My Hot Daddy
Tepat di hari kelulusannya, yang harusnya menjadi hari yang membanggakan bagi kedua orangtuanya, malah menjadi hari paling buruk dan tak akan pernah dilupakan oleh seorang pria yang akan beranjak dewasa bernama lengkap Dario Ansell Hutama.
Begitulah sapaannya. Ansell, pria tujuh belas tahun, yang memiliki paras rupawan. Putra satu-satunya dari keluarga Hutama, keluarga paling disegani banyak orang di kota ini. Bukan hanya itu, keluarga Hutomo juga sering menjadi sorotan publik, media massa maupun negara, karena ayah dari Ansell adalah salah satu petinggi negara yang paling disegani.
Selain rupawan, ternyata Ansell termasuk siswa yang cerdas. Dia selalu menjadi juara kelas, memenangkan setiap olimpiade yang dia ikuti dan perlombaan lain yang berhubungan dengan pengetahuan. Bagi semua orang, Ansell adalah manusia paling sempurna, dibalik kepintaran dan juga latar belakang keluarga yang kaya raya, ternyata Ansell adalah anak yang ramah. Pria yang akan beranjak dewasa itu selalu baik kepada semua orang dan tidak membedakan status sosial.
Sabtu, dua puluh tiga April dua puluh tahun silam, tepatnya di salah satu sekolah ternama di kota Jakarta, tempat dimana Ansell menimba ilmu. Hari ini adalah hari kelulusan bagi siswa kelas tiga di sekolah itu. Tentu saja Ansell antusias, tapi dia tidak terlalu menunjukkannya karena penasaran akan nama-nama siswa berprestasi yang akan terpanggil oleh para petinggi sekolah.
Begitulah Ansell, walaupun sudah mendekati kelulusannya, pria itu masih berkutat dengan buku pelajarannya di dalam kelas. Memang pantas diacungkan jempol, pria itu berhak mendapatkan penghargaan siswa berprestasi tahun ini.
Selama tiga tahun di sekolah ini, Ansell memiliki banyak teman, tapi hanya satu yang dia jadikan sebagai sahabat. Namanya Nita, berumur satu tahun di bawahnya. Nita gadis tercantik di sekolahnya, yang menjadi primadona di sekolah. Banyak pemuda di sekolah yang begitu mengidamkannya menjadi kekasih, tapi tidak bagi Ansell.
Pria itu hanya menganggap Nita sebagai sahabat saja, tidak lebih. Nita juga begitu, gadis cantik itu tidak menerima satu pun pria yang pernah menyatakan cintanya. Nita menganggap mereka hanya melihat paras cantiknya dan tidak ada perasaan tulus untuknya.
Oleh sebab itulah Nita mau bersahabat dengan Ansell, karena sudah lama Nita perhatikan, Ansell seperti tidak memiliki ketertarikan padanya. Maka Nita menyimpulkan bahwa Ansell ada pria baik-baik.
Persahabatan mereka dimulai sejak mereka masih kelas satu SMA dan bertahan hingga sekarang. Mereka saling menyayangi satu sama lain sebagai sahabat.
Nita bukan seperti Ansell yang berasal dari keluarga kaya, melainkan hanya anak dari pegawai bank swasta biasa. Walaupun begitu, Nita tidak pernah memanfaatkan Ansell dalam materi. Mungkin Ansell cerdas, hanya itulah yang bisa dia manfaatkan dari pria itu. Nita yang bukan termasuk siswa pintar, selalu minta tolong diajari oleh Ansell. Dan Ansell dengan senang hati membantunya.
Sekitar sepuluh menit lagi, seluruh siswa akan diarahkan berkumpul di aula sekolah. Tapi Ansell masih sibuk dengan buku pelajarannya.
"Ansell..."
Konsentrasinya terganggu oleh sebuah suara yang amat dikenalnya. Suara yang selalu menggema di telinganya bahkan hampir setiap menitnya di sekolah ini.
"Nita..." Ansell terkejut, ketika melihat Nita sedang menangis senggugukan di ambang pintu kelas.
Ansell langsung berdiri, pria itu sangat cemas akan keadaan sahabatnya itu.
"Kenapa Nita?" Ansell langsung mengusap air matanya begitu sampai didekatnya.
"Kenapa nangis Nit?"
"Ansell tolong aku..." Tangis Nita semakin pecah. Nita beringsut memeluk Ansell erat seakan ingin menumpahkan kesedihannya pada lelaki itu.
"Hei kenapa? Kasih tau sama aku, ada yang jahat sama kamu hmm...?" Ansell mengelus punggung Nita yang bergetar akibat tangisannya.
Ansell begitu bingung, tidak biasanya sahabatnya itu seperti ini. Dan ini sudah sebulan lebih Ansell memperhatikan Nita yang lebih sering melamun dan bergumam tidak jelas. Sudah beberapa kali dia menanyakannya, tapi Nita tidak pernah jujur.
"Ansell... tolong aku....aku..." Suara Nita tersenggal akibat isakannya.
"Sst.. duduk dulu duduk." Ansell menghapus air matanya yang terus mengalir, lalu membawa Nita duduk di kursinya.
"Tenang dulu ya. Sst.. jangan nangis lagi, aku ada di sini." Tangan kekarnya mengusap keringat Nita. Lalu menangkup kedua pipinya menatap manik bulat itu dengan intens.
Ansell bagaikan obat penenang bagi Nita, gadis cantik itu langsung diam. Nita membalas tatapan hangat Ansell, walaupun dia tau Ansell begitu penasaran tapi air matanya tidak bisa berhenti mengalir.
"Kenapa Nit, kamu ada masalah apa? Atau ada yang buat jahat sama kamu hmm? Kasih tau sama aku..."
Tangis Nita malah lebih kencang mendengar pertanyaan itu.
"Hei kok malah nangis. Kenapa Nit, cerita sama aku..."
Ansell sudah tidak sabar lagi. Nita begitu menguras kesabarannya.
"Nit..." Ansell bahkan mengguncang bahu wanita itu untuk menyadarkan sahabatnya itu.
"Ansell aku..." Isaknya.
Ansell mempertajam pendengarannya sangat penasaran akan apa yang akan Nita sampaikan. Namun hingga beberapa detik, Nita malah menangis lagi.
"Kamu kenapa Nit, tolong jangan buat aku penasaran gini." Ansell mulai emosi.
"Aku..."
"Aku... Aku... ha..hamil Ansell."
TBC ☘️☘️☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
😁😁
2024-11-06
0
Aliyah Alaydrus
Bukannya imurnya baru 17 tahun ya ? Ko 20 tahun silam ?
2024-07-12
0
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
😭😭😭😭😁😁😁
2024-04-24
0