Ku Ulurkan Tangan Hangatku, atau Tangan Dingin Penuh Darahku

............ ...

Aora menarik Mirai keluar dari ruangan monitoring. Orang-orang yang ada di ruangan mulai heran dengan sikap dingin Mirai.

"Sebenarnya, apa yang tengah dipikirkan Mirai? " tanya Hanna dengan ekspresi cemas.

Tidak ada jawaban dari Nn. Shiyuu, ia juga terlihat bingung dengan apa yang di katakan Mirai barusan.

Bagaimana mungkin seorang tim medis mampu mengeluarkan kata-kata dingin di hadapan pasien yang kritis.

................. ...

Aora membawa Mirai ke tengah taman kecil, di samping gedung rumah sakit. Tangannya masih setia menggenggam tangan Mirai, menuntunya ke bawah pohon besar di dekat taman itu.

Langkah cepatnya mulai berhenti. Punggung Aora sempat berpacu, menandakan nafasnya tidak stabil. Perlahan ia mulai menarik nafas panjang dan mulai tenang.

"Sekarang, coba kau beritahu alasanmu kenapa kau tidak mau menolong gadis kecil itu? " tanya Aora sambil berbalik menghadap Mirai

Tangannya memegang bahu Mirai lembut. dengan tatapan penuh harap, Mirai memberikan penjelasan bagus tentang kondisi saat ini.

" Apa...... Gadis itu memang tidak bisa kau selamatkan? "tanyanya pelan, suaran beratnya mulai terdengar ririh.

Aora menatap Mirai dengan mata merah kecoklatannya lekat, sambil menunggu jawaban dari Mirai.

Mirai membalas tatapan Aora dengan pandangan dingin, mata seindah lafender itu seakan tidak ada emosi.

"Sudah aku katakan tadi, bukannya aku tidak bisa menolongnya dengan kenkou milikku. Aku hanya tidak mau menyelamatkannya" ucap Mirai Tegas

"Untuk apa aku menyelamatkan bocah, yang bahkan desanya sudah musnah itu? " jawab Mirai memalingkan wajahnya, ia seakan tidak perduli dengan ekspresi Aora.

Aora diam membeku, tangannnya yang sedaritadi memegang bahu kecil Mirai mulai terlepas. Mata coklat kemerahannya bergetar, seakan tidak percaya akan jawaban gadis di depannya itu.

Mirai pun berjalan meninggalkan Aora yang mematung.

"Jika kau menganggapku gadis baik hati dan hangat, kau salah besar! Aku bukan gadis seperti itu" pungkas Mirai

"Aa.... Satu lagi, janganlah kau menganggap persepsimu bahwa keadilan itu hanya bisa diberikan 'tangan' yang hangat. Bukan berarti, penderitaan yang kau alami adalah satu-satunya yang paling pahit di dunia ini.

Kau seharusnya tidak melihat dari sisi yang bercahaya saja, melainkan dari sisi gelapnya juga" pungkas Mirai sambil meneruskan langkahnya meninggalkan Aora

Aora hanya bisa membeku atas apa yang di ucapkan Mirai, ia merasa tidak mengenal sosok dihadapannya itu.

..........

Hari telah berganti. Mirai tengah mengunci pintu Apartemennya dan bersiap berangkat kerja. Ia melangkahkan kaki menuju tangga hendak turun ke bawah.

Tok.... Tok... Tok...

Terdengar langkah kaki pelan yang turun dari lantai atas, orang itu adalah Aora.

Tidak ada dapaan 'yo' khas Aora, atau omelan Mirai setiap bertemu Aora di pagi hari. Mereka hanya diam mematung tanpa bertegur sapa.

Mata seindah lafender bertemu dengan mata merah kecoklatan, sama-sama tanpa emosi dan dingin.

Aora pun mengalihlan pandangannya dari Mirai, ia tengah mengabaikan gadis yang berdiri di depannya. Ia pun melewati Mirai dan turun kebawah tanpa ada sepatah kata terucap.

Dingin......

Itulah yang terlihat dari Aora, sikap Manisnya seakan sirna dan diganti tatapan tajam dari matanya.

Jadi seperti ini sikap dingin Aora, begitu gelap?

.............. ...

Mirai datang ke rumah sakit seperti biasa. Keadaan salah satu ruangan di sana masih nampak sepi. Maklum.... Belum ada aktivitas berarti di jam 7 pagi. Hanya beberapa tim medis yang mulai bekerja.

Dari jauh, Hanna tengah membawa beberapa dokumen di depan Mirai. Tidak ada senyum ceria dan sikap lincah Hanna yang biasa ia tunjukkan ke Mirai, ia hanya menyapa Mirai dengan menundukkan kepala sedikit. Lalu meninggalkan Mirai sendiri.

Orang-orang membisikkan sesuatu, dan memandang Mirai penuh penghakiman. Rumor tentang seorang tim medis berhati dingin cepat menyebar di kalangan rumah sakit, tentu itu ditunjukkan ke Mirai.

T- tatapan dingin orang-orang itu seakan semuanya ditujukan padaku.....

Tubuh Mirai bergetar dan membeku, tatapan orang-orang seakan menghakimi keputusannya tengah ditujukan kepadanya. Ia pun berlari menjauhi orang-orang itu.

Brakkkkkkk..........

Suara Hanna membanting dokumen tepat dihadapan Shiyuu.

"Aku tidak habis pikir, masih ada orang dingin tidak berperasaan seperti Mirai. Aku sudah menganggap ia temanku sendiri, tapi apa-apaan sikap nya itu? Jika ia mampu menyembuhkan anak kecil itu, kenapa ia tidak melakukan apapun! " Protes Hanna

Shiyuu berdiri menghampiri Hanna yang tengah kesal, Ia menepuk pundak Hanna lembut.

"Terkadang apa yang di perlihatkan seseorang tidak mewakili diri sebenarnya orang itu. Hanya perasaan saling menegerti saja yang bisa melihat ke dalam jiwa seseorang. Jika kau menganggap Mirai teman, kau seharusnya dapat melihat ke dalam jiwanya." Pungkas Shiyuu sambil meninggalkan Hanna yang kebingungan.

.............. ...

Di atab rumah sakit yang luas, seorang gadis berambut panjang tengah duduk di salah satu bangku kayu. Pandangannya seakan kosong, hanya menatap langit biru di hadapannya.

"Mirai........ " sapa seseorang dari belakang sambil menepuk pundaknya lembut.

Mirai menoleh ke asal suara, sambil menatap orang yang memanggil namaya. Namun dalam sekejap ia membalikkan pandangannya, menatap kembali apa yang ada di depannya.

" Jika kau juga menganggap aku adalah orang yang dingin tidak berperasaan, tidak mau menolong nyawa seorang anak yang bahkan mampu aku tolong. Aku tidak akan menyalahkanmu.

Apapun yang orang pikirkan aku tidak peduli. Aku akan tetap pada pendirianku, tidak akan menyelamatkannya meski aku bisa" pungkas Mirai.

Shiyuu mulai duduk di samping Mirai, ia turut menatap Awan di hadapannya dan mulai memejamkan matanya.

"Benarkah? " ucap Shiyuu pelan

Angin berhembus pelan, membuat rambut kedua wanita cantik itu terhempas pelan.

"Aku tahu. Dibalik sikap dinginmu itu, kau diam-diam memperhatikan gadis kecil itu. Kemarin aku tidak sengaja melihatmu masuk ke ruang isolasi, aku juga melihatmu memegang tangan gadis itu dan menatapnya ririh" ungkap Shiyuu

"Itu tak seperti yang kau lihat! " Mirai memalingkan wajahnya dan menyangkal perkataan Shiyuu

"Kau tahu? Jika kau menyembunyikan perasaanmu di lubuk hati terdalammu kau justru merusak dirimu dari dalam.

Mirai cobalah kau berbaginya denganku, aku tidak akan memaksakan pendapatku padamu..... Entah kau akan menyelamatkannya atau tidak. Itu keputusan mu, aku hanya ingin menjadi pendengar untuk kisahmu" ucap Shiyuu lembut.

Mirai mulai menatap ke dua tangannya sambil mencoba menimbang tawaran Shiyuu. Menceritakan beban dihatinya tidaklah buruk

"Nn. Shiyuu, apa kau pernah mengalami keadaan dimana kau mampu menyelamatkan seseorang tapi kau justru tidak bisa berbuat banyak? " tanya Mirai sambil merunduk.

" Dibanding banyak orang yang aku selamatkan. Justru lebih banyak orang juga yang tidak bisa ku selamatkan dengan tangan dan kemampuanku ini! " mata Mirai mulai bergetar.

