3 bulan setelah kejadian di ladang Soba
Ddoong...... Ddoong..... Ddoong......
Suara lonceng di tengah desa tradisional Sora. Pemandangan pasar dengan segala aktifitas masyarakat desa masih sangat sederhana
Pusat pemerintahan Negeri Sora, sebuah desa Militer yang di pimpin oleh seorang ketua Militer tertinggi
Masyarakat yang mengandalkan hasil alam untuk menyambung kehidupan. Serta tempat yang dilindungi oleh sistem kekuatan militer sihir
Di depan pintu gerbang menuju desa Sora. Pengamanan di penjuru gerbang masuk desa begitu ketat. Gerbang di jaga oleh devisi intel dan sensor sihir yang kuat. Tidak sembarang orang yang diperbolehkan memasuki wilayah desa dengan pembatas sihir yang tidak tertembus
Keamanan desa adalah mutlak, semua yang masuk dan keluar di periksa tujuan serta besarnya kekuatan orang yang melintas yang dapat mengancam keselamatan desa.
......................
"Hua! membosankan! " rengek seorang pemuda yang terlihat mengantuk
Pemuda itu hanya duduk termenung sambil menopang dagu di pos keamanan gerbang desa, mata merah kecoklatan yang menahan kantuk hampir tertutup rapat.
Pria dengan rambut abu-abu lurus yang melawan gravitasi, wajah yang tertutup masker hitam menutup siluet hidung yang mancung dengan bibir yang tipis.
Meskipun tidak tampak, tapi tidak bisa di pungkiri dia pria yang tampan. Ditambah aura yang misterius lewat masker yang menutupi sebagian wajah putihnya.
"Ini adalah tugas yang diberikan ketua kepada kita, keamanan desa juga prioritas utama, jangan mengeluh terus Aora" ujar temannya dengan tatapan 'diam dan lakukan saja tugasmu'.
"Hey! Aku juga melakukan tugasku dengan baik, Rou! Dan ingat aku disini membantumu, kau seharusnya berterima kasih padaku" pungkas Aora.
"Ck! Setidaknya fokuslah dan periksa dengan detail orang yang masuk ke desa. Kalau sampai ada mata-mata atau musuh yang masuk, kita juga akan kena batunya, dasar malas." ujar Rou memperingatkan kawan malasnya.
"Hn.." balas Aora singkat
Mirai mulai melangkahkan kakinya menuju pos pemeriksaan, tidak seperti penampilan sebelumnya. Kini ia lebih terkesan seperti gadis pada umumnya.
Cantik.....
Tentu saja. Dengan rambut panjang diikat longgar, dipadukan dengan baju mirip kimono tanpa lengan berwarna ungu muda, senada dengan warna matanya.
Celana pendek hitam di balut dengan hiasan kain seperti rok berwarna hitam. Hiasan pita berwarna ungu membalut pinggang rampingnya, di ikat dengan sampul sederhana di sisi kanan pinggangnya.
Kakinya di hiasi sepatu dengan sedikit heals menambah kesan feminim di diri Mirai.
Ia pun mendekati dua orang penjaga.
"Ada yang bisa kami bantu nona?" tanya Rou sopan
"Saya kesini ditugaskan dari desa Shii untuk menjadi tim medis baru di desa Sora" jawab Mirai sambil menyerahkan dokumen beramplop coklat kepada Rou.
Aora hanya memandang sekilas gadis di didepanya, mata merah kecoklatannya kini bertemu dengan mata ungu pucat Mirai. Namun mereka langsung mengalihkan pandangan masing-masing
"Hmmm..... Sebentar, jadi anda yang di sebut ketua sebagai tim medis tambahan yang di kirim desa Shii. Kalau tidak salah, di dokumen kami tertulis nama nona adalah Mirai?"
"Ya. Nama saya Mirai"
Dalam misi ini, Mirai menggunakan nama aslinya.
"Baiklah. Tunggu sebentar Nona Mirai, kami akan memeriksa beberapa hal dulu, nanti kami akan mengantarkanmu lansung menghadap tetua" pungkas Rou sambil tersenyum.
Pria dengan kaca mata itu sibuk melihat dan menyocokkan dokumen yang dibawanya dengan Mirai. Merasa tidak ada masalah, Rou lantas membangunkan Aora yang hampir hilang kesadaran akibat ngantuk.
"Aora yang baik. Tolong antarkan nona Mirai bertemu Tetua, kebetulan ketua Zen melakukan inspeksi tidak jauh dari sini" ucap Rou Sambil mengancam dengan senyuman yang menyeramkan.
"Heh.... Kenapa harus aku?"
"Karna kau orang paling menganggur dan tak melakukan apa-apa di sini. Cepat! Jangan banyak mengeluh" tegas Rou meninggalkan counter dambil membawa dokumen.
"Hah...... Merepotkan" ucap Aora sambil berdiri mendekati Mirai
......................
Hening........
Mirai dan Aora menyusuri jalan desa dengan diam, seolah mereka tenggelam dengan pikiran masing-masing.
Desa yang indah.
