Malam yang cerah di Desa Besi, meski hawa terasa dingin menusuk. Malam yang begitu cantik dengan bulan purnama serta bintang yang bersinar terang
Wanita tua pemilik Penginapan berjalan pelan menuntun Aora dan Mirai menuju kamar tempat mereka menginap.
Lorong panjang berisi pintu-pintu kamar tamu menghiasi perjalanan mereka. Sesampainya di satu kamar, wanita tua itu berhenti dan menggeser pitu kamar dengan lukisan bunga sakura itu
"Inilah Kamar kalian Tuan dan Nyonya, Mungkin sesikit sederhana, tapi saya harap kalian menikmati kenyamanan tinggal di penginapan kami" ucap wanita berkimono itu.
"Baik, terimakasi nyonya" ucap Mirai dan Aora sambil membungkuk.
Mereka pun memasuki kamar tersebut, sedangkan wanita pemilik penginapan menutup pintu dan meninggalkan ruangan itu.
Kamar yang cukup besar, dengan perapian di tengah ruang serta satu buah Futton dengan dua bantal disiapkan di lantai. Kamar khas jepang yang cantik dilengkapi balkon menghadap ke kota kecil di depannya serta pemandangan purnama yang indah.
Aora mulai menutup pintu balkon dan mengecek apa ada orang di sekitar kamar tersebut.
Sedangkan Mirai yang melangkah menyisiri setiap sudut kamar, dengan teliti memeriksa sudut kamar tersebut, biasanya untuk ukuran desa yang ketat pasti memiliki sesuatu
"Sepertinya sudah aman, tidak ada yang akan tahu kalau- " ucapan Aora mulai terhenti akibat Mirai yang mendorong tubuhnya hingga jatuh ke kasur.
" Aaaa..... Aaapa yang kau lakukan? " tanya Aora terkejut
Tiba-tiba saja Mirai menindih tubuhnya, serta membekap mulut Aora dengan satu tangannya
" Ssst...... " Mirai memberi sinyal dengan telunjuk yang menyentuh bibir Aora
Mirai mulai menatap Aora penuh arti, manik lafendernya seakan mau memberitahukan sesuatu ke Aora ada sesuatu yang aneh. Namun, tidak ada respon dari Aora, pria itu hanya memandang bingung Mirai
" Aish" Mirai mulai kesal
Mirai pun mendekatkan wajahnya ke wajah Aora. Dengan spontan, dan dengan polosnya Aora mulai memejamkan matanya
Dia memang pria bodoh........
Mirai bukannya ingin menciumnya atau apalah yang ada di fantasi Aora, ia ingin memberitahu aora sesuatu yang mencurigakan
"Dasar bodoh!! Apa yang sedang kau pikirkan? " bisik Mirai di telinga Aora.
"Tidakkah kau lihat, ada benda berbentuk kelelawar aneh di dingding pojok ruangan ini? " ucap Mirai sambil memberitahukan posisi kelelawar itu dengan ekor matanya
Sontak Aora turut mengecek keadaan sekitarnya, memang benar sesuatu terlihat di pojok ruangan, sesuatau seperti hiasan kelelawar aneh
" Itu kelelawar sungguhan, Mirai" bisik Aora.
Mereka bahkan tidak mengubah posisi tindih menindih mereka.
Tetap seperti itu, meski yang paling tidak nyaman adalah Aora, sesuatu yang kenyal bahkan ia rasakan mendarat di dada bidangnya
"Mi- Mirai..... Ini terlalu..... "
" Diam bankbank! "
Aora pun diam, toh dia tidak rugi juga. Mata merah kecoklatan Aora kini tertuju ke arah kelewar itu
Kelelawar misterius yang tergantung di pojok ruangan itu. Sangat aneh ada kelelawar di tempat dan di kondisi seperri itu, mengingat kamar yang mereka tinggali sangan terang.
