"Sudah aku duga, selain bodoh dia juga tukang ngaret! " celetuk Mirai sambil berkacak pinggang menanti kedatangan Aora
Potret berbeda Mirai tunjukan hari ini. Tidak ada kesan seorang pejuang militer dalam konsep pakaian yang ia kenakan, melainkan hanya pakaian layaknya gadis cantik pada umumnya
Rambut hitam panjangnya ia biarkan tergerai hingga di bawah pinggang. Tubuh rampingnya, Mirai bungkus menggunakan Tank top berwarna putih polos
Mirai memadukan atasan dengan rok mini cantik berwarna ungu muda, untuk mempersiapkan bulan madu yang manis, Mirai juga memadukan dengan candigran warna ungu yang senada dengan warna roknya.
Wajah tirus dengan mata ungu muda yang mempesona, rambut berponi membingkai wajah sayu Mirai, tidak lupa hiasan kecil tersemat di rambutnya, menambah kesan cantik pada penampilannya.
Bahkan penjaga gerbang Sora mulai curi pandang ke Mirai.
"Yo.... " sapa orang yang sedang ditunggu Mirai sedari subuh.
" Hei! Aora! Kenapa kau terlambat hah? . Bukannya janji kita bertemu jam 5 pagi, jika ada yang terlambat itu harusnya yang wanita kan? " balas Mirai kesal.
"Maaf.... Maaf.... " ucap Aora sambil menunjukkan senyumnya lewat matanya.
Seperti biasa, dia setia dengan maskernya meski ini sebuah misi penyamaran.
Mirai sedikit terkejut dengan penampilan pria di depannya, bagaimana pria bodoh seperti Aora terlihat keren bahkan dengan penampilan casualnya.
Rambut abu abu yang mencuat melawan grafitasi memperlihatkan jidat yang tidak terlalu lebar. Garis wajah yang samar terlihat menawan, meski tertutup masker bodoh.
Tidak pelak menyembunyikan fitur mancung hidungya, meski tidak terlihat Aora sedang senyum ke arahnya dengan mata yang membentuk bulan sabit
Aora begitu pintar memadukan pakaian yang begitu pas dengannya, kesan misterius tidak pernah hilang darinya
Ia memadukan rompi biru muda tanpa lengan degan kerah tinggi, dengan resleting terbuka hingga dada, dipadukan dengan kemeja putih. Lengan bajunya sengaja digulung setengah memperlihatkan lengan kekar miliknya
Chiri khas penampilan Aora adalah kaos hitam yang menutupi hampir sebagian wajahnya (masker ini seperti yang ada di sampul buku) tidak lupa, dipadukan dengam celana hitam menambah kesan cool yang menawan
Keduanya mulai terpana dengan penampilan masing-masing, tanpa menyadari bahwa pipi mereka sama-sama merah menyala.
Aku akui dia cukup mempesona dengan penampilannya
"Ehem! " Mirai mulai sadar akan lamunannya begitu juga Aora.
"Ulurkan tanganmu" ucap Mirai.
Meski heran Aora mulai memberikan tangan kanannya.
Sebuah simbol yang mulai muncul di tangan Aora. Simbol yang berbentuk lambang matahari dikelilingi oleh 4 tanda air yang di hubungkan sebuah garis, melingkari tanda matahari itu, pesis seperti Gyoku di tangan Mirai.
Baru kali ini aku menemukan Gyoku seperti ini, selain 'dia' ternyata Aora memiliki pola simbol yang mirip dengan ku.
Bahkan banyak orang yang aku temui selama ini, tapi gyoku ini. Tentu simbol yang jarang ada.
Mirai kembali dari lamunanya, la lalu mengeluarkan jarum akupuntur dari dalam sakunya.
"Aku akan mulai menekan titik kekuatan tubuhmu" pungkasnya
Perlahan cahaya biru merayap di jarum akupuntur itu. Mirai mulai menekan tiga titik di sekitar simbol telapak tangan Aora.
