Masih di tempat yang sama, Mirai kembali teringat masa lalunya ketika di Tengu. Hari mulai gelap, angin dingin berhembus di tepian danau yang tenang. Mirai hanya terdiam, ia duduk dengan memeluk kakinya dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Suara langkah kaki mendekati Mirai, pria dengan rambut abu-abu itu kini berdiri tepat belangang Mirai. Ada sesikit keraguan dimata merah kecoklatan Aora. Setengah dirnya merasa bersalah sekaligus berhitang maaf karena tidak mempercayai Mirai. Gadis itu, ternyata menyimpan luka dibalik sikap dinginnya
"Yo! Mirai, aku memcarimu dari tadi. Selesai operasi kenapa kau tiba-tiba saja menghilang? " ucapnya sambil menggosok belakang kepalanya yang tidak gatal, Aora nampak malu memulai percakapan dengan Mirai.
Mirai menoleh ke asal suara itu, sambil mendengus pelam menatap pria tinggi dibelakangnya
"Ada apa Aora? Jika kau ingin berterima kasih, lupakan saja. Aku menyelamatkan gadis itu bukan karenamu. " Jawab Mirai acuh
" M- Maafkan aku Mirai, aku sudah mendengar semua dari Shiyuu-senpai" ucap Aora sambil memejamkan mata.
"Kau tidak usah minta maaf, memang begitulah sifat asliku. Dingin dan sering acuh, tapi tetap saja aku tidak peduli dengan pendapat orang lain! "
Aora hanya menatap punggung Mirai dalam diam, ia mengerti sebagaimana rasa sakit yang pernah dilalui gadis di depannya itu. Dalam. Kondisi sepeeti ini, hal apa yang harus ia lakukan untuk memghibur Mirai
"Baiklah kalau begitu! Dari pada melihatmu depresi seperti ini, aku akan mentraktirmu di festival kembang api di desa. Bangunlah! " ucap Aora sambil menarik tangan Mirai, menuntunya mengikuti langkah Aora.
......................
Malam yang cerah untuk mengadakan sebuah festival kembang api, warga desa tumpah ruah menikmati festival yang berlangsung ketika musim semi tiba. Banyak stand makanan, permainan dan aneka pernak-pernik di jual di sepanjang jalan di pusat Desa. Anak-anak, orang tua bahkan pasangan Muda-mudi tampak menikmati meriahnya acara.
Mirai tampak terpukau dengan pemandangan yang ia lihat, matanya tidak lagi memancarkan kesedihan, melainkan kekagunman. Seolaj semua beban di dalam dirinya seakan sirna ketika melihat festival yang meriah itu
Mirai yang berjalan di samping Aora nampak memperhatika sekelilingnya antusias. Ia melihat orang tua dan anak mereka saling berpegangan tangan melewati dirinya, ada juga sepasang kelasih tengah menikmati kencan mereka. Pipi Mirai memerah, ia begitu bahagia melihat pemandangan ini.
Tangan Aora memegang tangan Mirai lembut, menuntunya ke salah satu lomba makan pangsit. Kerumunan orang memenuhi stand lomba makanan, Aora mengajak Mirai mendekatinya.
"Siapa penangtang selanjutnya? "pungkas Host acara
" Aku! " tangan Aora mengangkat tangan Mirai yang sukses mendapatkan Tatapan Horor Mirai
" Dengan ***** makanmu itu, kau dapat merebut hadiah utamanya" bisil Aora jahil.
Hadiah utamanya cukup menggiurkan Mirai, hadiah berupa satu pax daging sapi kualitas Super. Tapi semua itu baru ia dapat ketika mempermalukan dirinya memakan pangsit.
Dengan rasa malas Mirai mengikuti lomba tersebut, belum sempat ia menghabiskan mangkuk terakhir dari total 10 mangkuk jumbo pangsit, nyawanya sudah hampir keluar dari tubuhnya. Jadimya Ia hanya menempati posisi ke dua dengan boneka rubah merah lucu seukuran setengah dirinya sebagai hadiah.