"Oh..... Jadi begitu.... Bagai mana kalau kita bermain kecoh mengecoh dengan mereka? "pungkas Aora dengan kedipan mata yang sulit diartikan Mirai
" Aaa.... Aapa yang kau rencanakan? " tanya Mirai sambil berbisik. Namun tidak di gubris oleh Aora.
Aora pun memeluk pinggang Mirai erat, menuntun Mirai untuk berdiri. Sedangakn Mirai hanya memasang wajah penuh dengan tanya. Apa maksud Aora?
Dengan tubuh Aora yang besar tidak perlu banyak usaha untuk mendorong tubuh kecil Mirai ke tembok, tepat di samping bawah Kelelawar itu.
Dengan satu tangan yang masih erat memeluk pinggang ramping Mirai dan tangan satunya yang menempel di dingding, Aora memblokir celah untuk Mirai bisa kabur. Mirai sekarang benar-benar terjebak oleh tubuh besar Aora.
"Apa yang aku lakukan.... Bodoh? !! " bisik Mirai, meski begitu ia masih ikut dalam permainan Aora
Tanpa sepatah kata dari Aora, ia hanya menatap wajah Mirai dengan manik merah kecoklatannya. Tangan kekarnya mulai mendekati wajah Mirai, mengusap lembut rambut Mirai, hingga turun ke pipi merona Mirai.
Dengan ibu jarinya, Aora lantas mengusap lembut bibir ranum gadis yang sudah berada di dalam kendalinya tersebut.
Mirai hanya mengkernyitkan dahinya, namun di balas kedipan kecil Aora. Aora pun Mendekatkan wajah bermasker itu ke wajah Mirai, Mirai hanya bisa membeku dan tanpa sadar secara otomatis menutup matanya.
Mata kelelawar itu dengan intens merekam apa yang dilakukan dua orang itu. Aora terlihat membenamkan kepalanya di leher Mirai, terus ke atas hingga kepala mereka beradu (di lihat dari posisi kelelawar)
..........
"Bagaimana hasilnya? " tanya wanita tua yang menjadi pemilik penginapan tersebut.
Terlihat seorang pria yang sedang mencakupkan tangan membalasnya
"Sepertinya mereka benar-benar sepasang pengantin baru yang sedang dimabuk asmara, bukankah kurang sopan memata matai kamar pasangan bulan madu?" tegasnya.
" Ini semata demi keamanan, semua tamu yang menginap di sini, berada dalam genggamanku. " jawabnya sambil meninggalkan pria itu.
........
Sekarang nampak pemandangan yang sedang di bicarakan pengintip itu, Aora terlihat masih mendekatkan wajahnya ke Mirai.
Tanpa di sadari oleh pengintip itu, Aora mengarahkan pandangannya ke arah mata kelelawar itu. Aora mentapap tepat ke arah kelelawar pengintai, dengan mata merah merah darahnya
Sringggg.......
Aora berhasil menanam ilusinya, Ia pun melepaskan cengkramannya ke Mirai. Mirai yang mulai sadar, memukul kepala Aora dengan benda di jangkauan tangannya. Naasnya itu adalah sebuah patung kayu hias.
"APA YANG BARU SAJA KAU LAKUKA, DASAR BODOH! "
Tong....... Tong.....
......................
Aora yang sedang bersimpuh, menghadap Mirai yang duduk di depannya. Mirai yang tengah memalingkan wajahnya, berusaha menyembunyikan wajah merah ala kepiting rebus sambil menyilangkan tangannya.
" Kan sudah aku bilang, kita akan mengecoh pengintip itu, lagian aku tidak berencana menciummu, aku hanya menempelkan ibu jariku di bibirmu lalu menciumnya,
secara teknis tidak terjadi apa-apa " ungkap kesal Aora sambil mengelus benjolan di kepalanya.
" Ttttt.... Tttapi tetap saja.. " dengus Mirai sambil tetap memalingkan wajahnya.
" Bukankah, kau sendiri yang bilang, apapun yang terjadi kita haris mengecoh musuh dengan penyamaran, seseorang pasti tertipu dengan apa yang aku lakukan,
Mencium sang istri di tengah bulan madu itu hal yang wajar. Dan kenapa kau malah menutup matamu tadi?
Atau jangan jangan kau memang mengharapkan aku benar-benar menciummu Mirai? " tanya Aora sambil menyipit mengejek Mirai.
" Diam kataku!!
Tong......
Mirai mulai memukul Aora agar ia menutup mulutnya.
"Bagai mana kau mengecoh kelelawar itu supaya mereka tidak bisa memata matai kita lagi? " tanya Mirai penasaran
Sambil menggosok kepalanya yang double benjol, Aora menjelaskan
" Aku memasang sebuah ilusi lewat tatapan mataku ke mata hewan itu, sehingga apa yang dilihat si pengawas adalah ilusi yang di buat olehku.
Tidak mungkin juga kita membunuh kelelawar itu, hal itu mungkin akan meningkatkan kecurigaan mereka terhadap kita"
Ilusi oleh mata? Baru pertama kali aku mendengarnya
"Tapi bukankah aku menyegel kekuatanmu?" tanya Mirai penasaran
"Untuk hal kecil seperti itu, dengan kekuatan sekarang pun mudah melakukannaya. " jawab Aora.
"Memang ilusi apa yang kau tanamkan? " tanya Mirai
" Tentunya ilusi cerita malam pertama yang sering aku baca di buku" jawab Aora sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, plus wajah tidak berdosanya
"DASAR OTAK MESUM!!!!! "balas Mirai dengan mata menyeramkan dengan siku siku di dahinya, mendaratlah pukulan ketiga untuk Aora.
Setelah pertengkaran, malam itu mereka putuskan untuk beristirahat dan melanjutkan misi esok harinya,
berhubung hanya ada satu futon Aora lebih memilih tidur dengan bersandar di dingding dan membiarkan Mirai tidur di futon.
Bahkan dengan selimut dan perapian ini, tubuhku masih merasakan dingin, bagaimana ia bisa tidur kalau seperti ini?
"Hei Aora..... Apa kau sudah tidur? " panggil Mirai
" Bagaimana bisa tidur dalam cuaca seperti ini?
Kau tidurlah jangan hiraukan aku, besok akan menjadi hari yang melelahkan" ucap Aora sembari memejamkan matanya, ia menggunakan rompinya untuk menghangatkan diri
"Jangan berpikiran macam-macam, Awas saja kau. Kemarilah tidur di sini, futon ini cukup luas untuk kita berdua" ucap Mirai.
Tanpa babibu, Aora mulai mendekat dan tidur di bawah selimut yang sama dengan Mirai.
"Padahal aku ingin terlihat gentle di hadapan seorang gadis, tapi mau bagaimana lagi, cuaca di sini membuat seluruh tubuhku kedinginan" ucap Aora
Dasar bodoh kau Mirai, kenapa membuat seorang laki-laki dewasa tidur di sampingmu. Memang kau merasa kasihan terhadapnya
tapi.........
Kalau dia berani macam-macam ku pastikan jiwanya tidak akan melewati malam ini dengan damai
Mirai tenggelam dalam pikirannya, ia menutup erat tubuhnya dengan selimut, melihat hal itu Aora yang berbaring di sampingnya, berbalik tidur membelakangi Mirai.
