"Menagngislah jika itu perlu, keluarkan ketakutan dan kesedihanmu, kau tak perlu khawatir.
Aku disini menemanimu" ucap Aora sembari memeluk tubuh Mirai erat, mengelus rambut gadis yang sedang menangis didekapannya
"Kau tahu, jika kau bermimpi buruk, itu artinya kau selalu bersikap buruk pada seseorang,
Ya.... Kita ambil contoh, sikap burukmu terhadapku, kau selalu saja memukulku, kau tahu itu" canda Aora mencoba menghibur Mirai
Mirai lalu mendorong tubuh Aora, ia termakan guyonan pria itu
"Itu karena sikap bodohmu, Dasar Bodoh" ucap Mirai kesal, meski air mata masih membanjiri pipinya
"Nah, begitu....... Itu adalah sikap aslimu, si pemarah....... Menjadi cengeng tak cocok untukmu" ucap Aora sambil tersenyum, ia pun mengusap pelan pipi Mirai
"Kau cantik ketika kau marah atau tersenyum, Mirai"
......................
Di depan penginapan yang megah, sesosok pria tinggi bersandar di dingding, dengan memasukkan tangannya ke saku celananya menambah kesan cool bahkan ketika ia hanya bediri saja
Tiupan angin mengempas rambut abu abunya, bisa ditebak Aora sedang menunggu Mirai keluar dari penginapan.
Sadar melihat siluet orang yang ditunggu, ia pun mulai berdiri menyapa Mirai.
"Bagaimana keadaanmu?" ucap Aora dengan nada khawatir
"Maaf sudah menunjukkan sikap emosionalku padamu, sekarang lebih baik kita melanjutkan apa yang seharusnya kita lakukan" pungkas Mirai sambil berjalan melewati Aora
Aora heran, kemana perginya gadis yang menangis di dalam pelukannya tadi, yang dia lihat hanya tatapan dingin Mirai yang ia kenal sebelumnya, wanita tangguh yang tidak ada ketakutan sama sekali di matanya.
Aora pun mulai menyusul Mirai, menyamakan langkah dengan gadis setinggi dadanya itu, sesekali ia mencuri pandang gadis yang kini berjalan di sampingnya.
Wajah yang tidak menunjukkan ekspresi apapun, tapi dia yakin, wanita di sisinya itu telah melalui hal yang sulit sendirian.
Mereka terus menyusuri pasar yang penuh dengan barang antik yang di jajakan hampir sepenjang jalan.
Matahari yang mulai terik, lumayan membuat panas tentu membuat siapapun kepanasan, tidak terkecuali Mirai
Melihat Mirai mulai berkeringat akibat panas matahari, Aora mulai berganti posisi di sebelah Mirai, dengan tubuh tinggi besarnya, ia menghalangi sinar matahari untuk Mirai.
Entah kenapa, ia tak ingin wanita di sampingnya kepanasan.
...............
Sepanjang jalan terdapat toko barang antik yang berjejer, Aora dan Mirai memutuskan mulai menyelidiki dari sana.
Mereka terhenti di depan toko yang sedang memamerkan sebuah patung yang terbuat dari kayu hitam, salah satu kayu yang cukup langkadan mahal
"Bukankah ini salah satu patung langka?" gumam Mirai
" Kau benar, ini adalah karya seni langka yang hanya ada satu di dunia. Pemahatnya pun seorang seniman terkenal, dan patung ini adalah karya terakhirnya, sehingga harganya pun setara dengan 50 keping emas" pungkas Aora
"Tapi, kenapa ini di jual di toko yang terlihat tidak begitu besar untuk menjual sebuah karya seni mahal. "
" Kau tidak tahu? Patung itu palsu" jawab Aora enteng
"Bagaimana kau bisa mengetahuinya? "
" Coba kau perhatikan bagian kaki dari patung itu" tunjuk Aora
"Tidak ada yang aneh dari patung itu, kakinya pun terlihat sempurna. "
" Tidak... Kau salah, karena seniman itu tidak membuat karya terakhirnya untuk menjadi sebuah karya yang sempurna, memang kisah ini tidak banyak diketahui para penikmat seni,
Tapi sebelum seniman itu mengakhiri hidupnya sendiri, ia membuat sebuah patung yang menunjukan rahasianya, yaitu bagian jari tengah kakinya tidak normal alias buntung,
Orang-orang menganggap bahwa ia adalah seorang yang sempurna dengan bakat dewa, namun ego itu membuat ia memutus hidupnya karena sebuah cacat di tubuhnya, dan tentu tidak diketahui orang lain. " pungkas Aora
"Bagaimana kau bisa yakin? "
" Aku pernah mengawal salah satu petinggi negeri Sora, dia membeli patung yang sama, dan tentunya itu yang asli.
