
ishh🙄🙄
2023-06-19
0
Nia Sayarifa
cinta jg akhirny
2023-01-21
0
Nurma sari Sari
gk usah bilang, kalau kamu boleh egois untuk mengharapkan cinta Ansel, dari awal kamu memang sudah egois....😤🙄
2023-01-14
0