Tahun demi tahun berlalu. Semenjak kejadian itu, Mirai mulai menenggelamkan diri dengan belajar ilmu pengobatan
Banyak desa ia kunjungi. Di luar aktifitas Tengu, dia berkeliling ke berbagai penjuru negeri, terus belajar bagai orang gila akibat kekecewaan pada dirinya sendiri.
Mirai juga kerap mengujungi penjahat-penjahat di berbagai penjara atau di dunia gelap yang membutuhkan pengobatan. Baginya tubuh manusia sampah itu lebih baik digunakan sebagai objek peningkatan kemampuan medisnya.
Bahkan, namanya kian terkenal di kalangan kegelapan. Mirai bahkan memiliki julukan sebagai 'Yuki si tangan es' karena tangan dinginnya mampu menyelamatkan sekaligus membunuh seseorang.
Karena pengalaman itulah, Mirai memiliki kenkou dan keahlian yang luar biasa. Sebagai bentuk akibat kekecewaan pada diri serta rasa sesal tidak dapat menolong orang yang benar-benar memerlukan keahliannya.
......................
Hingga suatu hari, Tengu mendapatkan Misi. Mengantarkan sebuah hartakarun berupa emas batangan ke sebuah desa di Negeri kecil Hii. Misi yang diberikan seorang pedagang besar yang memonopoli harga emas waktu itu.
"Misi kali ini adalah permintaan seorang pedagang kaya raya, ia meminta kita mengawal harta 'suap' ke salah satu pemimpin sebuah Negara kecil di utara" tegas Xio
"Karena kita cukup di beri informasi penting sebagai bayaran. Aku harap kalian menyelesaikan misi ini dengan baik! " tegasnya sambil meninggalkan ruang rapat.
Mirai, Zou, dan Nee hanya duduk tanpa ekspresi, mereka seakan sudah biasa mendengar misi kotor seperti ini
"Jadi? Kita akan membawakan sebongkah makanan untuk seekor tikus tamak? Aku mulai muak! " Zou terlihat enggan menerima perintah, matanya yang menutup malas dengan tangan menopang dagu.
" Kita tidak usah buang-buang waktu, lebih baik kita segera berangkat" pungkas Nee
......................
Di depan gerbang masuk menuju negeri Hii. Tidak ada penjagaan yang berarti. Lebih tepatnya penjagaan yang amat sangat longgar. Para penjaga terlihat sangat acuh, mereka hanya berjaga seadanya sambil Mabuk.
" Kenapa kita harus mengerjakan hal sepele seperti ini? Tidak ada tantangan sama
Sekali" keluh Zou sambil mendorong gerobak penuh dengan emas di dalam peti.
Kedua rekannya tidak menggubris ucapan Zou dan hanya berjalan dalam diam. Tidak seperti biasanya, pakaian para member Tengu hanya menggenukan jubah dengan tudung biasa, layaknya seorang pedagang keliling.
Mereka pun masuk menuju desa Hii, tanpa ada pemeriksaan yang berarti atau orang yang curiga mengenai maksud kedatangan mereka. Penjaga hanya menanyakan tujuan kedatangan sebagai formalitas belaka. Penjaga kemudian melanjutkan menenggak sake dan berjudi, padahal matahari masih tinggi.
Mereka berjalan melewati desa dan menemukan sebau hal yang mencengangkan. Tidak seperti desa normal lain, desa itu tampak mengerikan. Masyarakat desa menderita kelaparan hebat, bahkan tidak jarang mengulurkan tangannya meminta makanan kepada Tengu yang lewat.
Kejahatan seakan menjadi hal lumrah di sana, memang di desa atau bahkan di negara Hii sendiri tidak ada sistem Militer yang artinya tidak ada sihir ataupun hukum militer yang berlaku. Terbukti, lara preman merebut paksa makanan dari warga yang terlihat kelaparan.
Mirai, Zou dan Nee hanya terdiam melihat pemandangan mengerikan di hadapan mereka.
"Sesuai rumor, Negara Hii sebenarnya negara yang kaya. Banyak hasil tambang berkualitas diproduksi dari sini. Namun, karena ketamakan pemimpin Negara nya, desa ini berubah menjadi desa miskin. Negara memonopoli hasil tambang dan menggunakannya untuk menumpuk kekayaan. Terlebih ketika pemerintah di ambil alih oleh Gozu" papar Nee
"Bukankah dia tikus yang akan kita beri makan? " tanya Zou sambil tersenyum jengah
" Hn. Selama pemerintahannya, ia adalah tiran yang menyedot darah rakyat" ucap Nee, mata hijau menyeramkannya menyapu keadaan sekitar
"Tapi ini tidak ada hubungannya dengan misi kita" imbuhnya sambil menatap Mirai. Mirai hanya berdiam diri, wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi berarti.