Shiyuu terdiam sejenak, menghela nafas pelan dan mulai bicara.

"Meski ingin, tidak semua hal di dunia ini yang kau bisa tanggung sendirian.

Itu juga berlaku dalam menyelamatkan nyawa pasien. Meski kau memiliki kemampuan medis terhebat pun, akan ada waktu dimana pasien meninggal tepat di depan matamu. Meski kau sudah mengeluarkan seluruh kekuatanmu" ucap Nn shiyuu

" Kau benar, tapi terkadang kau tidak dapat melihat wajah kesakitan dan penderitaan pasien yang tidak dapat kau tolong itu.

Hingga perasaan yang buruk tiba-tiba muncul dibenakmu. Perasaan dimana kau ingin sekali mengakhiri penderitaan mereka dengan tangan yang seharusnya memberikan kesembuhan padanya" ucap Mirai sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Tanganku ini. Mungkin lebih banyak membunuh dari pada menyelamatkan orang-orang kesakitan itu. Meski secara langsung ataupun tidak" ucap Mirai

Shiyuu menoleh ke arah Mirai. Ia memperhatikan wajah cantik yang di penuhi kesedihan dan penyesalan dalam dirinya. Ia seakan melihat Jiwa Mirai begitu rapuh di balik penampilan dingin dan tangguhnya itu.

"Kau tidak sepenuhnya salah Mirai, jika ada yang ingin disalahkan. Kau bida menyalahkan dunia penuh pertikaian ini.

Peperangan yang mengatas namakan rakyat, tapi justru membunuh rakyat itu sendiri. Dunia dipenuhi dengan orang yang haus akan kekuatan sehingga banyak korban di pihak yang tidak berdaya menjadi korban" ucap Shiyuu mencoba menghibur.

Mirai mulai menunduk sedih

"Anak itu.......

Aku seakan dapat merasakan hal yang menimpanya di dalam diriku. Dia mungkin kehilangan orang tua, teman, dan bahkan orang-orang desanya.

Jika pun dia berhasil aku selamatkan, akankah dia dapat tersenyum kembali layaknya sedia kala? Setelah kehilangan orang-orang berharga baginya?

Mungkin ia akan menyesal, selamanya ia akan dihantui pikiran kenapa ia sendiri yang selamat. Ia mungkin akan mederita dan kesepian di dunia kejam penuh pertempuran ini" ucap Mirai ririh

Mirai mulai mengangkat wajahnya, kembali menatap langit biru di depannya itu.

"Oleh karena itu, dibandingkan aku menyelamatkan hidupnya dengan tangan yang hangat, dan membiarkannya menjalani kehidupan yang penuh kesepian dan berjuang keras sendirian.

Aku lebih memilih membunuhnya dengan tangan dinginku sendiri, meski secara tidak langsung"

"Kau tahu Mirai? Jika kau membunuhnya dengan tidak mengobatinya, bukankah itu berarti kau juga Merenggut masa depan anak itu?

Kau tidak mempercayainya? Percaya bahwa ia dapat melawan itu semua. Belum tentu masa depan anak itu sepenuhnya buruk. Aku tidak menyangkal jika kemungkinan dia akan menderita di dunia ini. Seperti gelapnya malam akan ada cahaya bulan dan bintang yang menemani.

Namun.....

Tidak ada yang pasti di dunia ini. Mungkin saja ia akan bertemu seseorang yang memberikan cahaya untuknya"

"Aku tidak mau anak itu menjalani jalan yang aku tempuh, yang penuh dengan kegelapan dan kesepian! " ucap Mirai

"Mirai, percayalah........

Anak itu bertahan dalam kondisi seperti itu, tentu ada tekat kuat dalam hidupnya., Kau hanya perlu memberikan kepercayaan akan masa depannya. Seperti arti namamu Mirai."

Mirai hanya bisa termenung, ia mengerti apa yang berusaha Nn. Shiyu katakan padanya. Ia juga mengetahui, bahwa ia tak pantas mengabaikan seorang pasien yang membutuhkan uluran tangannya. Terlepas apa yang mungkin terjadi di masa depan, yang menanti anak itu di jalan yang penuh kerikil.