Tapi sempat tersiar kabar bahwa ada yang mencuri patung itu"
"Jadi apa hubungannya dengan misi kita? "
" Aku belum yakin, tapi mari kita coba buktikan di dalam" jawab Aora sambil menarik tangan Mirai
Mereka memasuki sebuah toko barang antik di sana, ada begitu banyak barang dan semua itu terlihat istimewa dan berkelas layaknya karya seni mahal.
"Selamat datang di toko saya, tuan dan nyonya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang pria besar dengan bekas luka besar di matanya.
"Saya mau bertanya tentang pa- "
Belum selesai Mirai bertanya, Aora dengan cepat merangkul bahu Mirai. Sontak Mirai menoleh ke arah Aora, laki-laki itu pun hanya mengerdipkan matanya.
" Maaf tuan, saya dan istri saya ingin melihat-lihat barang antik disini, bukan begitu sayang? " ucap Aora sambil melihat wanita di pelukannya
" Ooo... Ooh tentu" pungkas Mirai, ia tak tahu apa rencana Aora tapi dia coba untuk mengikutinya.
"Sayang...... Bukankah ayahmu menyukai barang barang seni yang langka di dunia?
Meskipun itu menghabiskan banyak uang, beliau tak peduli dan berharap mengoleksi karya seni yang membuat dirinya puas kan?" pungkas Aora
Sambil tetap merangkul Mirai sesekali menengok wajah si penjual. Ia coba memancing si penjual menuju perangkapnya
Dan berhasil....
Mengetahui pelanggannya sangat tertarik dengan karya seni, dan tentunya mereka terlihat membawa banyak uang
Layaknya turis yang berniat menghabiskan seluruh uangnya, membuat si penjual mulai antusias
" Kalau boleh saya tahu, apakah yang anda cari tuan? "
" Hem, entahlah...... Apa yang akan membuat mertuaku senang?
Sebagai salah satu petinggi negeri Sora, mungkin aku harus menghadiahkannya beberapa karya seni langka, aku tidak peduli harganya, selama itu asli aku akan membayar berapapun
Aku harus berterima kasih karena memberikan putri berharganya menjadi mikikku" ucap Aora smabil tersenyum di balik maskernya, ia pun mengeratkan pelukannya dan membuat Mirai salah tingkah
Apa yang coba kau lakukan?
" Tuan, kalau kau tidak keberatan, maukah kau ikut denganku akan ku tunjukkan beberapa karya seni langka kepadamu"
Ia pun menujukkan ruang rahasia yang ada di pojok tokonya,
Di balik pintu kecil ada sebuah ruang rahasia tempat puluhan karya seni, mulai dari lukisan sampai karya patung yang terbuat dari emas.
" Aneh....... Tak seperti yang dipajang di depan, karya ini ternyata asli" batin Aora
Tanpa di sadari, Aora mulai memberikan Mirai isyarat,
Mirai mengerti, ia lalu mengeluarkan jarum dari dalam sakunya, secepatnya ia menusukkan jarum yang sebelumnya di aliri kekuatan itu ke beberapa titik tubuh si penjual, yang membuat pria bertubuh besar itu jatuh pingsan.