"ini! " Mirai menyerahkan boneka lucu itu ke Aora.
"Kau ambillah, ini hadiah dariku! Boneka itu terlihat seperti dirimu Aora, jadi kau simpan saja! "
"Bukankah, seharusnya laki-laki yang memberikan hadiah? " ucap Aora sambil menerima boneka Mirai ragu. Ada juga alasan lain untuknya, bagaimana mungkin prajurit gagah sepertinya berkeliaran membawa boneka rubah? Bisa-bisa besok seluruh batalion Militer Sora geger
" Kau harus merubah sistem kuno itu, lagian aku tidak butuh boneka itu! "
"Hem! Baiklah, kalau begitu aku beri saja ini, biar kita impas" ucap Aora pasrah, lagian bertengkar dengan Mirai merupakan musibah lain
Aora mengeluarkan jepit rambut kecil berornamen kupu-kupu. Tanpa Mirai sadari ketika ia sibuk berlomba, Aora membeli jepit rambut kupu-kupu berwarna ungu muda itu. Aora pun memakaikan jepit rambut cantik itu di kepala Mirai. Hiasan kupu-kupu berwarna ungu tampak sangat serasi dengan mata cantik Mirai
"Ternyata seperti perkiraanku, kau terlihat cantik mengenakannya! " ucap Aora sambil mengelus rambut Mirai. Mirai tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah. Ia hanya memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan rasa gugupnya. Sejujurnya, baru kali ini mirai menerima sebuah hadiah
"Jangan kau coba berani menghilangkannya, asal kau tahu, itu sangat mahal! " sambung Aora
Mirai hanya bisa mendengus kesal, ia hendak lergi dari sana tapi ucapan Aora mehentikan langkahnya
"Kau tahu apa arti sebenarnya dari kupu-kupu? " tanya Aora
" Emmm? Entahlah! Yang aku tahu, kupu-kupu memiliki arti Psiche. 'Di balik tampilannya yang cantik, dia memiliki sikap kegelapan layaknya seorang iblis psikopat' bukan begitu? Yah! Aku akui aku memang seperti itu" pungkas Mirai
"Bukan. Bukan itu arti sebenarnya ....... "
Ungkap Aora sambil menggelengkan kepala
" Psiche juga dapat berarti jiwa dan penyembuhan. Sama seperti dirimu, jiwamu ada, sebagai bagian dari penyembuhan itu sendiri. Itulah arti kupu-kupu untukmu. Makluk lemah lembut tapi menyimoan sesuatu yang istimewa"
Mirai tertegun mendengar jawaban Aora. Bisakah jawaban itu ia anggap pujian untuk dirinya sendiri? Sambil tersenyum samar, Mirai tenggelam dalam lamunanya
"Kau tahu tentang teori kepakan sayap kupu-kupu? Kepakan halus dan tipis yang mampu membuat sebuah badai di ujung dunia. Itulah dirimu di mataku.
Dengan perubahan kecil yang kau buat, mungkin suatu saat dapat menggerakkan dunia ini" ucap Aora sambil memperlihatkan senyum lewat matanya.
Mirai kembali dibuat membeku ketika mendengar perkataan Aora. Aish! Pria itu benar-benar lihai dalam mencairkan tembok es dihati Mirai. Mungkinkah Aora seorang pemain wanita? Jika tidak, kenapa ia lihai sekali mengambil hati Mirai. Meskipun begitu Mirai tidak bisa menyembunyikan oerasaan senangnya. Tidak lama, seutas senyum menghiasi wajah cantiknya.
"Baiklah! Karna aku berjanji mentraktirmu, serta kau sudah memberiku boneka lucu ini, ayo kita makan lagi! "
" Apa?! Aora tunggu dulu-"
Cuuuuuusssss...... Duarrrrrtr........
Ledakan kembang api mulai menghiasi langit malam. Aora dan Mirai nampak menikmati pemandangan indah di depan mereka. Kilauan warna cantik pecah menjadi bentuk indah di langit.