Mungkin ia tidak mengingat sepenuhnya masa lalunya, namun ia dapat merasakan sekaligus bercermin di diri gadis kecil itu,

Mirai mengetahui bagaimana dunia kejam ini dapat mencabik-cabik gadis kecil sebatangkara dengan rasa kesendirian, tanpa ada orang terkasih yang menemani.

Nn. Shiyuu pun bangkit dari tempat duduknya. Ia menepuk bahu Mirai.

"Apapun keputusan yang kau perbuat, aku tidak akan menyalahkanmu. Nasib anak itu sepenuhnya ada di tanganmu.

Apapun keputisanmu, aku berharap kau tidak pernah menyesali jalan apa yang sudah kau pilih.....

Entah itu, membantu anak itu keluar dari rasa sakit dan kesepian yang ia terima atau masa depan yang kau percayakan padanya. "

Ia pun meninggalkan Mirai sendiri dan berjalan menuju pintu keluar

Mirai tampak bimbang sambil mengigit bibir bawahnya. Tangannya yang dingin mulai gemetar.

Tes..... Tes... Tes...

Butiran kristal putih membasahi tangannya, dalam diam ia menangis.

Terpopuler

Comments

Sikilman

Sikilman

langsung labil setelah diberikan wejangan. 😛😛😛

2022-02-06

1

Daratullaila🍒

Daratullaila🍒

Hai author aku mampir lagi membawa like, semangat up nya💪
Jangan lupa baca episode baru CIC
Salam dari Calon Istri Ceo☺💖