"Jangan khawatir, meskipun sikap dan penampilanku seperti ini, percayalah aku sangat menghormati seorang wanita,
kau tak perlu takut aku menyerangmu atau apalah hal liar yang sedang kau pikirkan" ucapnya sembari menutup mata
"Aku tidak akan pernah menyentuh seorang wanita tanpa ada ikatan cinta di antara kita, dan aku lebih senag memperlakukan wanitaku dengan manis dan hangat ketimbang memaksakan merampas kehormatan mereka dengan kedok cinta belaka tapi ada hal lebih yang diinginkan, tidurlah..... Ini sudah malam..... "
Mirai tercengang, pria yang selalu bertidak bodoh dan ceroboh itu, baru saja mengatakan kata kata yang terdengar tulus dan serius, baru kali ini Mirai melihat sikap Dewasa Aora.
Mirai hanya diam menatap punggung lebar pria yang tidur di dampingnya, perlahan dia mulai membenarkan selimut rekan misinya itu, berharap angin malam tidak mengganggu tidur rekan bodohnya tersebut.
Sambil tersenyum, dia mulai memejamkan matanya, mempersilahkan sang mimpi menguasai tubuhnya.
.........
Gelap......
Mirai kecil berjalan di tengah-tengah desanya yang hancur lebur.
Genangan air akibat hujan mebentuk kubangan-kubangan air. Di malam yang kelam, Mirai mencoba berlari menuju rumahnya, pemandangan yang mengerikan terlihat di sekelilingnya.
Tubuh-tubuh warga desa yang tergeletak di sepanjang jalan membuat suasana yang amat teramat seram bagi gadis 6 tahun itu. Dengan luka sayatan di tangan kananya, ia mencoba berlari menuju rumahnya.
Tes... Tes.... Tes...
Cipratan air bercampur dengan darah warga yang dibantai terinjak kaki kecil tanpa alas Mirai.
Mencoba tidak melihat apa yang terjadi di desannya, ia mulai menutup matanya dan terus berlari.
"Hiks..... Hiks.... Ayah, tolong Mirai"
Tangisnya sambil terus berlari. Akhirnya, sampai juga Mirai di depan rumah kecilnya.
"Aa.... Aayah tolong aku.... "
Tapi tidak seperti harapnnya, sang ayah tidak ada di sana.
Kreeeet........
Suara engsel pintu tua yang berdecit, Mirai kecil coba masuk ke dalam ruangan gelap itu.
"Ayah...... Apa kau di dalam? " tanyanya
Namun tidak ada satupun jawaban, perlahan dia mulai melangkahkan kakinya memasuki ruanganitu lebih dalam
Ada sesuatu yang aneh mengalir di kakinya, entah itu apa, Mirai coba mengambilnya lewat tangannya.
" Darah? "gumamnya tidak percaya
Dan pandangannya tertuju pada tubuh seseorang yang dikenalinya.
Ttidak..... Ayah...?
......................
Mirai..... Mirai... Hey.... Bangunlah.....
Dengan cepat mirai membuka matanya, wajah yang di penuhi keringat dingin dan mulut yang masih bergetar.
"Hei Mirai, sadarlah..... Kau tidak apa-apa...... Tenanglah itu cuma mimpi buruk" pungkas Aora menenangkan
Mirai pun bangun sambil terus menangis, mimpi itu terkesan nyata dalam ingatannya. Air mata tak hentinya keluar dari matanya, tangisan Mirai sekan menunjukkan betapa takut dan terluka perasaan saat ini
Bingung dengan Mirai yang terus menangis dan menggigil ketakutan, membuat Aora langsung memeluk Mirai.
Grabbb....
"Tenanglah, itu semua hanya mimpi buruk"
Peluk Aora sambil menenangkan Mirai, ia pun menepuk nepuk halus punggung kecil Mirai.
Miraipun tenggelam di dada Aora, sambil menangis sekeras-kerasnya
Entah kenapa dadaku terasa sesak, tak pernah hatiku sesakit ini......
Apakah ini ingatan masa lalu yang di katakan Xio?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Ryosa
he he Mirai malu-malu mau 🤭
2021-10-19
0
Syafira
next lanjut Thor
2021-08-01
0
'
semangat 💪
2020-12-07
0