Tumpukan kertas yang tengah dibalik cepat oleh sosok pria berambut abu-abu itu. Wajah di tutup maskernya, terlihat sangat fokus membaca dokumen yang di kerjakan.
Kantor ketua Militer desa Sora. Sebuah ruangan yang cukup sederhana, ruang yang dipenuhi tumpukan berbagai dokumen di setiap sudut ruangan yang tidak terlalu kecil atau besar itu.
Tok....tok...tok....
"Masuklah! " tegas Aora dengan suara beratnya itu.
" Ketua!" salam salah satu anak buah Aora sambil membungkuk.
" Bagaimana perkembangan gadis kecil dari desa Fuu? Kemarin, aku sudah berbicara dengan Shiyuu Senpai, tapi tidak ada yang bisa dibuatnya! " Ucap Aora dengan nada kecewa.
"Ya? Bukankah prosedur operasinya dilakukan pagi ini? Aku ingin menyampaikan rinciannya kepadamu, Kapten Aora! "
"Apa kau bilang tadi? Siapa orang yang menanganinya? "
" Seorang bawahan Nn. Shiyuu. Namanya Nn. Mirai"
Aora berdiri dari tempat duduknya, matanya terlihat membulat karna terkejut. Tanpa mengucapkam sepatah kata lagi, ia berlari meninggalkan kantornya.
......................
Pip! Pip! Pip!
Di ruang isolasi khusus, terbaring tubuh kecil gadis yang kian melemah. Badannya mulai kurus dengan bagian perut yang semakin membesar. Disampingnya, Mirai yang mengenakan jubah medis putih, dengan masker menutupi wajahnya memandang gadis kecil itu lekat. Bersama dua orang asisten medis, Mirai menyiapkan segala keperluan.
Ia pun mendekati tubuh gadis kecil itu, tangannya mulai mengelus rambut serta wajah tirus anak itu, mata seindah lafender Mirai terlihat sendu.
Mulai sekarang akan aku percayakan masa depan itu di tanganmu. Mulai saat ini, kau akan berada di dunia yang penuh kesepian tanpa orang terkasihmu.
Bertahanlah......
Hanya itu yang bisa ku sampaikan untukmu
Mirai dengan lembut mengelus rambut anak itu.
Brakkkkk.........
Pintu ruang kontrol dibuka kasar oleh Aora. Nafasnya yang beradu terdengar keras. Shiyuu dan Hanna tengah memperhatikan di balik kaca penyekat dibuat terperanjat dengan kedatangan Aora
"Kau datang Aora? " tanya Shiyuu menoleh ke arah Aora.
Aora berjalan mendekati Shiyuu. Tanpa membalas pertanyaan yang diajukan senpainya. Fokusnya hanya kepada Mirai yang tengah mengelus kepala anak yang terbaring di depannya. Aora juga melihat Mirai tenggelam dalam Perasaannya.
" Terkadang, orang yang sedingin es dengan tembok kokoh yang tiak bisa ditembus Seorang pun, memiliki sisi hangat dan lembut di sudut hatinya. Ia hanya berusaha untuk menyembunyikannya agar terlihat kuat.
Seperti dirimu...... " Pungkas Shiyuu yang menatap ke arah Aora.
Aora tidak memperdulikan apa pun, pandangannya hanya tertuju pada dua orang yang ada di depannya.
......................
Wajah Mirai kembali serius. Ia mulai menyiapkan diri untuk memulai operasi pengangkatan penyakit di tubuh anak itu
"Baiklah, kalian berdua apakah sudah menyiapkan air hangatnya? " tanya Mirai kepada dua asistennya.
" Sudah Nona! "
"Mulai sekarang kalian harus mengikuti setiap perintahku. Jangan sampai ada kesalahan, jika itu terjadi nyawa kita semua menjadi taruhannya. "
" Baik! "
"Pertama aku akan menghalangi energi di tubuh pasien, dengan menekan titik utama di tubuhnya." Mirai mulai menjelaskan langkah pertama operasinya
Salah salah satu asisten memberikan jarum kecil ke Mirai.
Mirai menekan titik akupuntur dengan jarum yang telah di aliri cahaya biru dari gyokunya. Ia menekan titik di telapak tangan, lengan, ujung kaki serta di wajah pasien. Membiarkan jarum kecil itu menusuk titik energi tubuhnya.
"Aku sudah menekan energi di tubuhnya. Sekarang berikan jarum yang lebih besar" Pintanya.
Asisten itu pun memberikan jarum yang cukup besar, berkisar 20 cm seukuran sebuah pensil. Dengan lubang di dalamnya, seperti sedotan. Mirai menusukkan jarum itu ke perut dan dada pasien dengan hati-hati
"Sekarang kita akan mulai, kalian bersiaplah dengan air hangat! "
Mirai pun memulai membuka segel gyoku berlambang saljunya, terlihat cahaya berwarna merah jambu keluar di kedua telapak tangannya
......................
Di ruangan control, Shiyuu terlihat terkejut dengan kenkou yang dimiliki Mirai. Warna dan karakter sihir yang digunakan Mirai terlihat berbeda dari sihir biasa
"I- Itu? " ucap Shiyuu tidak percaya
" Ada apa Nona Shiyuu? " tanya Hanna
" Ternyata dia benar-benar menguasainya. Teknik Kenkou itu bukanlah teknik pengobatan biasa. Ketika kenkou seseorang berada di level tertinggi dalam pengendalian, aura yang dipancarkan tidak lagi berwarna biru, melainkan berwarna hangat yaitu merah jambu.
Aku sendiri baru pertama kali melihatnya, bahkan guruku sendiri yang sudah menjadi tim medis puluhan tahun mengatakan sulit mencapai level itu. Setidaknya perlu pengalaman pengobatan yang tinggi" jelas Shiyuu.
"Mungkinkah ada clan kusus yang bisa menguasainya? " tanya Hanna
" Tidak, itu murni di dapat lewat pengalaman dan kerja keras seseorang" jelas Shiyuu.
Ia terlihat memperhatikan Mirai, ia bergumam pelan.
"Nampaknya pengalaman hebat itulah, hasil dari luka hatinya itu"
......................
Di ruang isolasi, Mirai menanamkan segel sihir berupa lingkaran spiral di perut pasien. Perlahan ia menekan segel itu tengan kenkou nya.
"Baiklah! Aku sudah menanamkan kenkou milikku ke dalam tubuhnya" ucapnya dengan wajah yang mulai berkeringat.
"Sekarang dekatkan mangkok air panas itu! "
Kedua asistennya membawakan apa yang di Minta Mirai.
Mirai menaruh tangannya di atas air panas itu, gyoku Mirai mulai memancarkan kekuatan dan mengubah air di mangkok itu menjadi uap air yang dapat dikendalikan oleh teknik sihir milik ya.
"Uap air yang tercampur kenkou milikku akan menetralisir racun serangga di tubuhnya! Baiklah kita mulai! "
Ia pun mengarahkan Uap itu menuju jarum besar yang ditancapkan di perut dan dada pasien. Uap berwarna merah jambu itu tersedot kedalam tubuh pasien. Mirai mulai memejamkan matanya, fokus.
Dengan menempelkan ke dua tangannya di segel perut pasien, ia mengendalikan uap itu dari luar. Uap sihir itulah yang berfungsi mengangkat racun ditubuh pasien
Di ruang monitor, Aora terpaku tanpa sepatah kata pun, ia hanya melihat Mirai yang tengah berusaha keras menolong Anak itu. Sementara Hanna nampak cemas.
"Apa yang tengah terjadi?
"Mirai sedang mengendalikan uap air dari luar. Meskipun hanya satu serangga yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia, serangga kecil itu tumbuh besar memakan energi si inang, hal itu membuat perut anak itu mulai membesar.
Namun, dalam proses memakan energi inang. Serangga parasit juga mengeluarkan racun yang membuat tubuh inang melemah.
Inilah bagian tersulitnya, Mirai mengirim kekuatan Kenkou ke dalam tubuh pasien. Jika ia gagal mengontrol kenkou nya dan malah mengirim banyak energi, maka energi berlebihan itu akan dimakan serangga parasit dan mulai tumbuh membesar
Pada dasarnya kenkou adalah energi kehidupan yang besar. Jika sampai serangga itu memakannya, dengan cepat ia tumbuh dan beresiko meledak. Jika terlalu sesikit mengirim energi, maka racun tidak bisa diangkat.
Uap merah jambu itu, berfungsi mengangkat racun di seluruh aliran darah pasien, karna pasien dalam keadaan di tekan titik energinya. Perlu kekuatan ekatra untuk mengangkat seluruh racun yang berbahaya itu" jelas Shiyuu.
"Kenapa harus menekan titik energi pasien? Bukankah lebih mudah jika energi itu mengalir? "tanya Hanna
" Secara teori itu benar, tapi jika energi pasien dan kenkou Mirai bertabrakan, sakit yang luar biasa akan dirasakan pasien. Jangankan anak kecil sepertinya, bahkan pria militer berbadan kekar pun tidak dapat menahan sakit itu" tegas Shiyuu.
"Mirai mencoba mbuat anak itu sembuh tanpa merasakan sakit lagi" gumam Aora sambil terus menatap Mirai.
Shiyuu pun menoleh ke arah aora.
"Betul! Sebagai gantinya, energi tubuh Mirai akan melemah secara drastis, karena pengendalian kenkou yang begitu sulit"
......................
Di ruang isolasi, keringat mulai menetes di dahi Mirai. Ia mulai merasakan emerginya terkuras dengan nafas tersengal-sengal
Aku...... Aku berjanji menyelamatkanmu! Apapun yang terjadi!
"Sekarang tahap pertama di mulai! " tegas Mirai
Mirai pun menarik tangannya keatas. Uap air tadi kembali keluar dari jarum, tapi tidak lagi berwarna merah jambu, melainkan berwarna kelabu.
Mirai mengarahkan uap itu kemangkuk, dan mengubahnya kembali menjadi air.
"Ini adalah racun serangga yang berhasil aku keluarkan dari tubuh gadis ini. Mangkuk selanjutnya! " tegas Mirai.
Mangkuk-mangkuk air demi air mulai berganti berwarna gelap.
1 jam berlalu..........
2 jam berlaru......
Puluhan mangkuk berisi racun berhasil di angkat, mangkuk terakhir terlihat sudah bening menandakan racun sudah berhasil diangkat seluruhnya dari tubuh si gadis.
Mirai mulai melemah, keringat mulai membasahi wajahnya. Kakinya mulai gemetar, berusaha menopang tubuhnya agar tetap berdiri.
Masih belum selesai, sekarang aku akan mengeluarkan serangga itu dari dalam tubuhnya.
Bertahanlah.....
......................
Shiyuu nampak khawatir melihat kondisi Mirai dati ruang kontrol, ia pun memperhatikan Aora yang tidak kalah cemas melihat kondisi Mirai.
Perlahan ia mendekati Aora, ia menepuk pundaknya dan mencoba menenangkannya.
"Kau percaya kan pada Mirai. Jika itu orang biasa, dia akan pingsan jika berada di posisi Mirai, tapi itu tidak berlaku pada gadis tangguh sepertinya" hibur Shiyuu.
......................
"Baiklah, tampaknya racun sudah di angkat sepenuhnya, segarang giliran kita pites serangga merepotkan ini! " canda Mirai sambil menoleh ke arah asistenya sambil tersenyum.
"Baik Nn. Mrai"
Kedua asistennya mengangguk dan membalas dengan senyuman dari balik masker.
"Baiklah, tetap konsentrasi! "
Mirai mulai memejamkan matanya lalu mencakupkan kedua tangannya. Gyoku miliknya mulai bersinar, menampakkan bola berwarna merah jambu terang seukuran kelereng muncul di antara telapak tangannya.
Mungkin ini sedikit menyakitkan untukmu..... Bertahanlah sedikit lagi..... Ini akan selesai....
Mirai mengarahkan bola kecil energi itu ke perut berisi segel pasien.
Tsssssssss.......
Energi itu tiba-tiba meresap ke perut anak itu.
Uhuk..... Uhuk......
Tiba-tiba anak itu mulai terbatuk serta memuntahkan darah. Anehnya, darah itu berisi serangga berbentuk laba-laba seukuran telapak tangan. Mirai pun langsung mengambil pisau dan menebas serangga itu.
Akhirnya Kau selamat. Terimakasih.....
Terimakasih sudah bertahan........
Mirai tersenyum gembira Menatap wajah pasiennya yang mulai berangsur membaik. Wajah kecil yang dulu sering mengkerut menahan sakit, kini terlihat tenang.
Kaki Mirai yang sudah tidak bisa menopang tubuhnya lagi mulai lemas. Ia mundur perlahan dan menabrakkan tubuhnya ke tembok dan mulai jatuh berjongkok. Kali ini, ia akui kekuatannya benar-benar terkuras habis. Tapi lebih dari itu, ia begitu lega telah menyelamatkan nyawa anak itu
" Anda tidak apa apa Nona? " tanya asistennya khawatir
" Tidak perlu khawatir, semua berjalan lancar. Aku serahkan sisanya ke kalian berdua" ucap Mirai sambil mencoba berdiri
"Baik, kau tidak perlu Khawatir Nn. Mirai" ucapnya
Mirai pun keluar dari dalam ruangan itu, namun belum sempat ia membuka pintu para asisten memanggilnya.
"Nn. Mirai! " panggilnya
Mirai menoleh ke kedua Asisten yang membantunya itu.
" Terima kasih, kau telah bekerja keras nona" ucap kedua asisten itu sambil membungkuk
Mirai membalasnya dengan senyuman
"Itu tidak akan pernah berhasil tanpa bantuan kalian berdua, aku yang seharusnya berterima kasih"
.........
Di ruang Monitor, Aora mencoba keluar untuk menemui Mirai
" Aora! Cobalah kau menyemangati Mirai. Dia telah mengabil keputusan yang sulit, di tengah orang-orang yang menganggapnya sebagai orang berhati dingin" pungkas Shiyuu
"Tentu saja! "Jawabnya sambil berlari keluar ruangan itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Sikilman
sekalian pdkt hehehe.. kesempatan niich. 😁😁😁😁
2022-02-06
1