2020-12-20

1

lihat semua
Episodes
1 Akankah ada Masa Depan Untukku?
2 Akankah Ini Awal Sebuah Tragedi?
3 Misi yang Terikat Benang Merah
4 Luka Masa Lalu
5 Arti di Beri Kepercayaan
6 Misi Bulan Madu
7 Mari Kita Kecoh Mereka
8 Hangat Pelukannya
9 Rahasia Desa Besi
10 Ada Kisah dibalik Semua yang Terjadi
11 Arti kata ' TEMAN'
12 Selamat Malam, Mimpi indah Mirai
13 Menyerang orang Yang Salah
14 Kekecewaan
15 Ku Ulurkan Tangan Hangatku, atau Tangan Dingin Penuh Darahku
16 Sebuah Keputusan Sulit
17 Neraka di Bumi
18 Neraka di Bumi II
19 Neraka di Bumi III
20 Efek Kupu-kupu
21 Sahabat pertama Mirai
22 Musuh yang menjadi Rekan
23 Jangan Remehkan Mirai
24 Pertarungan
25 Segel Ingatan
26 Percayalah Pada Dirimu Hanna
27 Menindas atau Ditindas
28 Tunas Muda Sora
29 Orang Dewasa Untuk mu
30 Keluarga Kecil
31 Sebuah Petunjuk
32 Cahaya Hidup Xio
33 Kehangatan Xio
34 Yora.... Panggil Aku Yora
35 Pernyataan Aora
36 Hadiah dari Hanna
37 Aora atau Hotaru
38 Utusan Sora
39 Utusan Sora ll
40 Bekas Luka Tuan Muda Hoshi
41 Masa Lalu Hotaru
42 Masa Lalu Hotaru : Hanya Satu..... Tolong Akui Aku Ayah
43 Masa lalu Hotaru lll
44 Kejutan
45 Keserakahan
46 Kontrak Kutukan Tanuki
47 Kau Harus Bertahan, Hotaru
48 Ketulusan dan Rasa Rindu
49 Kenangan Buruk (flash back)
50 Kenangan Buruk ll
51 Kenangan Buruk lll
52 Kenangan Buruk lV (Last)
53 Perjalanan Pulang
54 'Topeng'
55 Makan Malam
56 Arc Xio : Perjalanan Xio
57 Arc Xio : Pertemuan
58 Arc Xio : Siapa sebenarnya yang licik?
59 Arc Xio : Sang Penyelamat
60 Arc Xio : Sisi lain
61 Arc Xio : Bersembunyi, Hanya untuk Hidup
62 Arc Xio : Bahkan sedikit Rasa Kasihan, Ibu
63 Arc Xio : Mencoba Melepas
64 Arc Xio : Serangan Tiba-tiba
65 Hangat Sosok Seorang Ayah
66 Kepala Tomat bertemu
67 Seperti Apa Hidup Yora?
68 Kegelapan Yora
69 Ring Kematian
70 Ring Kematian II
71 Bangkitnya Sang Iblis Tengu
72 Pahlawan dalam Bayangan
73 Bunga Anyelir
74 Pelindung Sora
75 Saudara
76 Pembalasan Mirai
77 Sahabat di Sisi Aora
78 Dua Wanita Tangguh Tengu
79 Hubungan Rumit Si Kembar
80 Penghiburan dan Luka
81 Reuni dan Kekonyolan Hotaru
82 Arc Sora : Aliansi
83 Arc Sora : Penyelamatan
84 Arc Sora : Situasi yang Mengancam
85 Arc Sora : Penyelidikan
86 Arc Sora : Penyelidikan ll
87 Arc Sora : Penyelidikan lll
88 Arc Sora : Penyelidikan lV
89 Arc Sora : Perlawanan dan Kerja Sama
90 Arc Sora : Semua Mulai Terkuak
91 Arc Sora : Akhir sebuah Kasus
92 Arc Sora : Aora sang Pemimpin
93 Arc Sora : Kekalahan Telak
94 Putri Kecilku
95 Bekal Makan Siang
96 Perhatian Kecil
97 Bayaran Atas Perdamaian
98 Gosip goals Pertama Mirai (Ch. Ringan)
99 Bayangan Di Kegelapan
100 Alasan Dibalik Pria Bermasker, Aora
101 Kitab Merah Dan Putih Nue
102 Misi
103 Bermain Peluang
104 Bermain Emosi dan Judi
105 Tidak ada rasa...... Atau hanya kepalsuan?
106 Bermain atau Dipermainkan
107 Menyerahlah
108 Tidak masalah... Menunjukkan Sedikit Perasaanmu....
109 Lorong yang Panjang
110 Kenapa?
111 Kekesalan..
112 Mulai Terkuak
113 Pembuktian
114 Aku ingin.... Kita tetap seperti ini
115 Laporan mengenai Tengu
116 Kehilangan Kendali
117 Kegelapan yang Tertidur
118 Menyusup Ke Markas Cops Merah
119 Kematian yang Menyedihkan
120 Permainan dalam Permainan
121 Rasa Sakit!
122 Spesial Chapter : Epilogue
123 Kurasu sang Kegelapan
124 Takdir Untuk Berpisah
125 Mimpi Aora
126 Terungkap
127 Terungkap
128 Penyelamatan Mirai
129 Rencana Kegelapan
130 Pertarungan Hutan Iblis
131 Dua Saudara
132 Sebuah Pilihan
133 Pengorbanan
134 Pengorbanan : Jalinan Takdir
135 Pengorbanan : Berikan Daging untuk Patahkan Tulang
136 Pengorbanan : Bantuan
137 Pengorbanan : Bantuan
138 Pengorbanan : Mata dibalas Mata
139 Pengorbanan : Hari Itu hampir Tiba
140 Pengorbanan : Segel yang Rusak
141 Pengorbanan : Di bawah Langit Merah
142 Pengorbanan : Jalan Kegelapan atau Jalan Cahaya (Flashback end)
143 Kegelapan dan Kebencian
144 Dua Sekawan
145 Menuju Dunia Yokai
146 Jendral Kitsune
147 Apa itu Keadilan?
148 Identitas Sebenarnya
149 Siapa diriku yang sebenarnya?
150 Saat Kenangan Kembali Kepadaku
151 Selamat Tinggal
152 Cahaya Musim Semi
153 Pengumuman : Hi dari Yuki Mirai
154 Teman Rahasia
155 Di Permainkan Takdir
156 Bintang Yang Memeluk Bulan
157 Akulah Mirai Untukmu
158 Tumbuh dengan Melihat Punggung Ayah
159 Kekuatan Batu Pilar ke-3
160 Serangan Yurei
161 Siapa Karura?
162 Kisah Rubah Kecil
163 SPESIAL CHAPTER : STAND BY ME 1 (Bisa skip)
164 SPESIAL CHAPTER : STAND BY ME 2 (Bisa skip)
165 Menyelidiki Misteri
166 Segel yang Melemah
167 Misi Penyusupan Penuh Resiko
168 Menyusup Masuk
169 Kecurigaan!
170 Eksperimen Aneh
171 Akai Sode
172 Aku bukan orang yang lemah!
173 Munculnya Musuh
174 Bertarung Di Tengah Kota Mati
175 Neraka Es
176 Kekuatan Akuma!
177 Kemarahan Aora!
178 De Javu
179 Gunung Girei
180 Pilar ke-4, Kurasu
181 Kebahagiaan yang membenciku!
182 Pertemuan
183 Lahirnya Kegelapan
184 Pengakuan
185 Keputusan Zen
186 Ketua Zen dalam Bahaya!
187 Arc Tiga Sekawan : Tanuki Kecil
188 Arc Tiga Sekawan : Bertahan Hidup dengan mengorbankan Hidup orang lain
189 Arc Tiga Sekawan : Rekan yang menyelamatkan Zen
190 Arc Tiga Sekawan : Partner
191 Arc Tiga Sekawan : Ambisi dan Pengorbanan
192 Arc Tiga Sekawan : Cinta dan Kewajiban
193 Arc Tiga Sekawan : Menyelamatkan Anakku
194 Arc Tiga Sekawan : Kelahiran Mirai
195 Arc Tiga Sekawan : Perpisahan
196 Arc Tiga Sekawan : Tangis Seorang Iblis
197 Arc Tiga Sekawan : Pelarian (Falsh Back End)
198 Zen Vs Tanuki
199 Belas Kasih seorang Sahabat
200 Mirai Kembali
201 Rencana Mirai.
202 Waktu Yang Tepat
203 Melindungi Masa Depan
204 Bersiap untuk kemungkinan Terburuk
205 Batu Pilar Milik Yuri
206 Arc Awal dari Sebuah Akhir : D- day!
207 Arc Awal dari Sebuah Akhir : Keluarga Kecil di medan Perang
208 Arc Awa dari Sebuah Akhir : Strategi
209 Arc Awal dari Sebuah Akhir : Kegelapan Bangkit
210 Arc Awal dari Sebuah Akhir : Lawan Yang Tangguh
211 Arc Awal Dari Sebuah Akhir : Terketuknya Hati seorang Ayah
212 Arc Awal dari Sebuah Akhir : Keadaan Berbalik
213 Spesial Chapter : Hukuman Terberat adalah Penyesalan
214 Arc Awal dari Sebuah Akhir : Aora Kembali
215 Arc Awal dari Sebuah Akhir : Kebangkitan Nue!
216 Arc Awal dari Sebuah Akhir : Mirai seorang diri
217 Arc Awal dari Sebuah Akhir : The Master's Sun
218 Arc Awal dari Sebuah Akhir : Duel
219 Arc Awal dari Sebuah Akhir : Duel pt. 2
220 Arc Awal dari Sebuah Akhir : Bertemu Denganmu untuk pertama kalinya
221 Arc Awal dari Sebuah Akhir : Akankah ini menjadi perpisahan terakhir?
222 Arc Awal dari Sebuah Akhir : Sayonara, Mirai.
223 Sora dan Perdamaian
224 Yurei's Hunter
225 Fate to meet You again
226 Prakata....
Episodes