"Kau tahu Aora, dibandingkan apa pun di dunia, aku berharap menjadi kembang api" ungkap Mirai dengan mata berbinar melihat ke atas langit. Aora memandang sosok di sampingnya itu, alisnya sesikit mengkerut heran
"Bukankah itu artinya kau hanya meledak dan memancarkan cahaya sesaat? “
"Setidaknya itu akan membuat orang-orang lupa akan kesedihan dunia karena ledakan cahaya cantik sesaat. Ledakan itu membuat mereka tersenyum sama seperti yang aku lakukan saat ini " pungkas Mirai
Aora menatap lekat Mirai yang tengah tersenyum, baginya senyuman Mirai nampak lebih Indah dari kembang api di depannya.
" Mirai? Apa itu kau? " teriak Hanna yang di temani Ten dan Rou
" Hanna......? "
Hanna berlari ke arah Mirai dan langsung memeluk tubuh Mirai.
" Mirai maafkan aku, pikiranku terlalu dangkal untuk mengerti perasaanmu" ucap Hanna sambil Menangis. Mendegar penyesalan Hanna, Mirai hanya menepuk bahunya pelan
"Sudahlah Hanna, aku bisa mengerti dari posisimu" balas Mirai
"Oh ya! Anak itu dalam kondisi stabil, semua berkat kerja kerasmu Mirai" ucapnya sambil melepas pelukan
"Aku yang seharusnya meminta maaf, karena tiba-tiba menghilang" sesal Mirai
"Tidak apa-apa, aku bisa mengerti " ucap Hanna sambil menggelengkan kepalanya. Suasana menjadi begitu emosional. Ketiga pria yang melihat drama antara gadis didepan mereka mulai bosan. Sampai kapan mereka harus melihatnya?
" Baiklah kalau begitu, bagaiman kalau kita lesta BBQ? Orang yang sedang memegang boneka di depan kalian berjanji akan mentraktir" ucap Mirai sambil tersenyum jahat.
"Benarkah Aora? Kau terkenal amat pelit, bahkan saat kau dipromosikan sebagai kapten cops kau tidak pernah mentraktir kami. Bukan begitu Ten? " ucap Rou antusias, ia bhakan mengusap perutnya sebagai tanda Rou beriap menguras dompet si tuan pelit
" Benar sekali, kami akan menikmatinya Aora! " balas Ten sambil tersenyum puas
"Baiklah!Ayo kita pergi! " ajak Mirai.
Di satu sisi, terlihat aura gelap mengelilingi tubuh Aora yang membeku. Ia seakan tidak percaya akan membuka kantong berharganya untuk makhluk rakus berkedok teman, yang meninggalkannya sendiri padaha ia yang mentraktir.
" Mirai! Seperti Kupu-kupu! Tampaknya kau memang seorang psiko, bagaimana bisa ia lanjut makan setelah semua tadi?! Astaga, gaji sebulanku harus aku relakan percuma! "
Aora hanya berjalan lemas, mengikuti temannya sambil memeluk boneka rubah lucu.
......................
Jika kalian mulai penasaran bagaimana Aora menyembunyikan wajahnya saat makan di depan teman-temannya.
Percayalah.......
Dibandingkan kekuatan sihir terhebat di dunia ini.
Kemampuannya melahap makanan dengan cepat, dibarengi strategi pengalih perhatian yang licik jauh lebih mengagumkan.....
Itulah hal terhebat dari skill seorang Aora, entah kenapa ia menyembunyikan wajahnya itu?
Jerawat?
Gigi yang tak rata?
Atau jangan jangan wajah kakek-kakek mesum seperti dugaanku waktu itu?
Eh! Berhentilah berpikir yang tidak-tidak Mirai..........
Setidaknya.... Ayo makan yang banyak...... Kita buat kantong orang yang bersikap dingin kemarin itu menangis!
Mwueheheheheheheh......... ~ Mirai PoV
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments