Semua orang hanya menghargai orang lain sesuai jabatan dan harta yang mereka miliki, jadi untuk orang miskin seperti widia jangan harap mendapatkan perhatian dan keadilan karena di zaman seperti ini keadilan dan kebahagian harus selalu di beli pake uang, kalau gak punya uang jangan harap bisa mendapatkan keadilan dan kebahagiaan.
Kini widia tengah berjalan menuju dapur sambil membawa alat kebersihannya.
"Uhh.. Cape." Ucapnya sambil mengelap keringat yang ada di dahinya.
Dia tak menyangka membersihkan lobi membutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah sampai ke dapur widia langsung menduduk kan bokong nya di atas kursi, sambil meminum air dingin yang ada di dispenser.
"Eh, widia kenapa tuh muka, kusut amat." Ucap galih.
"Aku cape mas galih." Jawab widia.
"Cape kenapa?" Tanya galih.
"Hmm.. Cape kenapa lagi! Ya abis bersihin lobi." Jawab widia.
"Baru segitu aja udah kaya mau pingsan, mas aja yah kerja itu lebih berat dari kamu tapi mas gak sampe kecapean kaya gitu." Ucap galih.
"Terserah mas lah, bingung aku." Ucap widia.
Lalu tak beberapa lama datang jaka dengan nampan yang berada di tangannya.
"Eh mas jaka." Sapa widia.
"Ada apa de widia, kangen yah." Ucap jaka sambil menyimpan nampan tersebut di atas meja.
"Dihhh.. PD amat." Ucap widia.
Lalu datang linda dengan beberapa bungkus plastik.
"Apaan tuh?" Tanya galih sambil tangan nya akan mengambil bungkusan plastik tersebut.
"Ett... Tangan berani sentuh ni makanan yah." Ucap linda.
"Pelit amat." Ucap galih.
"Emang punya siapa mbak?" Tanya widia penasaran.
"Ini! ini punya nya pak angga wi." Ucap linda.
"Oh..." Jawab widia.
"wi, kamu anterin nih!" Ucap linda sambil menyerahkan bungkusan plastik tersebut.
"Gak mau, suruh aja tuh mas galih. Dia dari tadi nganggur gak ada kerjaan." Ucap widia menolak.
"Gegabah kamu ya wi. Aku dari tadi kerja." Ucapnya sewot.
"Kamu aja wi!" Ucap linda.
"Ya deh." Ucap widia sambil cemberut.
"Gitu dong." Ucap linda sambil menyerahkan bungkusan plastik tersebut pada widia.
Dengan berat hati widia mengambil bungkusan itu dan langsung berjalan menuju tempat Ceo angga berada.
Entah kenapa dia memiliki firasat buruk, dia takut kejadian malam itu terulang kembali.
"Ihhhh...." Widia langsung bergidik ngeri ketika membayangkannya.
Ting...
pintu lift pun terbuka lalu widia langsung memasuki lift tersebut dan menekan lantai 51. Widia berada di lift cukup lama mungkin karena lantai 51 termasuk lantai yang lumayan tinggi.
Tinggg...
Pintu lift pun terbuka dan widia langsung keluar dari dalam lift dan berjalan menuju ruangan angga, di lihatnya tak ada kedua penjaga yang biasa menjaga tempat angga.
"Bagaimana ini, gimana cara nya aku memberikan ini." Ucap widia bingung.
Pranggg..
Terdengar suara benda jatuh dari ruangan angga, widia yang mendengar nya sangat terkejut lalu dia menempel kan kuping nya ke pintu dan dia mendengar samar-samar suara seorang wanita.
"Ahhhkkkkk....." Terdengar teriakan seorang wanita.
Widia yang mendengar suara itu mengira mungkin di dalam sedang ada penyiksaan terhadap karyawan, dia tak suka ketika melihat orang kecil di tindas oleh orang kaya.
Lalu widia menyimpan bungkusan plastik itu dan dia mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu ruangan tersebut.
Brukkkk...
"Aduhhh...." Ucap widia, rupanya pintu tersebut tak di kunci dan widia tersungkur ke lantai dan saat dia mendongkap kan kepalanya sontak dia terkejut dengan apa yang di lihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Meta Lia
malu apa takut ya si Widia Ama Angga,,,?
2022-04-07
0
Ashika ruhab
jangan sok tau Wid...ntar dirimu malu sendiri...😁🤭🙈
2021-12-10
0
Yuli Astuti
wakwawwwwwww........widia liat apa? 😂
2021-12-10
0