Mirai pun melangkah melanjutkan kembali perjalanannya, sambil melewati orang-orang yang duduk lemas di tepi jalan.
Tibalah mereka di depan kastil cantik yang sangat kontras dengan pemandangan desa yang mereka temui. Kedatangan Tim Tengu disambut oleh Kerumunan Bapak-bapak warga desa tengah berargumen dengan penjaga kastil sekaligus anak buah Gozu.
"Setidaknya, tuan Gozu harus membayar kami ayas kerja kami di tambang! Bahkan sudah 2 bulan kami belum di bayar....... " tegas salah satu warga dengan putus asa
" Ekonomi Negara sedang tidak stabil, tuan Gozu tidak memiliki cukup uang untuk menggaji kalian saat ini! " kata penjaga mulai berkelit
Melihat kebohongan itu, Zou hanya bisa berdecih kesal, "Heh! Terus apa yang kami antarkan ini? Batu sungai? " pungkas Zou.
Mirai, Zou dan Nee hanya memperhatikan keributan itu dari jauh. Kondisi perdepatan semakin memanas, banyak warga yang meminta hak mereka atas kerja keras yang mereka lakukan
" Itu tidak mungkin, kami menambang berlian dan hasil tambang lain yang cukup bernilai. Tidak mungkin tidak ada hasil dari itu semua"
Protes warga
"Kami tidak tahu itu, cepat pergi dari sini, atau kami akan memukuli kalian semua! "
Penjaga mulai mengeluarkan tongkat kayu, yang sontak membuat warga takut akan ancaman. Salah satu penjaga menoleh ke arah Mirai, ia mengetahui bahwa mereka seorang utusan dan mempersilahkan mereka masuk.
"Silahkan lewat sini, Tuan Gozu sedang menunggu anda" pungkas penjaga
Mereka pun memasuki kastil Indah itu. Seisi kastil penuh dengan kemewahan serta taman hijau yang rindang, benar-benar kontras dengan keadaan sekitar desa yang tandus dan kering.
Mereka memasuki ruang megah di dalam kastil. Pemandangan yang sangat menyebalkan Team Tengu lihat dengan mata kepala mereka
Orang-orang serakah itu, tengah mengadakan pesta mewah dengan hidangan makanan yang lezat. Seluruh 'tikus' negeri Hii tengah berkumpul dalam pesta mewah ditemani gadis cantik. Pandangan Mirai tertuju pada sesosok 'babi' yang nampak seperti Gozu. Degan tubuh tambun serta wajah yang tamak, gozu menyapa mereka.
"Selamat datang! Apakah kalian yang di utus temanku? " ucap Gozu sambil menenggak anggur merahnya. Mereka hanya diam, tanpa membalas perkataan Gozu.
" Seperti biasa, orang Militer nampak angkuh karna memiliki kekuatan sihir! " tegas Gozu jengkel melihat kelakuan Mirai dkk. Gozu tanpa sengaja melihat Mirai, gadis bermata cantik itu terlihat mempesona dan ia mulai tertarik untuk bermain-main dengan Mirai. Sebyum licik terukir di wajahnya. Ia pun memanggil Mirai untuk mendekatinya, dengan penuh ketidak sopan.
"Hei kau yang di tengah, gadis cantik mendekatlah ke arahku! Dibanding kau bekerja dengan pereman itu, lebih baik kau bersamaku, kan aku beri kau kemewahan tidak terhingga. Kau hanya perlu menghangatkan ranjang milikku, bagaimana? " ucap si babi dengan seringai menjijikan
Nee dan Zou geram mereka hampir saja menutup mulut Gozu dengan sihir mereka. Mirai menganggkat tangannya, sebagai simbol 'biar aku saja yang membantai sebiji babi ini'
Mirai mendekati Gozu, dengan senyum terpaksa dia menyapanya.
"Sungguh suatu kehormatan bagiku" ucap Mirai manis sambil mengulurkan tangannya pada Gozu.
Gozu dengan bangga mengulurkan tangannya. Baginya semua wanita sama saja, baik itu dari kalangan Militer atau tidak mereka hanya menyukai uang. Gozu melirik Mirai tatapan merendahkan.