Sepintas itulah yang di pikirkan Mirai. Ketika ia tidak sengaja melihat sebuah keluarga kecil berpapasan dijalan. Keluarga kecil yang bahagia yang terdiri daru ayah, ibu dan anak yang di gendong sang ibu, entah kenapa membuatnya merasakan kehangatan.
Sekilas Mirai mencuri pandang dengan pria yang berjalan di sampingnya. Tinggi dan gagah, dengan setelan seragam rompi tampa lengan, ditengah rompi terdapat kaos yang menutupi hingga separuh wajah.
Pedang yang tidak terlalu panjang tersemat di punggungya yang bidang. Dengan celana hitam panjang, lengkap dengan tas kecil diikat di belakang pinggangnya. Pria itu benar-benar menunjukan sosok prajurit yang gagah dari penampilannya
AORA
Satu kata yang menggambarkan pria di sampingnya, keren. Sadar terlalu lama memandang sosok di sampingnya, Mirai pun membuang muka, rasanaya ada yang hangat menjalar di pipinya.
Cih! Kenapa kau seperti ini Mirai, tidak biasanya aku peduli dengan apa yang ada di sekelilinku.
Fokuslah..... sekarang waktunya mencari cara agar aku bisa lebih dekat dengan desa ini dan mendapat kepercayaan dari Ketua Desa. Dengan begitu akan lebih mudah mengorek informasi tanpa ada yang sadar bahwa aku seorang mata-mata
Mirai masih sibuk dengan pikirannya, tanpa mengalihkan pandangannya dari pria bermasker yang berjalan di sampingnya
......................
Sadar sedari tadi dia diperhatikan oleh gadis yang berjalan di sampingnya, membuat Aora membuka percakapan
"En.... Ano..... Apakah ada yang aneh padaku?Tentu, mungkin kau merasa terganggu dengan orang bermasker berjalan di sampingmu....
T- ttapi tenang....
Aku bukan orang mencurigakan" pungkas Aora sambil tersenyum.
Meskipun tak terlihat, senyumannya tergambar jelas lewat matanya yang menyipit.
"Tidak penting untukku" ucap Mirai datar
"Oh begitu. Atau mungkin kau penasaran dengan wajahku?
Tapi maaf. Menjadi misterius bukankah hal yang menarik? " pungkas Aora Pd.
Mirai batinnya bergejolak, pria di sampingnya begitu menyebalkan
"Siapa juga yang menasaran dengan wajahmu, kau memakai maske bukannya ada hal yang kau sembunyikan ._. '"
......................
Mereka akhirnya tiba di sebuah kawasan kontruksi pembangunan di salah satu sudut Desa. Tidak seperti biasanya, kerumunan orang terlihat mengelilingi sesuatu, merasa ada yang terjadi, Aora pun berjalan mendekati kerumunan itu sedangkan Mirai hanya bisa mengikuti kemana perginya pria bermasker itu
"Seseorang! Pergilah ke pusat medis Sora, minta Tim medis segera datang kemari" ucap Seorang pria paruh baya berkimono Hijau. Tangannya dipenuhi oleh noda darah segar
"Ketua Zen? " ucap Aora mulai mendekati pria itu
Ketua Zen? Bukankah dia Pemimpin Desa Sora?
Miraipun segera berlari menghampiri asal suara. Aora dan Mirai begitu terkejut, di pangkuan Ketua Zen terlihat seoarang pekerja kotruksi mengalami luka akibat kecelakaan serius.
Semua orang di tempat itu sangat panik, sedangkan Mirai hanya menatap datar pasien di depannya
"Bukankah kau seorang Tim Medis, tunggu apa lagi cepat tolong bapak itu! " ucap Aora sambil menarik tangan Mirai
Semua mata tertuju kepada Mirai, mereka begitu heran jika gadis di depan mereka adalah tim medis, kenapa ia tidak melakukan apa-apa
Ish! Haruskah aku bekerja di hari pertamaku tiba di sini? Entahlah! Mungkin dengan ini aku bisa lebih dipercaya pria tua di depannku (Ketua Zen)
Mirai pun mulai memeriksa kondisi pasien, luka di kepalanya cukup parah hingga mengeluarkan darah yang banya. Kedua kakinya juga terluka. Mirai pun mengulurkan tangannya memeriksa denyut nadi di tangan pasien. Ia tampak memejamkan atanya dan Fokus
"Apa yang terjadi dengan pria ini? "tanya Mirai sambil terus memeriksa kondisi korban
" Dia jatuh dari lantai 2 gedung, karena terpeleset bahan bangunan" ucap Salah satu pekerja
Mirai membenarkan posisi pasien agar ia mudah memberikan pertolongan. Mirai pun mengeluarkan jarum dari dalam sakunya, mengetahui hal itu, ketua Zen mencoba menghentikannya
"Kau tidak boleh menggunakan Kenkou pada rakyat sipil, Nona" ucap Zen