"Kunci "
Simbolbertulis 'segel' muncul di telapak tangan Aora.
" Sudah selesai, seharusnya kau menghargai kemampuan medisku yang di atas rata-rata ini" sambung Mirai sambil memasukkan kembali jarum ke sakunya
"Heh? Tunggu, tidak ada yang kurasakan" jawab Aora sambil menggerakkan tangannya
"Tentu saja, aku hanya menyegel kekuatanmu, bukan mengambilnya, tentu kau tidak merasakan apa-apa. Tapi ingat, sekarang kau tidak bisa bebas menggunakan kekuatanmu, karna aku sudah menekannya dengan teknik miliku. "
" Bagaimana kalau ada sesuatu terjadi saat menjalankan misi? "tanya Aora
" Makanya aku memberikan ini" pungkas Mirai sambil memasangkan cincin ke jari manis Aora.
"A- apa.... Ini? jangan bilang kau melamarku? " tanya Aora dengan tidak jelas
" Bodoh!!!!
Itu adalah cincin yang terhubung langsung dengan cincin milikku, jika kau terpisah dan terpaksa harus membangkitkan kekuatanmu. Kau tinggal memutar cincin itu, itu akan langsung mengirim sinyal kepadaku sehingga aku bisa melepas segel di tubuhmu" jawab Mirai kesal dengan pikiran pendek Aora
"Oh begitu..... " jawab Aora mangut " Bagaimana denganmu? "
" Tidak sepertimu, aku dapat menekan kekuataku dengan memanipulasinya sesuka hatiku, jadi urusi saja urusanmu sendiri"
"Kau memang berbakat sebagai mata-mata, atau jangan jangan kau memang mata-mata? "
Mirai tertegun mendengar ucapan Aora, mendengar kata mata-mata saja jantung Mirai berdetak cepat
" Hei hei aku cuma bercanda, siapa saja akan mengira kau benar-benar melakukannya, melihat ekspresimu ini" pungkas Aora tertawa sambil berjalan melewati Mirai.
"Aku tidak ingin kau tertinggal, cepatlah kita berangkat atau kakak yang tampan ini akan meninggalkanmu, adik Miraiku" pungkas Aora mulai menjauh
Dasar sesuka hati membuatku hampir jantungan.
......................
Perjalanan menuju Desa besi memakan waktu 2 hari satu malam. Sudah seharian mereka menghabiskan waktu di jalan, mereka memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon yang cukup besar.
Jarak desa Sora dengan desa besi memang tidak terlalu jauh dibandingkan dengan desa-desa yang tersebar di negeri Sora. Alasannya kekuatan militer yang berpusat di desa Sora harus dekat dengan perbatasan guna menjaga kondisi negara yang saling konflik kondusif.
Malam yang cerah, langit mulai berubah gelap dan dihiasi dengan berjuta bintang. Binatang malam mulai keluar mencari makan, malam yang sunyi di tengah hutan, sesekali terdengar suara jangkrik berdenting.
Aora mulai menyalakan api unggun, setelah selesai menyantap bekal untuk makan malam. Mirai mulai membahas detail misi yang akan dilakukan besok setibanya di Desa Besi.
"Ini aku berikan detail informasi mengenai sandiwara pengantin baru kita. Mungkin Desa tidak menyiapkan sebanyak ini, tapi aku mau kau hafalkan ini untuk berjaga-jaga" ucap Mirai memberikan beberapa kertas kepada Aora.
"Apa ini? " tanya Aora.
" Sudah, hafalkan saja.. "pungkas Mirai
" Merepotkan " ungkap Aora sambil membalik halaman demi halaman kertas itu.
Sekilas perhatian Aora tertuju pada Mirai, ia melihat Mirai mengusap kedua lengannya tanda ia merasa kedinginan, bahkan sebuah api unggun tidak bisa mengalahkan hawa dingin di tepi hutan.
