Widia terlihat terdiam, baru saja di merasakan kebahagian dan sekarang dia harus menderita lagi karena orang gila itu dan dia sudah tak punya pilihan lain selain kembali bekerja di perusahaan angga.
Pagi-pagi buta widia sudah berangkat bekerja, nampak jalanan kota juga masih sepi hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu-lalang.
Entah kenapa dia sangat malas untuk pergi bekerja di perusahaan angga, bila bukan karena harus membayar denda widia tak sudi untuk bekerja di perusahaan itu lagi.
Cukup memakan waktu yang lama dengan berjalan kaki menuju tempatnya bekerja. Di lihatnya sudah ada mas jaka yang sedang duduk sambil meminum kopi.
"Assalamu'alaikum mas." Sapa widia.
"Wa'alaikum salam, eh de widia udah datang , pagi bener datangnya." Tanya jaka pada widia.
"Mas jaka juga datang pagi-pagi, malahan pagian mas jaka masa widia juga." Jawab widia sambil mendudukan bokongnya di atas kursi.
"Hehehehe... Kalau mas emang suka pagi-pagi wi, jadi ada waktu buat istirahat sejanak gitu." Jelas jaka.
"Oh.. Iyah." Jawab widia mengerti.
"Kamu kemarin kemana, pas nganterin kopi buat Ceo kok gak balik lagi." Tanya jaka penasaran.
"Anu... Aku izin pulang, ibu aku sakit." Bohong widia.
"Ouh.. Semoga lekas sembuh yah ibu kamu wi." Ucap jaka.
"Iyah, Amin." Ucap widia. "Semoga aja ucapan ku gak buat ibu ku beneran sakit." Ucap widia dalam hati.
"Kamu kenapa wi." Tanya jaka.
"Gak papa kok." Jawab widia.
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 7 pagi, itu berarti widia harus mulai bekerja.
"Aku mau bersihin lobi dulu." Ucap widia.
"Ya udah hati-hati yah." Ucap jaka.
Lalu widia berjalan menuju lobi dan membersihkan lobi tersebut, entah kenapa semua orang seperti tak menghargai seorang office girl, mereka tahu lantai itu sedang di pel tapi tetap saja di injak, apa mereka tak bisa berjalan ke arah lain dan menunggu laintai itu untuk kering dulu sebelum menginjaknya.
Brukkk...
Widia yang tengah mengepel terkejut ketika mendengar suara orang yang terjatuh.
"Akkhhh... sakit banget, kurang ajar siapa sih yang ngelicinin lantai." Teriak wanita itu.
"Mbak gak kenapa-napa." Tanya widia seraya tangannya ingin membantu wanita itu tapi bantuan itu langsung di tepisnya.
"Kamu itu, kalau kerja itu pake mata gara-gara kamu aku sampai jatuh kaya gini." Bentak wanita itu.
"Kan mbak saya sudah taruh papan peringatan lantai basah." Ucap widia sambi menunjuk papan peringatan tersebut.
Wanita itu tampak malu ketika widia membalikkan ucapannya.
"Iya pokonya kalau kerja yang bener, jangan buat orang celaka lagi." Bentak wanita itu lalu melenggang pergi meninggalkan widia.
Tampak beberapa melihat ke arah widia dengan tatapan tak suka.
"Jadi OB aja belagu."
"OB sekarang udah berani yah, ngelawan sama karyawan."
"Pegewai rendahan aja songong."
Apa salahnya, widia hanya menegakkan kebenaran saja memangnya tidak boleh seorang pegawai rendahan sepertinya membela dirinya ketika di tindas dan lagi pula bukan dia yang salah tapi perempuan itu yang jalan tak pake mata.
Semua orang hanya menghargai orang lain sesuai jabatan dan harta yang mereka miliki jadi untuk orang miskin seperti widia jangan harap mendapatkan perhatian dan keadilan karena di zaman seperti ini keadilan dan kebahagian harus selalu di beli pake uang kalau gak punya uang jangan harap bisa mendapatkan keadilan dan kebahagiaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
@Tie
true
2024-04-19
0
Meta Lia
penasaran
2022-04-07
0
Fiona Amelia
Irwan sangat baik hati sedangkan angga adalah iblis
2022-03-17
0