" Sekarang giliranku" uacap Aora
Sambil mendudukkan pria itu, ia pun membuka mata si penjual yang sedang tertidur.
Mata Aora pun mulai berubah merah terang dan menatap mata si penjual
" Sekarang jawab pertanyaanku dengan jujur" ucap Aora ke pria di depannya,
Sontak pria yang setengah sadar dengan mata setengah terbuka itu mengangguk.
"Kenapa kau memiliki barang barang langka ini? Dan bahkan menjual tiruannya? "
" Kami mencuri barang karya seni mahal dan membuat tiruannya untuk mengumpulkan emas, semakin banyak barang yang di jual, semakin banyak emas yang bisa di kumpulkan"
"Emas? Bukankah ada uang untuk transaksi, kenapa hanya emas? " tanya Aora
" Kami tidak menerima transaksi selain dengan emas, karna emas berguna untuk mengimpor besi dari negeri Hoshi. "
" Bukankah desa besi adalah penghasil besi itu sendiri, kenapa malah mengimpor? " ucap Mirai penasaran
" Besi di daerah kita tidak cukup untuk menjalankan rencana ketua desa Besi, butuh ber ton ton besi untuk membuat banyak senjata"
"Senjata? Senjata apa maksudmu? "
" Senjata yang di produksi secara rahasia desa kami" jawabnya.
"Di mana itu dibuat? "
" Di tempat paling dijaga ketat desa ini, yaitu di kantor desa Besi"
"Baiklah, mulai sekarang kau tidak pernah melihat kami, kamu keruangan ini hanya untuk bersih bersih " ucap Aora ke penjual itu dan dibalas dengan anggukan saja.
" Ayo Mirai kita keluar dari sini, sebentar lagi pria itu akan sadar dari dunia ilusinya"
Tegas Aora sambil menggenggam tangan Mirai sambil menuntunnya keluar dari toko itu.
.........
Masih menggenggam tangan Mirai, Aora terus berlari menjauh dari toko itu, sadar dengan apa yang terjadi Mirai mulai menghempas tangan Aora, dan tentunya dengan wajah yang memerah
"Kenapa kau dengan seenaknya menyentuh tubuhku tanpa ijin, dasar bodoh! "
" Maaf.... Maaf....... Aku terlalu mendalami karakterku, lagian kau tampak menikmatinya, terutama saat ku peluk tadi pagi kan....? "
Plak.......
Pukulan manis Mirai mendarat dengan cantik di bahu Aora.
" Dasar bodoh!!! "pungkas Mirai
" Sakit Mirai! Awww... " ucap Aora mendramatisir, sambil mengelus bahunya yang nyutnyutan
" Ngomong-ngomong bagaimana kau tahu barang barang itu adalah asli, berbeda dengan barang yang kita lihat pertama kali?" tanya Mirai
"Sudah ku bilang, jika kau mengenalku lebih jauh kau mungkin akan jatuh cinta denganku...
Baik, perhatian, manis, pintar, dan juga tampan.....
Wanita mana yang menolak pesona itu, dan jangan remehkan aku, aku juga banyak mengetahui berbagai hal" jawab Aora dengan PD nya
"Lupakan pertanyaanku.......
Tapi bukankah aneh menimbun besi sebanyak itu, bahkan untuk membuat sebuah senjata, itu tidak masuk akal? "
Wajah Aora mulai serius
" Bukan tidak masuk akal jika itu akan menciptakan senjata berkekuatan penghancur yang besar,
Kau lupa kekuatan inti yang terdiri dari api, air, tanah dan juga petir tidak mempan pada besi, dengan kata lain besi adalah salah satu hal yang dapat menangkal kekuatan inti dunia kita,
Jika itu dipadukan dengan kekuatan sihir tertentu dan besi digunakan sebagai pertahanan......
Itu akan menciptakan senjata yang merepotkan" jelas Aora lantang.
