Tak lupa juga dengan tatapan para karyawan wanita yang menatap tak suka pada widia dan tak sedikit juga yang mencemooh dirinya.
Setelah selesai membersihkan lobi, widia lembali ke dapur tapi sebelum kembali kedapur widia bertabrakan dengan seorang pria.
Brukk...
"Maafkan saya." Ucap pria itu sambil menyodorkan tangannya untuk membantu widia.
Tapi widia tak menerima bantuan pria tersebut.
"Saya tidak apa-apa terimakasih." Ucap widia sambil menundukkan kepala lalu melenggang pergi tapi..
"Eh, bukannya kamu wanita yang bertabrakan dengan saya waktu itu." Ucap pria itu sambil menahan tangan widi.
Widia memikirkan sejenak ucapan pria itu.
"Hmm.. Entah lah saya lupa." Ucap widiam
"Kalau begitu, saya irwan setiawan." Ucap irwan mempernalkan diri.
"Widia." jawab widia.
"Oh, iyah apa kau tahu ruangan ceo angga." Ucap irwan basa basi.
"Maaf saya tidak tahu, saya pegawai baru di sini kalau begitu saya permisi dulu saya masih banyak kerjaan." Ucap widia lalu melenggang pergi.
Terlihat raut wajah kecewa tak ingin berlama-lama menatap widia yang semakin manjauh irwan langsung pergi ke ruangan angga.
Entah kenapa angga hari ini mengundang irwan ka perusahaannya, biasanya dia tak pernah mengundangnya, irwan selalu waspada dengan gelegat angga yang mencurigakan.
Di dapur...
Terlihat widia tengah bengong memikirkan pria yang tadi bertabrakan dengannya, memikirkannya membuat widia senyum-seyum sendiri jika boleh jujur sebenar nya widia sangat senang ketika pria tampan itu menegurnya, jika boleh sebenarnya widia tak ingin bersikap cuek seperti tadi tapi dia sadar diri, di lihat dari pakaian yang pria itu kenakan pasti bukan orang biasa dan widia tak ingin di jadikan bahan gosip oleh para pegawai wanita, dia tak ingin terus-terus di cemooh seperti tadi ketika dia sedang mengepel lobi.
"Weyyy.. ngelamun terus." Terus jaka.
"Eh, bang jaka kirain siapa, ngagetin saya aja gimana kalau saya jantungan." Ucap widia.
"Salah siapa bengong terus, emang lagi mikirin apaan sih." Tanya jaka.
"Gak mikirin apa-apak kok." Ucap widia dusta.
"Bohong." Tanya jaka.
"Beneran bang." Jawab widia.
Saat mereka sedang mengobrol datang linda.
"Wi kamu anterin nih kopi ke ruangan Ceo." Ucap linda.
"Kok gak mbak linda aja, aku kan masih baru jadi belum tahu tempatnya." Ucap widia.
"Aku lagi banyak kerjaan wi, jadi kamu aja oke." Ucap linda sambil menyodorkan nampan berisi 2 buah kopi dingin.
"Ruangan ceo di lantai berapa." Tanya widia.
"Di lantai 51." Ucap linda.
"Ouh.. iyah." Ucap widia sambil melenggang pergi menuju ruangan ceo.
Lalu widia menggunakan lif dan menekan lantai 51, entah kenapa perasaannya tak enak.
"Mungkin hanya perasaan ku saja." Ucap widia.
Ting..
pintu lift terbuka dan widia berjalan mencari ruangan Ceo tak sulit mencari ruangan itu karena di lantai 51 hanya ada satu ruangan dan di depan pintu ruangan tersebut terlihat 2 orang pria bertubuh kekar sedang berjaga.
"Siapa kamu dan ada perlu apa." Ucap pria bertubuh kekar itu.
"Anu saya di suruh ngenterin kopi buat Ceo." Ucap widia, dia terlihat ketakutan saat 2 orang pria itu terus melihat ke arahnya.
"Tunggu sebentar." Ucap pria itu lalu melenggang pergi memasuki ruangan tersebut.
Tak beberapa lama pria itu keluar.
"Kau boleh masuk." Ucap pria itu.
"Hmmm..."
Lalu widia memasuki ruangan Ceo tersebut dan sontak mata nya terkejut ketika melihat orang yang ada di ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
meris dawati Sihombing
mosok nabrak mulu, kalimat" melenggang" terlalu boros, cari kosa kata yg lsin thor, biar enak bacanya.
2025-03-26
0
Rifaldi Arif
knpa tabrakan terus aneh nih mc
2022-05-05
0
Ashika ruhab
ladhalah...ntar beneran ketemu si CEO durjana itu Widia ..🤦😔
2021-12-10
0