Ketika tangan Mirai menyentuh tangan Gozu, senyum manis diwajahnya menghilang, diganti tatapan dingin menyeramkan. Mirai pun mengeratkan cengkramannya
"Tapi Bagaimana ini? Aku lebih memilih pria tanpa uang tapi tampan daripada dengan babi sepertimu" jawab Mirai sambil menghempas tangan Gozu keras
"Apa kau bilang? " ucap Gozu tercengang
Mirau pun meninggalkan Gozu yang masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Gozu nampak ingin membalas Mirai namun dihentikan salah seorang gadis.
"Tuan! Jangan kau ladeni orang-orang rendah itu, lebih baik kau lanjutkan pestamu"
Gozu hanya mengiyakannya dan melanjutkan pesta tanpa memperdulikan tim Tengu. Lagian ia tahu begitu beresiko berurusan dengan orang Militer.
Mirai berjalan ke arah Nee dan Zou "Misi kita telah usai, kau boleh melakukan kesenanganmu Zou! " ucap Mirai sambil berjalan melewati Zou.
"Tentu saja! " ucap Zou sambil tersenyum. Zou mengaktifkan gyoku ditanganya, sihir Zou mulai bekerja, dari gyoku miliknya keluar sebuah jarum yang di bentuk dari kekuatan sihir miliknya. Zou pun lemparkan jarum itu ke udara. Jarum yang tipis dan kecil, hamoir tidak ada yang menyadari perbuatannya. Setelah menyelesaikan kesenanganya, ia lantas meninggalkan kastil itu bersama Nee dan Mirai dengan tenang.
......................
Beberapa saat setelah mereka meninggalkan kastil itu, Gozu mulai merasakam sakit yang kuar biasa kuat. Sambil menggerang ia memegangi dadanya yang mulai sesak
ARGHHHHHH......
"Kenapa dadaku sakit sekali! "
Orang-orang terkejut dengan teriakan gozu hanya memandang pria gemuk itu heran. Tanpa mereka sadari, tubuh Gozu berubah menjadi ungu dan mengeluarkan uap hitam pekat. Tubuhnya yang gendut mulai menguap dan berubah perlahan mengering, hingga menyisakan tubuh kering bagai zombi.
Melihat kejadian itu orang-orang mulai panik, namun sebuah cahaya mrledak tepat dilangit-langit kastil
Cringggggggh.......
Jarum sihir yang di lempar Zou meledak berubah menjadi jarum berukuran kecil dan mulai menusuk tubuh semua orang di pesta itu. Zou membunuh dengan racun yang ada di dalam jarum itu hanya dalam hitungan detik
......................
Jauh dari kastil itu. Mirai berdiri di depan tubuh seorang anak, tubuh anak itu sudah sangat sekarat. Begitu lemah dan kurus, ia tidak bisa tergolong lagi. Hanya nafas pendek yang masih tersisa.
Mirai menampakkan raut sedih, namun bahkan air matanya tidak sanggup keluar karena melihat ketidak adilan ini.
Setidaknya hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu......
Beristirahatlah........
Terlahirlah kembali...... Jika dunia ini lebih baik.......
Perlahan Mirai mulai mengulurkan tangannya, ia mulai mengelus wajah pucat anak itu. Cahaya biru muncul di jari telunjukknya. Mirai menyentuh dahi anak itu dengan jari telunjuknya berlapis sihir miliknya. Dengan tenang dan bahkan tanpa rasa sakit, Mirai membantu anak itu melepas penderitaanya. Anak itu pun meghembuskan nafas terakhirnya dengan lembut.
Zou yang memperhatikan Mirai hanya memasang raut wajah terkejut, ia pun berbisik ke Nee.
"Lihatlah betapa dinginnya sikapnya itu! Dia membunuh anak itu dengan tangannya sendiri! "
"Bagiku, itu terlihat seperti kehangatan terakhir yang di berikan Yuki untuk gadis itu" ucap Nee yang menagkap arti sebenarnya atas apa yang dilakukan Mirai pada anak itu. Semenyara Zou hanya menaikkan alis kebingungan dengan jawaban Nee. Merekapun meninggalkan desa itu setelah mebalaskan dendam warga desa dalam diam
Nasi kepal terlihat digenggaman gadis itu. Nasi itu adalah makanan yang diberi Mirai untuknya, sebagai bekal meninggalkan dunia yang kejam ini.
Terkadang, aku memberikan uluran tangan dinginku untuk melepas rasa sakit seorang anak kesepian akibat kekejaman dunia ini.
...~Falsh back end~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
MommyAtha
pilihan hati kiara sudah mampir...
2021-12-21
0
anggita
like .,🤗
2021-05-06
1