"Senjata seperti itu dapat mengancap ketertiban Negeri Sora, jika hal itu sampai menyebabkan perang saudara,
Aku yakin negara musuh akan memanfaatkan momen itu untuk menyulut api peperangan, negeri ini akan kembali menangis" jawab Aora
Tak ku sangka, dibalik tingkahnya yang bodoh itu, Aora ternyata penganalisa yang baik dan juga ada apa sebenarnya dengan kekuatan matanya?
Aora mulai menyadarkan Mirai yang sedaritadi melamun
"Hei..... Ada apa denganmu, kenapa kau melamun terus?" tanyanya
"T- tidak ada apa-apa " jawab Mirai gugup
" Benarkah? " tanya Aora sambil mendekatkan wajahnya ke Mirai.
......................
Seseorang dengan jubah hitam bertudung sedari tadi memperhatikan Mirai dan Aora,
Di sebuah sudut gelap tak jauh dari tempat mereka. Perlahan-lahan orang itu pun lenyap menjadi kumpulan gagak hitam dan menghilang entah kemana.
.......
Sementara itu Mirai dan Aora berjalan kembali menuju Penginapan tempat mereka tinggal, mereka berencana menyusun strategi penyusupan ke pusat desa besi, namun langkah mereka terhenti ketika mendengar suara perut keroncongan Mirai yang keras.
"Sebaiknya kita makan dulu, kau dari tadi belum sempat sarapan kan? " ucap Aora sambil mengenggam tangan Mirai
" Untuk kali ini biarkan aku berpura-pura menjadi suami yang perhatian untukmu, ayo... "
Tanpa ada perlawanan dan tentunya dengan pipi yang merona, Mirai hanya mengikuti Aora tanpa sepatah katapun.
..........
Mereka tiba di kedai yang menjual sup sabu-sabu. Merekapun duduk di salah satu meja kosong.
Sambil menunggu pesanan, Mirai hanya memperhatikan pria di depannya
Dengan sigap Aora menyiapkan sumpit untuk Mirai dan dirinya, tak lupa menuangkan air di cawan mereka
"Tak perlu kau siapkan"
"Tidak usah pedulikan aku, sudah ku bilang aku lebih senang bersikap manis terhadap wanita yang ku sukai" ungkapnya
"Apa barusan kau bilang?
"Ttidak..... Tidak ada...... Tunggu pesanannya sudah siap, makanlah yang banyak Mirai" jawab Aora mengalihlan perhatian.
"Sepertinya aku mendengar sesuatu yang aneh darimu" ucap Mirai sambil memiringkan kepalanya,
"Aaapa....? "tanya Aora pura-pura tidak tahu.
Pelayan pun menghampiri mereka dan membawakan pesanannya ke meja.
" Selamat menikmati, aku lihat kalian pasangan yang serasi, aku harap kencan kalian lancar" ucap pelayan itu
"Kami sudah menikah" ucap Aora entenh, dengam senyum yang ia tujukan ke Mirai
"Terimakasih nona" imbuhnya
Aora pun mengisiaratkan Mirai untuk diam dengan meletakkan jari telunjuk di mulutnya,
Ia pun dengan sibuk mencampur soup itu dengan berbagai bumbu pelengkap. Setelah dirasa cukup ia pun menukarkan mangkuknya dengan Mirai.
"Cobalah.......
Aku mencampurnya dengan pas, bukankah waktu itu kau menyukai sarapan yang ku bawa, asal kau tahu saja, aku yang membuatnya, sampai sampai aku harus bangun subuh" pungkas Aora
"Benarkah? "
Mirai mulai tersenyum, entah kenapa baru baru ini dia sering di buat tersenyum oleh pria didepannya, ia pun tak ragu menunjukkan tangisannya kepada Aora. Mirai mulai merasakan kehangatan yang Aora pancarkan.
Baru kali ini aku merasakan kehangatan yang di berikan seseorang padaku, terimakasih Aora
Senyum terus menghiasi wajah cantik Mirai
"Terima kasih makannya "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
'
next kakka 😘
2020-12-07
0