Anwar menghidupkan laptopnya kemudian ia memutar video rekaman CCTV itu. Beberapa menit kemudian video rekaman itu pun mulai tayang. Di dalam video pertama-tama tampak Vero sedang membuka pintu rumah kemudian mengajak Sarla dan Rina masuk ke dalam. Setelah itu mereka bertiga tampak mengobrol. Tak berapa lama kemudian mereka berpencar, Vero tampak pergi ke kamar mandi, Rina dan Sarla pergi menuju kamar tamu. Namun, ketika Rina dan Sarla sudah berada di dalam kamar, pintu tampak dibiarkan terbuka begitu saja.
Tak berapa lama kemudian tampak tenda kamar tiba-tiba tersingkap sedikit seperti terkena hembusan angin. Setelah itu muncul tangan seorang wanita yang menutup pintu kamar. Sesudah itu video pun di percepat untuk melihat hasilnya. Tapi, anehnya tak ada pergerakan apapun yang terlihat di sana, hingga Vero datang berjalan keluar kamar lalu membuka pintu rumah. Anwar lalu muncul dan masuk ke dalam rumah bersama Vero yang berjalan mengikutinya dari belakang.
Setelah itu tidak ada apapun yang masuk atau pun keluar dari kamar kedua wanita tadi. Hingga sampai pagi hari dimana adegan Anwar mendobrak pintu kamar. Setelah itu video rekaman itu pun selesai. Anwar dan Vero tercengang melihat hasil rekaman itu. Hasil rekaman itu sama sekali tidak membuktikan apapun. Akhirnya, mereka berdua mulai berpikiran aneh tentang kematian Rina dan Sarla.
"Mas, jangan-jangan pembunuh bu Rina dan bu Sarla adalah orang yang sama dengan pembunuh bu Sinta," ujar Vero dengan perasaan takut.
"Kenapa mereka tega melakukan semua ini, Mas?" tanya Vero penasaran.
"Kami berempat adalah teman akrab. Pertama bu Sinta, lalu bu Rina dan bu Sheila, kemudian ... ?" Vero tiba-tiba berhenti bicara, lidahnya tertahan seperti memikirkan sesuatu yang sedang mengancamnya.
"Bagaimana kalau korban berikutnya adalah ... ?" Vero tiba-tiba gemetar memikirkan bahwa dirinya adalah target berikutnya.
"Tenanglah Bu Vero! Bu Vero tidak sendirian. Ada Mas yang akan menjaga Bu Vero," ujar Anwar sambil menggenggam bahunya.
"Tidak, Mas! Pasti ada orang yang benci dengan kami berempat. Mereka bertiga telah tiada. Sekarang tinggal giliranku, Mas," ucapnya dengan terbata-bata.
"Tenanglah Bu Vero! Besok, Mas akan memperkuat keamanan di rumah ini. Setiap CCTV di rumah akan langsung terhubung ke komputer yang ada di kantor polisi. Besok, Mas akan mencarikan pembantu untuk menemani Bu Vero. Bu Vero perbanyak saja berdoa kepada Tuhan, ya!" tuturnya.
Anwar kemudian memeluk Vero dan mengusap punggungnya berusaha menenangkannya. Dan tak berapa lama kemudian Vero pun tampak mulai tenang setelah dipeluk olehnya. Sesudah itu mereka berdua pergi ke kantor polisi untuk memberi keterangan.
********
Pagi itu Anwar sudah bersiap-siap hendak berangkat kerja. Ia pun masuk ke dalam mobilnya dan berangkat. Namun, baru beberapa meter mobilnya bergerak dari rumah, tiba-tiba muncul Salma berdiri menghadang mobilnya.
"Salma! Ngapain ia datang ke sini?" ujarnya keheranan .
Anwar berhenti dan keluar dari dalam mobilnya.
"Salma! Kamu ngapain datang ke sini?" tanya Anwar keheranan.
Salma tiba-tiba menangis dan langsung memeluk Anwar.
"Salma! Kamu ngapain? Kita kan sudah lama bercerai." Sembari melepaskan pelukan Salma dari tubuhnya.
"Saya minta maaf, Mas! Selama ini saya telah sangat jahat kepada, Mas. Saat ini Tuhan telah menghukum Saya. Mas Farhan sekarang telah meninggalkanku dan Menikah dengan wanita lain yang kaya raya. Kini, saya hidup melarat sebatang kara. Izinkan saya menjadi istri Mas kembali, dan memperbaiki semua kesalahan saya," ucapnya sambil memohon dan meneteskan air mata.
Seketika Anwar pun teringat perbuatan Salma yang telah menzaliminya dan menguras habis semua hartanya, untuk bersenang-senang dengan selingkuhannya hingga ia jatuh miskin melarat. Sekarang, Salma mengalami hal yang serupa sebagai karma. Dan kini, Anwar trauma dan tak ingin mengalami hal yang serupa kembali.
"Sudahlah Salma! Saya sudah lama memaafkanmu, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang, kita jalani saja kehidupan ini dengan banyak-banyak berbuat baik. Namun, untuk menikah lagi denganmu saya mohon maaf, sepertinya saya tidak bisa," ujarnya.
"Kenapa Mas ... kenapa tidak bisa?" tanyanya penasaran.
"Saat ini saya sudah punya calon istri," ucap Anwar membuat Salma terkejut.
"Siapakah wanita itu, Mas? Apakah ada di antara tiga wanita kemarin?" tanya Salma mulai emosi.
"Maaf! Saya tidak mengerti siapa wanita yang kamu maksud," ujarnya.
Anwar lalu mengeluarkan dompetnya, kemudian mengambil beberapa lembar uang senilai seratus ribu.
"Ambillah uang ini dan buatlah usaha kecil-kecilan seperti saya dulu! Mudah-mudahan kelak bisa sukses seperti saya," ujarnya sambil mengulurkan uang itu ke tangan Salma.
Setelah itu, ia berangkat meninggalkan Salma sendirian disana. Merasa tak terima dirinya ditolak, Salma datang mengejar Anwar yang telah masuk ke dalam mobil.
"Mas ... Mas! Tolong buka, Mas! Mas, nggak boleh nolak aku begini! Mas, pasti akan menyesal," ujarnya sambil menepuk-nepuk kaca mobil.
Anwar tidak mempedulikan Salma. Ia pun menjalankan mobilnya, meninggalkan Salma yang berteriak-teriak seperti orang tidak waras.
Tak berapa lama kemudian, akhirnya mobil Anwar pun hilang dari pandangannya. Salma lalu berdiri dan memalingkan wajahnya ke rumah mewah Anwar dengan pandangan penuh amarah.
"Siapakah wanita itu, yang telah merebut Mas Anwar dariku?" ujarnya lirih.
Selang tak berapa lama kemudian Vero pun muncul dari rumahnya. Ia tampak menyirami bunga yang ada di taman. Sedang asyik-asyiknya ia menyirami bunga, Vero tersadar ada seorang wanita yang dari tadi berdiri dan terus memandanginya. Wanita itu memandanginya dengan tatapan marah dari luar pekarangan rumah. Merasa seperti diawasi, Vero pun akhirnya menyudahi menyiram bunga dan cepat-cepat masuk ke dalam rumah. Vero lalu mengintip wanita aneh itu dari balik kaca jendela, dan wanita itu tampak pergi.
"Siapa wanita itu? Kenapa dia terus memandangiku?" bisik Vero dalam benaknya keheranan.
********
Malamnya ketika sedang makan malam bersama Anwar, Vero menceritakan peristiwa yang ia alami ketika dirinya sedang menyiram bunga.
"Mas! Tadi pagi aku lihat di luar pekarangan ada wanita aneh, lho," ucap Vero.
"Maksud Bu Vero?" tanya Anwar kebingungan.
"Iya, wanita aneh! Waktu itu aku sedang menyirami bunga. Eh, tau-taunya ada wanita aneh berdiri diluar. Dia terus mandangin aku kayak harimau yang hendak menerkam mangsanya. Pokoknya, iiihh! Aneh banget tuh orang," sahutnya bergidik ngeri.
"Sudahlah ... lupakan saja! Mungkin orang tidak waras kali. Zaman sekarang banyak cewek-cewek stress," ujar Anwar.
"Iya sih, Mas! Lagian ngapain pula aku sibuk mikirin itu. Kenal juga enggak," ucapnya.
"Oh iya, Bu Vero! Besok pembantu baru kita akan datang kerumah ini. Saya sudah liat orangnya. Dia adalah wanita desa yang ramah, rajin dan patuh. Namanya Loro. Tapi dia punya kebiasaan kalau bekerja selalu memakai masker," ujar Anwar.
"Iya Mas. Makasih, ya! Lagian aku takut lewat kamar itu. Entah kenapa bulu kudukku selalu merinding setiap lewat dikamar itu," sahut Vero, sambil melanjutkan makannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Rena Harianto
jangan jangan salma yang menyamar,
aduh hati hati pak anwar bisa bisa buk vero jadi korban .
2021-06-30
0
NurHafni
Psti tuh si Salma yg jd Pembntu Misteriusnya...dia pake Masker biar gk dikenali sm Pak Anwar.
2021-02-08
0