Aora pun berdiri mendekati Mirai, dia mulai melepas rompinya dan memakaikannya ke tubuh Mirai,
Mirai terkejut dengan perlakuan Aora, sambil menatap Aora dengan tatapan sulit diartikan
"Apa yang kau lakukan? "
"Aku tahu para gadis ingin terlihat cantik dengan pakaian yang belum tentu membuat mereka nyaman. Jadi kenakan saja itu, akan repot jika kau sakit di tengah misi ini" jelas Aora sambil kembali ke tempatnya dan mulai berbaring membelakangi Mirai
"Aku tahu aku memang manis, jadi jangan baper. Akan merepotkan jika kau jatuh cinta denganku" tambahnya sembari mulai memejamkan matanya.
Cih..... Siapa juga akan jatuh cinta dengan pria bodoh seperti mu
Mirai tersenyum, laki-laki di depannya memang bodoh dan juga begitu manis
Baru kali ini senyuman tulus menghiasi wajah yang biasanya tanpa ekspresi. Sedikit kehangatan yang di berikan pria bodoh di depannya yang bahkan baru sepersekian menit berbaring, sudah mulai mendengkur cukup mengetuk pintu hati Mirai yang membeku
.........
Malam semakin larut, Mirai tidak bisa beristirahat dengan tenang di tempat antah betantah. Tidak seperti seseorang yang berbaring terlentang dihadapannya, entah masih bernyawa atau tidak, Mirai tidak bisa membedakannya.
Sst...... Sst....
Mirai mendongakkan kepalanya ke atas, ia melihat seekor gagak terbang di atasnya. Mirai pun menoleh ke arah Aora yang sedang tertidur.
Dia mulai berdiri dan berjalan pelan mengikuti gagak hitam. Lebih dulu ia memastikan Aora tidak menyadari kepergian Mirai.
..............
Mirai terus berjalan menjauh, hingga tiba di tepian jurang yang tinggi. Pemandangan bulan purnama yang bersinar terang di depannya begitu cantik, tapi bukan itu tujuan Mirai datang ke sana
Ia pun mulai mengulurkan tangannya ke atas, gagak yang tadi terbang rendah pun mulai mendarat di tangannya.
"Ada apa Xio? tidak biasanya kau menghubungiku di tengah misi"
Mirai berbicara dengan gagak sihir ciptaan Xio, media khusus digunakan Mirai sebagai sarana komunikasi dengan sang Leader
"Akan aku beritahu letak target kita yang pertama, itu berada di desa besi" jawab Xio
"Aku memang menuju ke sana, aku rasa aku perlu membangun kepercayaan Desa dengan melakukan beberapa misi untuk kepentingan desa.
Tidak kusangaka, batu itu justru berada di Desa Besi".
"Sudah aku duga, kau dilibatkan dalam misi penyusupan itu. Karena itu Desa Sora meminta 'Mirai' untuk bergabung dan memanfaatkan kekuatannya" pungkas Xio
"Baiklah, akan aku coba mencari keberadaanya, jika memang batu itu berada di sana, akan ku rebut batu itu dari pihak desa"
"Aku percayakan itu padamu, aku dan yang lain akan berusaha menemukan kepingan yang lain"
"Baiklah Leader! "
"Yuki, aku harap, kau jangan sampai terluka"
"Baik Leader, aku tahu itu mungkin membongkar penyamaranku. Darahku yang keluar memang cukup membahayakan penyamaranku"
Darah istimewa Mirai tidak seperti darah pada umumnya, darah yang sedikit berkilau memancarkan aura ketika menetes, jangankan prajurit militer sihir, bahkan orang biasa dapat merasakan kekuatan aneh itu.
"Bukan. Bukan itu maksudku" sela Xio
"Aku tidak ingin kau terluka, karena aku mengkhawatirkanmu"
Mirai mulai tertegun "Le- Leader?"
"Baiklah, cukup sampai di sini" kata Xio
Perlahan gagak itu pun mulai lenyap menjadi abu.
......................
Mirai dan Aora sampai di depan pintu gerbang desa Besi.
Penjagaan masuk desa begitu ketat, para penjaga yang memeriksa setiap orang yang masuk dan keluar, tanpa melewatkan hal kecil apapun.
"Baiklah selanjutnya! " teriak salah satu penjaga, ia terlihat sangat sangar dengan kepala botak penuh lukanya.
"Heh! Kau yang ada di sana! " tunjuk pria itu ke salah satu pengunjung.
"BERANINYA KAU COBA MENIPUKU!!! " teriaknya sambil menarik kerah pria kurus di depannya.
" Bba- B- bagaimana mungkin? " ungkap pria kurus itu, seketika ia di seret oleh beberapa orang penjaga.
Tidak menghiraukan apa yang terjadi, si penjaga sangar mulai memberi aba-aba.
" Siksa semua orang yang coba menyelinap ke desa, perketat pemeriksaan, agar mata-mata seperti itu tidak dapat melewati pintu ini. "
" Baik kapten" ucap semua penjaga kompak.
.......
Mirai dan Aora yang sedari tadi memperhatikan dari balik semak hutan, mulai mengerti bagaimana ketatnya pemeriksaan di Desa Besi.
"Seperti yang dikatakan ketua. Pemeriksaan yang sangat ketat, pantas saja pasukan yang di kirim tidak pernah kembali" ujar Aora sambil menelan ludah, ketakutan.
"**- Ttapi tenang, kakak yang hebat ini akan melindungimu"
Mirai hanya bisa menatap Sebiji makluk di depannya dengan tatapan 'memang kau berani, lihatlah wajahmu dulu'.
"Itu tidak perlu, apa kau sudah menghafal kertas yang ku berikan kemarin malam?
Jangan bilang kau belum hafal, jika itu terjadi aku akan membunuhmu, dan melaporkan sebagai kecelakaan misi" ungkap Mirai dingin
Aora mulai menelan ludahnya, "Tte- tenanglah Mirai! kau jangan khawatir, otak seksiku mengingatnya walau hanya sekali baca" imbuh Aora dengan mengibas-ngibaskan tangannya, tak lupa memperlihatkan eyes smillenya
Hah...... Entah kenapa aku berpikir sel-sel otaknya sudah berhenti berkembang sejak ia menjadi embrio
"Baiklah, ayo kita mulai misinya" pungkas Mirai sambil keluar dari persembunyiannya.
Aora pun mengikuti langkah Mirai. Namun tanpa diduga, dia mulai menggapai tangan Mirai dan melingkarkannya di lengannya yang kokoh.
Mirai pun tersentak, ia masih terpaku dengan apa yang dilakukan Aora saat ini.
"Aku akan mulai peranku sebagai suami romantis untukmu, tentu suami yang baik tidak mau melepaskan genggaman tangan istrinya kan?
Apalagi kita itu akan bulan madu. Ayo kita buat penjaga sangar itu pelajaran bagaimana keuwu an sepasang pengantin baru" sambil menujukkan mata bulan sabitnya yang tersenyum.
Yang efektif membuat wajah Mirai berada di level Kepiting rebus bumbu rica-rica
..........
Mereka menuju pos penjagaan dengan bergandeng tangan, tidak lupa Aora membawakan ransel Mirai di pundaknya.
Ia membiarkan ransel itu tergantung dengan satu tali, sedangkan tangannya yang bebas di masukkan ke kantong dan tangan yang lain memegang tangan kecil Mirai
"Tunggu Berhenti di sana" stop sang kapten penjaga sambil menatap intens Mirai dan Aora
Lalu penjaga itu pun menoleh ke arah temannya yang berada di sebuah pos disisinya. Merasa tidak ada yang mencurigakan, temannya pun mengangguk ke arahnya.
"Kami sudah mensensor kekuatan kalian, tidak ada masalah.
Sekarang sebutkan tujuan kalian datang kesini?! "tegasnya
" Kami datang ke sini untuk menikmati bulan madu kami, aku dengar Onshen di sini adalah yang terbaik di negeri ini. Tentunya aku mau memberikan pengalaman terbaik pada istri cantikku ini" kata Aora sambil melirik Mirai yang masih setia dengan wajah merahnya.
"Jadi begitu, tapi kenapa kau menggunakan masker, apa ada yang kau sembunyikan? " tanya si Kapten curiga
Sudah aku duga. Masker bodoh itu akan menjadi sebuah bencana, aku heran seberapa jelekkah si Bora (bodoh aora) hingga tidak menanggalkan masker itu.
" I-itu...... Anu" jawab Aoba kehabisan alasan.
"Aku tipe istri yang benar-benar protektive ke suamiku. Aku tidak mau jika wajah tampannya menjadi incaran wanita di onsen atau di tempat lain.
Bukankah wanita cenderung egois akan apa yang dimilikinya? " jawab Mirai ketus sambil menatap tajam si kapten.
Si penjaga mulai takut dengan tatapan horor di depannya seakan 'wanita bersuami jauh lebih menakutkan dari semua makluk di bumi' tergambar di wajah sangarnya.
" Ehem! Baiklah, silahkan kalian menuju tahap selanjutnya, kalian akan dipriksa lebih lanjut apa motif kalian datang ke sini"
..........
Di dua ruangan terpisah dengan Aora, terdapat kaca satu arah di depannya. Ini menujukkan mereka sedang diintrograsi oleh penjaga.
"Baiklah, aku akan memulai, pertanyaan penguji ini. Jika benar kalian sepasang suami istri tentu dapat menjawab dengan benar.
Kalian tidak akan mendengar apapun dari ruangan sebelah, cukup jawab pertanyaan yang di arahkan ke kalian.
Sudah ku duga ini akan terjadi, Aora aku harap kau dapat menjawab dengan baik.
"Kalian harus menjawab secara bersamaan pertanyaan ini, pertama tanggal berapa kalian jadian, jawab secara bersamaan? "
" Pertanyaan macam apa ini" batin Aora
1....2....3...
" Di tengah musim dingin di bulan desember tanggal 5 empat tahun lalu" jawab mereka kompak
Untungnya di benar-benar mengingatnya.... Kutarik kata-kata bodooh untukmu Aora
"Kedua, apa warna kesukaan istrimu? "
Yap.....
" Ungu..... " jawab mereka kompak.
" Mereka benar-benar belahan jiwa" batin si penjaga sambil tersenyum heran
Akhirnya mereka berhasil melewati tes itu dengan tingkat kekompakan 100%, tentu saja itu hal yang mungkin.
Mirai sudah mengantisipasi hal ini dengan memberikan sebuah sekenario kisah mereka bertemu hingga bisa menikah, hal itu diperlukan karna dalam sebuah penyamaran, hal kecil seperti itulah yang membongkar kedok dengan cepat
"Kalian sudah melewati tes keaman dengan baik, untuk barang-barang kalian sudah kami kirim ke penginapan kalian.
Di desa ini kalian boleh menghabiskan waktu berlibur, tapi ingat semua turis berada di pengawasan ketat desa Besi.
Semoga kalian menikmati liburan kalian, dan Kalian memang belahan jiwa, aku akui itu" ungkap si Kapten
.............
Mereka pun di antar menuju Penginapan sekaligus pemandian air panas terbesar di desa Besi. Dua orang penjaga mempersilahkan Mirai dan Aora masuk ke lobi bangunan tradisional yang menjadi tempat mereka menginap. Seorang wanita tua menyambut mereka dengan hangat
" SilahkanbTuan dan Nyonya. Kamar kalian sudah kami siapkan" ungkapnya.
Merekapun berjalan mengikuti arah yang ditujukkan ke mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
anggita
Aora., mirai.,😘
2021-04-29
0
✈전Arynn
❤️
2020-12-04
2