*Kenkou : sebuah teknik sihir penyembuh, dengan mentransfer energi kehiduoan ke korban, sehingga luka apapun akan cepat beregenerasi. Tapi sihir ini hanya untuk orang militer, bukan rakyat sipil
"Aku mengetahui itu lebih dari siapapun" ucap Mirai datar, ia pun meraba beberapa titik di tubuh korban, mencari dimana letak titik vital berada
Ia pun menusukan jarum kecil ke berapa titik vital pasien, mulai dari wajah, tangan serta di dada dan perut pasien
"Aku sudah menekan titik vital pasien dengan akupunturku, sekarang pendarahan di luka tubuhnya bisa sedikit di hentikan
Pak Tua, bisakah kau memberikan mantelmu (lapisan luar kimono) aku memerlukanya untuk membalut luka di kepalanya" ucap Mirai ke ketua Zen
Ketua Zen hanya terkekeh, baru kali ini ia menemui gadis yang berani meminta mantelnya tanpa takut sedikitpun. Ia pun melepas mantelnya dan memberikannya ke Mirai
"Sekarang, Berikan pedangmu padaku.... " ucap Mirai ke Aora, tanpa mengalihkan pandangannya dari pasien
Aora pun memberikan pedang di punggunya. Setelah semua yang di butuhkan Mirai dapat, ia lebih dulu membalut kepala pasien dengan mantel Ketua Zen, memastikan pendarahan di kepala tidak terjadi lagi
Kemudian Mirai menggunakan pedang Aora sebagai penyangga untuk melindungi kaki korban yang patah, dan melilitnya dengan perban yang ia bawa di poket medis
Sedangkan kaki yang satunya, Mirai kembali memeriksanya
"Tapaknya, kaki sebalah kananya hanya terkilir" ucap Mirai sambil memegang kaki kanan pasien
Arghhhhhhhh
Pasien Mulai merasakan sakit, dan terus menggeliat. Garakan seperti itu tidak bagus untuk pasien. Mirai haris melakukan sesuatu
Ia pun kembali mengeluarkan jarumnya, mengalirkan sedikit energi sihir Kenkou berwarna biru ke dalam jarumnya
"Jika pengendalian sihir sudah sangat baik, menggunakan Kenkou tidaklah beresiko untuk masyarakat sipil" ucap Mirai sambil menatap Ketua Zen, memastikan bahwa apa yang dilakukannya tidaklah berbahaya, bagaimanapun Mirai adalah seorang profesional
Ia mulai menekan beberapa titik aku puntur di kaki kanan pasien. Dan dengan sekali gerakan, Mirai membenarkan posisi tulang di kaki pasien
Kretakkkkkk.....
Meski terdengar suara tulang bergeser, tapi pasien sama sekali tidak merasakan sakit. Hal itu membuat orang-orang kagum dengan kemampuan medis Mirai yang begitu hebat
"Sekarang kalian bisa membawa pasien ke Rumah Sakit. Tidak ada yang fatal, aku sudah memberi pertolongan pertama. Kalian tidak perlu mengkhawatirkan nya" ucap Mirai sambil mencabut jarum-jarum di tubuh pasien
Mereka pun membawa pria itu pergi. Sedangkan untuk Ketua Zen, hanya menatap gadis muda di depannya kagum
"Wuah.... Di usia semuda ini kemampuan medismu benar-benar luar biasa. Siapa dia Aora? " ucap Zen sambil menatap Aora
" Dia tim medis yang dikirim dari Desa Sii. Kalau tidak salah namanya Mirai" ucap Aora
Mirai hanya bisa berdecih. Sedangkan Aora berusaha mengalihkan pandangannya dari gadis di sampingnya sambil berusaha menyembunyikan rasa kagumnya
"Jadi kau Mirai, tidak aku sangka Desa Sii mengirimkan orang yang begitu berbakat.
Satu lagi, tunas Mida Sora berbakat hadir. Kalau begitu selamat datang Di Desa Sora Mirai, mohon bantuannya, ilmu medismu sangat dibutuhkan Sora" ucap Ketua Zen sambil tersenyum
Mendengar pujian dari Tetua Sora membuat Mirai sedikit tidak enak, apalagi sikap datarnya tadi. Untuk itu ia putuskan untuk mengendalikan sikapnya, dan berprilaku sopan
"Tidak.... Akulah yang berteri makasih Ketua, dan tolong maafkan sikap lancangku tadi" ucap Mirai sambil menunduk, ia sadar dalam oenyamaran kali ini ia harus menjaga sikap dan bertingkah layaknya gadis yang sopan
"Kalau begitu, selama di Sora semua fasilitas akan aku berikan termasuk sebuah apartemen, sebagai apresiasi atas bakatmu. Aora antarlah Mirai menuju apartemennya. Kalian akan menjadi tetangga mulai saat ini.... " ucap Ketua Zen enteng sambil meninggalkan kedua orang yang masih mematung
" Apa? " ucap Aora dan Mirai kompak
..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
anggita
Mirai.,😘
2021-04-29
1
𝙺𝚒𝚖 𝙴𝚟𝚊♡
Hai eonni aku dah mampir, segini dulu ya nanti atau besok aku lanjutin lagi
Gomawo
2021-02-25
3
'
semangat 💪
2020-12-07
0