Widia yang melihat ibu-ibu itu sudah tak mengejar nya langsung menghentikan larinya dan berjalan dengan santai menuju tempat tinggalnya, mungkin karena suasana hati nya sedang senang jadi dia mau meladeni ibu-ibu rempong tersebut.
Dengan sesekali bersenandung sambil berjalan menuju tempat tinggalnya, hati nya sangat bahagia ketika mengingat kebersamaan nya bersama irwan.
Widia terdiam ketika menyadari kalau rumahnya sudah terlewati.
"Aduhhh..." Ucap widia pada dirinya, saking pikirannya pokus pada irwan sehingga rumahnya bisa terlewati.
Lalu widia memasuki rumah nya yang kecil namun rapih, terlihat rumah nya nampak sepi, itu berarti ibunya belum pulang bekerja.
Widia langsung berjalan menuju kamar nya dan mengambil handuk mandi, dia ingin segera menyegarkan tubuhnya.
Skip.
Tak memakan waktu lama widia sudah keluar dari kamar mandi, dia langsung berjalan menuju lemari pakaiannya mengambil sebuah baju kaos berwarna kuning dan celana pendek berwarna hitam.
Terlihat widia tengah memandangi pantulan dirinya di depan cermin, terlihat sebuah senyuman terukir di wajah manis widia.
Tok, tok, tok.
Buyar sudah lamunannya, ketika ada orang yang mengetuk pintu rumahnya.
"Siapa? apa mungkin ibu tapi kok jam segini udah pulang." Tanya widia pada dirinya sendiri.
Tok, tok, tok, tok, tok...
"Iyah sebentar." Teriak widia. "Dasar orang gak sabaran."
Lalu widia membuka pintu rumahnya.
"Siapa..." Sontak mata nya terkejut dengan orang yang ada di hadapannya.
"Kau merindukan ku j*lang kecil ku." Terdengar suara yang membuat widia merinding seketika, ingin rasanya dia langsung menutup pintu rumahnya tapi sayang pria itu menghalangi pintu rumahnya.
"Apa mau mu?" Tanya widia.
"Kau tak bisa berhenti di perusahaan ku." Ucap angga.
"Kenapa aku tak bisa." Tanya widia.
"Baca ini." Ucap angga sambil melemparkan sebuah kertas yang berisi kontrak kerja.
Lalu angga berjalan memasuki rumah widia dan langsung duduk di atas sofa yang sudah tua.
"Hey, hey, hey. Keluar dari rumah ku, kau orang yang tak tahu sopan santun masuk ke rumah orang tanpa meminta izin dari pemilik rumhnya." Ucap widia.
"Dari pada kau memarahi ku, lebih baik kau cepat baca isi kontrak kerja itu lagi pula aku juga tak ingin berlama-lama di tempat tinggal mu yang jelek ini." Ucap angga.
Wajah widia sudah mulai memerah akibat menahan rasa marahnya pada angga yang seenak nya menghina tempat tinggalnya.
Tanpa membuang-buang waktu widia langsung membaca isi kontrak kerja tersebut. Matanya langsung melotot karena membaca isi kontrak tersebut.
"*P**egawai harus membayar denda senilai 20 juta jika mengundurkan diri kurang dari 3 bulan bekerja*."
"Apa maksud nya ini." Ucap widia pada angga.
"Di sana sudah tertulis jelas dan kau masih bertanya pada ku." Ucap angga.
"Tapi bagimana bisa aku membayar uang sebesar itu." Ucap widia.
"Itu tergantung pilihan mu, mau membayar nya silahkan atau mau terus bekerja di perusahaan ku. Atau... kau bisa membayarnya dengan tubuhmu, dengan senang hati aku menganggapnya lunas." Ucap angga dengan mata yang terus melihat tubuh indah widia yang di tutupi kaos dan celana pendek saja.
"Aku tak sudi membayarnya dengan tubuh ku." Bentak widia.
"Slow... Aku hanya memberi solusi saja, aku beri waktu sampai besok jika kau ingin membayarnya maka bayar uang denda nya besok dan jika kau tak sanggup membayarnya maka kau harus bekerja di perusahaan ku lagi mulai besok." Ucap angga seraya meninggalkan rumah widia.
Widia terlihat terdiam, baru saja di merasakan kebahagian dan sekarang dia harus menderita lagi karena orang gila itu dan dia sudah tak punya pilihan lain selain kembali bekerja di perusahaan angga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
_
bacanya menguras emosi tp bgus
2022-06-02
1
Ashika ruhab
dasar si Angga GK da akhlak pinter ya cari alasan biar Widia gak keluar dari perusahaannya...dasar Modus...🙄😒
2021-12-10
0
Buedafi
widya ma irwan aja jgn ma angga
2021-10-16
1