Updated 226 Episodes

1
Akankah ada Masa Depan Untukku?
2
Akankah Ini Awal Sebuah Tragedi?
3
Misi yang Terikat Benang Merah
4
Luka Masa Lalu
5
Arti di Beri Kepercayaan
6
Misi Bulan Madu
7
Mari Kita Kecoh Mereka
8
Hangat Pelukannya
9
Rahasia Desa Besi
10
Ada Kisah dibalik Semua yang Terjadi
11
Arti kata ' TEMAN'
12
Selamat Malam, Mimpi indah Mirai
13
Menyerang orang Yang Salah
14
Kekecewaan
15
Ku Ulurkan Tangan Hangatku, atau Tangan Dingin Penuh Darahku
16
Sebuah Keputusan Sulit
17
Neraka di Bumi
18
Neraka di Bumi II
19
Neraka di Bumi III
20
Efek Kupu-kupu
21
Sahabat pertama Mirai
22
Musuh yang menjadi Rekan
23
Jangan Remehkan Mirai
24
Pertarungan
25
Segel Ingatan
26
Percayalah Pada Dirimu Hanna
27
Menindas atau Ditindas
28
Tunas Muda Sora
29
Orang Dewasa Untuk mu
30
Keluarga Kecil
31
Sebuah Petunjuk
32
Cahaya Hidup Xio
33
Kehangatan Xio
34
Yora.... Panggil Aku Yora
35
Pernyataan Aora
36
Hadiah dari Hanna
37
Aora atau Hotaru
38
Utusan Sora
39
Utusan Sora ll
40
Bekas Luka Tuan Muda Hoshi
41
Masa Lalu Hotaru
42
Masa Lalu Hotaru : Hanya Satu..... Tolong Akui Aku Ayah
43
Masa lalu Hotaru lll
44
Kejutan
45
Keserakahan
46
Kontrak Kutukan Tanuki
47
Kau Harus Bertahan, Hotaru
48
Ketulusan dan Rasa Rindu
49
Kenangan Buruk (flash back)
50
Kenangan Buruk ll
51
Kenangan Buruk lll
52
Kenangan Buruk lV (Last)
53
Perjalanan Pulang
54
'Topeng'
55
Makan Malam
56
Arc Xio : Perjalanan Xio
57
Arc Xio : Pertemuan
58
Arc Xio : Siapa sebenarnya yang licik?
59
Arc Xio : Sang Penyelamat
60
Arc Xio : Sisi lain
61
Arc Xio : Bersembunyi, Hanya untuk Hidup
62
Arc Xio : Bahkan sedikit Rasa Kasihan, Ibu
63
Arc Xio : Mencoba Melepas
64
Arc Xio : Serangan Tiba-tiba
65
Hangat Sosok Seorang Ayah
66
Kepala Tomat bertemu
67
Seperti Apa Hidup Yora?
68
Kegelapan Yora
69
Ring Kematian
70
Ring Kematian II
71
Bangkitnya Sang Iblis Tengu
72
Pahlawan dalam Bayangan
73
Bunga Anyelir
74
Pelindung Sora
75
Saudara
76
Pembalasan Mirai
77
Sahabat di Sisi Aora
78
Dua Wanita Tangguh Tengu
79
Hubungan Rumit Si Kembar
80
Penghiburan dan Luka
81
Reuni dan Kekonyolan Hotaru
82
Arc Sora : Aliansi
83
Arc Sora : Penyelamatan
84
Arc Sora : Situasi yang Mengancam
85
Arc Sora : Penyelidikan
86
Arc Sora : Penyelidikan ll
87
Arc Sora : Penyelidikan lll
88
Arc Sora : Penyelidikan lV
89
Arc Sora : Perlawanan dan Kerja Sama
90
Arc Sora : Semua Mulai Terkuak
91
Arc Sora : Akhir sebuah Kasus
92
Arc Sora : Aora sang Pemimpin
93
Arc Sora : Kekalahan Telak
94
Putri Kecilku
95
Bekal Makan Siang
96
Perhatian Kecil
97
Bayaran Atas Perdamaian
98
Gosip goals Pertama Mirai (Ch. Ringan)
99
Bayangan Di Kegelapan
100
Alasan Dibalik Pria Bermasker, Aora
101
Kitab Merah Dan Putih Nue
102
Misi
103
Bermain Peluang
104
Bermain Emosi dan Judi
105
Tidak ada rasa...... Atau hanya kepalsuan?
106
Bermain atau Dipermainkan
107
Menyerahlah
108
Tidak masalah... Menunjukkan Sedikit Perasaanmu....
109
Lorong yang Panjang
110
Kenapa?
111
Kekesalan..
112
Mulai Terkuak
113
Pembuktian
114
Aku ingin.... Kita tetap seperti ini
115
Laporan mengenai Tengu
116
Kehilangan Kendali
117
Kegelapan yang Tertidur
118
Menyusup Ke Markas Cops Merah
119
Kematian yang Menyedihkan
120
Permainan dalam Permainan
121
Rasa Sakit!
122
Spesial Chapter : Epilogue
123
Kurasu sang Kegelapan
124
Takdir Untuk Berpisah
125
Mimpi Aora
126
Terungkap
127
Terungkap
128
Penyelamatan Mirai
129
Rencana Kegelapan
130
Pertarungan Hutan Iblis
131
Dua Saudara
132
Sebuah Pilihan
133
Pengorbanan
134
Pengorbanan : Jalinan Takdir
135
Pengorbanan : Berikan Daging untuk Patahkan Tulang
136
Pengorbanan : Bantuan
137
Pengorbanan : Bantuan
138
Pengorbanan : Mata dibalas Mata
139
Pengorbanan : Hari Itu hampir Tiba
140
Pengorbanan : Segel yang Rusak
141
Pengorbanan : Di bawah Langit Merah
142
Pengorbanan : Jalan Kegelapan atau Jalan Cahaya (Flashback end)
143
Kegelapan dan Kebencian
144
Dua Sekawan
145
Menuju Dunia Yokai
146
Jendral Kitsune
147
Apa itu Keadilan?
148
Identitas Sebenarnya
149
Siapa diriku yang sebenarnya?
150
Saat Kenangan Kembali Kepadaku
151
Selamat Tinggal
152
Cahaya Musim Semi
153
Pengumuman : Hi dari Yuki Mirai
154
Teman Rahasia
155
Di Permainkan Takdir
156
Bintang Yang Memeluk Bulan
157
Akulah Mirai Untukmu
158
Tumbuh dengan Melihat Punggung Ayah
159
Kekuatan Batu Pilar ke-3
160
Serangan Yurei
161
Siapa Karura?
162
Kisah Rubah Kecil
163
SPESIAL CHAPTER : STAND BY ME 1 (Bisa skip)
164
SPESIAL CHAPTER : STAND BY ME 2 (Bisa skip)
165
Menyelidiki Misteri
166
Segel yang Melemah
167
Misi Penyusupan Penuh Resiko
168
Menyusup Masuk
169
Kecurigaan!
170
Eksperimen Aneh
171
Akai Sode
172
Aku bukan orang yang lemah!
173
Munculnya Musuh
174
Bertarung Di Tengah Kota Mati
175
Neraka Es
176
Kekuatan Akuma!
177
Kemarahan Aora!
178
De Javu
179
Gunung Girei
180
Pilar ke-4, Kurasu
181
Kebahagiaan yang membenciku!
182
Pertemuan
183
Lahirnya Kegelapan
184
Pengakuan
185
Keputusan Zen
186
Ketua Zen dalam Bahaya!
187
Arc Tiga Sekawan : Tanuki Kecil
188
Arc Tiga Sekawan : Bertahan Hidup dengan mengorbankan Hidup orang lain
189
Arc Tiga Sekawan : Rekan yang menyelamatkan Zen
190
Arc Tiga Sekawan : Partner
191
Arc Tiga Sekawan : Ambisi dan Pengorbanan
192
Arc Tiga Sekawan : Cinta dan Kewajiban
193
Arc Tiga Sekawan : Menyelamatkan Anakku
194
Arc Tiga Sekawan : Kelahiran Mirai
195
Arc Tiga Sekawan : Perpisahan
196
Arc Tiga Sekawan : Tangis Seorang Iblis
197
Arc Tiga Sekawan : Pelarian (Falsh Back End)
198
Zen Vs Tanuki
199
Belas Kasih seorang Sahabat
200
Mirai Kembali
201
Rencana Mirai.
202
Waktu Yang Tepat
203
Melindungi Masa Depan
204
Bersiap untuk kemungkinan Terburuk
205
Batu Pilar Milik Yuri
206
Arc Awal dari Sebuah Akhir : D- day!
207
Arc Awal dari Sebuah Akhir : Keluarga Kecil di medan Perang
208
Arc Awa dari Sebuah Akhir : Strategi
209
Arc Awal dari Sebuah Akhir : Kegelapan Bangkit
210
Arc Awal dari Sebuah Akhir : Lawan Yang Tangguh
211
Arc Awal Dari Sebuah Akhir : Terketuknya Hati seorang Ayah
212
Arc Awal dari Sebuah Akhir : Keadaan Berbalik
213
Spesial Chapter : Hukuman Terberat adalah Penyesalan
214
Arc Awal dari Sebuah Akhir : Aora Kembali
215
Arc Awal dari Sebuah Akhir : Kebangkitan Nue!
216
Arc Awal dari Sebuah Akhir : Mirai seorang diri
217
Arc Awal dari Sebuah Akhir : The Master's Sun
218
Arc Awal dari Sebuah Akhir : Duel
219
Arc Awal dari Sebuah Akhir : Duel pt. 2
220
Arc Awal dari Sebuah Akhir : Bertemu Denganmu untuk pertama kalinya
221
Arc Awal dari Sebuah Akhir : Akankah ini menjadi perpisahan terakhir?
222
Arc Awal dari Sebuah Akhir : Sayonara, Mirai.
223
Sora dan Perdamaian
224
Yurei's Hunter
225
Fate to meet You again
226
Prakata....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!